BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Ikan hias air tawar merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang mempunyai peluang untuk meningkatkan perekonomian negara di sektor non migas. Ikan hias mempunyai keunikan tersendiri apabila dibandingkan dengan ikan konsumsi. Harga ikan konsumsi ditentukan oleh bobot tubuh dan rasa dagingnya, sedangkan ikan hias ditentukan oleh penampilan, sesuai dengan namanya yaitu ikan hias atau ornamental fish. Salah satu ikan hias air tawar yang bernilai ekonomis tinggi karena memiliki estetika yang menarik adalah ikan koi (Cyprinus carpio L.). Ikan koi adalah jenis ikan dari keluarga karper yang memiliki warna dan bentuk tubuh yang menarik. Umumnya, ikan koi yang berkualitas memiliki bentuk yang seimbang antara panjang, lebar, dan tingginya serta corak warna tubuh yang indah dan berkualitas. Menurut Asosiasi Koi Jepang, varietas ikan koi berdasarkan pola warna dibedakan menjadi tiga belas varietas, yaitu Kohaku, Taisho Sanke, Kawarimono, Kinginrin, Asagi dan Shusui, Bekko, Koromo atau Goromo, Utsurimono, Hikari Utsurimono, Hikarimoyo-mono, Tancho, Ogon dan Showa Sansoku. Warna merupakan salah satu faktor penting ikan hias banyak diminati. Berbagai varietas warna dari ikan koi harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya. Salah satunya ikan koi varietas Kohaku yang memiliki dwiwarna, yakni warna putih dan merah. Varietas Kohaku akan dianggap berkualitas prima jika warna putihnya seputih salju dan warna merah pekat atau gelap. Bagi para pembudidaya atau pengusaha koi, menurunnya kualitas warna ikan koi akan berdampak pada harga jual yang akhirnya mempengaruhi pendapatan. Pembudidaya harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas warna ikan koi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui perbaikan pakan. Sebenarnya banyak sekali berbagai merk pakan komersil untuk ikan koi beredar di masyarakat dan mengandung cukup nutrisi, tetapi tingginya harga pakan
1
2
komersil khusus koi membuat pembudidaya dan para pecinta koi kewalahan. Perbaikan pakan dapat dilakukan dengan memberikan bahan tambahan (feed aditif) yang mengandung zat untuk meningkatkan kualitas warna. Salah satu zat sumber pigmen warna adalah karoten. Karoten merupakan zat pigmen pembentuk warna yang banyak ditemukan pada tanaman seperti buah-buahan dan sayuran. Kebanyakan warna yang beragam pada buah dan sayur disebabkan oleh karoten. Zat karoten dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan untuk ikan koi. Menurut Meyer (1994) dalam Sukarman dan Chumaidi (2010), karoten adalah sumber utama dalam proses pigmentasi pada ikan hias atau ikan daerah tropis, untuk berbagai macam spesies ikan berwarna kuning, merah, dan warna lainnya. Koi varietas Kohaku dapat ditingkatkan kualitas warna merahnya dengan diberikan bahan tambahan yang mengandung zat karoten. Karoten dapat berasal dari bahan kimia maupun bahan alami. Karoten yang berasal dari bahan kimia kurang aman bagi ikan maupun lingkungan perairan, sedangkan karoten dari bahan alami lebih aman. Selain dari buah dan sayur, karoten alami dapat ditemukan pula pada bunga yang cenderung memiliki kelopak dengan warna menarik seperti bunga marigold. Marigold merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia. Umumnya, tanaman ini tumbuh tegak setinggi 0,6 - 1,3 meter dengan bunga berwarna putih, kuning, merah hingga kuning keemasan tergantung pada spesiesnya. Tanaman bunga marigold dapat tumbuh liar dengan baik pada lingkungan normal dan cukup sinar matahari. Di Indonesia tanaman ini dibuat sebagai tanaman pagar atau bunga potong, sedangkan di Kanada dan Amerika bunga ini justru dijadikan pewarna pada pakan ternak agar warna kaki dan paruhnya lebih kuning. Sukarman dan Chumaidi (2010) menyatakan, kelopak bunga marigold mengandung karoten yang sangat tinggi dari bobot keringnya. Tepung bunga marigold merupakan salah satu penghasil karoten alami yang murah serta mudah didapat dan dimanfaatkan, maka diangkatlah penelitian penggunaan tepung bunga marigold sebagai alternatif pengganti bahan karoten lain yang memiliki nilai ekonomis cukup mahal.
3
Bunga marigold ditepungkan kemudian ditambahkan kedalam pakan komersil sebagai bahan tambahan (feed aditif) yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas warna ikan koi. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan penelitian jumlah penambahan tepung bunga marigold yang tepat pada pakan buatan untuk meningkatkan kualitas warna benih ikan koi.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi masalah yaitu sejauh mana penambahan tepung bunga marigold dalam pakan buatan mempengaruhi kualitas warna ikan koi.
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menentukan jumlah penambahan tepung bunga marigold yang tepat dalam pakan buatan sehingga akan meningkatkan kualitas warna ikan koi. 2. Melihat pengaruh pemberian tepung bunga marigold terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan koi.
1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti dan pengusaha ikan hias ataupun hobiis dalam penambahan tepung bunga marigold pada pakan buatan dengan persentase yang tepat sebagai alternatif bahan tambahan untuk meningkatkan kualitas warna ikan koi sehingga meningkatkan nilai ekonomisnya.
1.5 Kerangka Pemikiran Pembentukan warna pada ikan terjadi karena adanya sel-sel pigmen atau chromatofora yang terdapat pada lapisan kulit atau dermis yaitu pada bagian bawah atau luar sisik (Satyani dan Sugito, 1997). Murray (1952) dalam Kusuma (2012), menyatakan karoten (pigmen warna) dalam pakan akan diserap dan dialirkan melalui aliran darah dan disimpan dalam jaringan lemak. Pigmen
4
tersebut selanjutnya dideposit pada sel warna (kromatofora) yang terdapat dalam dermis (Goodwin, 1984 dalam Amin, 2012). Sel pigmen dalam tubuh ikan jumlahnya dapat berubah sehingga dapat mempengaruhi warna pada ikan. Perubahan jumlah sel pigmen dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya karena stress lingkungan, kurangnya penyinaran, kurangnya nutrisi pakan, dan kurangnya komponen warna pada ikan. Jika sel-sel pigmen tersebar secara merata maka warna tubuh ikan akan tampak lebih pekat, tetapi apabila sel-sel pigmen mengumpul di satu titik inti sel maka warna tubuh akan menjadi pucat (Kusuma, 2012). Karoten merupakan salah satu zat pembentuk pigmen warna merah dan kuning yang mendominasi pigmen pada ikan hias (Lesmana, 2002). Salah satu bunga yang dapat dimanfaatkan sebagai penghasil karoten adalah bunga marigold (Tagetes sp.). Kandungan kelopak bunga marigold mengandung karoten sangat tinggi yaitu 7000 mg/kg dari bobot keringnya (Sukarman dan Chumaidi, 2010). Kandungan karoten dalam tepung bunga marigold terdiri dari atas dua jenis yaitu lutein dan Xantophyl. Lutein merupakan pigmen warna kuning yang berfungsi sebagai pewarna dan dikenal penting untuk kesehatan mata. Lutein juga dikenal sebagai pigmen yang paling dominan pada ikan air tawar. Kandungan lutein dalam tepung bunga marigold berkisar 80% dari total karoten (Sukarman dan Chumaidi, 2010). Salah satu senyawa karoten dari kelas xantophyl adalah astaxanthin. Satyani dan Sugito (1997) menyatakan senyawa utama karoten yang umum pada pigmen ikan adalah astaxanthin. Bachtiar (2002) menyatakan, ikan koi dapat memodifikasi karoten dari satu bentuk ke bentuk lain, terutama astaxanthin dan lutein. Ikan koi varietas Kohaku memiliki warna merah, sehingga membutuhkan pigmen astaxanthin untuk meningkatkan kualitas warna merahnya. Lutein dalam tepung bunga marigold dapat dikonversi menjadi astaxanthin dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pigmen warna merah. Secara fisiologis ikan akan mengubah pigmen yang diperoleh dari makanannya, sehingga menghasilkan variasi warna. Perubahan warna secara fisiologis adalah perubahan warna yang diakibatkan oleh
5
aktivitas pergerakan butiran pigmen atau kromatofor (Evan, 1993 dalam Indriati, 2012). BüyükÇapar et al. (2007), meneliti penggunaan tepung bunga marigold, cabai merah, dan astaxanthin murni dalam pakan untuk ikan Rainbow Trout (Oncorhynchus mykiss). Hasil penelitian membuktikan penggunaan tepung bunga marigold sebanyak 1,6% (karoten sekitar 65 mg/kg) dalam pakan merupakan jumlah yang paling tepat untuk meningkatkan kandungan karoten dalam tubuh ikan dan hanya sedikit mengurangi performansi ikan (bobot ikan) dibandingkan pakan kontrol. Kusuma (2012) meneliti pengaruh penambahan tepung bunga marigold dalam pakan buatan terhadap kualitas warna benih ikan Mas Koki (Carassius auratus). Hasil penelitian Kusuma menyatakan bahwa penambahan tepung bunga marigold sebesar 1,5% dari total pakan buatan memberikan peningkatan kualitas warna benih ikan Mas Koki varietas oranda tertinggi yaitu sebesar 127,53% dengan kandungan chroma akhir sebesar 54,54. Warna yang dihasilkan kuning pekat (oranye). Penelitian-penelitian sebelumnya tentang pengaruh tepung bunga marigold untuk ikan memberikan gambaran bila pemberian karoten dengan jumlah yang tepat dan seimbang akan meningkatkan kualitas warna dan kandungan karoten pada ikan. Perlakuan yang akan digunakan adalah penambahan tepung bunga marigold dalam pakan buatan dengan jumlah 1,0%; 2,0%; 3,0%; dan 4,0% atau kandungan karoten sebesar 70 mg/kg, 140 mg/kg, 210 mg/kg, dan 280 mg/kg. Varietas koi yang akan digunakan dalam penelitian adalah varietas Kohaku stadia benih berumur 3 - 4 bulan dengan ukuran 5 - 8 cm.
1.6 Hipotesis Penambahan tepung bunga marigold sebesar 2,0% (kandungan karoten sekitar 140 mg/kg) akan menghasilkan peningkatan warna terbaik ikan koi varietas Kohaku.