BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Persaingan pasar otomotif di kelas sepeda motor sangatlah ketat. Setiap produsen berusaha memberikan kualitas dan mutu yang baik, ketersediaan produk dan spare part yang cukup. Hal ini harus dilakukan untuk tetap mempertahankan eksistensi dan memperoleh kepercayaan penuh dari pelanggan. Berkaitan dengan ketersediaan produk, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi faktor tersebut. Ketersediaan produk berhubungan erat dengan jumlah permintaan pelanggan dan kemampuan produksi.
Jika permintaan
pelanggan mencapai nilai 1000 unit perbulan dan terhitung 22 hari kerja maka produsen harus mampu menghasilkan produk kurang lebih 45 unit perhari. Sehingga jumlah 45 unit perhari dijadikan produsen sebagai target produksi harian. Di PT TVS Motor Company Indonesia, Vehicle Assembly merupakan lini produksi yang bertanggung jawab merakit sepeda motor. Line ini menjadi simbol kapasitas produksi karena dari sinilah seluruh part digabung menjadi produk sepeda motor yang utuh. PT. TVS Group berdiri sejak 1911 dengan filosofi Trust, Value and Service. Produknya telah tersebar di lebih dari 40 negara. Kini perusahaan ini membangun komitmen di Indonesia dengan membangun pabrik berkelas dunia yang investasinya senilai $ 50 juta di atas lahan seluas 20 Ha di daerah Karawang Timur, Indonesia. Pembangunan pabrik tahap pertama selesai pada tahun 2007 lengkap dengan fasilitas pengecatan rangka dan body, pengolahan limbah cat, fasilitas perakitan engine dan sepeda motor. Pembangunan tahap kedua akan dimulai awal 2009 dengan perluasan area pabrik, pembangunan masjid dan fasilitas R n D. Pabrik ini direncanakan menjadi pusat distribusi pasar asia tenggara. Di tahun pertama perusahaan ini menggunakan 40% bahan baku lokal dan 80% di tahun ke tiga.
Peralihan sistem produksi dari India ke Indonesia akan terus berkembang di perusahaan ini.
Produk TVS Apache versi India telah berhasil sukses di
produksi di perusahaan induk di India. Sekarang ini, produk TVS Apache versi Indonesia harus dapat diproduksi di Indonesia. Adanya dua versi produk ini harus dilakukan mengingat selera pasar Indonesia sedikit berbeda dengan selera pasar India. Sarana dan prasarana proses perakitan produk ini di pabrik India dan Indonesia cukup berbeda.
Sebuah sistem conveyor yang sama sekali baru,
mendukung proses perakitan ini. Sistem conveyor yang kami sebut Free Flow Line Conveyor adalah peralatan pendukung perakitan ini. Conveyor ini dibuat sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk merakit produk TVS yang berbeda.
1.2 Perumusan Masalah Berkaitan dengan perancangan sistem kerja produk TVS Apache, maka permasalahan dapat diidentifikasikan menjadi seperti sebagai berikut : 1. Apakah hipotesa manajamen dalam menentukan standar output sudah sesuai dengan kenyataan yang ada. 2. Jika ternyata hipotesa manajemen tidak sesuai, bagaimana analisa dan saran yang bisa diberikan. 3. Dapatkah dilakukan improvement pada line assembly dan berapa standar output berdasarkan pendekatan perhitungan penulis.
1.3 Pembatasan Masalah Agar Pembatasan tidak melebar maka diberikan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Analisa waktu baku hanya dilakukan pada bagian conveyor Free Flow Line 2. Dari sekian banyak produk TVS yang dirakit di pabrik ini, hanya produk TVS Apache single disc yang akan dibuat rancangan sistem kerjanya. 3. Dasar tinjauan dari analisa ini adalah waktu kerja. 4. Tata letak pabrik sudah tetap berdasarkan rancangan awal layout pabrik. Asumsi-asumsi yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain : 1. Suplai material yang diperlukan produksi dianggap lancar. 2. Mesin, konveyor dan alat pendukung lain dianggap dalam kondisi baik. 3. Waktu yang dianalisa adalah waktu berjalan pada saat proses produksi normal. 4. Tingkat keahlian operator dianggap cukup berpengalaman. 5. Unit Work in Progress dianggap tersedia sebelum line assembly berjalan.
Untuk itulah maka penulis membatasi obyek perancangan hanya pada produk TVS Apache Single Disc, sebagaimana penulis mengambil judul skripsi “Analisa Waktu Baku Perakitan Sepeda Motor TVS Apache Single Disc Pada Perusahaan PT.TVS Motor Company Indonesia”.
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisa line perakitan untuk menghasilkan standar waktu baku yang terbaik. 2. Mencari peluang perbaikan untuk meningkatkan output produksi. 3. Membuktikan perolehan nilai output sesuai analisa secara ilmiah.
1.5 Metodologi Penelitian Untuk menyusun penelitian ini, penulis melakukan beberapa metode antara lain : 1. Observasi Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan langsung data utama dilapangan terhadap proses produksi yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Interview Metode ini digunakan penulis dengan cara wawancara dan diskusi dengan pihak yang terkait. 3. Studi pustaka Hal ini dilakukan dengan mencari referensi data penelitian teoritis dari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan ini.
1.6 Sistematika Penulisan Tugas akhir ini menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bagian ini menggambarkan dasar teori dan rumusan yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Berisikan tentang penentuan langkah-langkah dan keperluan data yang diperlukan. BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Di sini terdapat data-data yang diperlukan dalam pembahasan nanti. Datadata tersebut terdiri dari data pengamatan dan data tertulis dari sumber yang terkait. BAB V : ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH Poin ini menggambarkan hubungan hasil perhitungan dengan hal yang tertuis secara teoritis yang selanjutnya dapat diambil jalan tengah untuk melakukan improvement yang nyata. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan ide perbaikan yang dapat diusulkan kepada perusahaan.