1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah modal penting dalam sebuah negara, maju tidaknya sebuah negara dapat dilihat dari tingkat pendidikan karena merupakan pembangun
peradapan. Suatu peradapan yang maju dengan berbagai
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir tidak pernah lepas dari peran besar pendidikan .Melalui pendidikan pula manusia memahami nilai-nilai luhur, norma moral dan budi pekerti. Menurut UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Pusat Data dan Statistik Pendidikan 2013, pada SD/MI sederajat, angka partisipasi murni mencapai 95,97 persen. Pada jenjang SMP/MTs sederajat, Angka Partisipasi Murni mencapai 78,43 persen. Pencapai pendidikan dasar didorong dengan wajib belajar 9 tahun. Angka partisipasi murni ialah jumlah anak pada kelompok usia tertentu yang sedang menempuh pendidikan sesuai jenjang usianya dibandingkan dengan jumlah seluruh anak pada kelompok usia itu. Intinya, itu menjadi ukuran proporsi anak yang menempuh pendidikan tepat waktu. Di dalam data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pendidikan yang dimaksud ialah sekolah, sekolah luar biasa, madrasah, pendidikan kesetaraan (paket), dan salafiyah. Data Badan Pusat Statistik dan Pusat Data Statistik Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan ada 4,9 juta anak yang tidak tercakup pendidikan. Mereka tercerabut dari pendidikan karena kemiskinan, tinggal di daerah yang secara geografis sulit, atau terpaksa bekerja. Jika melihat data Angka Partisipasi Murni berdasarkan provinsi, akan terlihat betapa anak-anak yang tinggal di provinsi di Indonesia timur tertinggal dari
2
teman-temannya di belahan barat Indonesia. Contohnya, Angka Partisipasi Murni SMP/MTs sederajat di Papua Barat 63,31 persen, Gorontalo 70, 61 persen, Papua 62, 91 persen, dan Nusa Tenggara Timur 66,98 persen. Bandingkan dengan Angka Partisipasi Murni pada jenjang pendidikan serupa yang tertinggi di DKI Jakarta, 95,55 persen, Yogyakarta 92,01 persen, ddan Sumatera Barat 87, 55 persen.Di Nusa Tenggara Timur angka putus sekolah dasar dan menengah pertama mencapai 6.800 orang per tahun. Penyebab putus sekolah lagi-lagi soal kemiskinan, infrastruktur buruk, dan kurangnya pemahaman akan arti penting pendidikan ( http://print.kompas.com/baca/2015/08/18/70-Tahun-Merdeka-danPendidikan-di-Indonesia) Permasalahan yang terjadi di Indonesia memunculkan gerakan-gerakan sosial untuk membantu pemerintah dalam berbagai masalah. Salah satu gerakan sosial yang fokus dalam bidang pendidikan adalah Gerakan Indonesia Mengajar. Indonesia Mengajar merupakan Usaha untuk mengajak semua pihak untuk turun tangan menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia. Seluruh bangsa yang ikut tergerak untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai janji kemerdekaan. Bangsa yang dipenuhi oleh pemimpin berbagai bidang dengan kompetensi global dan pemahaman akar rumput Gerakan Indonesia mengajar (GIM) adalah sebuah inisiatif yang dimulai pada tahun 2010. Gerakan ini merupakan rangkaian sekolah kepemimpinan bagi para sarjana terbaik dari berbagai jurusan dan universitas ditanah air maupun di luar negeri. Selama satu tahun, GIM memberikan kesempatan bagi para sarjana yang telah lulus menjadi pengajar muda untuk mengembangkan keahlian kepemimpinannya dengan menjadi pengajar di sekolah dasar yang membutuhkan guru berkualitas, agar anak-anak Indonesia bisa mendapatkan guru terbaik dimana pun mereka berada. Di saat yang sama para Pengajar Muda ini mendorong keterlibatan aktif para pemangku kepentingan pendidikan di daerah baik guru, kepala sekolah, orang tua, masyarakat dan dinas pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah. Saat ini Indonesia Mengajar akan menempatkan Pengajar Muda dalam 17 Kabupaten yaitu kabupaten Aceh utara, Bengkalis, Muara Enim, Musi Banyuasin, Tulang Bawang Barat, Lebak, Pulau Bawean Kabupaten Gresik, Kapuas Hulu, Kep Sangihe,
3
Banggai, Majene, Bima, Rote Ndao, Halmahera Selatan, Maluku Tenggara Barat, Fak-fak. Hingga tahun 2015, Indonesia Mengajar telah mengirim 546 Pengajar Muda ke 17 kabupaten di Indonesia. Pengajar Muda masuk ke desa sebagai guru, namun mandatnya adalah sebagai penggerak pendidikan. Mereka bertugas tidak hanya di kegiatan belajar mengajar dan ekstrakurikuler sekolah, tetapi juga melakukan pelibatan daerah, dan pengembangan masyarakat. Karena itulah Pengajar Muda tidak bekerja sendiri, tetapi bersama-sama masyarakat lainnya.Selama bertugas di daerah penempatan, masing-masing Pengajar Muda akan tinggal bersama dengan keluarga angkat dan hidup dekat bersama masyarakat desa. Diharapkan, dengan adanya interaksi tersebut, Pengajar Muda dapat memahami dan mengambil pelajaran secara langsung mengenai kearifan lokal serta kehidupan masyarakat di akar rumput. Secara umum, daerah penempatan Pengajar Muda, memiliki lokasi yang cukup jauh, sulit terjangkau, dan fasilitas listrik dan sinyal komunikasi terbatas atau malah tidak ada sama sekali.
Pengalaman ini pasti akan menginspirasi
masyarakat. Satu tahun hidup bukan untuk diri sendiri, tentunya akan membawa rasa puas yang mendalam. Setelah menyelesaikan tugas dalam memenuhi janji kemerdekaan dan menebar inspirasi selama setahun di daerah pelosok, para Pengajar Muda mendapatkan keleluasaan untuk melanjutkan rencana jangka panjang mereka. Tentunya, setelah mendapatkan pengalaman yang berharga selama setahun, para Pengajar Muda mengalami perkembangan dalam hal leadership skill dan soft skill lainnya. Indonesia Mengajar memberikan dukungan sepenuhnya melalui pemberian rekomendasi yang dapat digunakan untuk mengajukan lamaran pekerjaan maupun aplikasi beasiswa studi tingkat lanjut. Indonesia Mengajar membayangkan di masa depan, alumni Pengajar Muda akan tersebar di berbagai sektor. Mereka memiliki pemahaman yang kuat di tingkat akar rumput, yang membuat mereka peka dan peduli pada realitas kehidupan bangsanya, dan bisa menggunakan resource maupun influence yang mereka miliki untuk kemajuan bangsa ini. Berbagai perubahan positif itu merupakan konsekuensi dari serangkaian tahapan yang kompleks dan dikerjakan dengan
4
melibatkan para profesional di bidangnya. pendaftaran Pengajar Muda selalu meningkat di setiap angkatan. Dimulai pada tahun 2010, angka pendaftaran Pengajar Muda I adalah 1.383 orang, sampai ke pendaftaran Pengajar Muda X di penghujung tahun 2014 kemarin yang mencapai 10.555 orang. Total pendaftar 10 angkatan Pengajar Muda mencapai 68.009 orang. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak anak muda yang mau berjuang untuk negeri ini. Sedangkan Misi Indonesia Mengajar adalah mendorong perubahan entitas perilaku yang lebih baik dan berkelanjutan. Menjadi wahana belajar kepemimpinan bagi anak-anak muda terbaik. Menggerakan masyarakat untuk terlibat nyata dalam kemajuan pendidikan. Dalam
menjalankan aktifitasnya
Indonesia Mengajar bergantung terhadap mitra perusahan yang peduli dengan pendidikan di pelosok negeri. Beberapa mitra yang tergabung hingga Mei 2015, ada 21 korporasi yang bermitra dan 5 korporasi lain yang telah selesai bekerja sama dengan Indonesia Mengajar. Mitra Indonesia Mengajar saat ini adalah: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PT Chevron Pacific Indonesia, PT Donggi Senoro LNG, PT Orica Mining Services, PT Medco Energi Internasional Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Nutrifood Indonesia, PT Wijaya Karya Tbk, Citi Indonesia, PT BFI Finance Indonesia, English First, PT Nusantara Compnet Integrator, PT First State Investments Indonesia, PT Gerbang Semesta (Surfer Girl), Kompas Gramedia, PwC Indonesia, PT Indosat Tbk, PT Blue Bird Group, dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Sedangkan korporasi yang telah selesai bekerja sama adalah PT Indika Energy Tbk, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir, PT Acer Indonesia, PT Bank Mandiri
(Persero)
Tbk,
dan
Shafira
Foundation.
(http://kemitraan.indonesiamengajar.org/faq/ ) Laporan pendanaan publik gerakan Indonesia Mengajar menjelaskan bahwa pendanaan gerakan ini masih dirasa masih kurang. Bantuan dari mitra dan institusi belum dapat mencukupi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Indonesia Mengajar menurut data awal yang diperoleh gerakan ini memelukan dana sebesara 20 Milyar pertahun yang digunakan mulai dari seleksi pengajar muda sampai dengan pengelolan program. Hal ini yang membuat Indonesia Mengajar
5
ingin melibatkan masyarakat dalam pilar pendanaan sebagai bentuk dukungan dalam bidang pendidikan. Indonesia Mengajar memiliki skema mitra untuk mendukung operasional gerakannnya karena mitra yang bergabung sampai saat ini masih belum memenuhi target pendanaan adapun skema mitra adalah Skema Pertama disebut skema kemitraan. Skema ini terbagi menjadi tiga subskema yaitu Mitra Pendampingan SD, Mitra Pendukung Program, dan Mitra Kampanye. Skema kedua adalah skema Iuran Publik. Skema ini terbagi pula menjadi dua subskema yaitu Iuran Perorangan dan Iuran Institusi. Iuran publik Gerakan sosial ini menggunakan sistem crowdfunding yang mengajak masyarakat dan institusi bergotong royong dalam pendanaan publik. crowdfunding yang dikelola secara mandiri dan memiliki sistem yang berbeda dengan crowdfunding lainnya. crowdfunding memiliki arti sangat luas, terdiri dari berbagai macam aktivitasdan beberapa mencoba menganalisanya dalam besaran istilahnya sebagai pasar, pola pasar dan struktur, serta efisiensinya sebagai mekanisme pendanaan sekaligus sebagai penerka kesuksesannya (Davies, 2014 :17)
Dalam definisi praktis, Canada Media Fund (2012) mendifinisikan
crowfunding sebagai proses penggalangan dana dengan mengumpulkan kontribusi kecil dari masyarakat umum (yaitu crowd) menggunakan internet dan media sosial. Dengan demikian, crowdfunding menjadi jembatan bagi para individu yang senang dengan produk-produk inovatif, serta berpeluang menjadi inkubator bagi para kreator inovatif untuk memasarkan karyanya. Gerakan Indonesia Mengajar memiliki program yang unik dalam mempromosikan crowdfunding yaitu Pada tanggal 31 Agustus 2014 Pengajar Muda bersama anak-anak dan masyarakat di 127 SD dari Aceh sampai Papua Barat serempak berlari untuk gerakan ini. Di saat yang sama, relawan Indonesia Mengajar dan Indo Runners dan masyarakat umum juga akan ikut berlari bersama anak-anak indonesia di kotanya masing-masing sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan di daerah. Berlari adalah salah satu bentuk iuran kepada diri sendiri, Investasi kesehatan. Hal yang sama dengan pendidikan. Fungsi penyelenggaraan
6
pendidikan di pemerintah tetap jalan, CSR dari korporasi tetap dikucurkan, namun itu semua belum menjamin anak-anak Indonesia akan serta merta cerdas. Lewat #IuranPublik, masyarakat diajak untuk ikut memiliki Indonesia Mengajar dengan ikut memberikan iuran rutin perbulan. Semakin banyak pihak yang memiliki Indonesia Mengajar akan mendorong gerakan ini untuk menjalankan pengelolaan dengan lebih baik lagi jadi lebih transparan, efektif, akuntabel dan berdampak. Selain itu dalam pelaksanaan kampanye #iuRUN terdapat kegiatan komunikasi pemasaran sosial. Komunikasi Pemasaran sosial merupakan salah satu pendekatan yang menanggulangi masalah sosial. Konsep komunikasi pemasaran sosial digunakan untuk menangani perma-salahan sosial terhadap penyebaran ide dan gagasan baru dalam upaya peningkatan kesajahteraan masyarakat khususnya pendidikan. Dilihat dari hal tersebut maka pemasaran sosial memang digunakan dalam penyebaran ide atau gagasan baru dalam promosi iuran publik gerakan Indonesia Mengajar menggunakan metode kampanye sosial (social campaigns). Pemasaran sosial lebih sering di gunakan dalam bidang kesehatan beberapa penelitian yang telah dilakukan tercantum dalam journal : An integrative model for social marketing oleh R. Craig Lefebvre School of Public Health, University of South Florida, Sarasota, Florida, USA Journal of Social Marketing, Vol. 1 Iss: 1 pp. 54 – 72:
2011
masyarakat dan
masalah sosial. Bidang keluarga berencana dan
pemasaran sosial
sering digunakan untuk kesehatan kesehatan
reproduksi telah menjadi fokus utama sosial upaya pemasaran di seluruh dunia. Namun, dalam pemasaran sosial lebih fokus untuk kesehatan ibu dan anak, pengendalian penyakit diare, peningkatan permintaan dan akses ke layanan kesehatan yang berkualitas, pencegahan HIV / AIDS dan pengendalian malaria. Sosial pemasaran produk, di kondom khususnya bagi keluarga berencana dan HIV pencegahan, produk rehidrasi oral untuk penyakit diare, keluarga berencana dan kelambu untuk malaria Kampanye sosial saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku. Perilaku itu cenderung sejalan dengan norma dan nilai yang ada. Kampanye seringkali menyangkut soal pengarahan,
7
pemerkuatan dan penggerakan kecenderungan yang ada kerah tujuan yang diperkenankan secara sosial seperti pemungutan suara, pembelian barang-barang, pengumpulan dana peningkatan kesehatan dan keselamatan dan sebagainya. Penelitian ini mencoba untuk memberikan wawasan bahwa pemasaran sosial dapat juga digunakan dalam bidang pendidikan dalam bentuk kampanye sosial yang menggabungkan sistem Crowdfunding dan juga olahraga lari. Menurut Wlliam Albig mendefinisikan komunikasi dalam berkampanye merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang bernama individu yang merupakan suatu lambang yang sama-sama dimengerti. Pengoperan lambang tersebut berupa ide, pikiran dan perasaan. Pikiran merupakan gagasan, info pengetahuan dan sebagainya, sedangkan perasaan bisa berupa perasaan bahagia, marah bingung, dan bimbang. Lambang komunikasi itu sendiri bisa berupa bahasa, baik tulisan maupun lisan, tanda (sign), gambar-gambar, isyarat tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sekaligus berpengaruh terhadap pesan yang disampaikan dan pada akhirnya akan menimbulkan efek atau hasil yang sesuai yang telah direncanakan oleh komunikator.( Daug Newson, 1993:474) Kampanye sosial yang unik menjadi hal yang menarik agar dapat merubah perilaku publik begitu juga dalam kampanye gerakan sosial yang diadakan oleh Indonesia mengajar dengan tujuan penggalangan donatur publik. Kampanye ini juga mengandalkan media sosial dalam melakukan promosinya baik sebelum kampanye, pada saat kampanye dan juga pasca kampanye hal ini lah yang membuat menarik dan unik karena seluruh peserta lari serentak dari berbagai titik di seluruh Indonesia dan membagikan cerita baik dalam bentuk gambar atau pun teks melalui media sosial pribadi. Adapun pemanfaatan media sosial seperti ini memungkinkan seluruh proses penyampaian dan persebaran pesan dapat menjangkau jumlah audiens yang lebih besar dan tersebar di berbagai ruang geografis dan waktu yang berbeda-beda. Yang penting untuk diketahui bahwa media sosial digunakan dalam rangka pengumpulan dana fundraising, lobbying, volunteering, community building, dan organizing.
8
Perkembangan teknologi juga memudahkan aktivitas kampanye, Jika dahulu kampanye hanya dilakukan di tempat ramai dengan menggunakan sound system dihadapan publik, kini hal seperti itu masih kurang menjangkau khalayak yang tidak berada ditempat kampanye. Dengan adanya internet, kampanye dapat dilakukan secara online di dunia maya melalui, email, chating, web pages, blog, video dan sebagainya.Penggunaan internet sebagai media komunikasi dalam kegiatan kampanye menuntut pengetahuan dan kreatifitas tinggi. Kampanye yang memiliki nilai kretifitas yang tinggi akan menarik banyak khalayak untuk ikut bergabung sebagai bentuk dukungan dalam menyukseskan sebuah proyek yang sedang di kampanyekan. 1.2 Rumusan Masalah Sejak tanggal 31 Agustus 2014 Indonesia mengajar berhasil mengadakan kampanye peduli pendidikan bertajuk #iuRUN yang dapat diartikan Saya-kamulari dalam kampanye ini pesan yang disampaikan yaitu memberikan kesadaran bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama oleh sebab itu rumusan masalah yang akan di teliti yaitu 1. Bagaimana sasaran Target Adopter dalam kampanye #iuRUN ? 2. Bagaimana Pemahaman Produk Sosial #iuRUN dalam Promosi program Iuran Publik? 3. Bagaimana Proses kampanye #iuRUN dalam Promosi Iuran publik? 1.3 Tujuan Penelitian. 1. Menganalisis dan memahami sasaran target adopter dalam proses komunikasi pemasaran sosial yang dibangun oleh Indonesia Mengajar dalam kampanye #iuRUN sebagai gerakan peduli pendidikan 2. Menganalisi dan memahami Produk sosial yang kampanyekan Indonesia Mengajar 3. Menganalisis dan memahami
unsur komunikasi dalam pemasaran
sosial kampanye #iuRUN yang meliputi : Komunikator, Pesan, Media, dan Komunikan serta pola penggunaan saluran media yang digunakan dalam Kampanye #iuRUN
9
1.4 Manfaat Penelitian 1. Teoritis a. Berupaya memberikan sumbangan teoritis dalam pengembangan ilmu komunikasi yang berkaitan dengan pemasaran sosial serta pola komunikasi pemasaran sosial dalam kampanye gerakan sosial b. Memberikan landasan serta bantuan teoritis bagi penelitianpenelitian yang sejenis yang secara umun berguna untuk mengembangkan ilmu-ilmu sosial yang terkait, khususnya ilmu komunikasi c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan lebih dalam tentang kampanye dan aspek komunikasi yang melingkupinya, sebagai sebuah upaya mendapatkan strategi yang lebih baik. 2. Praktis a. Bagi Pihak Indonesia Mengajar sebagai evaluasi dalam melakukan kampanye gerakan sosial. b. Bagi Mahasiswa menjadi pemikiran dalam melakukan Kampanye Sosial yang dapat menarik publik. c. Bagi Masyarakat luas, penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi agar masyarakat lebih memahami dan menyadari tentang kampanye gerakan sosial.