BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan revisi dari UU No. 22 Tahun 1999 mengenai otonomi daerah, dapat dilihat bahwa otonomi daerah merupakan pemberian hak kepada daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Pemerintah daerah memiliki kebebasan untuk mempunyai ide dan kreativitas untuk dapat mengelola segala potensi daerah secara maksimal, sehingga segala potensi yang ada dapat meningkatkan pendapatan daerah. Namun demikian urusan daerah menjadi semakin besar. Oleh karena itu, dalam menyelenggarakan otonomi daerah diperlukan kesiapan dari pemerintah itu sendiri baik di bidang keuangan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana. Otonomi daerah memberikan prospek yang menjanjikan dalam hal penanaman modal dan investasi yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini sejalan dengan UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah salah satu kewenangan yang diberikan kepada Pemda adalah mengenai pengelolaan
penanaman
modal.
Keadaan
demikian
telah
mengarahkan
pemerintahan kepada reinventing government atau yang dikenal dengan pemerintah wirausaha yang menuntut pemda untuk menawarkan potensi daerahnya dengan lebih baik ke pasar. Otonomi daerah memberikan keleluasaan pada pemerintahan daerah untuk merealisasikan visi dan misi serta rencanarencana pembangunan wilayah dengan memobilisir kehadiran industri-industri andalan, kegiatan produksi dan perdagangan oleh perusahaan kecil dan menengah, serta usaha-usaha rumah tangga oleh masyarakat. Hal ini akan mendorong terbukanya lapangan pekerjaan yang berkorelasi dengan pendapatan penduduk. Selain itu modal yang ditanamkan investor akan mendorong keanekaragaman produksi dan bentuk kegiatan ekonomi di daerah. Kegiatan investasi ini kemudian akan berdampak pada percepatan pengembangan pembangunan ekonomi daerah yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1
Kabupaten Siak merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Diawal Pemerintahan Republik Indonesia, kabupaten ini menjadi salah satu kecamatan di bawah kabupaten Bengkalis. Kemudian pada 12 Oktober 1999 memisahkan diri dari Bengkalis dan membentuk kabupaten sendiri bernama Kabupaten Siak dengan ibukotanya Siak Sri Indrapura berdasarkan UU No.53 Tahun 1999. Sebagai kabupaten yang tergolong muda, Pemkab Siak sedang gencargencarnya menarik investor, baik lokal, nasional, maupun internasional untuk menanamkan investasinya di Kabupaten Siak terkait dengan potensi-potensi yang dimiliki oleh kabupaten ini. Saat ini potensi keunggulan yang dimiliki meliputi berbagai bidang seperti pariwisata, industri, perkebunan, pendidikan, pertanian, pertambangan dan lain-lain. Badan yang mengurus masalah penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman modal daerah dan pelayanan perizinan terpadu adalah Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T). Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) merupakan salah satu potensi yang saat ini menjadi andalan Kabupaten Siak. Kawasan ini direncanakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, dan antisipasi terhadap kesinambungan bahan mentah di masa mendatang, sehingga perlu kiranya untuk mengoptimalkan sector sekunder yaitu industri. Rencana pembangunan kawasan Industri Tanjung Buton diharapkan akan mampu mendorong perekonomian serta perbaikan struktur industri di Kabupaten Siak dan Kabupaten/ Kota sekitarnya. Pemerintah Kabupaten Siak menyediakan lahan seluas 600 ha kepada investor untuk berinvestasi. Dalam hal ini yang ditawarkan kepada kepada investor adalah pembelian lahan dan penyewaan lahan, serta pembangunan pabrik di kawasan industri. Perjanjian dengan investor asing yang telah dilakukan diantaranya kerjasama dengan investor Korea untuk refinery, investor dari India untuk Biofuel, serta penjajakan kerjasama dengan pihak Jepang dan Malaysia dalam bidang pengembangan industri kelapa sawit dan turunannya. Dalam rangka menarik investor untuk menanamkan modal, Pemkab Siak menyediakan sarana dan prasarana infrastruktur yang menunjang bagi
2
kenyamanan investasi, seperti akses jalan, pelayanan terpadu satu atap, perizinan, dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar investor merasa mudah untuk berinvestasi. Investasi merupakan salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk menarik perhatian para investor pemerintah merancang berbagai penawaran kepada investor untuk menanamkan modal di daerahnya. Komunikasi merupakan unsur penting dalam menunjang pemasaran yang efektif, karena keberhasilan pemerintah daerah dalam menjual potensi daerah ditentukan oleh pesan yang disampaikan kepada investor dan bagaimana pemahaman investor terhadap pesan. Hubungan investor merupakan salah satu fungsi PR yang bertugas menyediakan informasi kepada investor dan membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan para investor dalam rangka memaksimalkan nilai pasar. Dalam rangka mencapai kesuksesan usaha, sebuah perusahaan harus bisa memenuhi kebutuhan stakeholder-nya, termasuk kebutuhan akan informasi baik informasi mengenai keuangan maupun non keuangan yang dapat memberikan keyakinan bagi stakeholder atas nilai jual perusahaan itu sendiri. Hubungan investor pada umumnya dilakukan oleh perusahaan. Namun demikian melihat posisi pemerintah yang tidak hanya sebagai regulator, tetapi juga sebagai fund manager yang berfungsi sebagai koordinator, fasilitator, dan stimulator dalam investasi, Dalam posisi demikian pemerintah dituntut untuk senantiasa membuat terobosan-terobosan kebijakan yang dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di daerah. Maka tidak menutup kemungkinan bagi pemerintah untuk melakukan praktik hubungan investor di pemerintah daerah. Otonomi daerah memberikan prospek yang menjanjikan bagi aktivitas investasi di daerah yang mana dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Untuk menarik para investor menanamkan modal di daerah dibutuhkan strategi yang tepat, termasuk dengan transparansi dan kejelasan informasi kepada para investor. Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) merupakan salah satu potensi andalan Kabupaten Siak saat ini. Berbagai macam cara telah dilakukan untuk
3
menarik perhatian investor agar mau menanamkan modal di Kawasan Industri seluas 600 ha ini, termasuk investor relations. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai praktik investor relations sebagai usaha menarik investor untuk menanamkan modal di KITB.
1.2 Rumusan Masalah Bagaimana praktik investor relations Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak dalam upaya menarik investor untuk menanamkan modal di Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB)?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik investor relations Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak dalam upaya menarik investor untuk menanamkan modal di Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB)
1.4 Manfaat Penelitian
a. Untuk menambah khasanah ilmu komunikasi, khususnya dalam hal investor relations dan penanaman modal daerah. b. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai informasi bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalami penelitian mengenai investor relations dan penanaman modal daerah.
1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1
Public Relations dan Investor relations Bagaimana pun sebuah perusahaan atau organisasi tidak dapat berdiri
sendiri tanpa dipengaruhi oleh publiknya. Perusahaan pun juga dituntut untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai organisasi yang berada di tengah-tengah masyarakat, sehingga perusahaan membutuhkan pihak-pihak lain untuk mencapai tujuan perusahaan. Disinilah public relations (PR) turut andil dalam sebagai penjembatan hubungan perusahaan dengan publiknya.
4
Menurut Cutlip, et al (2006:6) Public Relations (PR) adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan public yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Tokoh professional dan akademik di bidang ini, Rex F.Harlow mengumpulkan hampir 500 definisi yang ditulis antara tahun 1900-an dan 1976. Dia kemudian mengidentifikasi elemen-elemen utamanya guna menunjukkan apa itu PR, bukan sekadar apa yang dilakukan PR. Definisinya mencakup elemen konseptual dan operasional: Public Relations adalah fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dan publiknya; PR melibatkan manajemen problem atau manajemen isu; PR membantu manajemen agar tetap responsive dan mendapat informasi terkini tentang opini public; PR mendefiniskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan public; PR membantu manajemen agar tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, dan PR dalam hal ini adalah sebagai system peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan (trends); dan PR menggunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya.1 Peran humas, bukan hanya menyebarkan informasi kepada khalayak agar mendapatkan opini dan penangkapan kesan mereka terhadap perusahaan. Humas juga harus bisa membangun kepercayaan khalayak tentang perusahaan. Itulah yang menyebabkan humas memerlukan komunikasi dua arah (two ways communication).
Secara umum, public relations merupakan fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi. Perusahaan tidak dapat berdiri sendiri, diperlukan tim yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuan perusahaan, sehingga diperlukan komunikasi yang baik dengan semua public perusahaan agar tercipta win-win 1
Rex. F. Harlow, “Building a Public Relations Definition,” Public Relations Review 2, No. 4 (Winter, 1976):36. Terarsip dalam Cutlip. Et al. 2006. Effective Public Relations. New York: Pearson Education Inc. hal 5.
5
solution. PR merupakan panca indera organisasi yang bertugas sebagai early warning system, jika ada sesuatu yang dapat mengganggu eksistensi organisasi, organisasi berkomunikasi dengan publiknya agar diperoleh penerimaan dan pengertian bersama. Terdapat berbagai macam fungsi PR, hal ini dikategorikan berdasar publik yang dihadapinya. Menurut Public Relations Society of America (PRSA) fungsifungsi tersebut adalah conselling, research, media relations, publicity, employee relations, public affairs, government affairs, issue management, development/fund raising, financial relations, industrial relations, multi-cultural relations, special event, dan marketing communications. Fungsi PR yang menangani hubungan dengan para investor atau para shareholders disebut dengan investor relations (hubungan investor) atau financial relations, atau corporate relations (hubungan perusahaan). Peran dari investor relations
adalah
mengumpulkan
materi-materi
yang
dibutuhkan
dan
menyampaikannya kepada kelompok-kelompok yang berkepentingan. Tugasnya adalah menyiapkan laporan tahunan, laporan triwulan, news release keuangan, dan publikasi lainnya kepada audiens bidang yang spesifik ini. Menurut Cutlip (2006:25), hubungan investor merupakan bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunitas keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar. The National Investor relations Institute (NIRI) mendefinisikan investor relations
adalah
sebuah
tanggung
jawab
manajemen
strategis
yang
mengintegrasikan keuangan, komunikasi, pemasaran, dan kepatuhan hukum sekuritas untuk memungkinkan komunikasi dua arah yang paling efektif antara perusahaan, komunitas keuangan, dan konstituen lain yang memberikan kontribusi kepada perusahaan sekuritas untuk mencapai nilai wajar (NIRI, 2003). Sebagaimana definisi yang disebutkan diatas investor relations adalah gabungan antara fungsi komunikasi dan keuangan, yang menekankan bahwa bukan hanya sebuah komunikasi melainkan komunikasi dua arah. Untuk membangun hubungan yang kuat dengan investor, para praktisi IR harus
6
melakukan beberapa tugas-tugas yang kompleks, biasanya dimulai dengan riset pasar untuk memahami persepsi investor dan merumuskan “investment story”, kemudian mereka beralih ke mengidentifikasi investor yang paling cocok dengan pesan yang telah dirancang tentang proposisi investasi di perusahaan. Setelah diidentifikasi, strategi tersebut harus direvisi setiap tahunnya untuk memastikan kevalidannya (Corbin:2004). Dalam Nasdaq (2001: 32) disebutkan bahwa terdapat empat tahapan strategis program investor relations, yaitu: 1) Riset pasar, digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian dalam pasar modal, proses investasi, termasuk memahami persepsi dan sikap investor terhadap perusahaan, dan melacak kemajuan dalam proses komunikasi. Dalam riset pasar, terdapat tiga aktivitas yang dilakukan, yaitu: a) Market Intelligence: Marketing intelligence merupakan mengumpulkan dan memelihara kecerdasan pasar untuk memahami bagaimana pandangan pasar terhadap perusahaan baik secara mutlak maupun relatif. Hal ini penting dilakukan baik untuk strategi perusahaan maupun komunikasi dalam rangka mengetahui bagaimana dan mengapa pasar berperilaku terhadap perusahaan serta bagaimana pasar menetapkan harga saham. b) Audience Analysis: yaitu siapa saja investor yang disasar, mengapa mereka harus berinvestasi, apa yang harus dilakukan untuk membuat mereka membeli lagi atau menjual, dan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan bila investor menyukai atau tidak menyukai perusahaan. Dengan pengetahuan tersebut IR akan dapat menemukan kesamaan tipe dan penerimaan, dan fokus komunikasi yang harus dilakukan bila berhadapan dengan para investor. c) Benchmark Surveys: Survei Benchmark merupakan hal penting lainnya dalam riset pasar. Penelitian ini dilakukan oleh sebuah perusahaan dengan melacak perubahan tingkat pengetahuan, persepsi, dan sikap investor melalui wawancara. Penelitain ini biasanya dilakukan oleh pihak ketiga (konsultan) agar investor lebih berterus terang dan mengarah ke hasil yang lebih baik. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengukur kemajuan
7
perusahaan baik dari segi manajemen bisnis mauapun komunikasi. Hal ini kemudian dikorelasikan terhadap penilaian dan harga saham untuk menunjukkan nilai dari keputusan strategis maupun usaha komunikasi. 2) Pesan dan Pengembangan Informasi, bertujuan untuk mengkomunikasikan kekuatan investasi, faktor utama dan poin-poin dari informasi penting kepada pasar yang dapat membantu menciptakan nilai wajar (fair value). Pesan yang terkandung didalamnya merupakan jawaban dari pertanyaan: Mengapa saya harus berinvestasi di perusahaan tersebut?, atau mengapa saya harus melanjutkan atau membeli saham lagi?, atau bagi para analis, mengapa saya harus merekomendasikan saham kamu kepada pelanggan saya? Yang diinginkan para investor adalah “higher returns”. Investor menanamkan modalnya karena mereka percaya apabila mereka berinvestasi mereka akan mendapatkan pendapatan dan laba yang lebih besar. Investor akan menganalisis bagaimana perusahaan akan meningkatkan pendapatan mereka, dengan analisis ini kemudian para investor akan mendefinikan nilai dari perusahaan. Terdapat tiga kategori informasi yang dibutuhkan oleh investor, yaitu: a) keuangan dan informasi detail tentang operasi bisnis; b) Visi, misi, trategi, arah, dan program perusahaan; c) konteks industri untuk perusahaan. Informasi-informasi ini digunakan oleh para investor untuk memahami hasil bisnis lebih lanjut, dan juga untuk membandingkan dengan perusahaan lainnya. Melalui informasi tersebut mereka akan mengevaluasi kinerja dan mendapatkan wawasan tentang perusahaan. 3) Alat komunikasi, yaitu media terbaik yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi kepada pasar, investor, analis, dan distributor dengan cari yang paling efektif. Terdapat beberapa media yang dapat digunakan sebagai media komunikasi, yaitu: bahan cetak, video, layanan informasi elektronik, pertemuan langsung, dan telepon. a) Printed Materials (Bahan Cetak) Bahan cetak merupakan program komunikasi dasar pada investor relations. Hal ini termasuk dokumen Securities and Exchange Commission (SEC),
8
laporan 10-K, 10-Q, dan laporan 8-K, kemudian laporan tahunan atau triwulan, profil perusahaan, newsletter, dan buku fakta (fact books). Tabel 1.1: Alat Komunikasi Utama Investor relations Printed Materials
SEC disclosure documents Proxy statements 10-K reports Annual reports Quarterly reports Press release Newsletters Letters from CEO
Electronic Information Services Database services like Business Wire or PR Newswire EDGAR system Internet–company Websites, Nasdaq Website, video or Webcast conference calls E-mail
In-person Meetings One-on-one discussions Group presentations
Telephone Contact
One-on-one calls Audio conference calls Video or Webcast conference calls
Sumber: Nasdaq:38
b) Electronic Information Services Internet merupakan media baru yang tidak dapat diragukan kelebihannya dalam hal kecepatan, dan tidak terbatasnya ruang dan waktu dalam berkomunikasi. Memasukkan informasi ke dalam database elektronik menambah kemampuan perusahaan dalam mencapai investor, analis, broker, dan calon pelanggan pada waktu yang cepat dan tepat. Hal ini dapat membuat baik itu perusahaan maupun investor memiliki kesempatan dalam mengakses dan mendapatkan informasi dalam waktu yang bersamaan. Websites merupakan salah satu bagian dari informasi elektronik. Yang penting dalam mengelola sebauh situs Web IR perusahaan adalah menjaga ketepatan dan perbaharuan isi konten, dan mendorong investor untuk kembali melihat situs, dan membuat situs yang mudah digunakan. Selain situs Web, perusahaan juga berhubungan dengan investor melalui email. Sekarang ini laporan triwulan keuangan, surat pernyataan, dan pengumuman untuk conference calls dikirim melalui e-mail dan penggunaan faksimili yang digunakan sebelumnya semakin menurun. c) In-Person Meetings (Pertemuan Pribadi) Hingga saat ini pertemuan tatap muka dengan perusahaan tetap menjadi pilihan favorit bagi para investor. Investor mengamati dan menilai dari
9
presentasi yang diberikan oleh perusahaan, kemudian mereka jg menilai dari cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan. Biasanya pertemuan ini dilakukan pada kelompok besar oleh konferensi yang diadakan oleh perantara dan analis untuk melakukan diskusi satu sama lain. Namun demikian, beberapa investor lebih senang bertemu dalam kelompok kecil, sehingga investor berkesempatan untuk bertanya lebih banyak, daripada hanya mendengarkan presentasi. d) Telephone Contacts (Kontak Telepon) Dari semua metode komunikasi, telepon masih menjadi media favorit dalam pertukaran informasi antara perusahaan dan investor. Kontak telepon sangat efisien bagi kedua belah pihak dan memberikan kesempatan bagi investor relations untuk mendapatkan nilai tambah, membantu analis, dan membantu investor untuk lebih memahami perusahaan. Sekarang telepon telah berkembang dan bisa melakukan panggilan konferensi yang digunakan perusahaan untuk membahas hasil keuangan kuartal dengan para analis, investor, dan perantara. Forum ini disukai karena sangat efisien dan cermat dalam memberikan informasi. Telepon juga dapat melakukan konferensi video, dan percakapan dalam e-mail melalui telepon seluler. 4) Administrasi perkantoran, yaitu melibatkan kegunaan staf, konsultan, pemasok, teknologi, dan alat-alat lain yang digunakan untuk mengelola proses hubungan investor pada tingka efisiensi tertinggi. Kebanyakan departemen investor relations hanya memiliki sedikit staf, bahkan beberapa perusahaan besar hanya memilik satu atau dua staf. Pada perusahaan moderen, hubungan investor digerakkan oleh komputer. Hampir semua informasi yang diperlukan diperoleh secara elektronik, dan hampir semua informasi yang akan didistribusikan dibuat, diproduksi, dan dikirimkan melalui komputer. Komputer memungkinkan investor relations untuk meningkankan arus pesan dan informasi, dan lebih memahami bagaimana perilaku pasar terhadap perusahaan, komputer juga digunakan untuk mempersiapkan presentasi dan laporan, dan juga untuk bekerjasama dengan manajemen lain dalam memajukan program investor relations.
10
Dalam rangka mencapai kesuksesan usaha, sebuah perusahaan harus bisa memenuhi kebutuhan stakeholder-nya, termasuk kebutuhan akan informasi baik informasi mengenai keuangan maupun non keuangan yang dapat memberikan keyakinan bagi stakeholder atas nilai jual perusahaan itu sendiri. Informasi yang diberikan pun harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat menjawab kebutuhan informasi para investor. Begitu pula dengan pemilihan media, agar pesan yang dikembangkan bisa tepat sasaran. Kelompok yang berperan penting dalam hal ini adalah investor potensial, pemegang saham, analis keamanan, dan media keuangan. Keberhasilan sebuah perusahaan bergantung pula pada keberhasilan pemegang saham dan keberhasilan keuangan sebuah perusahaan yang didukung oleh peran investor relations (IR) dalam mempertahankan dukungan para pemangku kepentingan dengan tujuan memperoleh keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan. Tujuan utama dari aktivitas hubungan investor adalah untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam membuat keputusan alokasi modal. Lebih jauh lagi, aktivitas hubungan investor dapat dipandang sebagai alat untuk mengurangi atau menurunkan under atau overprice atas saham-saham perusahaan (Deller et.al.: 1999).2 Investor merupakan hal yang sangat penting, karena investor merupakan sumber dari modal perusahaan atas saham yang ditanamkan oleh investor. Pada umumnya para investor akan mencari informasi tentang suatu perusahaan terlebih dahulu sebelum menginvestasikan modalnya. Peran IR disini adalah untuk menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh investor tentang perusahaan.
Komunikasi
dua
arah
yang
diciptakan
akan
menciptakan
kesepahaman antara perusahaan. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang investor relations (IR) untuk melakukan tugasnya adalah sebagai berikut: 1) Accounting 2
Terarsip dalam Djoko Sigit. 2004. Penggunaan Internet Sebagai Media Pelaporan Informasi Keuangan : Survey Terhadap Home Page Perusahaan-Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Jakarta. Research Report Universitas Muhammadyah Malang. Melalui http://researchreport.umm.ac.id/index.php/research-report/article/view/97 diakses pada 12 Januari 2013 Pukul 10:48 WIB.
11
2) Communications 3) Finance 4) Investments 5) Management 6) Strategy 7) Writing Pada umumnya hanya ada satu fungsi dari investor relations yaitu untuk memaksimalkan nilai pasar perusahaan, sehingga perusahaan bisa memperoleh jumlah yang maksimum dengan penukaran nilai saham yang paling kecil. Tugas dari hubungan investor pada intinya berpusat pada komunikasi antara perusahaan dengan investor mengenai nilai pasar saat ini dan potensi perusahaan kepada investor. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan yang spesifik investor relations akan menggunakan berbagai macam alat untuk mencapai tujuan tersebut. dengan para investor. Menurut Bragg (2010:4) elemen dasar dari investor relations adalah sebagai berikut: 1) Annual Report (Laporan tahunan). Seorang investor relations harus dapat mengelola laporan tahunan dan menunjukkan hasil perusahaan untuk setahun yang lalu dan menjelaskan tujuan dan prospek di masa depan kepada para investor. 2) Annual meeting (pertemuan tahunan). IR bertanggung jawab pula dalam mengatur pertemuan tahunan para pemegang saham, dimana dalam pertemuan itu akan dipilih seorang dewan direksi. 3) Proxy Solicitation. IR bertanggung jawab untuk mengeluarkan permohonan proxy tahunan. Proxy merupakan dokumen yang berisi informasi penting tentang masalah perusahaan yang akan dibahas dalam pertemuan tahunan. Dalam hal ini termasuk pemilihan dewan direksi, pengesahan akuntan independen, rencana perusahaan, dan proposal pemegang saham. Pemegang saham yang tidak dapat hadir dapat memberikan suara mereka melalui surat kuasa dengan menandatangani dan mengirimkan kartu voting proxy.
12
Informasi yang disajikan mengenai perusahaan merupakan titik tolak dari keyakinan dan penilaian investor terhadap perusahaan yang akan berujung pada keputusan
investor.
Investor
seringkali
memanfaatkan
informasi
yang
dipublikasikan, karena informasi tersebut mempunyai signal tentang prospek suatu perusahaan di masa depan (Sulistyo:2005 dalam Puspitaningtyas: 2007). Oleh karena itu informasi yang disajikan harus sesuai dengan kebutuhan investor di pasar modal. Pada era globalisasi ini, persaingan global sangat tangguh, sehingga perusahaan tidak boleh hanya berpangku tangan dan hanya menunggu investor datang
kepada
mereka.
Investor
relations
bertanggung
jawab
untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan mengenai perusahaan dan berusaha meyakinkan, menarik dan mempertahankan minat investor terhadap perusahaan. Dalam rangka mendekatkan diri dan menjalin hubungan dengan investor perlu disiapkan berbagai macam hal yang dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan, disinilah peran investor relations digunakan. Seorang investor relations harus melaksanan tugasnya dengan baik dan benar karena investor relations merupakan representasi dari perusahaan dimata investor dan komunitas keuangan lainnya. Dalam rangka mendekatkan diri dan menjalin hubungan dengan investor perlu disiapkan berbagai macam hal yang dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan, disinilah peran investor relations digunakan. Seorang investor relations harus melaksanan tugasnya dengan baik dan benar karena investor relations merupakan representasi dari perusahaan dimata investor dan komunitas keuangan lainnya.
1.5.2
Investor relations dan Investasi Oleh Pemerintah Daerah Pada dasarnya kegiatan investor relations dilakukan oleh perusahaan.
Namun mengingat keberadaan pemerintah dan perusahaan yang merupakan sebuah sistem dan keduanya melakukan praktik menarik investasi. Terlebih dengan adanya otonomi daerah yang memberikan kebebasan bagi pemerintah daerah untuk mengelola segala potensi daerah, termasuk aktivitas investasi.
13
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana/sumber daya yang dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan (Tandelilin, 2001:3). Investasi dapat dilakukan oleh siapa saja, baik itu perusahaan, perorangan, organisasi, termasuk pemerintah. Sejalan dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana dalam era otonomi daerah pemerintah daerah memiliki hak untuk mengatur rumah tangganya sendiri, termasuk dalam mengelola segala potensi daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah. Salah satu kewenangan yang diberikan undang-undang diatas adalah mengenai pengelolaan penanaman modal. Hal ini tentu saja akan berdampak dengan terbukanya lapangan pekerjan, dan modal yang ditanamkan oleh investor akan mendorong keanekaragaman produksi dan bentuk kegiatan ekonomi di daerah, yang tentu saja akan berdampak pula pada percepatan pembangunan ekonomi daerah yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah pada Bab IV Pasal 9, 10, dan 11 disebutkan bahwa bentuk investasi pemerintah daerah meliputi investasi surat berharga dan investasi langsung. Dimana investasi surat berharga dilakukan dengan cara pembelian saham dan/atau pembelian surat utang, sedangkan investasi langsung meliputi penyertaan modal pemerintah daerah dan/atau pemberian pinjaman. Menurut Chalid (2005:110), faktor-faktor yang menjadi parameter daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modal di daerah adalah tinggirendahnya beban investasi yang terkait dengan masalah efektifitas dan efisiensi prosedur perijinan, peraturan daerah terkait dengan pungutan daerah dalam pajak dan retribusi, rendahnya tingkat korupsi, infrastruktur, perijinan dan kepastian hukum atas hak guna tanah, dan kepastian atas peraturan ketenagakerjaan. Dalam upaya menarik investor diperlukan suatu iklim investasi yang ramah bagi investor (business friendly) agar tertarik untuk menanamkan modal didaerah yang berujung pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Komponen utama yang membentuk iklim investasi di daerah terdiri dari; Kelembagaan pelayanan penanaman modal (16,9%), Promosi investasi daerah
14
(15,6%), Komitmen Pemerintah Daerah (20%), Infrastruktur (9,8%), Akses lahan usaha (2,4%), Tenaga kerja (6%), Keamanan usaha (10,7%), Kinerja ekonomi daerah (3,1%), dan Peranan dunia usaha dalam perekonomian daerah (3,6%).3 Investasi turut memberikan peranan dalam pembangunan daerah. Menurut Praktiknya (2007:70) terdapat beberapa peranan investasi bagi pembangunan di daerah, yaitu: a) Sumber modal: Kegiatan usaha apapun yang dilakukan oleh siapapun termasuk pembangunan daerah memerlukan modal, karena modal adalah sumber
energi
baik
untuk
kelangsungan,
pengembangan,
maupun
pertumbuhan usaha. Untuk itu diperlukan adanya kegiatan investasi untuk menjadi sumber modal bagi kegiatan pembanguna daerah. Modal tersebut digunakan untuk menutupi kekurangan modal yang berasal dari dalam negeri. b) Menambah lapangan kerja: Kegiatan investasi baik nasional maupun asing akan meningkatkan kegiatan atau menghidupkan kembali sektor riil, yang berdampak pula dalam penyerapan tenaga kerja, dan berefek pula untuk mengurangi angka pengangguran. c) Alih teknologi: Investasi asing khususkan diharapkan dapat memberikan alih teknologi. Negara maju yang menanamkan modal di Indonesia juga membawa teknologi yang maju dalam perusahaannya, sehingga dalam proses produksinya yang mempekerjakan tenaga kerja Indonesia, mereka akan menggunakan teknologi tersebut dan dapat menguasai teknologi yang dibawa perusahaan asing tersebut. d) Sumber pendapatan asli daerah: Investasi adalah salah satu sektor yang dapat menjadi sumber pendapatan asli daerah. Sumbangan sektor investasi terhadap pendapatan asli daerahpaling tidak dapat diperoleh dari peningkatan pendapatan restribusi – restribusi daerah, peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB),
peningkatan
pendapatan
dari
devisa,
penerimaan
pendapatan dari Pajak Penghasilan (PPh) Pribadi akan meningkat pula, termasuk meningkatnya pendapatan masyarakatnya 3
http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/171-mei-2012/1414-srategi-pengembanganpotensi-ekonomi-daerah.html diakses pada 25 April 2013 Pukul 21:43 WIB.
15
Kebebasan pemerintah daerah dalam mengelola kekayaannya sendiri tentu akan berdampak pula pada perubahan paradigma pemerintahan daerah, dari pemerintahan birokratis bergeser menjadi paradigma pemerintahan wirausaha. Menurut Osbone dan Gabler (dalam Bhinadi, 2005:60) terdapat sepuluh ciri dari reinventing government atau pemerintahan wirausaha yaitu: 1) Pemerintahan katalis; pemerintah lebih diharapkan berperan sebagai katalisator dan bukan sebagai pemain di pasar. Pemerintah lebih banyak mengarahkan dan bukan melayani secara langsung. 2) Pemerintahan milik masyarakat; pemerintah diharapkan memberikan sebagian wewenangnya kepada lembaga-lembaga sosial ekonomi untuk menjalankan kehidupan ekonomi dan sosial di daerahnya. 3) Pemerintahan
yang kompetitif;
pemerintah
diharapkan
menyuntikkan
persaingan ke dalam pemberian pelayanan. Keuntungan yang nyata dari kompetisi adalah efisiensi dan menghasilkan pendapatan lebih banyak. 4) Pemerintahan yang digerakkan oleh misi; kegiatan pemerintahan tidak lagi digerakkan oleh peraturan namun pada misi yang hendak dicapai. 5) Pemerintahan yang berorientasi hasil; pemerintah membiaya outcome dan bukan output. 6) Pemerintahan yang berorientasi pelanggan; pemerintah lebih memenuhi kebutuhan pelanggan dan bukan birokrasi. Pemerintah menempatkan pelanggan pada kursi pengemudi, artinya satu-satunya cara terbaik untuk membuat pemberi jasa publik merespon kebutuhan pelanggan mereka adalah menempatkan sumber daya di tangan pelanggan dan membiarkan mereka memilih. 7) Pemerintahan Pemerintah
wirausaha; memberikan
menghasilkan dorongan
kepada
ketimbang setiap
membelanjakan.
aparaturnya
untuk
menghasilkan dan tidak semata-mata menghabiskan anggaran. 8) Pemerintahan antisipatif; mencegah daripada mengobati. Pemerintah harus mampu mengantisipati kondisi di masa depan bukan menunggu apa yang akan terjadi.
16
9) Pemerintahan desentralisasi; pemerintah mendesentralisasikan organisasi publik ke dalam manajemen partisipatif. 10) Pemerintahan berorientasi pasar; mendongkrak perubahan melalui pasar. Pada paragdima ini pemerintah dituntut untuk menawarkan potensi daerah yang mereka miliki secara lebih baik kepada pasar. Menurut Osborne dan Gabler (1995) terdapat enam unsur pasar, yaitu: penawaran, permintaan, aksesabilitas, informasi, peraturan, dan penjagaan.4 Pemerintah harus mampu menawarkan potensi daerah yang diharapkan akan diminati oleh para investor. Kemudian pemerintah harus jeli dalam mensegmentasi pasar, apakah investor yang disasar berdaya beli atau apakah mereka mempunyai keinginan untuk menggunakan daya beli yang mereka miliki. Hal penting lainnya adalah aksesabilitas, yaitu produk atau potensi yang ditawarkan harus mudah dijangkau oleh investor. Poin selanjutnya adalah informasi, termasuk didalamnnya informasi mengenai produk yang ditawarkan, kemudian rencana investasi yang dilakukan mengenai keuntungan yang didapatkan, jaminan kepastian usaha, SDA, SDM, dan dukungan pemerintah setempat. Salah satu bentuk pengembangan investasi daerah melalui pembentukan kawasan industri yang tergolong dalam investasi langsung berupa penyertaan modal atau peminjaman aset daerah. Kawasan industri merupakan sebuah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang disediakan perusahaan industri. Salah satu keuntungan pemerintah dalam pembentukan kawasan industri adalah dapat mempercepat pertumbuhan industri di daerah. Bagi para investor, keberadaan kawasan industri mempermudah mereka dalam masalah pencarian lahan dan perizinan, karena hal tersebut sudah disediakan oleh kawasan industri. Hal inilah kemudian yang menjadi daya tarik bagi sebuah kawasan industri, karean dapat mengurangi masalah para investor untuk mendapatkan lahan untuk membangun pabrik, atau 4
Dalam Ardito Bhinadi,. 2005. Jurnal Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran”. Kampanye Komunikasi Pemasaran Daerah Melalui Branding Communication. Volumer 3, Nomor 1, JanuariApril 2005.
17
dapat mengurangi biaya yang diperlukan karena lahan dapat dibeli atau disewa dengan biaya yang tidak terlalu mahal, terlebih dengan perizinan yang biasanya berbelit-belit dan perlu merogoh kocek cukup banyak untuk mempercepat masalah perizinan. Investasi oleh pemerintah daerah dengan pihak ketiga (swasta) dalam bentuk penyertaan modal atau pemanfaatan asset dapat meningkatkan pendapatan asli daerah yang juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Investasi juga merupakan kekuatan untuk meningkatkan pembangunan daerah, untuk itu pemerintah harus merancang dan melakukan strategi yang efektif dan efisien untuk dapat menarik perhatian investor. Saat ini telah terjadi perubahan paradigma pemerintahan daerah, dari pemerintahan birokratis bergeser menjadi paradigma pemerintahan wirausaha, dimana dalam kegiatannya pemerintah beroperasi dalam lingkungan yang kompetitif yang menuntuk pemerintah untuk menawarkan potensi daerahnya secara lebih baik kepada pasar. Pada posisi inilah kemudian praktik investor relations dapat dilakukan. Pemerintah tidak dapat hanya berpangku tangan menunggu kedatangan investor ke daerah, namun juga melakukan usaha-usaha pendekatan kepada investor agar tertarik untuk menanamkan modalnya di daerah. Pemerintah dituntut harus mampu menawarkan potensi daerah yang diharapkan akan diminati oleh para investor. Kemudian pemerintah harus jeli dalam mensegmentasi pasar, apakah investor yang disasar berdaya beli atau apakah mereka mempunyai keinginan untuk menggunakan daya beli yang mereka miliki. Hal penting lainnya adalah aksesabilitas, yaitu produk atau potensi yang ditawarkan harus mudah dijangkau oleh investor, kemudian informasi mengenai produk yang ditawarkan, rencana investasi yang dilakukan mengenai keuntungan yang didapatkan, jaminan kepastian usaha, SDA, SDM, dan dukungan pemerintah setempat. Sebagaimana filosofi umum investasi bahwa investasi akan selalu memperhitungkan aspek keuntungan yang maksimum dengan resiko yang rendah, kemudian resiko yang minimum untuk keuntungan tertentu. Oleh karena itu
18
pemerintah daerah harus dapat merumuskan langkah-langkah yang strategis untuk menarik
investor
dengan
memperhitungkan
aspek-aspek
yang
dapat
menguntungkan dan menghambat perkembangan investasi di daerah. Peran investor relations dibutuhkan untuk membantu pemerintah dalam menerjemahkan potensi-potensi dan peluang investasi di daerah kepada para investor. Dalam programnya kemudian dimasukkan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh para investor seperti variabel-variabel ekonomi, politik dan pemerintahan, sosial, pasar, dan persaingan serta kondisi geografi yang merupakan keahlian yang harus dimiliki oleh seorang investor relations. 1.6 Kerangka Konsep Penerapan otonomi daerah memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk memanfaatkan segala potensi daerah demi meningkatkan pendapatan daerah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui investasi. Investasi dapat menciptakan nilai tambah dalam ekonomi, selain itu juga dapat mendorong terbukanya lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menciptakan keanekaragaman produk dalam pasar. Namun demikian mencari investor bukanlah hal yang mudah. Aspek penting disini adalah perlunya suatu iklim investasi yang ramah bagi investor (business friendly) untuk dapat menarik investor-investor dalam dan luar negeri untuk menanamkan modal didaerah yang berujung pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) adalah salah satu potensi yang saat ini menjadi andalan Kabupaten Siak, Riau. Kawasan ini direncanakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, dan antisipasi terhadap kesinambungan bahan mentah di masa mendatang, sehingga perlu kiranya untuk mengoptimalkan sektor sekunder yaitu industri. Dalam hal ini jenis investasi yang ditawarkan kepada kepada investor adalah investasi langsung berupa pembelian lahan dan penyewaan lahan, serta pembangunan pabrik di kawasan industri. Keberadaan sebuah kawasan industri tidak akan diketahui oleh para target investor bila tidak ada upaya mengenalkannya kepada pasar. Untuk itu beberapa
19
usaha telah dilakukan oleh pemerintah setempat dalam upaya menarik investor untuk menanamkan modal di kawasan industri tersebut. Otonomi daerah memberikan wewenang kepada pemerintah daerah dalam hal pengelolaaan penanaman modal, sehingga tiap daerah berlomba-lomba untuk melakukan percepatan investasi dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah. Pada kondisi pasar yang kompetitif tersebut, pemerintah dituntut untuk menciptakan komunikasi yang efektif sebagai upaya menarik investor untuk berinvestasi di daerah. Dalam hal ini perlu dilakukan komunikasi dua arah dengan investor, yang dalam salah satu fungsi PR disebut dengan investor relations. Pada dasarnya kegiatan investor relations dilakukan oleh perusahaan. Namun mengingat keberadaan pemerintah dan perusahaan yang merupakan sebuah sistem dan keduanya melakukan praktik menarik investasi. Terlebih dengan adanya otonomi daerah yang memberikan kebebasan bagi pemerintah daerah untuk mengelola segala potensi daerah, termasuk aktivitas investasi, untuk diperlukan strategi yang efektif dalam upaya menarik investor salah satunya yaitu menjalin hubungan dengan para investor. Hal yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana praktik investor relations yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak untuk menarik investor agar menanamkan modal di KITB tersebut. Konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini disebutkan bahwa terdapat empat tahapan strategis investor relations oleh Nasdaq (2001), yaitu riset pasar, pesan dan pengembangan informasi, alat komunikasi, dan administrasi perkantoran yang digunakan. Namun demikian peneliti hanya mengambil tiga tahapan yang diperkirakan sudah cukup untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini, Pada tahap riset pasar seharusnya terdapat tiga macam hal yang harus dilakukan yaitu: Analisis Audiens; Market Intelligence; dan Benchmark Survey. Namun demikian dalam penelitian ini yang digunakan hanyalah analisis audiensnya saja, karena dua aktivitas lainnya pada umumnya dilakukan oleh investor relations pada investasi dalam bentuk saham, sedangkan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bentuk investasi langsung. Pada analisis audiens akan dilihat
20
siapa saja investor yang disasar oleh BPMP2T Kabupaten Siak untuk KITB, dan alasan-alasan mengapa investor harus berinvestasi di KITB, sehingga dengan pengetahuan mengenai investor ini akan dapat ditemukan kesamaan fokus komunikasi yang harus dilakukan untuk berhadapan dengan investor. Tahap selanjutnya adalah pesan dan pengembangan informasi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengkomunikasikan kekuatan informasi, seperti keunggulan-keunggulan dan informasi penting mengenai objek investasi, sehingga investor dapat memperkirakan keuntungan yang mereka dapatkan bila berinvestasi. Tahap ketiga adalah alat komunikasi, yaitu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada investor, seperti bahan cetak, internet, pertemuan langsung, dan telepon. Melalui teori tersebut peneliti akan memaparkan bagaimana praktik investor relations yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak untuk menarik investor agar menanamkan modal di KITB.
1.7 Metodologi Penelitian 1.7.1
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode studi kasus. Dengan menggunakan metode ini diharapkan peneliti dapat menjawab pertanyaan bagaimanakah praktik investor relations yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak dalam upaya menarik investor untuk menanamkan modal di Kawasan Industri Tanjung Buton. Alasan lain karena metode studi kasus adalah metode yang menyelidiki sebuah fenomena yang sedang berlangsung dalam konteks yang sebenarnya.5 Ada tiga jenis studi kasus, yaitu eksploratori, eksplanatori, dan deskriptif. Jenis studi kasus yang dipakai dalam penelitian ini
5
Robert. K. Yin. 2003. Case Study Research, Design and Method. 3rd ed. California : Sage Publications, Inc. Hal. 13
21
adalah studi kasus deskriptif. Studi kasus deskriptif dimulai dengan sebuah teori deskriptif yang dapat mencapai kedalaman ruang lingkup fenomena.
1.7.2
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di lingkungan kerja Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak dengan alamat Kompleks Perkantoran Sei Betung Kel. Kampung Rempak, Kecamatan Siak pada Juli 2013.
1.7.3
Fokus Penelitian
Penelitian ini akan difokuskan pada praktik investor relations yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak dalam upaya menarik investor untuk menanamkan modal di Kawasan Industri Tanjung Buton.
1.7.4
Sumber Data
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. a) Data primer berasal dari pihak-pihak yang berhubungan langsung dan memahami objek penelitian. b) Data sekunder merupakan dokumen-dokumen yang terkait dengan objek penelitian yaitu Kawasan Industri Tanjung Buton.
1.7.5
Teknik Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data dengan teknik wawancara, dan analisis dokumentasi. a) Teknik wawancara Wawancara merupakan bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal (Gulo, 2002:119). Wawancara ini dilakukan kepada pihak-pihak yeng terkait dengan topik penelitian, yaitu:
22
1. Ir. H. Muhammad Wan Yunus, MT, selaku Komisaris PT KITB 2. Harpizon, SE, MM, selaku Kepala Bidang Promosi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak Responden di atas merupakan responden yang memiliki data akurat dan relevan dengan topik penelitian. Wawancara dilakukan secara mendalam dan terbuka (indepth interview) dengan memanfaatkan interview guide sebagai dasar permohonan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti terhadap objek penelitian. b) Dokumentasi Pengumpulan dokumen bertujuan memperoleh data primer dan sekunder yang berkaitan langsung dengan penelitian. Data primer yang dibutuhkan adalah data-data tentang sejarah dan struktur organisasi, strategi komunikasi yang dijalankan, aktivitas/program yang dilakukan, media komunikasi yang digunakan, dan lain-lain. Data sekunder berkenaan dengan teori-teori, pemikiran para ahli public relations, kajian ilmiah, artikel (media cetak, internet) tentang investor relations yang sudah dipublikasikan maupun yang belum serta arsip dan dokumen penting lainnya.
1.7.6
Teknik Analisis Data Data dalam penelitian ini adalah data mengenai praktik investor relations
yang dilakukan oleh Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Siak dalam upaya menarik investor untuk menanamkan modal di Kawasan Industri Tanjung Buton yang didapatkan melalui wawancara, dan studi dokumentasi. Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis data berupa patternmatching yang mana analisis data dilakukan dengan membandingkan teori dengan prakteknya. Peneliti akan mengumpulkan data yang didapatkan baik berupa hasil wawancara dan dokumentasi yang terkait dengan praktik investor relations BPMP2T Kabupaten Siak, seperti investor yang disasar, pengembangan pesan, dan media atau alat komunikasi yang digunakan untuk menjalin hubungan dengan investor.
23
Setelah itu, peneliti akan membaca dan mengkategorikan data-data tersebut berdasarkan teori yang didasarkan pada kerangka konsep. Selanjutnya peneliti akan menganalisis data dengan cara melihat kesesuaian antara bukti empiris di lapangan dengan proposisi-proposisi teoritis tentang investor relations.
24