BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank Indonesia merupakan bank sentral di Indonesia sekaligus satusatunya lembaga yang berwenang mengeluarkan Uang Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana ditegaskan oleh pasal 20 Undang-undang No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2004. Selain itu, Bank Indonesia juga memiliki kewenangan untuk menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan uang yang digunakan dan tanggal mulai berlaku (Pasal 19), serta mencabut dan menarik uang rupiah dari peredaran dengan memberikan penggantian dengan nilai yang sama (Pasal 23). Sebagai amanah dari Undang-undang tersebut Bank Indonesia menetapkan misinya di bidang pengedaran uang, yaitu memenuhi kebutuhan uang rupiah (yang berkualitas) di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang layak edar. Demi menjaga haltersebut, Bank Indonesia harus mengatur sirkulasi peredaran uang di Indonesia dengan sistem penarikan, penyetoran melalui bank-bank yang ada di Indonesia, dan mengolah uang dalam rangka menjaga kualitas dan juga kuantitas uang yang beredar dalam masyarakat agar. Situasi perekonomian nasional dewasa ini menunjukkan perkembangan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 diperkirakan sebesar 6,5%. Angka ini lebih besar jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang memiliki angka 6,23%. Di samping peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut, perekonomian Indonesia juga diwarnai dengan inflasi,namun cukup stabil dimana diperkirakan pada tahun 2013 akan bertahan di angka inflasi pertahun sebesar 4,5%, sama dengan tahun 2012. Dengan tingkat pertumbuhan dan tingkat inflasi tersebut dapat dipahami kebutuhan Uang Yang Diedarkan (UYD) semakin meningkat. Selain itu penggunaan uang non kartal seperti kartu debit/kredit, kartu prabayar, dan emoney masih sangat rendah dan perannya saat ini belum cukup untuk 1
2
menggantikan uang kartal. Selain itu, peran penting uang Rupiah dalam mendukung kelancaran transaksi ekonomi tercermin dari peningkatan rata ratadan posisi akhir tahun uang kartal yang diedarkan (UYD) seperti yang digambarkan oleh Tabel 1.1 Tabel 1.1 Rata rata UYD & Posisi UYD Periode UYD Rata-rata
2010
2011
2012
318,58
372,97
439,72
14,17%
17,08%
17,90%
273,96
320,37
370,61
12,10%
16,94%
15,68%
(trilliun) Pertumbuhan (yoy) Posisi UYD akhir th (trilliun) Pertumbuhan (yoy)
Sumber: Laporan Sistem Pembayaran & Pengelolaan Uang Bank Indonesia 2012 Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa uang yang beredar di masyarakat mengalami peningkatan baik jika dilihat dari rata rata harian selama satu tahun, maupun posisi UYD pada akhir tahun. Pertumbuhan UYD yang tinggimasihakanterusterjadiseiringdengantingkatpertumbuhanekonomidantingkati nflasinasional yang tinggi. Terkait dengan tingginya pertumbuhan UYD, hal tersebut akan mempengaruhi tingkat aliran uang kartal yang masuk (inflow) dan keluar (outflow) melalui Bank Indonesia yang dikhawatirkan akan terus meningkat. Dengan demikian diperlukan sarana dan prasarana pengedaran uang yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat. Kegiatan pengedaran uang sendiri merupakan salah satu tugas Bank Indonesia (BI) dalam rangka menjaga kelancaran sistem pembayaran dan mendukung aktivitas perekonomian Indonesia.Fungsi pengedaran uang yang dilaksanakan BI melalui Direktorat Pengedaran Uang (DPU) merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari kegiatan pengelolaan bahan uang, pengelolaan hasil cetak uang, distribusi uang, Iayanan kas, pengolahan dan 2
3
pemusnahan uang. Seluruh kegiatan tersebut didukung oleh kegiatan penelitian dan pengembangan serta pengawasan untuk menjaga pelaksanaan yang efektif, efisien, dan akuntabel. Namun, kondisi saat ini pada fasilitas pengelolaan uang yang saat ini dimiliki DPU BIdikhawatirkan tidak akan mampu mengakomodasi peningkatan aliran inflow tersebut dikarenakan saat ini pun sudah terjadi backlog yang sangat tinggi dimana uang hasil setoran harus langsung dimasukkan ke dalam gudang uang dan baru dapat diproses beberapa hari setelahnya. Untuk lebih detilnya hasil wawancara secara tidak terstruktur mengenai isu isu yang terjadi, dapat dilihat pada tabel berikut, Tabel 1.2Hasil Wawancara Tidak Terstruktur Proses Penghitungan dan Sortasi Uang Kertas
Material Handling
Eksisting Pecahan kecil Rp20.000 ke bawah dihitung, disortasi menggunakan HUM Adakalanya uang pecahan besar disortasi dengan menggunakan HUM. Alat bantu yang digunakan hanya forklift
Pendataan Uang
Pendataan dilakukan secara manual dan kurang menyeluruh sehingga menciptakan celah untuk kecurangan atau kesalahan
Aliran Material (Uang)
Banyak backlog dan bottleneck terutama karena kurangnya jumlah mesin dan aliran material uang yang kurang efisien
Rekomendasi Menurut aturan BI seharusnya keseluruhan uang kertas disortasi dengan MSUK
Untuk efisiensi dan keamanan, seharusnya penanganan uang secara manual oleh petugas diminimalisir melalui penggunaan sarana seperti konveyor, AGV, dan AS/RS Menggunakan sarana pendataan informasi otomatis yang terpusat pada satu server yang terkoneksi ke seluruh komponen area kas sehingga aliran informasi dapat diterima dengan cepat dan tepat ke seluruh komponen area kas. Selain itu, akan mempermudah pengarsipan Seharusnya seefisien mungkin
3
4
Oleh karena itu BI memiliki rencana pembangunan sentra peredaran uang (SPU) di sebuah lokasi baru yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap dan modern agar dapat memproses uang kertas dengan lebih efektif dan efisien di masa yang akan datang.
1.2 Rumusan Masalah Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun di Indonesia, dikhawatirkan aliran inflow uang kertas yang harus di sortasi oleh Bank Indonesia juga semakin meningkat, sedangkan fasilitas pengolahan uang yang dimiliki oleh Bank Indonesia saat ini tidak memadai untuk mengakomodasi peningkatan inflow tersebut. Oleh karena itu telah dilakukan studi kelayakan awal untuk modernisasi fasilitas pengolahan uang BI dalam bentuk pembangunan sentra peredaran uang (Toha, 2011), namun belum dilakukan perincian mengenai proses produksi (sortasi) dan desain tata letak sentra peredaran uang tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk meramalkan inflow uang kertas dimasa yang akan datang 2. Untuk menentukan jumlah kebutuhan mesin yang mampu mengakomodasi pertumbuhan inflow uang kertas 3. Untuk merancang tata letak fasilitasyang sesuai dalam proses sortasi uang kertas tersebut.
1.4 Asumsi Dan Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu : 1.
Proses pengolahan uang yang dibahas hanya terbatas kepada sortasi uang kertas saja karena uang logam yang disetorkan oleh bank umum tidak disortasi melainkan hanya dihitung dan disimpan di khazanah (gudang uang) untuk selanjutanya dibayarkan kembali.
2.
Objek desain ada 2 yaitu:,
4
5
i.
Area Perkasan, yang meliputi : a. Proses setoran dan bayaran uang b. Pemrosesan uang dengan Mesin Sortasi Uang Kertas (MSUK) fungsi racik (fungsi pencacah uang) untuk 3 pecahan terbesar dan non racik (tanpa fungsi pencacah uang) untuk pecahan kecil c. Pemusnahan uang dengan Mesin Racik Uang Kertas (MRUK) d. Penyimpanan uang
ii.
Area Perkantoran, yang meliputi: a. Fasilitas pekerja b. Ruangan ruangan administratif
3.
Luas tanah yang disediakan untuk pembangunan pabrik kurang lebih 17.5 Ha dengan memberikan allowance pada keempat sisi sebesar 75-100 meter.
4.
Sentra peredaran uang Bank Indonesia hanya akan melayani wilayah Jabodetabek
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat bagi peneliti 1.
Mengetahui proyeksi aliran uang masuk (inflow) di masa yang akan datang
2.
Mengetahui alur proses sortasi uang kertas
3.
Memahami lebih dalam mengenai tata letak pabrik dalam memproses uang kertas
Manfaat bagi organisasi: Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan dan konsep dasar bagi organisasi dalam sistem produksi dan pembangunan sentra peredaran uang untuk sortasi uang kertas.
5