BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kopi merupakan bahan minuman yang terkenal tidak hanya di Indonesia,
tetapi juga terkenal di seluruh dunia. Hal ini karena seduhan kopi memiliki aroma yang khas yang tidak dimiliki oleh bahan minuman lainnya. Selain itu, kopi juga memiliki nilai sejarah, budaya dan ekonomi yang kuat (Hecimovic et all, 2011). Secara garis besar kopi dibedakan menjadi 3 yaitu kopi arabika, kopi robusta (Coffea canephora L.), dan kopi Liberika (Najiyati dan Danarti, 2004). Kopi Robusta secara luas tersebar di pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi . Harga kopi ini lebih murah dari pada jenis-jenis kopi dan lebih tahan terhadap penyakit yang menyerang tanaman kopi. Robusta kopi mengandung berbagai senyawa termasuk 42,3 % gula ( polisakarida ), protein 7,5 % , 11 % lemak , 2,4 % kafein , dan 6,4% asam caffeic dan chlorogenic acid (CGA). Biji kopi robusta memiliki jumlah polifenol yang lebih tinggi dari biji kopi arabika. Asam klorogenat memiliki sifat antioksidan yang signifikan lebih kuat dari vitamin C dan E. Selain memiliki potensi antioksidan, kopi robusta juga telah diselidiki untuk
memiliki
kemampuan
antibakteri
terhadap
methicillinresistent
staphylococcus aureus yang dapat menyebabkan oportunistik infeksi pada daerah luka. Senyawa fenolik dalam kopi juga telah dipelajari untuk mengurangi efek histamin, bradikinin, dan leukotrien serta mengurangi aktivitas sistem komplemen. Saat ini sudah banyak dilakukan beberapa penelitian tentang biji kopi robusta terkait dengan kandungan asam chlorogenic yang memiliki potensi antioksidan cukup tinggi, termasuk di industri kosmetik. Seperti diketahui sifat antioksidan dapat menghambat radikal bebas sehingga antioksidan dapat digunakan untuk mencegah penuaan dini (Kenisa, dkk, 2012). Radikal bebas adalah molekul dengan elektron tidak lengkap yang menyebabkan mereka menjadi reaktif secara kimiawi dibandingkan dengan molekul elektron lengkap. Radikal bebas diproduksi oleh metabolisme makanan yang masuk ke dalam tubuh, atau lingkungan yang terpapar polutan seperti asap
2
rokok dan radiasi. Radiasi dapat merusak sel dan berperan pada penyakit jantung, kanker dan penyakit degeneratif lainnya. Pada manusia, bentuk radikal bebas pada umumnya berupa molekul oksigen tidak lengkap. Ketika molekul oksigen (02) tidak lengkap ini secara radikal mencuri elektron dari molekul normal lain, menyebabkan kerusakan pada DNA maupun molekul normal tersebut. Semakin lama, kerusakan akan menjadi ireversibel dan menyebabkan timbulnya suatu penyakit, contohnya kanker. Antioksidan sering digambarkan sebagai penangkap radikal bebas yang berarti mereka menetralisir reaksi reaktif dan mencegah pencurian elektron dari molekul lain. Radikal bebas terbentuk dari banyak faktor, antara lain sinar UV A dan UV B. Kulit merupakan organ terluar tubuh sering kali terpapar radikal bebas dari matahari. Radikal bebas mudah berikatan dengan dengan senyawa dalam sel seperti DNA dan protein, contohnya berikatan dengan protein kolagen kulit sehingga kolagen rusak dan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis. Selain itu radikal bebas dapat berikatan dengan DNA sehingga sel kulit rusak. Sel kulit yang rusak/abnormal menimbulkan keriput. Kulit yang tidak elastis dan keriput tersebut merupakan tanda penuaan dini (Best, 2011). Dalam kondisi yang tidak lazim seperti radiasi ion, sinar ultra violet, dan paparan energi tinggi lainnya, dihasilkan radikal bebas yang sangat berlebihan (Arief, 2006) sehingga diperlukan antioksidan dari luar tubuh (antioksidan eksogen). Proses penuaan merupakan proses fisiologis yang akan terjadi pada semua makhluk hidup yang meliputi seluruh organ tubuh termasuk kulit (Wasitaadmaja, 2011). Proses ini bersifat dinamis dan merupakan akumulasi secara progresif berbagai perubahan patologis di dalam sel dan jaringan yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu (Gilchrest et al, 2003). Setiap orang tentu ingin terlihat muda, tetapi proses penuaan secara perlahan-lahan berjalan terus dan kulit sebagai organ terluar merupakan salah satu jaringan tubuh yang secara langsung memperlihatkan
terjadinya
proses
tersebut
(Cunningham,
1998
dalam
Soepardiman, 2003). Berbagai antioksidan enzimatik dan non enzimatik melindungi kulit dari kerusakan oksidatif pada bagian yang terpapar radiasi sinar ultraviolet. Enzim yang memperbaiki trauma oksidasi pada kulit diantaranya superoksid dismutase,
3
katalase, dan tioredoksin reduktase, dan antioksidan alamiah lainnya seperti vitamin A,C, dan E serta glutation, juga berperan langsung untuk mencegah kerusakan akibat radikal oksigen. Pada kulit, pemberian antioksidan topikal juga mampu mencegah kerusakan kulit yang disebabkan oleh stress oksidatif. Dikatakan bahwa pemberian antioksidan topical dapat mengurangi akumulasi peroksida pada kulit (Yaar dan Gilchrest, 2007). Krim (cremores) adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai dan mengandung air tidak kurang dari 60%. Krim ada dua tipe, yaitu krim tipe minyak dalam air (O/W) dan tipe air dalam minyak (O/W). krim yang dapat dicuci dengan air (O/W) ditujukan untuk penggunaan kosmetik dan estetika. Menurut (Ditjen POM,1995) krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Berdasarkan pertimbangan
di atas, pada penelitian ini dilakukan uji
aktivitas krim antioksidan dari ekstrak kering etanol biji kopi robusta. Dipilih ekstrak kering etanol karena ekstrak etanol lebih banyak menarik kandungan senyawa chlorogenic acid dibandingkan dengan menggunakan ekstrak air. Metode uji aktivitas antioksidan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil). Metode DPPH memberikan senyawa informasi reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil. DPPH memberikan serapan kuat pada panjang gelombang dengan rentang 400-700 nm. Metode DPPH merupakan metode yang sederhana, cepat, dan mudah untuk skrining aktivitas penangkap radikal beberapa senyawa, selain itu metode ini terbukti akurat dan praktis (Rastuti dan Purwati, 2012).
4
1.2
Rumusan Masalah 1. Bagaimana karakteristik fisika kimia (pH, viskositas dan daya sebar) dan aseptabilitas sediaan krim tipe O/W dengan bahan aktif ekstrak kering etanol biji kopi Robusta (Coffea canephora. L. ? 2. Bagaimana efektifitas antioksidan pada bahan aktif ekstrak kering etanol biji kopi Robusta (Coffea canephora. L). dalam sedian krim tipe O/W dengan kadar 10%, 15% dan 20% ? 3. Pada kadar berapakah ekstrak kering etanol biji kopi robusta (Coffea canephora L.) 10%, 15%, 20% dalam basis vanishing cream yang dapat memberikan karakteristik fisik (pH, viskositas, daya sebar), aseptabilitas dan efektifitas yang terbaik sebagai sediaan krim antioksidan?
1.3
Tujuan Penelitian 1. Mengetahui karakteristik fisika kimia pH, viskositas dan daya sebar) dan aseptabilitas sediaan krim tipe O/W dengan bahan aktif ekstrak kering etanol biji kopi Robusta (Coffea canephora. L). 2. Menentukan efektifitas antioksidan pada sedian krim tipe m/a dengan bahan aktif ekstrak kering etanol biji kopi Robusta (Coffea canephora. L) pada kadar 10%, 15% dan 20% 3. Mengetahui pada kadar berapakah ekstrak kering etanol biji kopi Robusta (Coffea canephora. L) (10%, 15% dan 20%) yang dapat memberikan
karakteristik
fisik
(pH,
viskositas,
daya
sebar),
aseptabilitas dan efektifitas yang terbaik sebagai sediaan krim antioksidan.
1.4
Hipotesis Penelitian Semakin meningkat kadar ekstrak kering etanol biji kopi Robusta (Coffea canephora L.) akan di dapatkan efektifitas antioksidan yang paling baik
5
1.5
Manfaat Penelitian Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
digunakan
sebagai
dasar
pengembangan formula ekstrak kering etanol biji kopi Robusta (Coffea canephora. L) dalam basis vanishing cream sebagai krim antioksidan sehingga diperoleh hasil yang aseptabel dan efektif.