BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pesatnya
produk
berbasis
teknologi
membuat
konsumen
semakin
dihadapkan berbagai alternatif produk baru yang menunjang kehidupannya. Namun, tidak semua konsumen mampu menerima atau mengadopsi suatu teknologi dengan mudah. Peluncuran produk di pasar dengan memenangkan konsumen pada periode awal tidaklah cukup. Mempertahankan pangsa pasar bahkan ketika kompetitor sedang meningkat merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang terutama pada kondisi pasar yang semakin dinamis. Hal ini terjadi pula pada pasar produk smartphone. Suatu lembaga riset yang dilansir Dediu (2014) dalam Heriyanto (2014) menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kelima sebagai pengguna smartphone terbesar di dunia setelah China, Amerika Serikat, Brazil, dan Jepang. Bahkan di Asia Tenggara, Indonesia penyumbang terbesar penjualan smartphone dengan angka mencapai 30 persen. Munculnya teknologi baru berupa smartphone telah menjadi ancaman besar bagi feature phone yang telah memiliki kejayaan pada periode sebelumnya. Seperti yang telah diketahui, munculnya teknologi baru berupa smartphone telah menjadi ancaman besar bagi feature phone yang telah memiliki kejayaan pada periode sebelumnya. Hal ini ditunjukkan pada penelitian Nielsen (2012) dalam Karimuddin (2012) tentang pengguna smartphone di Asia usia 16-64 tahun yang ditunjukkan pada Gambar 1.1.
1
2
Gambar 1.1. Persentase Pengguna Feature Phone dan Smartphone di Asia Tahun 2012 (dailysosial.net, 2012) Berdasarkan Gambar 1.1, penggunaan smartphone di Indonesia tahun 2012 masih berada di posisi belakang, terdapat hanya 19% pengguna yang telah menggunakan smartphone, sedangkan pengguna feature phone sebanyak 81%. Namun di tahun 2013, terjadi fenomena perkembangan pasar smartphone di Indonesia yang semakin meningkat dari waktu ke waktu yang ditunjukkan dari 418.000.000 unit ponsel yang dikapalkan dalam kurun tiga bulan pertama tahun 2013, sebesar 51,6% atau sekitar 216.200.000 unit terdiri dari jenis smartphone (Yusuf, 2013). Berdasarkan data tersebut, hanya dalam kurun waktu 1 tahun, jumlah pengguna smartphone telah mengungguli pengguna feature phone. Hal ini sangat menarik mengingat kejayaan feature phone pada waktu sebelumnya cukup sulit digantikan dengan yang lain. Meskipun jumlah pengguna smartphone mengalami peningkatan, feature phone tetap menjadi pilihan konsumen walaupun mengalami penurunan jumlah. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor seperti faktor yang melekat pada produk itu sendiri (kualitas, brand, fitur, dan lain-lain) dan faktor psikologis setiap pribadi dalam menerima suatu teknologi baru khususnya smartphone. Setiap pribadi juga memiliki preferensi masing-masing dalam menentukan produk yang akan digunakan yang tentunya bersifat tidak pasti.
3
Adanya
ketidakpastian
(uncertainty)
perilaku
konsumen
untuk
menggunakan teknologi smartphone membuat para produsen produk berbasis teknologi kesulitan dalam memperkirakan outcome dari suatu peluncuran produk, yaitu diterima atau tidak. Produk yang dapat diterima tidak hanya produk yang bagus dari sisi produsen dan memiliki teknologi yang mutakhir, tetapi terdapat faktor-faktor penting lainnya yang berperan di sini yaitu faktor dari sudut pandang (perspektif) konsumen. Adanya faktor-faktor yang dicurigai mempengaruhi keputusan pembelian produk smartphone tersebut memiliki hubungan yang sifatnya masih probabilistik sehingga terdapat adanya unsur ketidakpastian di dalamnya. Faktor-faktor ini penting untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan karena berkaitan dengan keberlangsungan dan kelanggengan suatu bisnis yang dijalani termasuk bisnis produk berbasis teknologi. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, diperlukan suatu model yang dapat memprediksi kecenderungan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk membeli dan menggunakan produk smartphone dan dapat mengakomodasi ketidakpastian. Prediksi kecenderungan faktor-faktor ini dapat digunakan untuk melihat preferensi konsumen dalam suatu komunitas dalam membeli produk ponsel dan dapat menjadi pertimbangan produsen untuk meluncurkan produk smartphone. Dengan demikian, produsen smartphone dapat lebih berhasil dalam meluncurkan produknya. Salah satu jenis metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan unsur ketidakpastian adalah pendekatan Bayesian Network (BN). Bayesian Network dapat menyediakan informasi kualitatif dan kuantitatif (Demirer et al. 2005). Informasi kualitatif berupa hubungan dalam model sedangkan informasi kuantitatif tersebut berupa nilai probabilitas setiap state dan kejadian mengadopsi smartphone. Masyithoh dan Masruroh (2013) telah melakukan pengembangan model keputusan untuk mengadopsi smartphone dengan memperhatikan faktor-faktor dari sudut pandang konsumen yang digunakan untuk melihat dan memprediksi kecenderungan faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan konsumen di dalam membeli dan menggunakan produk smartphone. Hubungan dalam model tersebut bersifat
4
probabilistik dan hanya berdasarkan literatur sehingga diperlukan suatu teori dan metode untuk mendukung dalam membangun struktur hubungan dalam model yang lebih kuat sehingga faktor-faktor di dalam model dapat dianalisis hubungannya. Dalam memodelkan faktor-faktor tersebut, akan digunakan teori dari Technology Acceptance Model (TAM), yaitu suatu metode yang cocok untuk mengukur dan menganalisis penerimaan suatu teknologi (Kang, 2011). Menurut Huang dan Chen (2013), TAM dapat digunakan untuk menganalisis faktor internal seperti perceived usefulness (PU) dan perceived ease of use (PEOU), dan faktor eksternal lainnya. Faktor eksternal lainnya dapat diambil dari penelitian Kotler (2000) yaitu: faktor-faktor yang melekat pada produk itu sendiri (kualitas, harga, fitur, dan sebagainya) dan faktor pribadi seperti pendapatan dan pendapatan yang dibelanjakan. Selain itu, terdapat pula faktor pribadi berasal dari konsumen sendiri
dan
tidak
mengabaikan
pengaruh
dari
orang
lain
dengan
mempertimbangkan adanya faktor sosial. Dari faktor-faktor tersebut akan muncul beberapa hipotesis yang selanjutnya akan diverifikasi untuk melihat hubungan antarfaktor di dalamnya sehingga dapat dilihat faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan untuk mengadopsi suatu teknologi. Namun, model dengan menggunakan TAM ini belum dapat memberikan prediksi jumlah pengguna teknologi smartphone dan kecenderungan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan teknologi tersebut. Selain itu, model menggunakan TAM belum dapat mengakomodasi ketidakpastian. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, peneliti akan mengembangkan sebuah model yang dapat memprediksi kecenderungan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli dan menggunakan produk smartphone dengan mempertimbangkan unsur ketidakpastian. Studi kasus yang digunakan adalah mahasiswa Perguruan Tinggi (khususnya di Yogyakarta) karena segmen anak muda masih menjadi basis kuat produk smartphone dan merupakan segmen yang sangat adaptif terhadap teknologi baru. Seperti yang dikemukakan Jeffs dalam Perdana (2013) bahwa sebanyak 39%, atau yang terbesar dalam
5
survei, penggunanya adalah anak muda di kisaran usia 16 sampai 21 tahun dan dikuasai oleh orang yang berusia belum mencapai 30 tahun.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengembangkan model yang dapat merepresentasikan hubungan antarfaktor yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk membeli teknologi smartphone sehingga dapat memprediksi kemungkinan untuk membeli teknologi smartphone dan kecenderungan antarfaktornya.
1.3. Batasan Masalah Masalah yang diteliti dalam penelitian ini memiliki batasan-batasan sebagai berikut: 1.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan studi kasus pada mahasiswa perguruan Tinggi di Yogyakarta.
2.
Model dibuat berdasarkan data yang yang diambil dari sudut pandang (perspektif) konsumen.
3.
Pengembangan model dilakukan untuk memprediksi pembelian teknologi smartphone dan akan digunakan pula oleh konsumen.
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Membangun model prediksi pembelian teknologi smartphone yang dapat mengakomodasi ketidakpastian. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian produk smartphone. 3. Melihat kecenderungan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk membeli kemudian menggunakan produk smartphone (what - if - scenario) sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan produsen dalam meluncurkan suatu produk smartphone.
6
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah didapatkannya suatu model prediksi pembelian teknologi smartphone dengan mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi keputusan untuk membeli teknologi smartphone dan unsur ketidakpastian. Interpretasi dari model ini dapat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian smartphone sehingga dapat dilihat kecenderungan konsumen dalam memutuskan untuk membeli teknologi tersebut. Hasil prediksi ini dapat menjadi bahan pertimbangan produsen dalam meluncurkan
produk
khususnya
produk
smartphone.