BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pariwisata merupakan fenomena global yang telah diminati saat ini. Dimana
pariwisata saat ini telah menjadi trend bagi beberapa lapisan masyarakat, bahkan telah menjadi kebutuhan. Kecenderungan perkembangan kepariwisataan di dunia dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan antara lain oleh daya beli yang semakin meningkat, faktor sosial dan budaya, intensitas pemasaran yang tinggi dan aksesibilitas yang tinggi. Banyaknya minat dari wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara untuk melakukan kegiatan wisata yang nantinya dapat menjadi pendorong dalam pengembangan kegiatan wisata nasional (Lubis : 2012 :157). Di zaman yang terus berkembang ke arah yang lebih maju, kegiatan pariwisata mampu menjadikan suatu komoditas dan penghasil devisa yang besar dalam setiap wilayah pariwisata. Industri pariwisata di Indonesia sendiri kini telah menjadi salah satu penyumbang devisa yang besar untuk negara. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, pariwisata menempati urutan ke lima pada tahun 2012 dalam penyumbang devisa bagi Indonesia serta urutan ke empat di tahun 2013. Perkembangan pariwisata di Indonesia telah dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi penting (Sumantoro : 2004 : 35). Sektor ekonomi yang berkembang mempengaruhi sektor pariwisata itu sendiri adalah : meningkatkan investor untuk berinvestasi dalam sektor pariwisata, menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar dan penerimaan devisa. Pemerintah berupaya mengembangan dan mendayagunakan berbagai potensi pariwisata nasional untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan, lama tinggal, dan jumlah pengeluaran wisatawan selama melakukan perjalanan wisata di tempat wisata. Ditegaskan kembali oleh Mahmud (2010:3) yang mengatakan bahwa pariwisata merupakan industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dalam kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor lain di dalam daerah penerimaan wisatawan.
1
2 Jakarta sebagai ibu kota negara dan menjadi kota dengan kepadatan penduduk nomer satu di Indonesia (Badan Pusat Statistik : 2010), memiliki daya tarik tujuan wisata yang menarik. Tidak hanya itu saja, Jakarta mulai membenahi diri untuk melihat sektor pariwisata mampu meningkatkan sumbangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sebagai pintu masuk terbesar ke dua setalah Bali yaitu 187.123 orang wisatawan mancanegara pada bulan Januari 2014. Sudah saatnya Jakarta mengembangkan sektor pariwisata yang telah dimiliki agar pariwisata Jakarta terus berlanjut. Tidak lepas dari image Indonesia sebagai Negara Maritim yang memiliki ribuan pulau yang terhampar dari sabang hingga marauke, serta wisatawan asing yang mengenal Indonesia dari wisata pantainya. Begitu pula Jakarta, tidak hanya sekedar kota metropolitan yang berisi ratusan gedung pencakar langit dan asap polusi di sepanjang jalan serta ketimpangan ekonomi di setiap sudut kota. Jakarta masih memiliki sejuta pesona pariwisata yang tetap harus dikembangkan semaksimal mungkin oleh pemerintah dan warga sekitar. Di bagian utara Jakarta terhampar ratusan pulau kecil di Laut Jawa yang dikenal dengan Pulau Seribu. Sebagai Kabupaten Administrasi Pulau Seribu adalah satu dari sekian banyak wilayah di Jakarta yang memiliki sektor pariwisata yang potensial. Memiliki luas wilayah 869,61 Ha yang terbagi menjadi 2 kecamatan dan 110 pulau serta 158 pulau pasir. Sudah saatnya pemerintah dalam mulai mengembangkan pariwisata di Kepulauan Seribu. Karena pariwisata merupakan suatu sektor yang tidak berbeda dari sektor lainnya karena dalam proses pengembangannya juga mempunyai beberapa dampak yang salah satunya adalah dampak ekonomi, seperti dikutip dari Lubis (2012 : 158). Diantaranya adalah Pulau Untung Jawa yang berada dalam wilayah Kepulauan Seribu yang sudah menjadi Kabupaten Kepulauan Seribu pada tahun 1999 serta diatur dalam UU 34 Tahun 1999 Tanggal 31 Agustus 1999 tentang Pemerintahan Khusus Ibu Kota RI Jakarta. Pulau Untung Jawa memiliki berbagai macam potensi pariwisata. Hanya berjarak 4.67km dari Tanjung Pasir (Banten) dan 12.5km dari Kali Adem atau Muara Angke (Jakarta) menjadikan salah satu tujuan wisata pulau yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Memiliki 11 akses transportasi dari Tangerang, Jakarta dan Bekasi sehingga memudahkan wisatawan berkunjung ke pulau tersebut. Menurut survey Badan Pusat Statistik tahun 2010 – 2013 total
3 wisatawan yang berkunjung ke Pulau Untung Jawa berjumlah 649.846 orang dan menempati peringkat pertama dari
12 pulau yang menjadi tujuan wisata di
Kepulauan Seribu.
Table 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Kepulauan Seribu – DKI Jakarta No
Uraian
(1)
Wisman Wisnus
Jumlah
(Orang)
(Orang)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Pulau Ayer
0
17.461
17.461
2
Pulau Bidadari
0
31.673
31.673
3
PulauKotok Tengah
1.003
1.255
2.258
4
Pulau Sepa
844
1.682
2.526
5
Pulau Putri
1.734
1.040
2.774
6
Pulau Untung Jawa
0
649.846
649.846
7
Pulau Pramuka
3.494
119.626
123.120
8
Pulau Tidung
3.576
370.311
373.887
9
Pulau Harapan
1.460
64.836
66.296
10
Pulau Kelapa
0
9.483
9.483
11
Pulau Pari/Lancang
3.410
215.620
219.030
12
Pulau Macan
0
116
116
Jumlah
15.521
1.482.949
1.498.470
2012
8.422
651.237
659.659
2011
6.692
552.306
558.998
2010
4.786
226.234
231.020
Sumber : Balai Pusat Statistik 2014
4 Dapat dilihat dalam diagram tersebut, bahwa pertumbuhan wisatawan yang datang ke Kepulau Seribu meningkat setiap tahunnya. Dan Pulau Untung Jawa masuk ke dalam peringkat pertama dan jauh diatas Pulau Tidung yang berada di urutan ke dua. Itu semua tidak lepas dari peranan pemerintah dan penduduk lokal dalam turut serta membangun Pulau Untung Jawa. Sektor pariwisata sudah mulai berkembang sejak sepuluh lalu. Dimana pemerintah mulai membuka paradigma penduduk lokal tentang pariwisata. Bantuan dan turut serta pemerintah DKI Jakarta dalam membangun sektor pariwisata Pulau Untung Jawa membuat masyarakat mulai sadar terhadap potensi–potensi wisata pulaunya. Pembangunan infrastruktur, dermaga, jalan, dan pondokan rumah makan sebagai salah satu penunjang pariwisata pulau tersebut. Adanya kapal cepat atau yang lebih dikenal dengan speed boat makin memudahkan akses wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Untung Jawa. Pulau Untung Jawa menarik wisatawan dari kalangan menengah khususnya dari wilayah Jakarata, Tangerang dan sekitarnya. Wisatawan dapat menikmati keindahan alamnya serta menikmati beberapa atraksi dan permainan air. Berkeliling hutan bakau dan mangrove dengan sepeda dimana menjadi tempat konservasi tanaman tersebut. Pulau Untung Jawa merupakan satu dari sekian pulau pariwisata di dalam program pengembangan pariwisata oleh Pemerintah DKI Jakarta. Sektor pariwisata inilah yang masuk ke dalam sebuah pulau yang dahulunya tertutup dengan peradaban luar dan hanya menjadikan sektor traditional sebagai komoditas mata pencaharian masyarakatnya ke sektor usaha yang bergerak dalam bidang pariwisata. Seiring dengan berkembangnya Pulau Untung Jawa sebagai kawasan wisata, terdapat berbagai dampak terhadap perubahan nilai – nilai dalam kehidupan masyarakat lokal pulau tersebut. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan dampak negatif, yang nantinya akan mempengaruhi keberlangsungan pariwisata dan masyarakat Pulau Untung Jawa. Pergeseran terhadap mata pencaharian masyarakat Pulau Untung Jawa yang hanya sebagai nelayan dan petani rumput laut, mulai berubah. Penduduk mulai mencoba untuk berwirausaha mandiri dengan bimingan dari pemirintah dan modal pinjaman yang terjangkau. Para ibu rumah tangga yang awalnya hanya menunggu suami mereka kembali dari berlaut, sekarang ini mulai untuk mencari nafkah sendiri
5 dengan membuka tempat makan atau penyewaan alat menyelam. Selain itu kumpulan ibu – ibu Pulau Untung Jawa mampu membuat industri rumahan berupa keripik talas, sirup jambu merah, kerajinan dari kulit kerang dan kerajinan daur ulang Penawaran jasa penginapan dan warung makan semakin berkembang. Transaksi antara wisatawan dan masyarakat lokal mulai meningkat seiring pertumbuhan pariwisata di Pulau Untung Jawa. Peralihan mata pencaharian inilah yang mengubah taraf hidup ekonomi ke arah yang lebih baik. Tidak seperti Pulau Resort lainnya yang dikelola oleh perorangan atau badan swasta, tetapi Pulau Untung Jawa merupakan gabungan antara pemerintah dan masyarakat lokal dalam pengembangan kepariwisataannnya. Menjadi tempat wisata favorit bagi golongan menengah, pulau ini menyuguhkan berbagai macam kegiatan wisata yang murah.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini meliputi : 1. Bagaimana pengembangan pariwisata di Pulau Untung Jawa – Provinsi DKI Jakarta? 2. Bagaimana dampak ekonomi yang terjadi di Pulau Untung Jawa – Provinsi DKI Jakarta? 3. Apakah ada pengaruh pengembangan pariwisata terhadap dampak ekonomi di Pulau Untung Jawa – Provinsi DKI Jakarta?
X
Y
Pengembangan Pariwisata
Dampak Ekonomi XY
Pengaruh Pengembangan Pariwisata terhadap Dampak Ekonomi
6 1.3
Hipotesa Dalam penelitian studi kasus ini, jawaban sementaranya adalah adanya
pengaruh pengembangan pariwisata terhadap dampak ekonomi di Pulau Untung Jawa, Provinsi DKI Jakarta bagi masyarakat.
1.4
Ruang Lingkup Dalam penelitian ini ruang lingkup yang diteliti hanya sebatas pengembangan
pariwisata di Pulau Untung Jawa – Provinsi DKI Jakarta dan dampak ekonomi yang bersifat positif yang timbul. Objek penelitian ini hanya kepada masyarakat lokal yang tinggal di Pulau Untung Jawa yaitu sebanyak 2.152 orang atau 605 kepala keluarga.
1.5
Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengembangan pariwisata di Pulau Untung Jawa dan dapat diaplikasikan di wilayah wisata lainnya. 2. Untuk mengetahui dampak ekonomi yang terjadi di Pulau Untung Jawa terhadap pengembangan pariwisata 3. Untung mengetahui pengaruh pengembangan pariwisata terhadap dampak ekonomi di Pulau Untung Jawa
1.5.1 Manfaat Penelitian 1.
Bagi Pemerintah Pulau Untung Jawa Untuk Kelurahan Pulau Untung Jawa, diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan acuan terhadap pengembangan pariwisata yang sedang dikembangkan di Pulau Untung Jawa. Serta mengetahui sejauh mana pariwisata sangat berperan penting terhaadap kondisi masyarakat lokal.
2.
Bagi penulis a.
Menjadi syarat bagi kelulusan program D4 di Binus University.
7 b.
Hasil penelitian dapat menambah wawasan tentang pengembangan pariwisata.
c.
Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang dampak ekonomi dari pengembangan pariwisata dan pariwisata berkelanjutan.
3.
Bagi masyarakat umum Sebagai acuan referensi untuk penelitian dimasa mendatang.
1.6
Metode penelitian
Dalam penyusunan tugas akhir ini, metode yang digunakan yaitu : 1. Studi Kasus Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertannyaan suatu penelitian berkenaan dengan how dan why. Dan fokus penelitian terletak pada fenomena kontemporer di dalam konteks kehidupan nyata (Yin : 2014 :1). Dalam penelitian studi kasus ini menjelaskan sebuah fenomena yang sedang terjadi di masa dahulu hingga sekarang. Adannya pergeseran nilai – nilai yang terjadi di dalam suatu permasalahan. Dan menjelaskan bagaimana peristiwa itu bisa terjadi serta mengapa peristiwa itu dapat terjadi. 2. Metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009:7), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yang konkrit dan empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan menggunakan statistik. Penggunaan metode kuantitatif nantinya untuk pengolahan data kualitatif menjadi data numerik. Data tersebut akan didapat dari kasus survei.
8 3. Metode pengumpulan data akan dilakukan dengan cara : a. Dokumentasi Menggunakan berbagai bentuk dan benjadi objek rencana – rencana pengumpulan data yang eksplisit. b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu informasi studi kasus yang sangat penting. Wawancara merupakan sumber informasi yang esensial bagi studi kasus. Dalam penelitian studi kasus ini akan menggunakan tipe wawancara open-ended. Dalam penelitian studi kasus ini, wawancara akan dilakukan kepada : Lurah Pulau Untung Jawa, Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu. c. Observasi Langsung Bukti observasi seringkali bermanfaat untuk memberikan informasi tambahan tentang topik yang akan diteliti.). Dalam studi kasus ini, observasi dilakukan terhadap masyarakat Pulau Untung Jawa selama kurun waktu 15 hari. d.
Observasi Partisipan Suatu bentuk observasi khusus di mana peneliti tidak hanya menjadi pengamat yang pasif, melainkan juga mengambil berbagai peran dalam situasi tertentu dan berpartisipasi dalam peristiwa – peristiwa yang akan diteliti. Dalam penelitian observasi partisipan akan menyadari realitas dari sudut pandang “orang dalam” ketimbang orang luar pada studi kasus tersebut. Observasi partisipan dilakukan dalam kurun waktu 15 hari untuk terjun langsung
kepada
masyarakat
dan
berinteraksi
langsung
kepada
lingkungan Pulau Untung Jawa. Disamping itu, mengikuti program binaan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta serta Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Seribu.
9
e. Perangkat Fisik Dalam studi kasus ini, perangkat fisik akan berupa suvenir hasil karya masyarakat lokal, pemberdayaan ibu – ibu rumah tangga dalam pembuatan produk lokal.
4. Teknik Analisis Teknik analisis akan menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif kausal.
1.7
Tinjauan Pustaka Teori yang digunakan dalam penelitian ini dalam mengidentifikasikan masalah
dalam penelitian antara lain : 1. Pengembangan Pariwisata •
Ridwan, Mohammad. 2012. Perencanaan
dan Pengembangan
Pariwisata. Jakarta: PT. Softmedia 2. Dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata •
Pitana, I Gde dan I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi
•
Cook, Roy A., Yale, Laura J., Marqua, Joseph J. 2010. Tourism The Business of Travel. Ohio: Pearson
3. Metode Penelitian •
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
•
Yin, Robert K. 2014. Studi Kasus, Desain & Metode. Depok: Rajagrafindo
10 1.8
Sistimatika Penulisan Dalam penelitian ini, sistematika penelitian ini terdiri dari 5 bab dengan
pembagian sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang dari tujuan pembuatan penelitian ini yang membahas mengenai pengaruh pengembangan pariwisata terhadap dampak ekonomi yang terjad di Pulau Untung Jawa sebagai daerah yang akan diteliti merupakan salah satu pulau dikepulauan seribu yang dikelola oleh pemerintah dan masyarakat lokal dalam pengembangan daerah wisata. Terdapat homestay pertama yang didirikan dan dikelola pemerintah. Masuknya pengembangan pariwisata pastinya mempengaruhi nilai – nilai sosial, budaya dan ekonomi bagi masyarakat Pulau Untung Jawa. Salah satu dampak yang sangat terlihat adalah dampak ekonomi yang dialami oleh masyarakat pulau tersebut.
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II peneliti akan menjabarkan beberapa teori yang berkaitan dan menjadi acuan dalam penyusunan tugas akhir ini. Berisikan teori – teori dan jurnal yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan.Kerangka teori juga harus memuat teori – teori pendukung yang dikemukakan dan berasal dari sumber – sumber literatur atau hasil penelitian lainnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab III ini peneliti akan membahas metodologi penelitian yang digunakan dimana metode deskriptif kuantitatif dimana data yang didapatkan akan berupa angka – angka dengan analisis pengaruh regresi linier sederhana. Data akan dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, bedah arsip serta observasi lapangan langsung ke tempat objek penelitian yaitu Pulau Untung Jawa.
11 BAB IV ANALISA DAN BAHASAN Pada bab IV ini penelitian akan membahas dan menjabarkan hasil dari penelitian yang telah dibuat yang terdiri dari penyajian data penelitian, pengolahan terhadap data yang terkumpul, dan pembahasan hasil penelitian. Hasil pembahasan ini nantinya akan menjawab pertanyaan yang dirumuskan pada perumusan masalah sebelumnya. Hasil yang didapat bisa berbentuk angka, tabel, ataupun grafik, yang disertai oleh penjelasan sesuai dengan konten tertentu
BAB V KESIMPULAN DAN SASARAN Bab terkhir ini berisi tentang kesimpulan yang diambil berdasarkan analisa yang telah dilakukan penulis dan memberikan saran terhadap pokok masalah yang didapat.
12