BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perkembangan teknologi pada saat ini demikian pesat, yang diikuti dengan
perkembangan sistem informasi yang berbasis teknologi. Sistem informasi merupakan serangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai [1]. Setiap organsiasi menganggap bahwa sistem informasi sangat penting dalam penyediaan informasi yang nantinya dipergunakan dalam mencapai tujuan organsisasi. Perkembangan sistem informasi tersebut perlu mendapat dukungan berbagai faktor yang diharapkan dapat memberikan kesuksesan. Efektivitas dan kesuksesan sistem informasi dalam oganisasi telah menjadi perhatian serta penilaiannya telah lama diidentifikasi sebagai salah satu isu penting pada bidang manajemen sistem informasi [2]. Kesuksesan sistem informasi dapat diidentifikasi oleh karakteristik atau metrik tertentu. Berbagai faktor juga mempengaruhi sepanjang pengembangan dan implementasi sistem informasi. Akibatnya, evaluasi kesuksesan sistem informasi sebagai suatu fenomena yang kompleks [3]. Terdapat berbagai alternatif metode pengukuran yang telah dikembangkan oleh banyak peneliti. Pengukuran tersebut menjelaskan kesuksesan sistem informasi dalam berbagai istilah seperti kinerja sistem, kualitas, penggunaan, kepuasan pengguna dan lain-lain. Kesuksesaan dari sistem informasi dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu isi informasi (information content), ketepatan waktu informasi (information timeliness), pengumpulan dan pengklasifikasian informasi (information collection and classification). Isi informasi berhubungan dengan informasi keuangan dan non keuangan. Ketepatan waktu informasi berkaitan dengan kemampuan sistem informasi untuk menyediakan informasi secara sistematik dan periodik. Sedangkan pengumpulan dan pengklasifikasian informasi berhubungan dengan berbagai tipe informasi yang dapat dikumpulkan dan diklasifikasikan dalam periode tertentu [4].
1
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) merupakan lembaga negara yang berwenang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sesuai dengan amandemen ketiga UUD 1945 Bab VIII A dengan tiga pasal 23E, 23F dan 23G. Dimana hampir semua aktivitas operasionalnya telah mempergunakan sistem informasi, termasuk juga dalam aktivitas kepegawaian atau sumber daya manusia. Dalam kegiatan pengelolaan kepegawaian, BPK RI menghadapi permasalahan banyaknya sistem informasi kepegawaian dan tidak terintegrasi. Sistem informasi tersebut antara lain adalah Sistem Informasi Kepegawaian, Pusat Informasi Pegawai (PIP), Sistem Informasi Hukuman Disiplin (SiKuDis), Sistem Informasi Tugas Belajar (SITUB) serta Aplikasi Remunerasi dan Absensi. Beberapa aplikasi tersebut dipergunakan untuk mengelola data yang hampir sama, sehingga
memungkinkan
tumpang
tindih
pelaporan.
Berdasarkan
data
kepegawaian per 30 September 2013, jumlah pegawai aktif di BPK RI sebanyak 7.295 orang. Dengan jumlah pegawai sebesar itu, BPK RI membutuhkan suatu sistem pengelolaan data kepegawaian yang akurat, lengkap dan mutakhir. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, BPK RI telah membangun Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) berbasis web sebagai core system, yang akan terintegrasi dengan sistem informasi yang telah ada maupun yang akan dibangun kemudian. SISDM diharapkan akan menjadi repository (tempat dimana data disimpan dan dipelihara) atas seluruh sistem informasi kepegawaian di BPK RI. SISDM dapat diakses melalui https://sisdm.bpk.go.id yang digunakan oleh seluruh pegawai untuk memutakhirkan data kepegawaiannya secara mandiri. Pemutakhiran data tersebut, akan melalui proses verifikasi dan validasi oleh atasan langsung yaitu Kepala Sub Bagian SDM pada Kantor Perwakilan atau Kepala Biro SDM pada Kantor Pusat. SISDM berbasis desktop sebagai sistem informasi kepegawaian telah diimplementasikan sejak tahun 2006. Sedangkan SISDM berbasis web, merupakan sistem informasi yang dikembangkan sejak tahun 2012. Hal tersebut merupakan keputusan investasi BPK RI di bidang teknologi informasi yang
2
nantinya akan berkelanjutan dengan pembangunan sistem informasi dan integrasi dengan sistem informasi yang telah ada. Permasalahan yang biasanya terjadi dalam pemakaian sistem informasi adalah tidak kompatibelnya sistem dengan proses bisnis dan informasi yang diperlukan organisasi [5]. Pemutakhiran data dalam SISDM membutuhkan peran aktif pegawai dalam melakukan pengisian form pemutakhiran data serta peran aktif Kepala Sub Bagian SDM atau Kepala Biro SDM sebagai validator data. Perubahan proses bisnis ini, dari yang sebelumnya pegawai bersifat pasif (menunggu diisikan oleh administrator SISDM) menjadi kendala apabila tidak adanya penyampaian informasi/ sosialisasi atas implementasi SISDM. Kondisi tersebut dapat menimbulkan masalah yang signifikan bagi pengguna SISDM. Kesulitan teknis yang mengganggu dalam sistem informasi, masalah interfacing dalam sistem dan kesulitan dalam hardware dapat membuat penggunanya frustasi dan menurunkan tingkat kepuasan penggunanya. Apabila pengguna merasa tidak puas dengan sistem informasi yang digunakan, mereka akan mencari cara agar sistem tersebut tidak lagi digunakan [6]. End User Computing Satisfaction (EUCS) dapat digunakan sebagai sinyal bagi manajemen untuk mengatasi kesulitan dan ketidaksesuaian ini. Sampai dengan 30 September 2013 jumlah pegawai BPK RI sebanyak 7.295 pegawai dengan status data kepegawaian sebagai berikut: 1.
Tanpa data kantor (TDK) sebanyak 352 pegawai atau 4,83%.
2.
Belum melakukan perubahan data sedikitpun (BL) sebanyak 4.204 pegawai atau 57,63%.
3.
Sedang dalam proses perubahan data (SP) sebanyak 1.555 pegawai atau 21,32%.
4.
Dalam proses validasi data (PV) sebanyak 567 pegawai atau 7,77%.
5.
Ditolak perubahan datanya (TL) sebanyak 17 pegawai atau 0,23%.
6.
Disetujui perubahan datanya (ST) sebanyak 108 pegawai atau 1,48%.
7.
Telah mencetak surat pernyataan kebenaran data (SL) sebanyak 492 pegawai atau 6,74%.
Rincian lebih lanjut atas status data kepegawaian dapat dilihat pada Lampiran 1.
3
Meskipun bersifat wajib (mandatory), sistem ini belum sepenuhnya digunakan oleh pegawai. Kondisi ini dibuktikan dengan banyaknya data dengan status BL, yang berarti belum dimutakhirkan oleh pegawai sebanyak 57,63%. Hal ini mengindikasikan bahwa SISDM belum dimanfaatkan secara maksimal atau bahkan masih banyak pegawai yang belum pernah mengaksesnya. Persentase status data pegawai berdasarkan informasi dari SISDM, dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Proses Validasi 7,77%
Selesai Ditolak Disetujui 6,74% 1,48% 0,23%
Tanpa Data Kantor 4,83%
Sedang Proses 21,32% Belum 57,63%
Gambar 1.1 Status Data Pegawai Per 30 September 2013 Sumber: SISDM Sejak 1980-an, End User Computing Satisfaction (EUCS) adalah salah satu model yang telah diuji secara luas dan divalidasi di berbagai penelitian. Kesuksesan sistem informasi tersebut diukur melalui tingkat kepuasan pengguna yang mengakses layanan. Sehingga kesuksesan sistem informasi merupakan konsep yang dipergunakan dalam berbagai riset sebagai kriteria dasar dalam mengevaluasi sistem informasi [7]. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Doll dan Torkzadeh bahwa kepuasan pengguna sistem informasi dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran keberhasilan suatu sistem informasi [8]. Selain itu, DeLone dan McLean menyatakan bahwa salah satu variabel yang berpengaruh kepada kesuksesan implementasi sistem informasi adalah kepuasan pengguna akhir [9]. Pada tahun 1997, Seddon melakukan respesifikasi model DeLone dan McLean dengan menambahkan perceived usefulness sebagai pengaruh dari kualitas sistem dan kualitas informasi [10]. Dalam penelitian ini akan 4
mempergunakan modifikasian model terbaru DeLone dan McLean (2003), model Seddon (1997) serta model Doll dan Torkzadeh (1988). Model Doll dan Torkzadeh akan dimodifikasi menjadi Second Order Confirmatory Factor Analysis (CFA), dimana tahap pengujiannya akan melalui dua jenjang. Sampai dengan saat ini, belum pernah dilakukan penelitian apakah SISDM ini telah efektif dalam memenuhi kebutuhan penggunanya serta bagaimana tingkat kepuasan pengguna atas layanan yang disediakan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pengguna akhir sistem informasi akan menjadi bahan dalam penelitian ini. 1.2
Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor apa yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna akhir (end user computing satisfaction) atas layanan yang diberikan oleh SISDM. 1.3
Keaslian Penelitian Penelitian mengenai tingkat kepuasaan pengguna akhir dengan EUCS
model Doll dan Torkzadeh telah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain: 1.
Dastgir dan Mortezaie melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhir sistem informasi akuntansi dari sudut pandang Manajer Keuangan. Pengambilan sampelnya berasal dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Tehran Stock Exchange di Iran [4].
2.
Azadeh et al melakukan penelitian mengenai EUCS pada Perusahaan Induk di bidang Tenaga Listrik di Iran. Model yang dipergunakan adalah EUCS dari Doll dan Torkzadeh dengan melakukan menggunakan skala Likert dari 0 sampai dengan 10 [3].
3.
Pikkarainen et al melakukan penelitian mengenai EUCS pada layanan onlinebanking di Finlandia. Model pengukuran yang dipergunakan adalah EUCS dari
Doll dan Torkzadeh, dimana kuisionernya diberikan kepada 427
pengguna online-banking dan direspon sebanyak 268 pengguna [11]. 4.
Ilias et al melakukan penelitian mengenai EUCS pada Computerised Accounting System (CAS) di sektor pemerintahan pada Labuan Federal Territory (FT) di Malaysia. Penelitian dilakukan dengan model EUCS dari
5
Doll dan Torkzadeh yang telah dimodifikasi oleh Chin dan Lee dengan menambahkan faktor kepuasan dan kecepatan sistem (system speed) dan keandalan sistem (system reliability) [12]. 5.
Ilias et al melakukan penelitian mengenai faktor-faktor kritis apa saja yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhir pada Computerised Accounting System (CAS) dengan studi kasus di Malaysia [13].
6.
Mohamed et al melakukan penelitian kepuasan pengguna pada Malaysia’s Electronic Government
Systems.
Di bawah
program
e-government,
Pemerintah Malaysia memiliki tujuh sistem informasi yaitu Generic Office Environment, Human Resource Management, Project Monitoring, E-syariah, E-services, Electronic Labour Exchange dan E-procurement. Model yang dipergunakan dalam penelitian tersebut adalah EUCS dari Doll dan Torkzadeh dengan mempergunakan skala Likert 1 sampai dengan 7 [14]. 7.
Istianingsih dan Wijanto melakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas sistem informasi, perceived usefulness dan kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna akhir software akuntansi. Model penelitian yang dipergunakan merupakan modifikasi model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean dan Seddon, dengan menambahkan confirmatory factor analysis (CFA) untuk variabel laten user satisfaction. Penambahan model ini diharapkan dapat memberikan penjelasan yang lebih baik atas validitas dan reliabilitas instrumen dalam EUCS. Penambahan model juga didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Somers, Nelson dan Karimi [6]. Sedangkan penelitian tentang kesuksesan sistem informasi dengan model
DeLone dan McLane telah juga dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain: 1.
Asnadi melakukan analisis mengenai faktor kesuksesan Aplikasi Ticares Sales untuk Bisnis Jasa Jaringan pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Divisi Carrier and Interconnection Service (Telkom CIS). Dengan mempergunakan Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean yang merefleksikan ketergantungan dari tujuh pengukuran kesuksesan sistem informasi, yaitu kualitas sistem (system quality), kualitas informasi
6
(information quality), kualitas layanan (service quality), kepuasan pengguna (user statisfaction), minat untuk menggunakan (intention to use), penggunaan (use) dan manfaat-manfaat bersih (net benefits) [15]. 2.
Kusuma melakukan penelitian kesuksesan penerapan sistem informasi Tata Persuratan Dinas dan Kearsipan (TPDK) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dengan menggunakan Model DeLone dan McLean [16].
3.
Rahmanita melakukan penelitian untuk mendapatkan bukti empiris mengenai kesuksesan penggunaan sistem Enterprise Resource Planning di PT. Pertamina (Persero). Pengujian dengan menggunakan model DeLone dan McLean yang telah dimodifikasi dengan menambahkan variabel kesesuaian tugas-teknologi [17].
4.
Andiono melakukan penelitian untuk mengevaluasi Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (Simpeg) di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Banyumas dengan menggunakan model DeLone dan McLane. Model tersebut memfokuskan pengukuran kesukesan sistem informasi dari segi kualitas sistem, kualitas informasi dan efektifitas dari proses sistem informasi [18]. Penelitian-penelitian
tersebut
diatas
dilakukan
pada
perusahaan-
perusahaan swasta serta pemerintahan. Penelitian di sektor pemerintahan di Indonesia dengan mempergunakan metode EUCS masih sedikit dilakukan. Hasil penelitian Istianingsih dan Wijanto menunjukkan bahwa validitas dan reliabilitas dari semua instrumen EUCS dapat diterapkan untuk penelitian di Indonesia karena memiliki validitas dan reliabilitas yang baik [6]. 1.4
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat kesuksesan SISDM dilihat dari segi kepuasan pengguna akhir. Sehingga diharapkan dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna akhir terhadap SISDM.
7
1.5
Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1.
Bagi BPK RI, dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi kepada pengambil kebijakan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan SISDM ditinjau dari tingkat kepuasan penggunanya.
2.
Sebagai sumber referensi penelitian berikutnya dalam kaitannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang perilaku manusia dalam mempergunakan komputer (computer in human behavior).
8