BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terbesar dan terluas, Indonesia memiliki populasi penduduk terbesar ke empat di dunia berdasarkan biro sensus AS per 2014. Salah satu kekuatan penting dalam komposisi demografi Indonesia yang memiliki hubungan dengan perekenomian adalah penduduk usia muda yang ada di Indonesia. Mereka adalah kekuatan kerja (asal ada cukup banyak kesempatan kerja). Rata-rata usia penduduk Indonesia adalah 28.2 tahun (perkiraan tahun 2011). Ini adalah median age yang berarti separuh dari populasi Indonesia berusia 28.2 tahun lebih dan separuhnya lagi umurnya di bawah 28.2 tahun. Mengenai jenis kelamin, rata-rata median age wanita di Indonesia adalah 28.7 tahun, sementara median age pria lebih muda setahun (27.7 tahun). (http://www.indonesiainvestments.com/id/budaya/demografi/item67) Di bawah ini adalah persentase penduduk Indonesia yang dikategorikan dalam tiga kelompok usia dan jenis kelamin: Tabel 1.1 Persentasi Populasi Penduduk Indonesia Usia
0-14 tahun 15-64 tahun 65
tahun
ke atas
Persentase gabungan
Pria
Wanita
total populasi
(absolut)
(absolut)
27.3
34,165,213
32,978,841
66.5
82,104,636
81,263,055
6.1
6,654,695
8,446,603
Sumber: CIA World Factbook
1
Mengutip pendapat David Mcceland dalam buku The Power of Selling untuk menjadi makmur, suatu negara butuh entrepreneur paling tidak 2% dari warganya (Mcceland dalam The Power of Selling, 2010:22). Kemajuan ekonomi Indonesia akan dapat dicapai jika berkembang spirit kewirausahaan yang kuat dari warga bangsa yang didukung penuh oleh pemerintah. Wirausaha tidak saja memungkinkan melakukan sesuatu sesuai keinginan melalui upaya membuka diri, meningkatkan semangat dan motivasi, mengoptimalkan seluruh potensi, minat dan kemampuan diri sendiri, namun juga dapat membuka peluang bagi kesejahteraan banyak orang. Setidaknya jumlah wirausahawan (entrepreneur) berbanding lurus dengan angka pengangguran di Indonesia. Hingga saat ini, jumlah wirausahawan Indonesia tercatat hanya 567.240 orang (0,24 persen) dari sekitar 238 juta penduduk. Dibandingkan dengan entrepreneur beberapa negara berkembang dan maju lainnya, Indonesia masih kalah jauh. Misalkan saja Singapura yang telah memiliki entrepreneur sebanyak tujuh persen dari jumlah penduduknya, Malaysia 3 persen, China dan Jepang 10 persen, dan Amerika Serikat telah mencapai 11,5 sampai 12 persen. Padahal, kita semua tahu bahwa wirausahawan adalah salah satu factor penting dalam menyejahterakan kehidupan masyarakat suatu Negara. Ini terbukti dengan fakta masih besarnya angka pengangguran di masyarakat kita. Berdasarkan data BPS, 8,59 juta (7,41 persen) penduduk Indonesia menganggur hingga Februari 2010. Menjadi keprihatinan bersama, terutama bagi kalangan pendidikan tinggi, ketika melihat angka pengangguran lulusan perguruan tinggi menempati angka paling tinggi di antara tingkat pendidikan lainnya. Lulusan perguruan tinggi yang menganggur menurut data BPS sebanyak 15,71 persen (Diploma) dan 14,2 persen (Sarjana) dari jumlah penduduk Indonesia yang menganggur. Maka, wajar jika kemudian popular di masyarakat istilah seperti pengangguran akademik, pengangguran terdidik, pengangguran bertitel, dan istilah lain semacamnya. Banyak pihak yang merasa gusar melihat data ini. Data ini sekaligus menjadi tanda bahwa selama ini ada problem besar dalam system pembinaan masyarakat kita, terutama di dunia pendidikan. Di masyarakat kita, tumbuh semacam mitos bahwa entrepreneur tidak dapat diajarkan atau dipelajari, mereka memiliki bakat pembawaan lahir. Bakat
2
tersebut di antaranya mencakup keagresifan, inisiatif, dorongan, kemauan untuk mengambil risko, kemampuan analitis, dan kemampuan human relation. (Hamdani, 2010 : 11 – 12) Para lulusan universitas hendaknya jangan semata-mata mengharapkan dapat bekerja selepas kuliah. Tetapi, harus juga dapat menciptakan lapangan kerja baru. Mahasiswa harus sadar bahwa kini kesenjangan antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dengan jumlah lulusan universitas cukup lebar. Akibatnya, lapangan kerja tidak mampu menampung lulusan dan terjadilah deret pengangguran kaum terdidik. (Hamdani, 2010 : 17) Berlandaskan fakta bahwa rendahnya spirit kewirausahaan di Indonesia, Mien R. Uno Foundation (MRUF) sebagai salah satu lembaga sosial non profit, fokus terhadap pengembangan pendidikan kewirausahaan terutama di kalangan muda. Mien R. Uno Foundation (MRUF) memiliki visi membangun masyarakat Indonesia yang mandiri, MRUF percaya bahwa investasi terhadap generasi-generasi muda Indonesia dapat mempercepat tercapainya hal tersebut. Misi dari Mien R. Uno Foundation (MRUF): 1. Memberikan beasiswa kepada generasi muda Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang berguna bagi masa depannya, melalui beasiswa dan pembinaan 2. Memfasilitasi para pengusaha pemula yang termasuk dalam kategori usaha mikro dan kecil untuk berkembang, melalui pelatihan, pendampingan, dan pendanaan Melalui kedua misi tersebut, Mien R. Uno Foundation (MRUF) percaya bahwa akan lahir generasi muda wirausahawan yang terdidik yang mampu berkontribusi pada terciptanya masyarakat mandiri. Mien R. Uno Foundation (MRUF) bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang kompeten dalam kedua bidang tersebut sehingga dapat memberikan
perubahan
yang
lebih
positif
terhadap
kemajuan
Indonesia.
(http://mruf.org/tentang-kami/) Mien R. Uno Foundation (MRUF) menyelenggarakan Pelatihan Marketing dan Komunikasi melalui Training IV untuk para mahasiswa peserta program MRUF Envoy Batch V. Pelatihan yang dilaksanakan di kota Bandung ini dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama adalah sesi di kelas training dengan CED Gama, sesi kedua adalah sesi sharing dengan Mien R Uno, dan sesi ketiga adalah sesi company visit. Pelatihan yang
3
berlangsung selama empat hari memberikan edukasi kepada mahasiswa peserta program MRUF Envoy untuk menjadi pengusaha yang lihai dalam berkomunikasi sehingga dapat mempersuasi publik agar percaya dan mau untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Tujuan dari rencana proyek yang berbentuk dokumentasi video kegiatan Pelatihan Marketing dan Komunikasi Training IV ini untuk memberikan informasi program MRUF yang edukatif, menghibur, dan berisikan konten-konten yang dapat memotivasi mahasiswa Indonesia agar mau mencoba untuk berwirausaha. Setiap berita, jenis apapun, selalu menyangkut manusia atau hal-hal yang ada dalam masyarakatnya (Dra.Vero S - Aloys W, 2005 : 42), semuanya itu dapat digali lewat 6 pertanyaan yang dalam dunia jurnalistik dikenal sebagai rumus 5W+1H (What, Who, When, Where, Why, Who) atau 3A+3M (Apa, si-Apa, Meng-Apa, di Mana, bila-Mana, bagai-Mana): 1. Apa yang terjadi? Apa peristiwanya? 2. Siapa saja yang tersangkut dalam peristiwa itu? 3. Dimana peristiwa itu terjadi? 4. Kapan Peristiwa itu terjadi? 5. Mengapa (apa yang menyebabkan) peristiwa itu terjadi ? 6. Bagaimana proses peristiwa itu? Bagaimana suasananya ? Enam pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang dapat membantu memecahkan masalah dan memicu ide-ide, sehingga analisa yang dilakukan akan menjadi maksimal dan informasi pada video dapat disampaikan dengan benar. Adapun video dokumentasi yang akan dibuat oleh penulis adalah dokumentasi Pelatihan Marketing dan Komunikasi Training IV program MRUF Envoy Batch V yang dilaksanan di kota Bandung selama 5 hari. 1.2. Fokus Permasalahan Berikut adalah fokus permasalahan pada proyek akhir ini : 1. Video dokumentasi training MRUF selama ini hanya mendokumentasikan kegiatan tanpa memperhatikan unsur-unsur 5W+1H
4
2. Video dokumentasi training MRUF selama ini belum bersifat edukatif 3. Video dokumentasi training MRUF selama ini belum dikemas dengan baik, sehingga kurang menarik untuk dilihat 1.3 Tujuan 1. Video dokumentasi training MRUF yang terdapat unsur 5W+1H 2. Video dokumentasi training MRUF yang bersifat edukatif 3. Video dokumentasi training MRUF yang dikemas dengan baik, sehingga menarik untuk dilihat
1.4 Manfaat 1.4.1 Aspek teoretis Secara umum video dokumentasi merupakan suatu bukti otentik atau dokumen asli yang dijadikan bahan pembelajaran dalam pengembangan komunikasi. Referensi historis sangat penting untuk pengembangan sistem dalam aspek komunikasi, video dokumentasi dapat menjabarkan sistem tersebut secara Audio dan visual.
1.4.2 Aspek praktis Memberikan motivasi kepada generasi muda Indonesia untuk meraih pendidikan yang berguna bagi masa depannya, melalui beasiswa dan pembinaan Mien R. Uno Foundation. Melalui video dokumentasi memperlihatkan kepada masyarakat dan calon donatur bahwa program-program MRUF mewujudkan pengusaha muda yang dapat juga mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
1.5 Data Khalayak Sasaran 1.5.1 Demografis Secara demografis, pemilihan target audience untuk dokumentasi video Training MRUF Envoy Batch V adalah sebagai berikut:
5
1) Usia
: 18 – 25 tahun
2) Jenis Kelamin
: Laki-laki atau perempuan
3) Pekerjaan
: Semua pekerjaan
1.5.2 Psikografis Secara Psikografis, target audience dokumentasi video Training MRUF Envoy Batch V ini adalah mahasiswa. 1.6 Tujuan Media yang digunakan Karya dokumentasi akan dipublikasikan penulis melalui social media seperti youtube. Youtube adalah situs berbagi media audio dan visual yang banyak digunakan oleh berbagai khalayak serta mudah untuk diakses publik. 1.7 Pengumpulan Data Dalam proyek tugas akhir ini, penulis menggunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu: 1.7.1 Observasi Observasi yang dilakukan penulis adalah observasi tidak berstruktur, maksudnya adalah observasi dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini, penulis secara pribadi mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek. Melakukan observasi terhadap karya terdahulu dengan melihat apa saja kekurangan dan kelebihannya. Wawancara langsung dengan pihak yayasan Mien R. Uno Foundation tentang skema video yang diinginkan.
1.7.2 Wawancara Penulis dalam menyelesaikan proyek tugas akhir ini membutuhkan wawancara dari semua pihak yang terlibat seperti: pihak dari Yayasan Mien R. Uno Foundation dan para peserta training Mruf Envoy Batch V. Wawancara dilakukan untuk mendapat informasi
6
yang bermanfaat bagi penulis sebelum melakukan shooting agar tidak terjadi kesalahan nantinya saat shooting. 1.7.3 Studi Dokumentasi Penulis melakukan pencatatan atau perekaman suatu objek yang kemudian dilanjutkan dengan penelusuran lebih dalam sehingga menjadi sebuah data atau bahan referensi. Misalnya penulis melihat video-video dari internet, kemudian mempelajarinya dengan seksama, dan menjadikannya sebagai bahan refrensi untuk proses penciptaan ide ataupun proses shooting. 1.8 Skema Rancangan Proyek Gambar 1.1 Skema Rancangan Tugas Akhir
Memotivasi generasi muda untuk berwirausaha - Wawancara pihak Mien R. Uno Foundation - Observasi video terdahulu - SurveyStoryline Lokasi Merancang Persetujuan storyline oleh MRUF - Menentukan teknis kebutuhan produksi - Menentukan jumlah kru Produksi video dokumentasi
7
Pasca produksi
- Offline Editing - Online Editing Penyerahan Video Revisi Video Final Editing
Video dokumentasi MRUF Envoy Batch V yang informatif, edukatif, menghibur
1.9 Lokasi dan Waktu 1.9.1 Lokasi Lokasi pembuatan tugas akhir ini dilakukan di daerah Cimbeleuit, Lembang, dan beberapa daerah lainnya tempat peserta training melaksanakan kegiatannya mulai dari tanggal 4 Maret sampai dengan 8 Maret 2014 1.9.2 Waktu Tabel 1.2 Rancangan Produksi
Waktu
Kegiatan
1 – 3 Maret 2014
Pra Produksi Pengumpulan data Wawancara dengan pihak MRUF Merancang Storyline
8
Menentukan teknis alat dan kru 4 – 8 Maret 2014
Produksi
10 – 11 Maret 2014
Post Produksi
12 – 19 Maret 2014
Offline Editing
22 – 25 Maret 2014
Online Editing
27 Maret 2014
Penyerahan Output Video
10 – 16 April 2014
Revisi Output Video
9