BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pada saat ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Antara lain disebabkan adanya peluang kerja dari sektor industri dan perdagangan. Banyaknya tenaga kerja di perkotaan khususnya Bandung menjadikan persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin tinggi. Khusus bagi sektor industri, hal tersebut memberikan kontribusi positif bagi industri untuk memperoleh tenaga kerja murah tetapi di sisi lain menimbulkan permasalahan dalam penyediaan tempat tinggal yang layak sekaligus terjangkau. Tenaga kerja umumnya merupakan orangorang pendatang sehingga membutuhkan tempat tinggal baru di kawasan sekitar pabrik. Umumnya para pemilik industri tidak menyediakan tempat tinggal khusus sehingga banyak karyawan industri yang menyewa kamar atau menyewa rumah di lingkungan sekitar. Jumlah tenaga kerja industri biasanya dalam jumlah yang besar semakin mendesak pemilik industri untuk memikirkan dampak kependudukan yang semakin padat bagi daerah sekitar. Sementara itu lingkungan pabrik juga cenderung berpolusi yang menyebabkan kualitas lingkungan permukiman yang semakin rendah.
Industri sebagai penyebab berbagai dampak ini hendaknya memberikan sumbangan bagi lingkungan sekitarnya yaitu dengan penyediaan tempat tinggal bagi para karyawan industrinya yang secara tidak langsung dapat memperbaiki kawasan di sekitarnya baik dari segi pemerataan kependudukan maupun penghematan lahan kota untuk fungsi hijau. Jika diterapkan pembangunan permukiman yang bersifat landed house, maka penggunaan lahan akan tidak efisien. Pembangunan hunian massal bersifat vertikal merupakan solusi terhadap pemanfaatan lahan dan peruntukan lahan untuk keperluan lain seperti lahan untuk penghijauan dapat lebih maksimal.
Pendekatan yang dilakukan dalam perancangan rumah susun ini adalah rumah susun sebagai miniatur kota, baik dari struktur maupun keadaan sosialnya. Komplek hunian ini dibayangkan sebagai sebuah miniatur kota dengan fungsi-fungsi yang sederhana dan mandiri. Kota sebagai produk peradaban modern yang berkaitan dengan industri, sebuah sektor yang menghidupi penghuninya yang merupakan pekerja pabrik.
34
1.2
Pemahaman Judul Judul kasus •
:
Rumah Susun di Kawasan Industri
Definisi rumah susun menurut UU no.16 1985 Rumah susun adalah bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. Menurut pasal 1 UU No.16 1985 §
Satuan rumah susun adalah rumah susun yang tujuan peruntukan utamanya digunakan secara terpisah sebagai tempat hunian, yang mempunyai sarana penghubung ke jalan umum.
§
Lingkungan adalah sebidang tanah dengan batas-batas yang jelas yang di atasnya dibangun rumah susun termasuk prasarana dan fasifitasnya, yang secara keseluruhan merupakan kesatuan tempat pemukiman.
§
Bagian-bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun.
§
Benda-bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun, tetapi yang dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama.
§
Tanah-bersama adalah sebidang tanah yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah yang di atasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam persyaratan izin bangunan.
Menurut pasal 5 ayat 1 UU no.16 1985 Rumah Susun dibangun sesuai dengan tingkat keperluan dan kemampuan masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan rendah. •
Definisi menurut kamus bahasa Indonesia Rumah : bangunan untuk tempat tinggal Susun: tumpuk; seperangkat barang yang besarnya bertingkat-tingkat; rangkap yang tindih menindih Rumah susun: bangunan bertingkat yang dipergunakan untuk tempat tinggal.
35
•
Definisi menurut The Random House Dictionary Apartemen : kamar atau kumpulan kamar-kamar dalam sebuah gedung yang didesain untuk hunian.
•
Definisi menurut Dictionary of Architectural Science (Henry J. Cowan) Apartemen : unit hunian yang biasanya disewakan dalam bentuk bangunan bertingkat.
Disimpulkan bahwa rumah susun adalah blok-blok hunian atau tempat tinggal yang disusun vertikal ke atas, yang terdiri dari unit-unit yang digunakan secara terpisah dan dilengkapi dengan bagian bersama dan berdiri di atas tanah bersama. Sedangkan lokasi rumah susun ini terletak di kawasan industri sesuai dengan sasaran pengguna rumah susun yaitu karyawan industri yang bekerja di pabrik-pabrik di sekitar lokasi.
Sasaran pengguna rumah susun adalah karyawan industri yang cenderung rutinitas kerjanya tetap dengan tingkat penghasilan yang beragam, dari rendah sampai menengah dan masyarakat umum yang bekerja di sektor formal maupun informal.
1.3
Tujuan Perancangan •
Pembangunan rumah susun yang tepat guna dan efisien
•
Rumah susun yang memiliki batasan territorial yang jelas sehingga dapat meminimalisasi kesan kumuh akibat ekspansi penghuni terhadap ruang bersama.
•
Rumah susun
yang mampu
mengakomodasi keinginan
penghuninya
yang
berkembang secara ekonomi dan sosial •
Rumah susun dapat berdiri sendiri dan mandiri secara ekonomi dan utilitas tetapi dapat memberikan kontribusi yang baik bagi warga di liar penghuni rumah susun.
1.4
Permasalahan Perancangan •
Bangunan bertingkat banyak yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan bangunan landed.
•
Adanya kecenderungan penyerobotan lahan oleh masyarakat yang tinggal pada rumah susun karena batas teritori yang tidak jelas.
•
Rumah susun merupakan pembangunan perumahan secara massal dan seragam sehingga menghilangkan unsur keinginan dan kebebasan personal calon penghuni. 36
•
Biaya perawatan dan pengelolaan rumah susun sewa yang cukup tinggi sehingga diperlukan kemandirian rumah susun untuk mengakomodasi kebutuhann hal-hal tersebut dengan fasilitas-fasilitas yang terdapat di rumah susun.
1.5
Kerangka berfikir Berikut ini kerangka berpikir mengenai proses perencanaan konsep bangunan Rumah Susun di Kawasan Industri : Fakta dan permasalahan perumahan Kepadatan hunian yang tidak merata di sekitar kawasan industri Jumlah karyawan industri Jumlah hunian
Ide/gagasan 1. Hunian yang dekat dengan tempat kerja (pabrik) untuk meningkatkan produktifitas kerja. 2. Efisiensi lahan sebagai kontribusi untuk lingkungan sekitar. 3. Lahan yang terbatas.
Pengamatan langsung -Studi banding pada beberapa rumah susun di Jakarta dan Bandung -wawancara dengan penghuni rusun Survei lahan - identifikasi permasalahan khusus yang ada pada lahan
Pengumpulan informasi Studi literatur: -Definisi dan interpretasi proyek -Standar perancangan rumah susun di Indonesia -permasalahan umum yang sering terjadi pada rumah susun di Indonesia. -perancangan apartemen kelas menengah di luar negeri
evaluasi
Analisis -Analisis data, pengolahan data hasil studi banding, wawancara dan studi literatur, kepadatan penduduk -analisis lahan dan tapak -Analisis fungsi tambahan yang sesuai untuk lahan
Konsep prancangan -Program dan fasilitas ruang -Pemintakatan tapak dan fungsi
evaluasi
Prarancangan
Diagram 1.1 Kerangka berfikir
37
1.6
Sistematika Laporan Bab I Pendahuluan Merupakan uraian tentang latar belakang proyek, pemahaman judul dan tema, tujuan perancangan, permasalahan perancangan, pendekatan perancangan, dan sistematika laporan. Bab II Data awal proyek Merupakan uraian tentang lokasi, peraturan dan standar yang digunakan, pemahaman tipologi bangunan, tinjauan teori yang berhubungan dan kriteria perancangan. Bab III Analisis Merupakan uraian tentang analisa tapak, analisa kegiatan, analisa pemakai, analisa ruang dan bentuk, analisa struktur dan utilitas bangunan dan kebutuhan
ruang.
Bab IV Konsep Merupakan uraian tentang konsep awal perancangan, konsep perancangan tapak, konsep perancangan bangunan, struktur dan utilitas. Bab V Hasil rancangan Merupakan uraian tentang rancangan tapak, rancangan bangunan, penyelesaian struktur, penyelesaian utilitas, sarana dan prasarana.
38