BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat
dalam
penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan,
guna
memberdayakan masyarakat dan memberi kemudahan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk memercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Departemen Kesehatan RI, 2006). Sejak dicanangkan pada tahun 1986, Posyandu telah berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut data statistik dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2002, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 307/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 43/1.000 angka kelahiran. Sedangkan hasil SDKI pada tahun 2007, AKI 228/100.000 angka kelahiran dan AKB 39/1.000 angka kelahiran. Berdasarkan pedoman umum pengelolaan Posyandu oleh Kementrian Kesehatan tahun 2011, salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan utama Posyandu dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi adalah pengadaan pelayanan kesehatan untuk bayi dan balita berupa pemantauan status gizi balita. Dalam kegiatan ini, pelayanan kesehatan yang diberikan kepada bayi dan balita mencakup penimbangan berat badan, penentuan status pertumbuhan, penyuluhan konseling, serta imuninasi dan deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita jika ada tenaga Puskesmas. Diantara pelayanan-pelayanan tersebut, penimbangan berat badan dan imunisasi adalah layanan yang paling banyak dilakukan dengan presentase 78,3% dan 55,8% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008).
Indikator paling sederhana dalam menentukan status gizi balita adalah dengan melihat kondisi fisik balita atau biasa dikenal dengan metode antropometri. Parameter yang paling mudah dan sesuai untuk metode tersebut adalah berat badan, tinggi badan, dan umur. Dari ketiga parameter tersebut, perubahan berat badan balita berdasarkan umur merupakan parameter yang sangat sensitif untuk menentukan status gizi balita sebagaimana telah diterapkan di Posyandu dalam kegiatan penimbangan berat badan balita yang dilakukan setiap bulan. Hasil penimbangan berat badan di Posyandu kemudian didokumentasikan pada Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin (Permenkes, 2010). Cuplikan KMS seperti yang terlihat pada Gambar 1.1 merupakan KMS untuk balita laki-laki, sedangkan untuk balita perempuan ditunjukkan pada Gambar 1.2. Dalam penggunaannya oleh orang tua balita, KMS yang masih berwujud selembaran kertas keterangan informasi yang terbatas dirasa kurang optimal. Selain sulit dipahami, KMS yang berupa selembaran kertas seringkali lupa untuk dibawa oleh orang tua balita pada saat melakukan pemeriksaan kesehatan di Posyandu serta rentan sekali rusak saat disimpan. Sehingga para orang tua lebih memercayakan kepada petugas Posyandu untuk menyimpan hasil penimbangan berat badan balita mereka pada buku penimbangan balita milik petugas Posyandu tanpa bisa dibawa pulang, sehingga akses rekam tumbuh dan perkembangan anak oleh orang tua menjadi terbatas. Selain penimbangan berat badan, imunisasi untuk balita juga merupakan kegiatan penting dalam pelayanan kesehatan balita di Posyandu. Imunisasi dalam sistem kesehatan nasional adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dengan melakukan imunisasi terhadap seorang balita, tidak hanya memberikan perlindungan terhadap balita tersebut tetapi juga berdampak pada balita lainnya, karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh, 2011)
(a)
(b)
Gambar 1. 1 KMS untuk balita laki-laki
(a)
(b)
Gambar 1. 2 KMS untuk balita perempuan
Berdasarkan pendataan bidang PKRS RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2014, banyak dampak negatif yang akan terjadi jika banyak balita yang tidak di imunisasi, diantaranya terjadi wabah, sakit berat, kematian atau cacat. Pada tahun 2005-2006 wabah polio dari Sukabumi menjalar ke Banten, Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah dalam waktu beberapa bulan menyebabkan 351 balita lumpuh seumur hidup. Wabah campak 2008-2010 diberbagai daerah menyebabkan 5818 anak dirawat di rumah sakit, 16 meninggal. Wabah difteri di Jawa Timur tahun 2005 2012 menjalar ke Kalimantan menyebabkan 1789 anak dirawat di rumah sakit, lebih dari 94 meninggal dunia. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam imunisasi adalah ketepatan jadwal imunisasi (Dian, 2011). Jadwal imunisasi balita di Posyandu telah ditetapkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2014 yang ditentukan berdasarkan usia balita. Dari jadwal telah ditetapkan, diketahui bahwa jadwal imunisasi tidak statis. Imunisasi tidak dilakukan rutin setiap bulan, melainkan ada aturan waktu tertentu. Hal ini membuat para orang tua balita harus benar-benar teliti terhadap jadwal yang sudah ditentukan agar tidak mengakibatkan dampak buruk terhadap balita mereka. Dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, layanan Posyandu untuk kesehatan balita seharusnya dapat ditingkatkan. Upaya yang sudah dilakukan dalam mengehadapi masalah ini yaitu sudah ada dikembangkan sistem KMS online berbasis web yang dapat menentukan status gizi anak. Hanya saja, dari beberapa sistem yang telah dikembangkan secara garis besar hanya berpatokan pada proses perhitungan, sehingga data yang diolah tidak dapat disimpan. Teknologi penyimpanan dan pengolahan informasi terkomputerisasi dapat digunakan untuk mentransformasi wujud KMS yang awalnya berupa kertas menjadi informasi yang dapat diakses dengan mudah pada perangkat bergerak. Selain itu, dengan pengolahan informasi jadwal imunisasi, fitur pengingat imunisasi pada perangkat berkegrak juga dapat dikembangkan. Android, sebagai salah satu sistem operasi pada perangkat bergerak yang sangat diminati, merupakan basis sistem operasi
yang baik untuk mengembangkan aplikasi untuk Posyandu. Menurut gartner (2015) sampai kuartal ketiga tahun 2015 tercatat Android masih mendominasi pasar dengan total penjualan melampaui angka 298 juta unit dan menguasau pasar sebesar 84.7 % dari keseluruhan pasar. Berdasarkan latar berlakang di atas, maka akan dikembangkan penelitian dengan judul : “Rancang Bangun aplikasi e-Posyandu sebagai penentu status gizi balita dan pengingat imunisasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan Posyandu”
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat
dirumuskan suatu masalah yakni sistem pendokumentasian hasil penimbangan balita di Posyandu baik yang disimpan oleh orang tua balita ataupun kader Posyandu yang masih menggunakan media kertas cenderung tidak terawat, rentan hilang dan tertinggal.
1.3
Batasan Masalah Berikut adalah batasan-batasan masalah dalam penelitian ini :
1.
Aplikasi yang dikembangkan adalah aplikasi berbasis Android yang berhubungan dengan layanan kesehatan balita di Posyandu.
2.
Aplikasi yang dikembangkan menampilkan status gizi berdasarkan data berat badan balita setiap bulan.
3.
Hasil pengolahan data yang ditampilkan pada aplikasi diantaranya status gizi balita yang ditentukan berdasarkan nilai z score, informasi perkembangan balita menurut Denver, tips makanan, tips sehat, jadwal dan keterangan imunisasi balita menurut Kementrian Kesehatan RI. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1.
Merancang dan mengimplementasikan aplikasi pelayanan kesehatan balita Posyandu berbasis Android dalam menentukan status gizi balita, jadwal imunsasi, grafik berat badan balita, dan pengingat imunisasi berdasarkan data Posyandu.
2.
Merancang dan mengimplementasikan antarmuka aplikasi pelayanan kesehatan balita di Posyandu
3.
Menguji sistem dengan data dari sumber yang bersangkutan.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua balita, yaitu : 1.
Penelitian ini dapat menghasilkan aplikasi berbasis Android yang mempermudah orang tua dalam mengetahui status gizi balita.
2.
Penelitian ini dapat menghasilkan aplikasi pengingat imunisasi balita berdasarkan usia balita.
3.
Menyediakan layanan informasi kesehatan balita melalaui yang dapat diakses melalui perangkat Android.
4.
Penelitian ini dapat menghasilkan aplikasi yang menampilkan grafik data berat badan balita.
1.5
Sistematika Penulisan Dokumentasi penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I Bab pertama adalah pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II Bab kedua adalah tinjauan pustaka dan dasar teori. Tinjauan Pustaka berisi tentang penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berkaitan tentang rancang bangun apllikasi Android dan sistem perhitungan penentu status tumbuh perkembangan anak bedasarkan hasil penimbangan berat badan bayi dan balita di
Posyandu yang terdapat pada KMS. Sedangkan dasar teori berisi tentang beberapa teori yang menunjang penelitian untuk dijadikan landasan dalam pemecahan masalah. BAB III Bab ketiga adalah metode penelitian yang menguraikan alat dan bahan yang digunakan serta langkah dan alur penelitian. BAB IV Bab keempat adalah pembahasan hasil penelitian. Pada bab ini dibahas mengenai proses pengolahan data hasil penimbangan bayi dan balita di Posyandu untuk menentukan status tumbuh perkembangan anak dan pemberian notifikasi untuk keadaan tertentu berdasarkan status tumbuh perkembangan anak. BAB V Bab kelima adalah kesimpulan. Pada bab ini diuraikan kesimpulan atas hasil penelitian serta saran yang berguna untuk penelitian-penelitian selanjutnya.