BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Hampir setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia menghasilkan sampah, terutama aktivitas yang berupa konsumsi terhadap suatu barang. Sampah mempunyai arti bahan sisa (residu), baik bahan-bahan yang sudah tidak digunakan lagi (barang bekas), maupun bahan yang sudah diambil bagian utamanya dan merupakan hasil samping dari berbagai aktivitas manusia sehari-hari (Agustino, 1998). Daerah perkotaan sebagai daerah dengan konsentrasi penduduk yang tinggi merupakan produsen sampah dalam jumlah besar, sehingga tempat pembuangan sampah mutlak diperlukan pada daerah perkotaan. Pada wilayah ini, tempat pembuangan sampah diwujudkan dengan adanya tempat-tempat pembuangan sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir (TPA). TPS digunakan sebagai tempat penampungan sementara dari sampah sebelum dibuang ke TPA. Penumpukan sampah pada TPS karena belum diangkut ke TPA merupakan suatu hal yang sangat mungkin bahkan sering terjadi. Hal ini tentu saja sangat merugikan, oleh karena itu pengangkutan sampah yang baik dari TPS-TPS ke TPA merupakan salah satu solusi untuk menghindari fenomena tersebut yang dapat diwujudkan dengan penentuan jalur pengangkutan sampah yang mendukung. Jalur ini harus dapat memenuhi berbagai parameter yang diperlukan. Parameter ini dapat berupa biaya, waktu maupun hal-hal lain yang berpengaruh terhadap kelancaran pengangkutan sampah di perkotaan. Penentuan jalur pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan pemodelan. Dalam hal
ini
dilakukan
pembuatan
model
dari
jalur
yang
bersangkutan
dengan
mempertimbangkan berbagai parameter terkait seperti yang disebutkan di atas. Model ini pada akhirnya dapat menjadi rekomendasi bagi pihak pelaksana pengangkutan sampah untuk menentukan jalur mana yang akan dipakai dalam kegiatan pengangkutan sampah. Menurut Rice (2000), Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer yang
digunakan
untuk
memasukkan
(capturing),
menyimpan,
memeriksa,
1
mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi (Prahasta 2002). Dengan berbagai kemampuan di atas, SIG juga dapat dijadikan sebagai alat bantu (tool) dalam pengambilan keputusan. Gistut (1994) menyatakan bahwa SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsideskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yag ditemukan di lokasi tersebut (Prahasta, 2002). Pemodelan jalur pengangkutan sampah adalah pekerjaan yang terkait dengan berbagai data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi (data spasial). Data-data tersebut antara lain berupa data posisi pool truk pengangkut sampah, posisi TPS-TPS, posisi TPA maupun jaringan jalan. Dengan demikian Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat digunakan untuk melakukan pemodelan untuk penentuan jalur pengangkutan sampah.
1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah mengenai bagaimana membangun suatu model penentuan jalur pengangkutan sampah perkotaan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).
1.3 Tujuan dan Sasaran Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah untuk menghasilkan suatu model penentuan jalur pengangkutan sampah perkotaan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Sedangkan sasaran dari pembuatan tugas akhir ini adalah: 1. Membangun basis data SIG yang mendukung pemodelan. 2. Membangun model penentuan jalur pengangkutan sampah perkotaan.
1.4 Ruang Lingkup Kajian Masalah yang dikaji dalam penelitian ini akan dibatasi oleh batasan-batasan berikut:
2
1. Jalur pengangkutan sampah yang ditentukan adalah rute terpendek yang ditempuh truk sampah dalam mengangkut sampah yang melalui (ritasi): pool truk sampah – TPS (1) – TPA – TPS (2) – TPA - pool truk sampah Didasarkan atas asumsi semakin pendek rute yang ditempuh truk sampah semakin kecil biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi bahan bakar truk. Dengan kata lain parameter yang digunakan untuk menentukan jalur pengangkutan sampah adalah parameter biaya dengan pendekatan rute terpendek. 2. Sistem pemindahan sampah pada TPS diasumsikan menerapkan sistem yang ideal. Yaitu truk membawa kontainer sampah kosong ke lokasi TPS, mengganti kontainer sampah yang penuh di TPS bersangkutan dengan yang kosong, kemudian membuang sampah pada kontainer yang penuh ke TPA. Dari TPA truk membawa kontainer yang telah kosong untuk kemudian melakukan pemindahan dengan cara yang sama di TPS kedua. 3. TPS-TPS diasumsikan penuh saat proses pengangkutan sampah, sehingga tidak ada TPS yang tidak diangkut sampahnya. 4. Setiap segmen jalan diasumsikan dapat dilewati oleh truk pengangkut sampah kecuali terkait dengan aturan arah berkendaraan pada setiap segmen jalan. Faktorfaktor berikut tidak diperhitungkan dalam pencarian rute terpendek x
Ada atau tidaknya median jalan (kendaraan dapat berputar di mana saja pada segmen jalan).
x
Lebar segmen jalan yang bisa dilewati oleh truk sampah.
x
Volume kendaraan yang diperbolehkan melewati suatu segmen jalan.
x
Waktu tempuh pada segmen jalan.
x
Lokasi segmen jalan (land use di sekitar segmen jalan).
x
Hambatan-hambatan lain pada segmen jalan. Seperti papan reklame, perbaikan jalan, waktu tunggu di lampu merah, waktu antrian di persimpangan dll.
5. Wilayah kajian adalah wilayah Bandung Barat (berdasarkan pembagian operasi PD. Kebersihan Bandung) beserta Pool truk sampah, TPS dan TPA yang ada dalam wilayah ini.
3
1.5 Metodologi Penelitian Metodologi pelaksanaan tugas akhir ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengadaan data Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data-data yang dibutuhkan - baik data spasial maupun data atribut. 2. Pembangunan basis data Data-data yang didapatkan digunakan untuk membangun basis data yang prosesnya terdiri dari: a. Tahap konseptual b. Tahap logikal c. Tahap fisikal 3. Pembangunan model Pada tahap ini dilakukan pembangunan model yang memungkinkan untuk visualisasi dari jalur terpendek untuk truk pengangkut sampah dalam melaksanakan tugasnya sesuai aturan jalur yang ditentukan. 4. Pengujian model Model yang telah dibangun diuji menggunakan data yang ada untuk menilai apakah model bekerja dengan baik dan memenuhi kriteria yang ditetapkan. 5. Analisis dan kesimpulan Setelah semua proses di atas dirampungkan, dilakukan analisis terhadap proses serta hasilnya, yang kemudian dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan.
Metodologi pelaksanaan tugas akhir di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut:
4
Gambar (1.1): Diagram Metodologi penelitian
1.6 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini akan mengikuti sistematika sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup kajian, dan metodologi yang digunakan dalam penelitian, serta sistematika dalam penulisan tugas akhir ini.
BAB II
DASAR TEORI PENELITIAN
5
Memaparkan berbagai teori yang yang berhubungan dan bermanfaat untuk kegiatan penelitian. BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN Membahas tentang pelaksanaan penelitian dalam tugas akhir ini sesuai dengan yang dijabarkan pada sub bab Metodologi Penelitian di atas. Dimulai dari pengadaan data, dilanjutkan dengan pembangunan basis data, pembangunan model dan pengujian model.
BAB IV
ANALISIS Menguraikan tentang analisis terhadap proses yang telah dilakukan dalam pelaksanaan tugas akhir. Analisis dilakukan terhadap pekerjaan untuk menghasilkan model serta model yang dihasilkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian ini serta saran yang direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya yang terkait.
6