BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pada dasarnya manusia yang adalah makhluk sosial yang
membutuhkan satu sama lain untuk bertahan hidup, dan komunikasi menjadi suatu media untuk menyampaikan pendapat dan keinginan dari manusia yang satu ke manusia yang lain. Berbagai macam sarana dan prasarana terus dikembangkan untuk menunjang
agar informasi dapat
disampaikan dengan cepat dan tepat. Seiring perjalan waktu banyak pencapaian yang telah berhasil diterapkan
manusia
untuk
proses
penyampaian
informasi,
seperti
penggunaan surat yang bersifat personal maupun radio dan televisi untuk penyebaran informasi yang bersifat masif. Namun penyebaran informasi melalui media tersebut masih dirasa kurang dikarenakan berbagai faktor seperti waktu dan jangkauan yang masih sangat terbatas agar informasi tersebut dapat disampaikan, sampai akhirnya dikembangkan teknologi Internet. Teknologi Internet adalah pengembangan dari teknologi yang disebut ARPANET yang dijadikan standar untuk Internet saat ini (Hauben, 2001). Berbagai layanan Internet diciptakan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi manusia modern yang membutuhkan penyampaian informasi secara cepat dan tepat. Namun teknologi Internet yang menggunakan jaringan berbasis kabel semakin dirasa kurang praktis seiring perkembangan teknologi komunikasi dan mulai ditinggalkan karena beberapa keterbatasannya, seperti besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh organisasi jika 1
menggunakan teknologi jaringan berbasis kabel ini, selain itu teknologi ini juga tidak fleksibel karena sangat tergantung pada kabel (Arief, 2007). Jaringan komputer tanpa kabel atau Wireless LAN adalah pengembangan jaringan komputer yang dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh jaringan komputer dengan kabel atau Wired LAN. Wireless LAN menghubungkan 2 perangkat atau lebih menggunakan metode komunikasi tanpa kabel. Wireless LAN juga menyediakan koneksi melewati Access Point kepada jaringan Internet yang lebih luas (Putman, 2005). Penggunaan jaringan Wireless LAN tidak terlepas dari teknologi Wireless Router. Wireless Router berfungsi sebagai media untuk mengatur perangkat-perangkat yang terhubung dalam jaringan Wireless LAN. Komponen Wireless Router terdiri dari hardware dan firmware. Hardware merupakan perangkat fisik dari Wireless Router, sedangkan firmware adalah sistem operasi yang mengatur kinerja dari Wireless Router, konfigurasi firmware pada Wireless Router berbeda-beda dilihat dari tipe Wireless Router yang digunakan. Wireless Router yang diproduksi oleh vendor dari awal telah tertanam factory firmware yang dikembangkan secara independen oleh vendor yang memproduksi Wireless Router. Meskipun firmware yang dikembangkan oleh vendor tersebut merupakan firmware yang paling stabil untuk Wireless Router, tampilan yang kaku dan layanan-layanan yang terbatas merupakan faktor-faktor yang membuat penggunaan Wireless Router dalam beberapa kasus terasa kurang maksimal. Firmware Open Source dapat menjadi alternatif bagi Wireless Router untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara lebih maksimal dan menyeluruh. OpenWRT adalah distribusi GNU/Linux yang sangat ekstensible untuk perangkat embedded. Tidak seperti distribusi lain untuk Wireless Router, OpenWRT dibuat dari bagian-bagian kecil sampai 2
menjadi berfitur lengkap, sistem operasi yang sangat mudah dimodifikasi untuk keperluan Wireless Router.(About OpenWRT) Dari berbagai macam paket yang disediakan oleh OpenWRT paketpaket seperti Layanan Samba Server yang menyediakan sharing file antara sistem operasi Windows, Unix dan MacOS X( Samba, 2014), Layanan Torrent Client yang menyediakan layanan file sharing protocol secara peer to peer (Transmission, 2014), Layanan Printer server merupakan layanan yang memungkinkan printer menggunakan koneksi jaringan daripada koneksi dengan menggunakan USB maupun kabel printer (Jensen, 2007), Proses penambahan layanan-layanan tersebut dapat membutuhkan waktu yang cukup lama dikarenakan setiap paket layanan harus diunduh dan dipasang secara satu persatu, dan sangat memberatkan pengguna apabila ingin memasang layanan-layanan tersebut untuk Wireless Router yang jumlahnya lebih dari satu. Selain itu, apabila terjadi kesalahan sewaktu melakukan pengaturan, keadaan dimana Wireless Router tidak dapat diakses atau bricked sangat mungkin terjadi. Kemampuan dan pengetahuan tentang perintah-perintah dasar Linux akan sangat membantu pengguna untuk kedepannya. Untuk sebelumnya,
mengatasi maka
masalah-masalah
penulis
melakukan
seperti penelitian
yang
disebutkan
dengan
judul
“Pengembangan Layanan pada Firmware OpenWRT untuk Wireless Router Berbasis Processor Atheros”
3
1.2
Rumusan Masalah Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah. 1. Bagaimana merancang dan membangun firmware yang telah berisi layanan-layanan seperti Samba Server, Printer Server, BitTorrent Client, dan Custom Theme.OpenWRT untuk Wireless Router berbasis processor Atheros. 2. Bagaimana menerapkan pengaturan pada layanan-layanan firmware modifikasi OpenWRT agar Wireless Router dapat berfungsi dengan baik dan konkuren. 3. Bagaimana performa dan kinerja dari Wireless Router yang menggunakan firmware modifikasi OpenWRT dengan layananlayanan seperti Samba Server, Printer Server, BitTorrent Client dan Custom Theme. 4. Bagaimana
melakukan
perbaikan
apabila
Wireless
Router
mengalami bricked, sehingga dapat kembali diakses.
1.3
Batasan Masalah Batasan masalah dalam Penelitian ini adalah. 1. Implementasi firmware yang telah dimodifikasi ini hanya untuk Wireless Router berbasis processor Atheros. 2. Pengembangan layanan-layanan Openwrt yang tertanam mencakup 4 layanan yaitu Samba Server, Printer sharing, BitTorrent Client dan Custom Theme. 3. Layanan-layanan yang disediakan memerlukan USB Port sebagai sarana pendukung. 4
4. Pengujian firmware modifikasi OpenWRT yang berisi layananlayanan seperti Samba Server, Printer sharing, BitTorrent Client dan Custom
Theme
dilakukan
pada
Wireless
Router
Linksys
WRT160NL. 5. Layanan-layanan yang berada pada firmware modifikasi OpenWRT memerlukan koneksi internet agar dapat berjalan dengan baik dan konkuren.
1.4
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat firmware
modifikasi OpenWRT yang didalamnya telah berisi layanan-layanan seperti Samba Server, Printer Server, BitTorrent Client, dan Custom Theme. Firmware
modifikasi
beserta
layanan-layanannya
dibuat
dengan
menggunakan OpenWRT Buildroot dan OpenWRT Image Generator ,yang telah terpasang pada komputer yang bertindak sebagai host dalam proses Cross-compilation toolchain. Tujuan khusus dalam penelitian ini dijabarkan pada poin-poin berikut. 1. Membuat dan memasukan firmware modifikasi kedalam Wireless Router Linksys WRT160NL untuk menggantikan firmware bawaan dari vendor. 2. Menerapkan konfigurasi untuk layanan-layanan seperti Samba Server, Printer Server, BitTorrent Client, dan Custom Theme pada saat firmware modifikasi berhasil menggantikan firmware bawaan dari vendor. 3. Menguji kinerja dan performa dari Wireless Router Linksys WRT160NL pada saat layanan-layanan seperti Samba Server, Printer Server, BitTorrent Client, dan Custom Theme berjalan, baik 5
secara tersendiri maupun saat semua layanan berjalan secara konkuren. 4. Merancang dan membuat firmware modifikasi yang dapat diakses melalui failsafe mode apabila Wireless Router mengalami kondisi bricked.
1.5
Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi pengguna untuk melihat kinerja dan
performa dari Wireless Router yang berisi firmware modifikasi OpenWRT pada saat menjalankan layanan-layanan seperti Samba Server, Printer Server, BitTorrent Client, dan Custom Theme yang. Hasil dari penelitan ini akan dipaparkan dalam bentuk berupa gambar, tabel, dan grafik. Sehingga pengguna dapat melihat kelebihan dan kekurangan dari Wireless Router yang berisikan firmware modifikasi OpenWRT yang memiliki layananlayanan seperti Samba Server, Printer Server, BitTorrent Client, dan Custom Theme. Penelitian ini juga bermanfaat untuk melengkapi pengetahuan pengguna akan penelitian sebelumnya mengenai DD-WRT sebagai bahan penelitiannya
6