BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Di tengah rencana PT Astra International Tbk (ASII) membagikan dividen, pergerakan saham ASII pagi ini (11/9) terbilang fluktuatif. Data RTI menunjukkan, pada pukul 10.03, saham ASII kembali ke level pembukaan yaitu Rp 6.350. Padahal, pada transaksi sebelumnya, saham produsen otomotif ini sempat naik ke posisi Rp 6.400 dan turun ke level Rp 6.250.....(Kontan, 11 September 2013).
Kutipan berita di atas merupakan berita mengenai dividen pada salah satu media online. Rencana pembagian dividen oleh PT Astra International Tbk menyebabkan harga saham fluktuatif. Berita tersebut menunjukkan bahwa pengumuman dividen memiliki kandungan informasi dalam pengambilan keputusan investor. Teori signaling menyatakan bahwa manajemen memberikan informasi mengenai dividen kepada investor sehingga informasi tersebut dapat digunakan investor sebagai sinyal tentang prospek masa depan perusahaan. Dividen dapat mengurangi asimetris informasi antara manajemen dan investor dengan menyampaikan informasi perusahaan di masa depan (Bhattacharya, 1979; John & Williams, 1985; Lee, 2010; Okpara, 2010). Hubungan antara pengumuman dividen dan harga saham masih kontraversial. Miller dan Modigliani (1961) memberikan konsep dividen tidak relevan. Menurut MM kebijakan dividen tidak 1
mempengaruhi nilai perusahaan tetapi yang mempengaruhi nilai perusahaan
adalah
kebijakan
investasinya
atau
penghasilan
perusahaan. Argumen MM ini secara sederhana mengatakan bahwa pengumuman dividen tidak memiliki hubungan dengan harga saham (Brigham dan Houston, 2006). Penelitian-penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Chen et al. (2002) dan Adesola & Okwong (2009) juga mendukung teori ketidakrelevanan dividen yang disebutkan oleh Miller dan Modigliani. Namun, banyak akademisi yang menemukan bahwa pengumuman dividen memberikan pengaruh terhadap harga saham. Beberapa penelitian mengatakan bahwa pasar bereaksi terhadap pengumuman dividen. Penelitian yang dilakukan oleh para akademisi membuktikan bahwa terdapat abnormal return yang signifikan ketika perusahaan mengumumkan dividen naik atau turun. Pasar bereaksi positif ketika perusahaan mengumumkan kenaikan dividen dan bereaksi negatif pada pengumuman penurunan dividen (Capstaff et al. 2004; Yilmaz dan Selcuk, 2010; Taneem dan Yucee, 2011; Kurniasih et al. 2011). Perusahaan-perusahaan di Irlandia mengumumkan dividen dan laba secara bersamaan sehingga sulit mengetahui informasi mana yang paling mempengaruhi harga saham. menemukan
adanya
reaksi
pasar
Penelitian tersebut
yang signifikan
pada
hari
pengumuman dividen walaupun pengaruh pengumuman laba yang paling mendominasi (Mcluskey et al. 2006). Pengumuman dividen memberikan reaksi pasar yang beragam. Investor menilai perusahaan memiliki kinerja yang baik ketika perusahaan mengumumkan kenaikan dividen, sebaliknya ketika perusahaan mengumumkan dividen turun,
2
investor menganggap bahwa perusahaan tidak memiliki kinerja yang baik. Pengumuman dividen yang dilakukan oleh perusahaan tidak selalu menjadi sinyal yang baik mengenai kinerja perusahaan. Penemuan terdahulu Stern (1979) yang dikutip dari Akron (2010) berpendapat
bahwa
inisiasi
dividen
menyebabkan
hilangnya
kesempatan pertumbuhan, dividen tersebut tidak selalu menjadi sinyal baik untuk kesuksesan di masa depan. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Kirkulak dan Kurt (2010) pada perusahaan milik publik yang terdaftar di Istanbul Stock Exchange (ISE) menemukan bahwa perusahaan yang memiliki laba yang besar akan melakukan pembayaran dividen. Bukti empiris lain yang dilakukan oleh Charitou et al. (2011) membuktikan bahwa pola laba masa lalu dan pembayaran dividen diperhatikan ketika perusahaan-perusahaan yang mengalami kerugian pertama kali mengurangi atau memotong dividen mereka. Lebih lanjut Charitou et al. menyatakan bahwa pendapatan dan kebijakan dividen merupakan alat peramalan pendapatan masa depan, kerugian yang lebih rendah dapat meningkatkan kandungan informasi pengurangan dividen. Pada pengumuman dividen ada beberapa tanggal penting antara waktu pengumuman dividen sampai pembayaran dividen, yaitu declaration date, cum-dividend date, ex-dividend date, record date, dan payment date. Yang menarik, terdapat fenomena harga saham pada ex-dividend date yang menunjukkan penurunan. Beberapa penelitian telah memeriksa harga saham di sekitar ex-dividend date. Milonas dan Travlos (2001) memeriksa harga saham di sekitar ex-dividend date di Athena Stock Exchange (ASE) menemukan bahwa pada ex-dividend 3
date, harga saham jatuh lebih kecil dari dividen yang dibayarkan. Dalam Milonas et al. (2002), dikatakan bahwa perdebatan perubahan harga saham pada ex-dividend date berawal dari penelitian Elton dan Gruber (1970) yang menemukan bahwa harga saham jatuh dengan jumlah yang lebih kecil dari dividen yang dipengaruhi oleh pajak dividen, sedangkan Kalay (1982) menemukan bahwa penurunan harga di sekitar ex-dividend date tidak berhubungan dengan efek pajak. Hasil penelitian Elton dan Gruber (1970) ini menemukan dividend drop-off ratio kurang dari satu yang menunjukkan bahwa keputusan investor dipengaruhi oleh pajak dividen yang lebih besar dibandingkan pajak capital gain. Penelitian selanjutnya oleh Milonas et al. (2002) menemukan dividen yang tidak kena pajak pada pasar saham Cina menunjukkan harga jatuh pada ex-dividend date dalam jumlah yang sama dengan dividen sedangkan untuk dividen kena pajak, penyesuaian harga tergantung pada tarif pajak yang berlaku atas penghasilan dividen. Penelitian Frank dan Jagannathan (1998) yang dikutip dalam Yilmaz dan Gulay (2006) juga menemukan bahwa walaupun tanpa kehadiran pajak, harga saham jatuh pada ex-dividend date yaitu setengah dari jumlah dividen yang dibayarkan. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh Yahyaee et al (2008) yang juga memberikan bukti bahwa tanpa adanya pajak dividen, harga saham jatuh kurang dari dividen dan adanya abnormal return yang positif pada ex-dividend date. Penelitian-penelitian ini menyelidiki penurunan harga saham pada ex-dividend date dengan menggunakan perhitungan dividend drop-off ratio (DDR). Meskipun telah banyak dilakukan penelitian mengenai dividen, namun sebagian besar penelitian-penelitian tersebut meneliti peristiwa 4
di sekitar tanggal pengumuman dividen seperti Capstaff et al (2004), McCluskey et al (2006), Yilmaz dan Selcuk (2010), Taneem dan Yucee (2011), Kurniasih et al. (2011). Sedangkan penelitian di sekitar ex-dividend date masih terbatas khususnya pada emerging market dan sebagian besar masih mengaitkan dengan pajak dividen. Di Indonesia, penelitian di sekitar ex-dividend date telah dilakukan oleh oleh Sularso (2003), Siaputra dan Atmadja (2006), Sudiarto (2007) dan Firmansyah dan Violita (2007) yaitu mengenai pengaruh pengumuman dividen terhadap harga saham di sekitar ex-dividend date. Sularso (2003) menemukan bahwa terdapat abnormal return sebelum dan sesudah ex-dividend date. Selanjutnya, Siaputra dan Atmadja (2006) juga membuktikan bahwa terdapat perubahan harga saham secara signifikan sebelum dan sesudah ex-dividend date. Berbeda dengan Sularso (2003) dan Siaputra Atmadja (2006), Sudiarto (2007) menggunakan sampel perusahaan LQ45 karena dianggap perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kondisi paling aktif dan memiliki tingkat keuntungan yang baik sehingga tepat digunakan sebagai sampel. Sudiarto (2007) menemukan
terdapat
abnormal
return
sebelum
dan
sesudah
ex-dividend date baik pada saat pengumuman dividen naik ataupun turun. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah dan Violita (2007) menemukan terdapat abnormal return sebelum dan sesudah ex-dividend date baik pada saat pengumuman dividen naik, turun ataupun tetap. Seperti yang diuraikan di atas, penelitian-penelitian di sekitar ex-dividend date untuk pasar saham Indonesia masih fokus pada pengaruh pengumuman dividen di sekitar ex-dividend date namun belum ada penelitian yang meneliti mengenai bagaimana perubahan 5
harga saham pada ex-dividend date menggunakan pengukuran dividend drop-off ratio (DDR). Selain itu, penelitian-penelitian mengenai fenomena penurunan harga saham pada ex-dividend date yang mengaitkan dengan pertumbuhan perusahaan belum ditemukan sehingga pada penelitian ini juga akan mengaitkan perubahan harga saham dengan pertumbuhan perusahaan. Hartono (2009) menjelaskan pertumbuhan perusahaan (growth) menunjukkan investment opportunity set (IOS) atau saham dapat memberikan peluang investasi di masa mendatang. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiska (2013) juga menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara IOS dengan nilai perusahaan. Ini berarti nilai perusahaan ditentukan oleh adanya IOS. Penurunan harga saham pada ex-dividend date mungkin tidak terjadi pada perusahaan yang memiliki nilai atau pertumbuhan yang bagus dimata investor. Dengan pertimbangan perusahaan bertumbuh dapat memberikan return yang lebih menjanjikan di masa mendatang. Oleh karena itu, investor mungkin tidak akan merespon tanggal ex-dividend sebagai tanggal yang kurang baik dalam bertransaksi. Jadi terdapat kemungkinan harga saham pada ex-dividend date tidak turun untuk perusahaan-perusahaan yang bertumbuh. Oleh karena itu, penelitian ini juga akan menganalisis apakah juga terjadi penurunan harga saham berdasarkan pertumbuhan perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya terdapat kemungkinan perusahaan tidak mengalami penurunan harga saham pada ex-dividend date khususnya untuk perusahaan yang sedang 6
mengalami pertumbuhan. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan beberapa pertanyaan yaitu pertama apakah terdapat penurunan harga saham pada ex-dividend date di Bursa Efek Indonesia. Kedua, apakah terdapat perbedaan perubahan harga saham pada ex-dividend date antara perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh.
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan penelitian, pertama untuk menganalisis apakah terjadi penurunan harga saham pada ex-dividend date di Bursa Efek Indonesia. Kedua, untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan perubahan harga saham pada ex-dividend date antara perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoretis diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memberikan referensi mengenai fenomena harga saham pada ex-dividend date dengan menggunakan dividend drop-off ratio di emerging market khususnya Indonesia. Secara praktis diharapkan dapat memberikan informasi bagi investor dalam membuat keputusan beli atau jual terhadap saham-saham perusahaan yang memberikan signal melalui kebijakan dividen.
7