BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang secara langsung memberikan layanan kepada peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran melalui jalur formal. Sejalan dengan Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa satuan pendidikan adalah kelompok yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang pendidikan. Sebagai suatu lembaga tentu saja sekolah tidak terlepas dari berbagai elemen saling terkait serta saling berhubungan satu sama lain. Keterkaitan, kebersamaan serta kekompakan tiap elemen dalam satu lembaga pendidikan akan memberikan layanan pembelajaran pada peserta didik secara efektif. Pelaksanaan pembelajaran yang efektif akan nampak bilamana elemen-elemen yang ada pada satuan pendidikan tersebut dapat berfungsi sesuai dengan
tugas
pokok
dan
fungsi
masing-masing.
Pembelajaran yang efektif mengarah pada terukurnya suatu tujuan belajar. Menurut Miarso (1993) dalam Uno (2011) memandang bahwa hakikat pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada siswa 1
(student centered) melalui penggunaan prosedur yang tepat. Pembelajaran efektif yang diberikan kepada siswa akan memberikan dampak dalam dua hal: Pertama, dampak langsung pendidikan, dalam hal ini skor yang dicapai dalam bentuk nilai; dan kedua, dampak pengiring yang akan terlihat eksistensinya di masyarakat. Pembelajaran efektif akan dapat dicapai apabila lembaga pendidikan memiliki organisasi dan manajemen sekolah yang efektif. Dengan demikian akan menjamin efektivitas layanan pembelajaran yang dilakukan oleh para pendidik. Layanan pembelaran berkualitas yang diberikan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran diyakini proses belajar siswa di kelas yang menjadi tanggungjawabnya akan berhasil dengan baik. Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil baik, jika kegiatan belajar mengajar tersebut dapat membangkitkan
proses belajar
pada
siswa
(Uno:
2011). Salah satu tolok ukur yang bisa dijadikan ukuran keberhasilan guru dalam memberikan layanan pembelajaran dapat dilihat dari output siswa baik berupa hasil evaluasi melalui nilai ulangan maupun nilai ujian serta perubahan perilaku positif siswa sebagai hasil belajar. Semakin tinggi kualitas layanan pendidikan yang diberikan guru pada siswa diyakini output siswa akan semakin baik, demikian juga sebaliknya.
2
Melihat kenyataan di lapangan output siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Kledung jika dilihat dari rata-rata nilai dalam mengikuti Ujian Nasional belum sesuai dengan yang diharapkan. Perolehan nilai ratarata siswa tersebut masih sangat rendah jika dibandingkan dengan perserta Ujian Nasional dari kecamatan yang lainya. Tabel berikut menunjukkan rata-rata nilai siswa dalam mengikuti Ujian Nasional selama lima tahun terakhir: Tabel 1 Rata – rata Nilai Ujian Nasional Kecamatan Kedung dalam Lima Tahun Terakhir. Mata Pelajaran
Tahun Pelajaran
IPA
Jml. Nilai
Ratarata
Klasifi kasi
B.Ind
Mat.
2007/2008
7,02
5,39
6,69
19,10
6,37
C
2008/2009
7,54
6,02
6,79
20,34
6,78
B
2009/2010
7,39
7,38
6,98
21,74
7,25
B
2010/2011
7,97
6,38
7,01
21,36
7,12
B
2011/2012
7,35
7,30
6,74
21,39
7,13
B
Ket
Sumber: Laporan pelaksanaan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2011/2012 UPTD Pendidikan Kecamatan Kledung.
Tabel di atas menunjukkan rata-rata nilai prestasi siswa dalam mengikuti Ujian Nasional selama lima tahun terakhir masih rendah dan perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas enam, mereka mengatakan bahwa salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar siswa adalah peran kepala sekolah. Peran kepala sekolah diyakini memiliki 3
kontribusi yang tinggi terhadap keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Bantuan profesional dari kepala sekolah menjamin guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar kepada siswa dan akan dapat memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas. Kepala Sekolah sebagai pucuk pimpinan di sekolah merupakan salah satu elemen penting dalam memberikan layanan terbaik kepada guru, personel sekolah, peserta didik dan pihak lain yang berkepentingan dengan sekolah. Dengan kata lain Kepala Sekolah memiliki tanggungjawab utama dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Salah satu tanggungjawab tersebut adalah menjamin terselenggaranya layanan sesuai standar pelayanan minimal yang ditetapkan pemerintah. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik kepala sekolah dipersyaratkan memiliki kompetensi minimal. Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah menegaskan ada lima dimensi kompetensi minimal yang harus dimiliki seorang kepala sekolah yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompetensi sosial. Kelima kompetensi minimal tersebut akan sangat menentukan keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya.
4
Selain kompetensi minimal yang dipersyaratkan tersebut seorang Kepala Sekolah memiliki tugas pokok dan fungsi yang sangat kompleks, Mulyasa (2006) mengatakan bahwa seorang kepala sekolah memiliki tujuh tugas pokok dan fungsi yaitu sebagai edukator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator. Selain ketujuh peranserta tugas pokok dan fungsi tersebut Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin juga dituntut mampu menjadi seorang inspirator. Seorang inspirator berarti menjadi pembangkit inspirasi bagi guru, karyawan, siswa atau warga sekolah lainnya. Sebagai seorang inspirator kepala sekolah dituntut mampu memberikan inspirasi terhadap munculnya gagasan atau ide-ide baru bagi guru di sekolah yang dipimpinnya. Penelitian tentang pelaksanaan peranserta tugas pokok dan fungsi kepala sekolah sudah banyak dilakukan, namun masih berkisar pada supervisi dan motivasi. Indrawati (2012) meneliti “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru TK/RA di UPT Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang”; Yahya (2012) meneliti “Hubungan antara Tipe Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Supervisi
Akademik
dengan
Kompetensi
Kepala
Sekolah Dasar di Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang”; Kisworo
(2011)
meneliti
“Pelaksanaan
Supervisi Kepala Sekolah dalam Penerapan KTSP di Sekolah Luar Biasa Bina Putra Salatiga”. Namun 5
belum ada yang meneliti tentang peran lain dari kepala sekolah yaitu sebagai inspirasi terhadap guru. Padahal peran sebagai inspirator sangatlah penting dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawab sebagai seorang kepala sekolah. Berangkat dari permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengungkap peran kepala sekolah tersebut dengan mengambil judul penelitian “Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor, Motivator dan Inspirator dalam Rangka Peningkatan Kinerja Mengajar.”
1.2 Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang masalah yang sudah disampaikan maka rumusan masalah yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Kepala Sekolah sudah menjalankan perannya sebagai supervisor terhadap peningkatan kinerja mengajar di sekolah yang dipimpinnya? 2. Apakah Kepala Sekolah sudah menjalankan perannya sebagai motivator terhadap peningkatan kinerja mengajar di sekolah yang dipimpinnya? 3. Apakah Kepala Sekolah sudah menjalankan perannya sebagai inspirator terhadap peningkatan kinerja mengajar di sekolah yang dipimpinnya?
6
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang disampaikan di atas maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adala : 1. Untuk mengetahui peran Kepala Sekolah dalam menjalankan peranya sebagai supervisor terhadap peningkatan kinerja mengajar guru yang dipimpinnya; 2. Untuk mengetahui peran Kepala Sekolah dalam menjalankan peranya sebagai motivator terhadap peningkatan kinerja mengajar guru yang dipimpinnya; 3. Untuk mengetahui peran Kepala Sekolah dalam menjalankan perannya sebagai inspirator terhadap peningkatan kinerja mengajar guru yang dipimpinnya.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis: Penelitian
ini bermanfaat
untuk menambah
literatur seta memberikan bukti empirik tentang Peran Kepala Sekolah sebagai supervisor, motivator dan inspirator terhadap peningkatan kinerja mengajar guru yang dipimpinnya.
7
Manfaat Praktis: 1. Memberi masukan kepada kepala sekolah tentang pentingnya supervisi, motivasi dan inspirasi dalam peningkatan kinerja guru; 2. Memberi masukan kepada kepala sekolah tentang pentingnya pemberian motivasi dan inspirasi seorang kepala sekolah terhadap peningkatan kinerja mengajar guru yang dipimpinnya; 3. Memberikan
masukan
kepada
kepala
sekolah
khususnya di Kecamatan Kledung tentang pentingnya peran Kepala Sekolah sebagai supervisor, motivator dan inspirator terhadap peningkatan kinerja mengajar di sekolah yang dipimpinnya.
8