BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Deep water channel merupakan salah satu fasies di lingkungan laut dalam dengan karakteristik dari endapannya yang cenderung didominasi oleh sedimen berukuran kasar dan memiliki konektifitas antar endapan yang baik berdasarkan arsitekturnya, namun endapan channel memiliki beberapa variasi yang berpengaruh terhadap nilai porositas dan permeabilitasnya. Perbedaan variasi endapan channel terutama dipengaruhi oleh proses transportasi material yang menginisiasi proses pengendapannya, sehingga sangat berpengaruh terhadap kualitasnya sebagai reservoir. Dari fakta tersebut maka endapan laut dalam merupakan hal yang menarik untuk diteliti baik untuk kajian ekonomis maupun untuk riset. Salah satu formasi batuan yang termasuk kedalam lingkungan pengendapan laut dalam di Zona Kendeng adalah Formasi Kerek yang merupakan sedimen tipe flysch berupa endapan tebal yang terendapkan di laut dalam dengan karakteristik berlapis sangat baik, terdiri dari perselingan batulanau, batulempung, batupasir gampingan dan batugamping pasiran, dan terdapat pula material gunungapi berupa tuff. Formasi Kerek merupakan salah satu hasil dari proses pengendapan di laut dalam dengan sumber material berasal dari bagian utara dan selatan Jawa (Sukardi, 1992). Formasi Kerek termasuk bagian dari Cekungan Jawa Timur dan merupakan cekungan belakang-busur (back-arc basin) yang sangat komplek secara struktur dan stratigrafi. Cekungan Jawa Timur telah lama diketahui sebagai salah satu cekungan yang menghasilkan minyak dan gas bumi diantara 60 cekungan lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia (Musliki, 1997). Sebagai area yang menghasilkan minyak dan gas bumi, proses eksplorasi telah dilakukan sejak tahun 1830 (Musliki, 1997). Berdasarkan hasil penelitian terdahulu bagian utara dari cekungan Jawa Timur terutama Zona Kendeng merupakan area yang menarik untuk penelitian geologi karena data dari hasil penelitian yang telah dilakukan sampai saat
1
ini belum terintegrasi sehingga masih menimbulkan perdebatan mengenai sejarah geologi di zona ini. Lokasi penelitian berada di Cekungan Jawa Timur Utara, Zona Kendeng bagian barat. Zona Kendeng (Gambar 1.1) berbatasan dengan busur vulkanik di bagian selatan dan depresi Randublatung di bagian utara dan merupakan deposenter dari deposit endapan turbidit dan pelagik berumur Eosen – Miosen.
Gambar 1.1. Peta Jawa Bagian Timur serta Penampangnya (Smith, 2008)
Berdasarkan uraian tersebut penulis bermaksud untuk melakukan studi singkapan mengenai karakteristik variasi deep water channel volcaniclastic deposite Formasi Kerek lintasan Wonosegoro sebagai analogi untuk kualitas reservoir di Cekungan Kendeng Barat.
1.2 Identifikasi Masalah Endapan channel bawah laut tersusun oleh berbagai macam mekanisme sedimentasi yang mempengaruhi properti fisik batuan yang meliputi porositas dan permeabilitas batuan. Mekanisme sedimentasi pada endapan channel meliputi proses sliding, slumping, debris flow, grain flow dan turbidite, perbedaan karakteristik dari endapan yang dihasilkan oleh masing – masing proses tersebut
2
sangat menarik untuk dikaji terutama sebagai analogi dalam kaitannya dengan petroleum implication yang secara khusus berpengaruh terhadap karakteristik dari reservoir. Pada penelitian kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai faktor pengontrol yang mempengaruhi kualitas properti fisik batuan serta dikaitkan dengan jenis materialnya yang berupa material vulkaniklastik.
1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain : 1. Lokasi penelitian hanya pada Formasi Kerek di Daerah Repaking. 2. Analisis stratigrafi endapan channel yang terekam pada singkapan di lokasi penelitian. Data yang dihasilkan spesifik hanya untuk mengetahui variasi endapan channel tidak untuk dikorelasikan dengan singkapan lainnya. 3. Interpretasi proses dari masing – masing variasi endapan channel. 4. Analisis faktor pengontrol yang mempengaruhi properti fisik batuan. 5. Implikasi sebagai reservoir hidrokarbon pada tiap jenis endapan channel yang teridentifikasi.
1.4 Maksud dan Tujuan 1.4.1 Maksud 1. Melakukan pemetaan geologi meliputi litologi, struktur geologi dan pengambilan sampel batuan. 2. Melakukan pengukuran stratigrafi pada section terpilih dengan studi kasus untuk mengetahui karakteristik dari variasi deep water channel volcaniclastic deposite. 3. Melakukan analisis laboratorium yang meliputi pengamatan petrografi, analisis porositas batuan, analisis permeabilitas batuan serta analisis granulometri. 4. Mengkorelasikan parameter fisik batuan dengan parameter genetik batuan.
1.4.2 Tujuan 1. Mengetahui kondisi litologi, stratigrafi dan pola struktur geologi yang berkembang di lokasi penelitian.
3
2. Mengetahui proses dan lingkungan pengendapan dari masing – masing variasi deep water channel. 3. Mengetahui variasi karakteristik fisik dari masing – masing variasi deep water channel meliputi sortasi, ukuran butir rata – rata, persentase matriks lempung, porositas dan permeabilitas batuan. 4. Mengetahui implikasi dari proses pengendapan di laut dalam terhadap kualitas endapan channel sebagai reservoir.
1.5 Waktu dan Lokasi Objek Penelitian Waktu dari penelitian dimulai dari bulan Mei 2016 selama 3 bulan yang meliputi beberapa tahapan sistematis (Tabel 1.1). Lokasi penelitian (Gambar 1.2) berada di daerah Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah termasuk kedalam Peta Geologi Regional Lembar Salatiga. Lokasi dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor selama 90 menit dari Kampus UNDIP Tembalang dengan jarak kurang lebih 40 kilometer. Tabel 1.1 Timeline Penelitian No.
KEGIATAN
BULAN 1
BULAN 2
BULAN 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1.
Pemetaan geologi dan pengambilan sampel
2.
Analisis laboratorium (analisis porositas dan permeabilitas, analisis petrografi dan analisis granulometri)
3.
Pengolahan data lapangan dan laboratorium
4.
Sintesa data
5.
Pembuatan model
1.6 Manfaat Penelitian Data penelitian ini dapat digunakan untuk studi lebih lanjut mengenai karakteristik endapan di lingkungan laut dalam dengan fasies spesifik yaitu pada bagian channel dengan tipe material vulkaniklastik. Selain itu dapat digunakan sebagai analogi properti fisik untuk reservoir hidrokarbon di zona Kendeng serta
4
kemungkinan dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan reservoir di endapan laut dalam secara umum.
Gambar 1.2 Lokasi penelitian (Google Maps, 2016 dan Peta SRTM)
1.7 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, waktu dan lokasi penelitian, sistematika penulisan, kegunaan data penelitian serta penelitian terdahulu yang menjadi acuan dasar pada penelitian ini.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menjelaskan mengenai teori dari penelitian ini yang menjadi acuan dasar dalam tahapan interpretasi. Cakupan teorinya berupa geologi regional lokasi penelitian, morfologi lingkungan laut dalam serta arsitekturnya, karakteristik endapan laut dalam serta teori dasar mengenai porositas, permeabilitas dan granulometri. BAB III METODOLOGI Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat dan bahan yang digunakan, metode dalam pemetaan geologi, analisis sampel yang dilakukan. Serta metode dalam melakukan analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN Interpretasi dari sintesa keseluruhan data yang meliputi berbagai analisis baik kualitatif maupun kuantitatif mengenai properti fisik dari variasi deep water channel dan kaitannya dengan pengaruh material yang berupa vulkaniklastik. Juga permodelan mengenai interpretasi mekanisme pembentukan dari masing – masing endapan channel. BAB V KESIMPULAN Berisi mengenai kesimpulan akhir dari penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat menjawab tujuan dari penelitian ini. Terdiri dari beberapa poin penting yang merupakan sintesa dari berbagai data
1.8 Penelitian Terdahulu 1. Nahrowi dan Suratman (1990). Menjelaskan mengenai kondisi stratigrafi, sedimentologi dan petrografi pada endapan turbidite di daerah Kedungjati. 2. Fardiansyah, dkk (2011). Menjelaskan mengenai geometri batupasir pada lingkungan pengendapan laut dalam di Formasi Kerek sebagai analogi untuk kondisi bawah permukaan. 3. Kurniawan, dkk (2012). Menjelaskan mengenai rembesan gas dan rembesan minyak aktif di daerah Wonosegoro yang dikorelasikan dengan struktur yang mengontrol pembentukannya.
6
4. Prasetyadi, dkk (2013). Menjelaskan mengenai perbedaan pola struktur di wilayah kendeng timur dan kendeng barat dengan permodelan menggunakan media sandbox. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fardiansyah (2011) telah dibahas mengenai geometri batupasir di Formasi Kerek menggunakan permodelan 3 dimensi sehingga diketahui arsitektur dari tubuh batubasir pada endapan levee, lobe dan channel. Dari hasil tersebut tubuh batupasir pada endapan channel memiliki volume yang cukup baik sebagai reservoir, hal tersebut menjadi acuan penelitian ini. Sehingga pada penelitian ini difokuskan untuk menganalisis karakteristik dari masing – masing jenis endapan channel yang akan dianalogikan sebagai target reservoir yang terbaik di Formasi Kerek. .
7