BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Berkembangnya Internet telah menyebabkan perubahan yang signifikan
terhadap penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di segala bidang. Perkembangan yang pesat ini diikuti dengan berkembangnya sistem informasi (SI) yang berbasis teknologi baik pada instansi swasta maupun pemerintah. Dengan semakin kompleksnya kebutuhan akan pemrosesan jumlah data dan informasi, TIK telah menjadi komponen kunci entitas dalam strategi dan proses bisnis suatu organisasi. Digitalisasi proses bisnis pada instansi pemerintah secara regulasi telah diamanatkan dalam Instruksi Presiden RI No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi
Nasional
Pengembangan
E-Government.
Instruksi
tersebut
mengamanatkan terbentuknya pemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara lebih efektif menuju transformasi pemerintahan dan reformasi birokrasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut adalah
untuk
mendukung
kegiatan-kegiatan
pemerintah
dalam
rangka
meningkatkan efektivitas dan efesiensi penyampaian layanan. Sistem informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai [1]. Setiap organisasi menganggap bahwa sistem informasi sangat penting dalam penyediaan informasi yang nantinya digunakan dalam mencapai tujuan organisasi. Perkembangan sistem informasi tersebut perlu mendapat dukungan berbagai faktor yang diharapkan dapat memberikan kesuksesan. Secara umum sistem informasi meliputi tiga komponen dasar meliputi proses bisnis organisasi (bussiness process), manusia (people) dan teknologi informasi (information technology). Sehingga dalam suatu sistem informasi; komponen manusia, organisasi dan teknologi adalah komponen-komponen
1
terpenting. Keberhasilan penerapan sistem informasi akan sangat ditentukan oleh korespondensi dimensi–dimensi pengukuran ketiga komponen tersebut [2]. Pentingnya sistem informasi telah menarik minat para ahli untuk melakukan penelitian pada bidang ini. End User Computing Satisfaction (EUCS) dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh (1998) [3], Task Technology Fit (TTF) dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson (1995) [4], Technology Acceptance Model (TAM) dikembangkan oleh Davis (1989) [5], IS Success Model dikembangkan oleh DeLone dan McLean (1992, 2003) [6] [7], HumanOrganization-Technology (HOT) Fit Model dikembangkan oleh Yusof et al (2006) [2]. Direktorat Bina Iuran Kehutanan dan Peredaran Hasil Hutan (BIKPHH) adalah salah satu satuan kerja pada Kementerian Kehutanan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010 jo. P.33/Menhut-II/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan, Direktorat
BIKPHH
menyelenggarakan
fungsi
melaksanakan
penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, standarisasi dan bimbingan teknis di bidang iuran kehutanan, peredaran hasil hutan dan tenaga teknis hutan produksi. Dalam rangka memantapkan penyelenggaraan fungsi dimaksud, untuk Tahun 2010 – 2014, Direktorat BIKPHH menetapkan visi, yaitu memantapkan sistem penatausahaan hasil hutan. Sedangkan misinya, yaitu meningkatkan tertib peredaran hasil hutan dan meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Sedangkan sasaran strategis dan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut : 1.
Penerimaan Negara Bukan Pajak dari investasi pemanfaatan hutan produksi meningkat 10% dari 2010 s/d 2014 (2% per tahun).
2.
Implementasi SI-PUHH Online di 96 Unit manajemen Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam (UM IUPHHK-HA) dengan AAC (Annual Allowable Cut) ≥60.000 m3/tahun dan UM IUPHHKHA yang melaksanakan uji coba.
2
Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan sasaran strategis, Direktorat BIKPHH mengimplementasikan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan (SI-PUHH) Online yang bersifat wajib (mandatory). Implementasi SI-PUHH Online dimulai sejak 1 September 2009 dan diterapkan secara nasional pada kayu bulat yang berasal dari IUPHHK-HA. SI-PUHH Online merupakan media transaksi data Penatausahaan Hasil Hutan (PUHH) dan Penatausahaan Provisi Sumber Daya Hutan/Dana Reboisasi (PU-PSDH/DR) Online, dan sebagai media informasi penyelenggaraan PUHH dan PU-PSDH/DR secara realtime. Aplikasi SI-PUHH Online ini berbasis teknologi informasi yang diintegrasikan dengan Timber Traceability System (TTS) dengan menggunakan barcode dua dimensi pada kayu bulat hasil produksi UM IUPHHK-HA yang dibangun dan disusun mengacu pada sistem PUHH dan PU-PSDH/DR sebagaimana diatur di dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.8/Menhut-II/2009 tentang Penatausahaan Hasil Hutan yang Berasal dari Hutan Negara. Peraturan Menteri Kehutanan dimaksud merupakan revisi dari Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.55/Menhut-II/2006. Timber Traceability System (TTS) adalah sistem untuk melacak kejelasan dan kebenaran asal-usul setiap batang kayu bulat (logs) yang keluar dari kawasan hutan dan atau yang diterima di tempat tujuan akhir maupun tujuan antara dengan sistem barcode. SI-PUHH Online dapat diakses melalui http://puhh2.dephut.net. Melalui SI-PUHH Online, setiap unit kayu bulat dapat diketahui atau dilacak “asalusulnya” (Verification of Legal Origin), diketahuinya pemenuhan kewajiban PNBP kepada negara, sekaligus sebagai pemenuhan aspek legalnya (Legal Compliance) yang berlaku/diberlakukan di Indonesia. Verification of Legal Origin dapat dilakukan melalui pelacakan berdasarkan nomor seri dokumen SKSKB maupun melalui scanning barcode dua dimensi yang melekat pada setiap batang kayu bulat. Penatausahaan Hasil Hutan (PUHH) adalah kegiatan yang meliputi penatausahaan tentang perencanaan produksi, pemanenan atau penebangan, penandaan, pengukuran dan pengujian, pengangkutan/peredaran dan penimbunan, pengolahan dan pelaporan.
3
Pihak-pihak yang terlibat di dalam SI-PUHH Online ini adalah : 1.
Operator yang mempunyai memiliki hak akses Pengguna ID (Login dan Password) dan otoritas melakukan transaksi data atau pengoperasian aplikasi tertentu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi), yang terdiri dari : a) Administrator Kementerian Kehutanan b) Operator Kementerian Kehutanan c) Operator Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) d) Operator Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kehutanan : Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BPPHP) e) Operator Dinas Kehutanan Provinsi f) Operator Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota g) Pejabat Pengesah Laporan Hasil Produksi (P2LHP) h) Pejabat Pemeriksa Penerimaan Kayu Bulat (P3KB) i) Pejabat Penagih PSDH/DR j) Operator Unit Manajamen IUPHHK-HA k) Petugas Pembuat Laporan Hasil Produksi (PLHP), dan l) Penerbit Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (PSKSKB)
2.
Publik, memiliki hak akses tanpa Pengguna ID (login dan password) dan sebatas dalam rangka memperoleh informasi produksi kayu bulat pada IUPHHK-HA dan besaran penerimaan PSDH/DR oleh negara. Tujuan implementasi SI-PUHH Online adalah dalam rangka :
1. Meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme penatausahaan hasil hutan; 2. Menurunkan transaction cost dan menurunkan kontak langsung pejabat Kehutanan dengan para pihak terkait di lapangan maupun di kantor; 3. Pimpinan Kementerian Kehutanan dan masyarakat dapat memantau pergerakan kayu dan dokumen angkutan dari hutan sampai dengan industri; 4. Pemantauan Penerimaaan Negara Bukan Pajak dari investasi pemanfaatan hutan produksi dalam waktu cepat (realtime); 5. Sebagai sistem Timber/Log Tracking atau Chain of Custody termonitor secara realtime; 4
6. Meningkatkan kepercayaan pasar terkait jaminan legalitas dalam rangka mendukung Standar Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK). SI-PUHH Online merupakan salah satu bentuk insentif bagi pelaku usaha (UM IUPHHK-HA) dalam pelaksanaan penatausahaan hasil hutan. Dengan mengimplementasikan
SI-PUHH
Online,
UM
IUPHHK-HA
diberikan
kewenangan secara self assessment dan memangkas rantai birokrasi. Insentif dimaksud berupa : 1. Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB) diterbitkan secara self assessment setelah ada bukti pelunasan PSDH dan DR, 2. Jika dalam 2x24 jam Laporan Hasil Produksi (LHP) tak disahkan, maka LHP diterbitkan oleh PLHP secara self assessment, 3. Blanko SKSKB didistribusikan melalui APHI, 4. Kayu ber-barcode hanya diperiksa di tempat tujuan dengan alat Handheld Remote Capture (HRC). Meskipun teknologi sering membawa manfaat bagi organisasi, terkadang implementasi gagal dilakukan karena rendahnya tingkat penerimaan pengguna [8]. Keberhasilan atau kegagalan implementasi sistem sangat tergantung pada penerimaan pengguna teknologi, oleh karena itu banyak penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kritis yang mempengaruhi penerimaan pengguna [2] [9] [10] [11]. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut faktorfaktor utama yang menyebabkan kegagalan adalah kualitas dan kehandalan sistem, manusia sebagai pengguna akhir serta dukungan dari tingkat manajemen. Kesuksesan investasi teknologi dapat memicu peningkatan produktivitas, sementara kegagalan sistem dapat memicu kepada konsekuensi-konsekuensi yang tidak diharapkan, yaitu seperti kerugian finansial dan ketidakpuasan penggunaan teknologi diantara pengguna. Venkatesh [12], menyatakan bahwa hasil penelitian Johansen et al (1996), Moore (1991), Norman (1993), Wiener (1993), menunjukkan bahwa meskipun kemajuan teknologi yang signifikan dan peningkatan
investasi
organisasi
pada
teknologi-teknologi
ini,
namun
permasalahan dari sistem yang tidak termanfaatkan mengganggu jalannya bisnis. 5
Sebagai contoh Internal Revenue Service (IRS) telah menginvestasikan sekitar US$4 Miliar pada sistem yang ditujukan untuk memudahkan proses pengembalian pajak untuk Tahun 1996 dengan cara mengkomputerisasikan prosesnya. Namun laporan pada awal Tahun 1997 mengindikasikan bahwa IRS dipaksa untuk kembali pada metode manual untuk proses pengembalian pajak. Pada kasus ini dan kasus-kasus lainnya, pengguna mendapati bahwa sistem sulit untuk digunakan dan tidak mampu menskalakan bahwa hal tersebut menghambat penerimaan pengguna dan pemanfaatan dari sistem baru [12]. Evaluasi sistem informasi yang berbasis komputer, tidak hanya memerlukan pemahaman tentang teknologi komputer, tetapi juga pemahaman tentang proses-proses sosial dan perilaku yang mempengaruhinya [13]. Menurut Davis [13], tujuan evaluasi sistem informasi adalah untuk menilai kemampuan teknis, pelaksanaan operasional, dan pendayagunaan sistem. Komitmen atau dukungan yang efektif dari manajemen puncak organisasi menjadi faktor penting keberhasilan sistem informasi. Sejauh mana manajemen puncak memahami pentingnya TI dan sejauh mana terlibat di dalam pelaksanaannya menjadi faktor penting karena SI-PUHH Online bersifat transaksi data antar operator sesuai dengan fungsi dan otoritasnya. Terhentinya atau keterlambatan proses transaksi data mengakibatkan proses produksi dan pemasaran/peredaran kayu bulat akan terhenti yang memberikan dampak kerugian kepada pelaku usaha (pemegang izin) serta tertundanya PNBP oleh negara dari produksi kayu bulat. Digitalisasi proses bisnis menjadi kendala apabila personil pengguna sistem tidak terampil menggunakan komputer atau teknologi informasi atau sistem informasi serta teknologi lainnya yang mendukung. Kompleksitas teknologi yang dirasa sulit dapat membuat penggunanya merasa tidak nyaman dan menurunkan tingkat kepuasan penggunanya terhadap sistem informasi (SI). Apabila pengguna merasa tidak puas dengan sistem informasi yang digunakan, mereka akan mencari cara agar sistem tersebut tidak lagi digunakan [14].
6
Salah satu mekanisme untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengguna
dalam
menggunakan
aplikasi
SI
adalah
melalui
pelatihan.
Penyelenggaraan pelatihan yang tepat dan bernilai, akan meningkatkan penerimaan individu terhadap penggunaan TI, yang akan berdampak positif terhadap keberhasilan pemanfaatan TI pada suatu organisasi. Teori tentang evaluasi penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individu terhadap penggunaan sistem TI, salah satunya adalah model penerimaan teknologi atau Technology Acceptance Model (TAM) yang pertama kali diperkenalkan oleh Fred D Davis. Tujuan utama TAM adalah memberikan dasar dalam penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna [5]. TAM menganggap bahwa dua keyakinan individual, yaitu persepsi manfaat penggunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) adalah variabel perilaku utama dalam mengadopsi sistem informasi. Namun menurut Yarbrough et al [15], bahwa salah satu kekurangan model TAM adalah ketidakmampuannya dalam mempertimbangkan pengaruh faktor eksternal dan hambatan penerimaan teknologi. Menurut DeLone dan McLean [6], kepuasan pengguna (user satisfaction) merupakan salah satu variabel yang sering digunakan dalam pengukuran kesuksesan dikarenakan alasan sebagai berikut : 1. Menggunakan kepuasan sebagai suatu ukuran keberhasilan sistem informasi adalah masuk akal. 2. Merupakan alat yang dapat diandalkan (reliable) untuk mengukur kepuasan. 3. Pengukuran kesuksesan sistem informasi lainnya secara konseptual lemah atau sulit untuk diperoleh. Dalam penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya, penggunaan sesungguhnya (actual use) TI dianggap sebagai indikator penerimaan individu terhadap teknologi. Ketika suatu organisasi menerapkan TI yang bersifat mandatory atau diwajibkan, penggunaan teknologi yang sebenarnya (actual use) 7
bukan merupakan indikator penerimaan, karena pengguna diwajibkan untuk menggunakan teknologi terlepas dari niat mereka untuk melakukannya. Evaluasi terhadap implementasi SI-PUHH Online saat ini belum dilakukan. Evaluasi sistem informasi membutuhkan integritas dan komitmen dari pihak manajemen. Hal ini dirasa sangat penting dikarenakan organisasi telah melakukan investasi yang besar pada sistem informasi ini. Oleh karena itu sistem informasi yang digunakan harus dapat memberikan manfaat timbal balik atas investasi tersebut. Sistem informasi tersebut harus dapat melakukan penghematan waktu, biaya dan sumber daya lainnya serta mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. SI-PUHH Online sebagai media transaksi data secara online, melibatkan banyak pengguna sesuai dengan otoritas dan tupoksi pengguna. Perbedaan tingkat kesulitan dalam sistem bisnis menyebabkan kebutuhan pengetahuan, tingkat keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan berbeda antar pengguna. Dengan pemahaman tentang karakteristik pekerjaan individu pengguna, diharapkan evaluasi yang dilakukan dapat dimanfaatkan untuk menilai kemampuan teknis pengguna, pelaksanaan operasional dan pendayagunaan SI-PUHH Online. Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian evaluasi kesuksesan implementasi SI-PUHH Online yang bersifat mandatory dengan menggunakan pendekatan metode TAM dengan kepuasan pengguna (user satisfaction) sebagai indikator kesuksesan SI-PUHH Online. Penelitian ini berfokus pada perbedaan pengaruh karakteristik individu pengguna, yaitu karakteristik pekerjaan individu pengguna dalam rangka menilai kemampuan teknis pengguna, pelaksanaan operasional dan pendayagunaan SI-PUHH Online. 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka perlu adanya evaluasi
kesuksesan implementasi SI-PUHH Online melalui pendekatan terhadap individu pengguna sistem, yaitu dengan melakukan penelusuran kemungkinan perbedaan pengaruh karakteristik pekerjaan individu pengguna antara faktor dukungan manajemen puncak (top management support), pelatihan (training), kualitas 8
informasi
(information
quality),
kompleksitas
teknologi
(technological
complexity) dan persepsi pengguna (manfaat dan kemudahan penggunaan) terhadap kesuksesan implementasi SI-PUHH Online. 1.3
Keaslian Penelitian Penelitian mengenai tingkat kepuasan pengguna dengan menggunakan
pendekatan metode TAM dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kepercayaan, sikap dan tujuan pengguna telah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain: 1.
Park et al [16], pada Tahun 2011 mengembangkan kerangka evaluasi penerimaan pengguna terhadap teknologi dengan mengadopsi TAM. Pengembangan evaluasi ini dalam rangka meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan Web-Based Training (WBT) dalam industri konstruksi dengan melibatkan profesional di bidang konstruksi sebagai respondennya. Faktor-faktor penentu yang diduga berpengaruh terhadap kemanfaatan yang dirasakan (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan (perceived ease of use) WBT adalah enjoyment (kesenangan), computer anxiety (kecemasan dalam menggunakan komputer), social influence (pengaruh sosial), organizational support (dukungan organisasi), information quality (kualitas informasi), dan system quality (kualitas sistem).
2.
Pai et al [17], pada Tahun 2011 mengusulkan suatu model konseptual penelitian tentang penerapan model TAM untuk pengenalan sistem informasi kesehatan. Model penelitian mengadopsi kualitas layanan (service quality), kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) yang tercakup dalam Model Kesuksesan Sistem Informasi yang diusulkan oleh DeLone dan McLean sebagai variabel eksternal dan mengintegrasikan tiga dimensi, yaitu manfaat yang dirasakan (perceived usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), dan niat untuk menggunakan (intention to use) dalam TAM yang diperbarui oleh Venkatesh dan Davis.
9
3.
Son et al [18], pada Tahun 2012 melakukan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan perangkat komputasi yang mobile pada industri konstruksi. Penelitian ini mengadopsi model penerimaan teknologi (TAM) dengan mengeksplorasi faktor-faktor penentu kepuasan pengguna terhadap perangkat komputasi mobile dan hubungan antara kepuasan pengguna dan kinerja yang dirasakan (perceived performance).
4.
Chena et al [19], pada Tahun 2012 melakukan studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan teknologi di bidang kesehatan terhadap sistem informasi rumah sakit di Taiwan dengan melibatkan 124 dokter sebagai responden. Penelitian ini menggabungkan evaluasi kerangka model TAM dengan Model HOT-Fit untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan dokter terhadap sistem informasi rumah sakit.
5.
Teo et al [20], pada Tahun 2008 melakukan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan apakah terdapat perbedaan pengaruh diantara variabel eksogen dalam penerimaan teknologi, kemungkinan perbedaan dalam penerimaan teknologi serta untuk mengetahui bagaimana TAM dapat menjelaskan niat untuk menggunakan teknologi sebelum ada pelatihan diantara guru di dua negara yang berbeda, yaitu Malaysia dan Singapura. Penelitian ini melibatkan 250 responden guru di Malaysia dan 245 responden di Singapura. Variabel penelitian yang digunakan adalah manfaat penggunaan (perceived usefulness), kemudahan penggunaan (perceived ease of use), sikap menggunakan komputer (computer attitudes) dan minat perilaku (behavioral intention). Ringkasan keaslian penelitian dan perbedaannya dengan penelitian ini
secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 1.1.
10
Peneliti Park et al (2011)
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Metode Fokus Penelitian Penelitian Mengeksplorasi faktor-faktor Analisis satu yang mempengaruhi keberhasilan sampel tunggal pelaksanaan Web-Based Training (WBT) dalam industri konstruksi.
Perbedaan Penelitian Fokus dan Metode Penelitian
Pai et al (2011)
Mengeksplorasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan (intention to use) dengan mengadopsi kualitas layanan (service quality), kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality) sebagai variabel eksternal melalui manfaat penggunaan (perceived usefulness), dan kemudahan penggunaan (perceived ease of use).
Analisis satu sampel tunggal
Fokus dan Metode Penelitian
Son et al (2012)
Mengeksplorasi faktor-faktor penentu kepuasan pengguna terhadap perangkat komputasi mobile dan hubungan antara kepuasan pengguna dan kinerja yang dirasakan (perceived performance).
Analisis satu sampel tunggal
Fokus dan Metode Penelitian
Chena et al (2012)
Mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan sistem informasi di rumah sakit.
Analisis satu sampel tunggal
Fokus dan Metode Penelitian
Teo et al (2008)
Membandingkan perbedaan pengaruh diantara variabel eksogen dalam penerimaan teknologi serta kemungkinan perbedaan dalam penerimaan teknologi sebelum ada pelatihan antara guru di Malaysia dan Singapura.
Analisis multi Fokus sampel/multigroup Penelitian
Surendro Pradipto (Penelitian ini)
Membandingkan perbedaan Analisis multi pengaruh karakteristik pekerjaan sampel/multigroup individu pengguna (administratif dan teknis) terhadap tingkat persepsi pengguna dan kesuksesan implementasi sistem informasi.
11
-
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui pengaruh faktor-faktor eksternal, yaitu dukungan manajemen puncak (top management support), pelatihan (training), kualitas informasi (information quality) dan kompleksitas teknologi (technological complexity) terhadap persepsi pengguna dan kesuksesan implementasi SI-PUHH Online berdasarkan pada perbedaan karakteristik pekerjaan individu pengguna.
2.
Menguji dan membandingkan perbedaan pengaruh karakteristik pekerjaan individu pengguna terhadap hubungan antar konstruk di dalam model penelitian.
3.
Menguji dan membandingkan pengaruh persepsi pengguna (manfaat dan kemudahan penggunaan) terhadap kesuksesan implementasi SI-PUHH Online.
4.
Mengetahui tingkat kesuksesan implementasi SI-PUHH Online berdasarkan perbedaan karakteristik pekerjaan individu pengguna.
1.5 1.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : Diperoleh analisis pengaruh dukungan manajemen puncak (top management support), pelatihan (training), kualitas informasi (information quality) dan kompleksitas teknologi (technological complexity) terhadap tingkat persepsi pengguna dan kesuksesan implementasi SI-PUHH Online berdasarkan pada perbedaan karakteristik pekerjaan individu pengguna (administratif dan teknis).
2.
Sebagai bahan masukan bagi Direktorat BIKPHH terkait hasil evaluasi kesuksesan implementasi SI-PUHH Online (kemampuan teknis pengguna, pelaksanaan operasional dan pendayagunaan SI-PUHH Online).
3.
Sebagai sumber referensi penelitian berikutnya dalam kaitannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang sistem informasi dan interaksi manusia dengan komputer (human-computer interaction).
12