DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Otonomi Daerah sebagai manifestasi Undang-undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, masih memberikan berbagai bentuk keleluasaan dalam pengimplementasiannya di daerah. Keleluasaan ini, bukan semata-mata disebabkan oleh keragaman persepsi, tapi juga disebabkan oleh faktor lain, seperti: heterogenitas kondisi sosial dan budaya, beragamnya potensi dan karakteristik masing-masing daerah. Akibatnya, diperlukan suatu rancang bangun sistem yang adaptif dan handal dalam memenuhi dan menanggulangi permasalahan yang kompleks dan dinamis. Fenomena ini merupakan sebuah keharusan dalam rangka merespon dan menghadapi berbagai tuntutan dinamika yang berkembang dari masyarakat untuk melakukan perubahan sistem penyelenggaraan berbangsa dan bernegara. Meskipun UU Nomor 32 Tahun 2004 tersebut telah dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, bukan diartikan sebagai suatu pembatasan kewenangan
yang
bersifat
absolut
dan
kaku.
Namun
lebih
dapat
diimplementasikan sebagai bentuk inter-koneksi antar tingkatan pemerintahan dan lintas sektoral dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang mengarah pada perwujudan kepemerintahan yang baik (good governance). Upaya mewujudkan kondisi ini, diperlukan komitmen seluruh komponen masyarakat dan pemerintah. Untuk membangun komitmen dan keinginan dimaksud sesuai tugas, peran dan fungsi yang harus dilakukan, pemerintah Kota Bandung telah menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan publik untuk periode tahun 20052025 sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Bandung. RPJP tersebut dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Bandung Tahun 2013 – 2018 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kota
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
1
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Bandung No. 3 Tahun 2014. Dalam RPJM Kota Bandung ditetapkan Visi Daerah, yaitu Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera. Kebijakan pemerintah kota dalam periode tahun 2013-2018 tersebut ditetapkan dan
dilaksanakan
dalam
kerangka
pelaksanaan
otonomi
daerah
guna
mengantisipasi berbagai isu-isu yang diperkirakan terjadi baik yang berupa tantangan, kendala maupun peluang sesuai dengan potensi, kewenangan serta kemampuan yang dimiliki. Pelaksanaan otonomi daerah saat ini telah memberi peluang pada pemerintah kota untuk melaksanakan berbagai kewenangan yang lebih luas dalam rangka mengurus rumah tangga daerah. Pada saat yang sama, masyarakatpun diberikan peluang yang lebih besar untuk mengembangkan aspirasi dan prakarsanya dalam rangka pembangunan daerah. Peranan masing-masing pihak ini pada akhirnya harus menjelma menjadi suatu kekuatan besar untuk mengelola daerah, khususnya dalam mengantisipasi dan mengatasi isu-isu strategis yang berkaitan dengan perkembangan daerah baik yang bersifat internal maupun eksternal. Konsekuensi logis dari kondisi tersebut, maka pemerintah kota harus mampu meningkatkan kualitas kinerja khususnya dalam memberikan pelayanan publik baik dalam kerangka perwujudan kesejahteraan masyarakat maupun strategi untuk menghadapi era persaingan global. Kinerja pelayanan yang baik pada akhirnya akan menjadi faktor pendorong terhadap pertumbuhan dan perkembangan kota yang sesuai dengan rencana kota. Guna mewujudkan kinerja pelayanan yang baik tersebut, Pemerintah Kota Bandung membentuk Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya sebagaimana diatur dalam Perda Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2004 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya sebagai suatu bagian dari sistem organisasi Pemerintahan Kota Bandung memiliki tugas dan fungsi yang tidak terlepas dari kewenangan-kewenangan yang menjadi
tanggung
jawab
daerah
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan publik.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
2
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Sebagai bagian dari sistem organisasi Pemerintahan Kota Bandung, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya tidak terlepas dari koridor pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung. Oleh sebab itu, disusun Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya sebagai penjabaran dari pelaksanaan RPJP dan RPJMD serta sekaligus merupakan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi tugas pokok, fungsi dan ruang lingkup tugas/wewenang Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, sebagaimana diamanatkan dalam Perda No. 8 Tahun 2007, tentang urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung. 1.2 Landasan Hukum 1. Landasan Idiil : Pancasila 2. Landasan Konstitusional : Undang-undang Dasar 1945 3. Landasan Operasional: a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar PokokPokok Agraria; b. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; d. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; e. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; f. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; g. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; h. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Pertanggung Jawab Keuangan Negara; i.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
j.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
k. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
3
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
l.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
m. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; n. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun; o. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Bandung Daerah Tingkat II Bandung dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung; p. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 tentang Rumah Susun; q. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1994 tentang Penghunian Rumah Susun oleh Bukan Pemilik; r. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota; s. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah; t.
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung;
u. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; v. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota; w. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang; x. Permendagi No.9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Pemukiman; y. Peraturan Daerah Kotamadya Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung; z. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Pemadam Kebakaran; aa. Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kebersihan di Kota Bandung; bb. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Pengairan di Kota Bandung;
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
4
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
cc. Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan daerah Nomor 11 Tahun 2005; dd. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung; ee. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung; ff. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah; gg. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Penyediaan, Penyerahan, Pengelolaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Pemukiman; hh. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2010 tentang Bangunan Gedung; ii. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Penggantian Biaya Cetak; jj. Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung tahun 2011-2031; 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Maksud penyusunan Renstra Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung pada periode Tahun 2013-2018 adalah mewujudkan komitmen dan konsistensi perencanaan serta pelaksanaan kegiatan yang dioperasionalisasikan secara konsekuen berdasarkan pada prioritas yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan daerah yang didukung sistem pengawasan dan pengendalian efektif 1.3.2
Tujuan Tujuan penyusunan Renstra Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya adalah
untuk memberikan arah bagi seluruh dimensi kegiatan Dinas Tata Ruang dan
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
5
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Cipta Karya pada periode tahun 2013-2018 serta sebagai pedoman taktis strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik di Bidang Perencanaan dan Tata Ruang Kota; Bidang Tata Bangunan dan Arsitektur Kota; Bidang Perumahan; Bidang Pengendalian Tata Ruang dan Bangunan; Bidang Survey dan Investigasi; dan Bidang Dokumentasi dan Pelaporan.
1.4 Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang, landasan hukum penyusunan, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan Rencana Strategis.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD Bab ini menguraikan tentang peran (tugas, fungsi dan struktur organisasi), sumber daya yang dimiliki, capaian–capaian kinerja pelayanan dalam pelaksanaan Renstra periode sebelumnya, capaian program prioritas dalam RPJMD
periode
pelaksanaan
sebelumnya, serta tantangan dan peluang pengembangan
pelayanan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung.
BAB III ISU- ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Bab ini menguraikan tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi
pelayanan SKPD, telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah terpilih, telaahan Renstra Kementerian PU, telaahan RTRW dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, serta penentuan isu-isu strategis Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STATEGI DAN KEBIJAKAN Bab ini menguraikan tentang Visi dan Misi SKPD, Tujuan dan Sasaran jangka menengah SKPD, Strategi dan Kebijakan SKPD
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
6
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Bab ini menguraikan tentang rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif sesuai dengan perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Bab ini menguraikan tentang indikator kinerja Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung yang secara langsung menunjukan kinerja yang akan dicapai Dinas dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
7
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
BAB II
2.1
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
2.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung , Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintahan Daerah di bidang pekerjaan umum, penataan ruang dan perumahan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya mempunyai fungsi : 1. Merumuskan kebijakan teknis tata ruang dan pemukiman; 2. Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pekerjaan umum, penataan ruang dan perumahan; 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tata ruang dan pemukiman meliputi survey dan investigasi, perencanaan dan tata ruang, dokumen dan pelaporan, tata bangunan dan arsitektur kota, perumahan serta pengendalian tata ruang dan bangunan; 4. Pelaksanaan pelayanan teknis administrastif Dinas; 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.1.2. Susunan dan Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung, terdiri dari : o Kepala Dinas o Sekretariat, membawahkan: 1) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan 2) Sub Bagian Kepegawaian 3) Sub Bagian Keuangan dan Program
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
8
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
o Bidang Survey dan Investigasi, membawahkan: 1) Seksi Pengukuran dan Pemetaan 2) Seksi Data dan Analisa o Bidang Perencanaan dan Tata Ruang, membawahkan: 1) Seksi Rencana Detail Tata Ruang Kota 2) Seksi Rencana Teknis Prasarana Kota 3) Seksi Rencana Peremajaan dan Pengembangan Kota o Bidang Dokumen dan Pelaporan, membawahkan: 1) Seksi Pelayanan Informasi dan Rencana Kota 2) Seksi Dokumentasi o Bidang Tata Bangunan dan Arsitektur Kota, membawahkan : 1) Seksi Penataan Bangunan 2) Seksi Teknik Bangunan Gedung 3) Seksi Teknik Arsitektur Kota. o Bidang Perumahan, membawahkan: 1) Seksi Pengembangan Perumahan 2) Seksi Teknik Penyehatan Lingkungan 3) Seksi Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum. o Bidang Pengendalian Tata Ruang dan Bangunan, membawahkan: 1) Seksi Pengawasan Tata Ruang dan Bangunan 2) Seksi Penanganan Pengaduan dan Sengketa 3) Seksi Pengusutan dan Penertiban. o Unit Pelaksana Teknis Dinas; o Kelompok Jabatan Fungsional.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
9
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Bagan Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya
Kota
Bandung sebagaimana tercantum bagan 2.1. Gambar 2.1 STRUKTUR ORGANISASI DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
KEPALA DINAS
Sekretaris
Subbag Umum & Perlengkapan
Kel. Jabatan Fungsional
Bid. Survey & Investigasi
Sie. Pengukuran & Pemetaan
Bid. Perencanaan & Tata Ruang
Sie. Rencana Detail Tata Ruang Kota
Bid. Dokumen & Pelaporan
Sie. Pelayanan Informasi & Rencana Kota
Sie. Dokumentasi
Sie. Data & Analisa Sie. Rencana Teknis Prasarana Kota
Sie. Rencana Peremajaan & Pengembangan Kota
Bid. Tata Bangunan & Arsitektur Kota
Sie. Penataan Bangunan
Sie. Teknik Bangunan Gedung
Sie. Teknik Arsitektur Kota
Subbag Kepegawaian
Bid. Perumahan
Sie. Pengembangan Perumahan
Sie. Teknik Penyehatan Lingkungan
Subbag Keuangan & Program
Bid. Pengendalian Tata Ruang & Bangunan
Sie. Pengawasan Tata Ruang & Bangunan
Sie. Penanganan Pengaduan & Sengketa
Sie. Fasos Fasum Sie. Pengusutan & Penertiban
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
10
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
2.2. Sumber Daya SKPD 2.2.1. Kepegawaian Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 304 (Tiga Ratus Empat ) orang, terdiri dari : a.
Pejabat Struktural
: 29 orang
b.
Fungsional Perencana
:
c.
Fungsional Umum
: 273 orang
2 orang
Komposisi pegawai pada Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung per bulan Januari 2016 adalah sebagai berikut : 1.
Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO
TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH
1.
S3
3 orang
1.
S2
32 orang
2.
S1
125 orang
3.
D4
1 orang
4.
D3
23 orang
5.
D2
1 orang
6.
D1
4 orang
7.
SMA
57 orang
8.
STM
43 orang
9.
SMEA
6 orang
10.
S M T Pertanian
1 orang
11.
SMP
6 orang
12.
SD
2 orang
Sumber. Kepegawaian Distarcip 2016
2.
Jenis Kepegawaian NO
JENIS KEPEGAWAIAN
1.
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2.
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
JUMLAH 296 orang 8 orang
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
11
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
3.
Jenis Kelamin NO
4.
1.
Laki-laki
2.
Perempuan
JUMLAH 236 orang 68 orang
Golongan Usia NO
5.
JENIS KELAMIN
GOLONGAN USIA
JUMLAH
1.
Usia 18 s/d 25 tahun
3 orang
2.
Usia 26 s/d 30 tahun
9 orang
3.
Usia 31 s/d 35 tahun
42 orang
4.
Usia 36 s/d 40 tahun
54 orang
5.
Usia 41 s/d 45 tahun
66 orang
6.
Usia 46 s/d 50 tahun
65 orang
7.
Usia 51 s/d 58 tahun
65 orang
Pangkat/golongan ruang NO
PANGKAT/GOLONGAN
JUMLAH
1.
Golongan IV / c
1 orang
2.
Golongan IV / b
3 orang
2.
Golongan IV / a
14 orang
3.
Golongan III / d
27 orang
4.
Golongan III / c
32 orang
5.
Golongan III / b
79 orang
6.
Golongan III / a
40 orang
7.
Golongan II / d
14 orang
8.
Golongan II / c
40 orang
9.
Golongan II / b
32 orang
10.
Golongan II / a
15 orang
11.
Golongan I / d
0 orang
12.
Golongan I / c
3 orang
13.
Golongan I / b
1 orang
14.
Golongan I / a
0 orang
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
12
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
6.
Diklat Perjenjangan
NO
7.
DIKLAT PERJENJANGAN
JUMLAH
1.
Diklat Pim Tk. II
0 orang
2.
Diklat Pim Tk. III
11 orang
3.
Diklat Pim Tk. IV
26 orang
Masa kerja pegawai NO
MASA KERJA
JUMLAH
1.
0 s/d 5 tahun
23 orang
2.
6 s/d 10 tahun
46 orang
3.
11 s/d 15 tahun
77 orang
4.
16 s/d 20 tahun
68 orang
5.
21 s/d 25 tahun
60 orang
6.
26 s/d 30 tahun
26 orang
7.
35 s/d 35 tahun
4 orang
Sumber. Kepegawaian Distarcip 2016
2.2.2. Aset / Modal SKPD Aset yang dimiliki oleh Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung terbagi menjadi 6 jenis, antara lain adalah : 1.
Tanah
2.
Peralatan dan Mesin
3.
Gedung dan Bangunan
4.
Jalan, Irigasi dan Jaringan
5.
Aset Tetap Lainnya
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
13
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Tabel 2.1 DAFTAR INVENTARIS BARANG
NO.
JENIS / NAMA BARANG
JUMLAH BARANG
KETERANGAN
1
2
3
4
1 2
3
Alat-alat Besar
2
- Pompa Lain-lain
2
Alat-alat Angkutan
107
- Jeep
1
- Station Wagon
1
- Mini Bus (Penumpang 14 orang ke bawah)
18 1
- Pick Up
7
- Sepeda Motor
69
- Gerobak Dorong
6
- Gerobak Lori
5
Alat Bengkel dan Alat Ukur
46
- Mesin Bor
2
- Mesin Las Listrik
1
- Mesin Gerindra Tangan
1
- Bateray Charger
3
- Mesin Gergaji
1
- Mesin Ketam
1
- Automatic Distrotion Meter
2
- Global Positioning System
6
- Noise & Distortion Meter
2
- Scanner
6
- Air Conditioning Unit
14
- Tool Set
1
- Meteran x-27 dari Platina Tridium
1
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
14
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO.
4
5
JENIS / NAMA BARANG
JUMLAH BARANG
- Alat ukur lainnya (lain-lain)
5
Alat Pertanian
5
-
Rak-rak Penyimpanan
2
-
Lemari Penyimpanan
3
Alat Kantor Dan Rumah Tangga
3.605
-
Mesin Ketik Manual Portable (1113)
-
Mesin Ketik Manual Standar (1416)
-
Mesin Ketik Elektronik
-
Mesin Ketik Braile
-
Mesin Ketik Lain-lain
-
Mesin Hitung Elektronik
-
Mesin Calculator
-
Mesin Hitung / Jumlah Lain-lain
-
Mesin foto copy dengan kertas folio
-
Lemari Besi
-
Rak Besi / Metal
-
Rak Kayu
-
Filling besi / Metal
-
Lemari Sorok
-
Lemari Kaca
-
Lemari Kayu
-
Papan Visuil
-
Alat Penghancur Kertas
-
Papan Pengumuman
-
White Board
-
Copy Board/Elektrik White Board
-
Peta
KETERANGAN
11 1 2 1 10 12 2 1 1 114 72 20 217 5 19 56 50 20 14 36 2 1
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
15
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO.
JENIS / NAMA BARANG
JUMLAH BARANG
-
Mesin Absensi
3
-
Alat Pemotong Kertas
1
-
Overhead Projektor
12
-
Display
1
-
Alat Kantor Lainnya (Lainlain)
9
-
Lemari Kayu
8
-
Rak Kayu
3
-
Meja Kayu/Rotan
6
-
Tempat Tidur Besi/Metal (Lengkap)
1
-
Meja Rapat
3
-
Meja Tulis
90
-
Meja Makan
1
-
Kursi Rapat
318
-
Kursi Tamu
29
-
Kursi Tangan
6
-
Kursi Putar
234
-
Kursi Biasa
14
-
Bangku Sekolah
1
-
Bangku Tunggu
2
-
Kursi Lipat
-
Bangku Injak
1
-
Meja Komputer
34
-
Meja Biro
3
-
Sofa
6
-
Lemari Pakaian
6
-
Mebelair lainnya
6
-
Alat Pengukur Waktu lain-lain
33
-
Mesin Potong Rumput
6
-
Lemari Es
5
-
AC Sentral
5
KETERANGAN
366
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
16
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO.
JENIS / NAMA BARANG
JUMLAH BARANG
-
AC Unit
24
-
AC Split
1
-
Kipas Angin
1
-
Kitchen Set
1
-
Televisi
12
-
Loudspeaker
3
-
Soundsystem
2
-
Wireless
9
-
Mic Conference
8
-
Camera Vedeo
5
-
Tiang Bendera
2
-
Dispenser
26
-
Mimbar/Podium
1
-
Handy Cam
15
-
Alat Rumah Tangga Lainnya
19
-
Alat Pemadam Portable
64
-
Alat Pembantu Pemadam Kebakaran
137
-
Mainframe
1
-
Local Area Network (LAN)
8
-
PC Unit
51
-
Laptop
28
-
Note Book
78
-
Personal Komputer Lain-lain
54
-
Ploter
1
-
Hard Disk
19
-
Keyboard
36
-
Printer
139
-
Plotter
1
-
Monitor
25
-
Printer
33
KETERANGAN
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
17
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO.
JENIS / NAMA BARANG
JUMLAH BARANG
-
Scanner
6
-
Plotter
1
-
External
12
-
Peralatan Personal Komputer Lainlain
99
-
Server
2
-
Hub
1
-
Modem
2
-
Peralatan Jaringan Lain-lain
21
-
Meja Kerja Ketua/Wakil Ketua DPRD
3
-
Meja Kerja Pegawai Non Struktural
-
Meja Kerja Pejabat Lain-lain
-
Meja Tamu Ruangan Biasa
-
Meja Rapat Pejabat Lain-lain
-
Kursi Kerja Ketua/Wakil Ketua DPRD
5
-
Kursi Kerja Pejabat Eselon III
10
-
Kursi Kerja Pegawai Non Struktural
98
-
Kursi Kerja Pejabat Lain-lain
3
-
Kursi Rapat Pejabat Lain-lain
1
-
Kursi Hadap Depan Meja Kerja Pejabat Lain-lain
KETERANGAN
85 290 5 112
146
-
Kursi Tamu di ruangan Pejabat Eselon III
-
Lemari Buku untuk Pejabat Eselon II
-
Lemari Buku untuk Perpustakaan
1
-
Lemari Arsip untuk Arsip Dinamis
14
2 2
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
18
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO. 6
7.
JENIS / NAMA BARANG Alat Studio dan Alat Komunikasi
JUMLAH BARANG 168
-
Camera + Attachment
1
-
Proyektor + Attachment
23
-
Compact Disk Player
1
-
Unintemuptible Power Supply (UPS)
23
-
Peralatan Studio Visual Lain-lain
1
-
Camera Electronic
67
-
Digital
4
-
Slide Projector
1
-
Jalon
1
-
Rambu/Bak Ukur
1
-
Telephone (PABX)
1
-
Handy Talky
18
-
Facsimili
3
-
Handphone
14
-
Handphone
2
-
Unit Transceiver HF Portable
7
Alat-alat Kedokteran
KETERANGAN
8
-
Infra Red
6
-
Tablet Machine
1
-
Video Camera dan Recorder
1
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
19
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO.
8
JENIS / NAMA BARANG
Alat Laboratorium
JUMLAH BARANG
KETERANGAN
171
-
Stabilizier
2
-
TV Monitor
5
-
Adaptor
1
-
Exhaust Fan
2
-
Alat Pemadam Kebakaran
51
-
Personal Komputer
76
-
Alat Ukur
22
-
Kelompok Penyimpanan/Laci 8
2
-
Layar
2
-
Baterai
2
-
General Set (Lab Scale)
3
-
Theodolite
1
-
Water Pass
2
Sumber : Distarcip 2016
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD Realisasi anggaran Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya pada tahun 20092013 berdasarkan komposisi APBD Kota Bandung dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel ini menampilkan pengelolaan pendanaan pelayanan Dinas melalui pelaksanaan Renstra Dinas periode perencanaan sebelumnya untuk bahan mengidentifikasi potensi dan permasalahan khusus pada aspek pendanaan pelayanan Dinas. Tabel ini juga menunjukkan kapasitas pendanaan pelayanan Dinas dalam 5 (lima) tahun terakhir, sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan isu strategis dan program strategis Dinas pada Renstra Dinas ini.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
20
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Tahun 2009-2013
Uraian
Anggaran pada Tahun ke-
Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun ke- (%)
Rata-rata Pertumbuha n (%)
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Ang garan
Rea lisasi
BELANJA
168.558.393.922, -
222.720.616.874,20, -
187.497.984.522, -
368.546.429.738,48,-
358.135.409.363,03 ,-
83.026.373.504, -
100.576.845.081, -
167.962.991.295, -
239.041.111.379, -
304.519.185.472, -
49
45
90
65
85
28
39
Belanja Operasi
24.896.042.212,-
28.029.462.399,20,-
34.372.923.335,-
34.939.475.924,80,-
43.839.529.812,03,-
21.906.163.116, -
23.020.810.130,-
29.137.568.068,-
31.590.655.282,-
35.570.746.421,-
88
82
85
90
81
16
13
Belanja pegawai
14.662.806.591,-
15.179.224.724,20,-
18.041.756.605,-
18.866.348.299,80,-
20.338.613.769,03,-
14.194.449.870, -
14.562.042.871,-
15.964.376.684,-
18.027.835.857,-
19.043.386.285,-
97
96
88
96
94
9
8
Belanja Barang
10.233.235.621,-
12.850.237.675,-
16.331.166.730,-
16.073.127.625,-
23.500.916.043,-
7.711.713.246,-
8.458.767.259,-
13.173.191.384,-
13.562.819.425,-
16.527.360.136,-
75
66
81
84
70
24
23
Belanja Modal
143.662.351.710, -
194.691.154.475,-
153.125.061.187, -
333.606.953.813,68,-
314.295.879.551,-
61.120.210.388, -
77.556.034.951,-
138.825.423.227, -
207.450.456.097, -
268.948.439.051, -
43
40
91
62
86
32
46
Belanja Peralatan dan Mesin
1.925.127.500,-
2.020.000.000,-
455.625.000,-
2.787.941.120,-
776.450.000,-
1.477.142.300,-
1.621.399.600,-
442.550.500,-
2.688.838.520,-
675.307.050,-
77
80
97
96
87
92
92
Belanja Bangunan dan Gedung
136.134.271.410, -
185.442.716.475,-
150.329.041.187, -
328.468.093.283,68,-
312.070.525.000,-
55.068.522.588, -
73.485.166.114,-
137.530.427.417, -
203.398.518.917, -
267.409.641.911, -
40
40
91
62
86
33
50
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
5.599.952.800,-
7.172.438.000,-
2.334.395.000,-
2.347.919.410,-
1.389.604.551,-
4.571.615.650,-
2.444.491.737,-
847.974.360,-
1.363.098.660,-
814.386.090,-
82
34
36
58
59
Belanja Aset Tetap Lainnya
3.000.000,-
56.000.000,-
6.000.000,-
3.000.000,-
59.300.000,-
2.929.850,-
4.977.500,-
4.470.950,-
0
49.104.000,-
98
9
75
0
83
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
-20
876
-23
-13
21
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung telah menetapkan Pedoman Mutu Nomor: PM/Distarcip-01 tanggal 1 Oktober 2013, menunjukkan bahwa pimpinan tertinggi Dinas memiliki komitmen dalam mengembangakan dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) secara berkesinambungan. SMM ini mengacu persyaratan standar ISO 9001:2008, SMM ISO 9001:2008 di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya diaplikasikan pada kegiatan penerbitan Keterangan Rencana Kota (KRK) yang mencakup Bidang Survey dan Investigasi, Bidang Perencanaan dan Tata Ruang sebagai proses utama dan Sekretariat sebagai proses pendukung. Data KRK yang masuk dan terbit untuk tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel 2.3. Sedangkan untuk tahun-tahun sebelumnya belum dilakukan pelayanan KRK karena untuk kebutuhan perizinan pembangunan di Kota Bandung masih diterbitkan Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT). Pada tahun 2015 Permohonan KRK yang masuk sebanyak 5.061, sedangkan KRK yang dapat diselesaikan atau terbit sebanyak 5.069, hal ini menunjukkan bahwa ada permohonan tahun sebelumnya (2014) yang baru dapat diterbitkan pada tahun 2015. Tabel 2.3. Jumlah KRK yang Diterbitkan oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Tahun 2011-2015 Tahun
Permohonan KRK yang Masuk
KRK yang Terbit
2011
6.554
6.180
2012
5.805
5.557
2013
5.743
5.473
2014
5.805
5.557
2015
5.061
5.069
Sumber : Distarcip 2016 Tidak seluruh permohonan KRK yang masuk dapat diterbitkan menjadi KRK, hal ini dikarenakan terdapatnya berkas KRK yang tidak lengkap persyaratannya atau pun tidak jelas lokasi persil yang dimaksudkan dalam permohonan KRK, sehingga tidak dapat diproses lebih lanjut. 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Di bawah ini disampaikan hasil telaahan terhadap RTRW, dan hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
22
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
pengembangan pelayanan Dinas pada lima tahun mendatang. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 tahun 2011.
Berikut adalah telaahan terhadap rencana
struktur ruang yang tercantum dalam RTRW dengan Struktur Ruang eksisting di Kota Bandung saat ini. Tabel 2.4 Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kota Bandung No
Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat ini
Indikasi Program Pemanfaataan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD
Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD
1
PPK Alunalun, PPK Gedebage
PPK Alunalun
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) atau Panduan Rancang Kota
Saat ini kegiatan pembangunan ekonomi dan sosial masih terkonsentrasi di wilayah Bandung Barat dengan pusat kegiatan di PPK Alun-alun. PPK Gedebage yang diharapkan menjadi pusat kota kedua belum berkembang.
PPK Gedebage
2
SPK Setrasari, SPK Sadang Serang, SPK Kopo Kencana, SPK Maleer, SPK Arcamanik, SPK Ujungberung , SPK Kordon, SPK Derwati
SPK Maleer, SPK Arcamanik, SPK Ujungberung, SPK Kordon, SPK Derwati
Pengembangan kegiatan komersial perdagangan dan hiburan skala SWK pada setiap SPK dan skala kecamatan pada setiap PL
Seluruh SPK di Kota Bandung
3
Terminal Tipe A di PPK Gedebage, Optimalisasi Terminal Tipe B, Terminal Tipe C di sekitar SPK
Terminal tipe B di Cicaheum dan Leuwipanjang
Pembangunan terminal Tipe A, Pembangunan terminal Tipe C di sekitar SPK
Belum seluruh SPK dapat berkembang menjadi sub pusat kegiatan di setiap SWK dan yang sudah berkembang pun belum optimal melayani. Beberapa SPK seperti Setrasari, Sadang Serang dan Kopo Kencana belum dapat berfungsi sebagai pusat kegiatan karena perkembangan kegiatan lebih terkonsentrasi di jalanjalan utama seperti di Jl. Ir. H. Juanda, Jl. Dr. Djunjunan, Jl. Kopo. Pembangunan terminal Tipe A di Gedebage masih dalam tahap dokumen Pra FS. Salah satu permasalahannya adalah pada pembebasan lahan.
Terminal Tipe A di PPK Gedebage, Pembangunan terminal Tipe C di sekitar SPK.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
23
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
4
Pemantapan fungsi bandara Husein Sastranegara
5
Pengaturan sebaran lokasi dan pembanguna n menara telekomunik asi bersama
Bandara Husein Sastranegara
Penetapan kawasan aman bagi jalur penerbangan dengan pembatasan ketinggian bangunan di sekitar bandara Pengaturan sebaran dan pembangunan menara telekomunikasi
Saat ini sudah diterapkan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) di Kota Bandung, serta terdapat hasil studi pengaturan ketinggian bangunan di kawasan bandara. Saat ini pembangunan menara telekomunikasi telah diarahkan untuk pembangunan menara bersama
Penentuan intensitas dan ketinggian bangunan di kawasan sekitar bandara
Berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Bandung Tahun 2012 diketahui permasalahan lingkungan yang menjadi isu lingkungan hidup utama adalah sebagai berikut : a.
Air Semakin berkurangnya jumlah air di permukaan yang dapat digunakan dibandingkan dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap air tawar bersih terutama sektor industri dan domestik memaksa dilakukannya pencairan terhadap sumber air tawar bersih yang lain, yaitu dengan melakukan pengeboran sumur untuk mengambil air tanah. Pengambilan air tanah ini di satu sisi menguntungkan manusia karena masalah kebuthan air tawar bersih dapat teratasi di lain pihak seiring dengan bertambahnya jumlah populasi manusia dan bertambahnya industri-industri yang membutuhkan air sebagai bahan baku produksi membuat pengambilan air tanah semakin kerap terjadi dengan jumlah pengambilan air yang semakin banyak. Hal ini membuat cadangan air tanah yang ada semakin menipis. Kualitas air permukaan tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi alami sungai tapi sangat dipengaruhi oleh kegiatan antropogenik (aktivitas manusia) dan bertambahnya jumlah penduduk yang terus berkembang serta fungsi sungai yang beraneka ragam, mulai dari sumber air baku, tempat pembuangan aktifitas domestik maupun industri, tempat rekreasi, dan lain-lain. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air sungai di Kota Bandung tahun 2011, sekitar 48 sungai yang ada di Kota Bandung hampir seluruhnya telah
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
24
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
tercemar limbah baik limbah cair maupun padat. Komposisi sumber pencemarannya 70% limbah rumah tangga dan 30% limbah industri seperti tekstil, hotel, restoran, dan rumah sakit. b. Udara Kemudian semakin banyaknya wilayah di Kota Bandung yang udaranya mengalami pencemaran dan beberapa parameter konsentrasinya telah melampaui Baku Mutu (BM). Saat ini sumber pencemar udara terbesar adalah kendaraan bermotor dan sektor industri. Dampak negatif akibat menurunnya kualitas udara adalah menurunnya fungsi paru, peningkatan penyakit pernafasan, dampak karsinogen, dan beberapa penyakit lainnya. Selain itu, pencemaran udara dapat menimbulkan bau, kerusakan materi, gangguan penglihatan, dan dapat menimbulkan hujan asam yang merusak lingkungan. Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi salah satu solusi untuk menjadikan kualitas udara yang lebih bersih dan sehat. c.
Lahan Salah satu masalah utama adalah guna lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya. Pengamatan langsung di lapangan bahwa banyak daerah resapan yang telah beralih fungsi menjadi pemukiman serta bentuk penutupan lain yang dapat mengurangi meresapnya air hujan ke dalam tanah. Tingginya lahan terbangun, meningkatnya proporsi lahan taman yang diperkeras, serta adanya pelanggaran Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan pendirian bangunan di sempadan sungai berdampak terhadap semakin sempitnya daerah resapan. Salah satu dampak yang sangat dirasakan dari perubahan peruntukan penggunaan lahan adalah banjir. Rusaknya fungsi resapan di Kota Bandung dan daerah sekitarnya, khususnya di wilayah Kawasan Bandung Utara dapat terlihat dari indikasi tingginya selisih debit maksimum dengan debit minimum sungai-sungai yang melintas di Kota Bandung. Berdasarkan data dari Bina Marga Kota Bandung, terlihat bahwa sebagian besar debit maksimum sungai yang melintas di Kota Bandung lebih dari 20 m3 , sementara debit minimumnya kurang dari 1 m3 . Sungai Cikapundung yang merupakan sungai utama di Kota Bandung, debit maksimumnya sekitar 250 m3 sementara debit minimumnya hanya sekitar 12
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
25
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
m3, dan bahkan Sungai Cibeunying, debit maksimumnya sekitar 64 m3 sementara debit minimumnya hanya 0,60 m3 . Inventarisasi isu lingkungan berdasarkan RTRW dan SLHD Kota Bandung serta pendapat pakar atau ahli dapat disimpulkan bahwa isu lingkungan strategis Kota Bandung adalah sebagai berikut : a. Kecukupan Air (kekeringan, menurunnya kualitas air, tidak memadainya sumber air baku). b. Pencemaran Udara (menurunnya kualitas udara, menimbulkan bau, kerusakan materi, gangguan penglihatan). c. Alih Fungsi Lahan (tingginya lahan terbangun, rusaknya fungsi resapan, banjir). d. Masalah Pedagang Kaki Lima (penertiban, relokasi, urbanisasi).
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
26
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Tabel 2.5 Identifikasi Isu Lingkungan Strategis yang terjadi di masing-masing SWK SWK (Berdasarkan Materi Teknis) No
Isu Pembangunan Berkelanjutan
1 Kecukupan Air (kekeringan, menurunnya kualitas air, tidak memadainya sumber air baku) 2 Pencemaran Udara (menurunnya kualitas udara, menimbulkan bau, kerusakan materi, gangguan penglihatan) 3 Alih Fungsi Lahan (tingginya lahan terbangun, rusaknya fungsi resapan, banjir) 4 Masalah Pedagang Kaki Lima (penertiban, relokasi, urbanisasi)
Arcamanik Bojonegara Cibeunying Gedebage Karees √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Kordon Tegalega Ujungberung √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Sumber : Hasil Analisis Dokumen KLHS RDTR Kota Bandung, 2013
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
27
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Berdasarkan telaahan di atas, beberapa macam pelayanan dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya adalah sebagai berikut : 1. Penetapan Rancangan RDTRK Kota Bandung menjadi Peraturan Daerah untuk mengarahkan
pengembangan kepada pusat-pusat kegiatan dan
mengendalikan perkembangan kepada pusat-pusat kegiatan kota yang saat ini sudah sangat padat dan mengalami penurunan kualitas lingkungan dan nilai kawasan. 2. Penyusunan dokumen rencana rinci berupa RTBL atau RTRK untuk wilayah yang diarahkan sebagai pusat-pusat kegiatan antara lain PPK Gedebage, SPK Sadang Serang, SPK Setra Sari, SPK Maleer, SPK Kopo Kencana, SPK Ujungberung, SPK Arcamanik, dan SPK Kordon, selain itu kawasan strategis dan kawasan yang memerlukan usaha revitalisasi atau urban renewal. 3. Pengendalian pemanfaatan ruang kota untuk wilayah yang telah melebihi daya dukungnya seperti Kawasan Bandung Utara, kesesuaian intensitas dan peruntukan, melalui kegiatan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang dengan mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah. 4. Perlunya dilakukan pemberian informasi dan sosialisasi tentang Rencana Tata Ruang yang lebih intensif kepada masyarakat secara luas melalui kegiatan sosialisasi maupun berbagai media. 5. Perlu ditingkatkannya pemenuhan kebutuhan rumah tinggal berupa hunian vertical yang nyaman dan layak huni, serta perbaikan dan peningkatan kualitas rumah tidak layak huni. 6. Perlu ditingkatkannya pelayanan terhadap penyediaan air bersih dan sanitasi dasar bagi masyarakat. 7. Meningkatkan kualitas penataan bangunan, keandalan, kenyamanan, estetika, dan keselamatan bangunan dan bangun-bangunan melalui penyediaan pedoman teknis bangunan, pemberian SLF bangunan gedung, pemberian SLBP, pembentukan TABG, tersedianya data bangunan gedung, dan pemberian bantuan teknis mengenai tata bangunan. 8. Perlu dilaksanakannya kegiatan yang mampu mendukung program Bandung Juara sesuai tugas, pokok, dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
28
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
BAB III
3.1
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Permasalahan yang dihadapi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya dalam
melaksanakan Tugas dan Fungsi Pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek yang secara umum terbagi ke dalam Urusan Penataan Ruang, Urusan Pekerjaan Umum, dan Urusan Perumahan. Permasalahan yang dihadapi berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya adalah : 1. Perencanaan Tata Ruang -
Berlakunya Undang-undang No. 26 Tahun 2007 mengakibatkan perlu adanya penyesuaian terhadap peraturan-peraturan di bawahnya yang bersifat operasional. Beberapa ketentuan dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah adanya perubahan jangka waktu perencanaan tata ruang (RTRW, RDTRK) dari 10 tahun menjadi 20 tahun; substansi yang dimuat (ketentuan 30% proporsi RTH dan penyusunan peraturan zonasi), penerapan sanksi, serta ketentuan bahwa landasan hukum
RDTRK
adalah
perda;
karena
itu
perlu
penyusunan/penyempurnaan kembali RDTRK dan penyusunan peraturan zonasi. -
Dinamika perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat sangat dinamis, dan berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang, sehingga penggunaan lahan eksisting selalu berubah dan tidak jarang berpengaruh terhadap terkoreksinya arahan teknis garis rencana kota.
-
Masih kurangnya pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam penataan ruang merupakan salah satu permasalahan dan tantangan bagi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
29
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
2. Pemanfaatan Ruang -
Upaya
mengarahkan
pemanfaatan
ruang
sesuai
dengan
rencana
menghadapi kendala karena adanya kepentingan masyarakat yang terkadang berbeda dengan kaidah perencanaan. -
Belum terwujud/tersedianya infrastuktur yang mendukung kegiatan, atau infrastruktur yang ada kurang memadai.
-
Adanya pembangunan tidak sesuai ijin yang dikeluarkan, seperti pembangunan pada sempadan sungai, sempadan jalur kereta api bahkan pada jalur/rel yang tidak lagi digunakan, serta pada brandgang. Ada juga bangunan yang memiliki izin namun pembangunannya tidak sesuai izin yang dimiliki.
3. Pengendalian Pemanfaatan Ruang -
Partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang belum maksimal, kendala yang dihadapi antara lain belum diketahuinya rencana yang ada dan kurangnya kepedulian masyarakat.
4. Penataan Bangunan -
Dalam perkembangannya kavling-kavling perumahan ada yang dipecah dan ada yang digabung, hal ini mengakibatkan tidak teraturnya nomornomor bangunan sehingga dapat mengakibatkan kesulitan dalam orientasi lokasi, untuk itu perlu dilakukan penertiban penomoran bangunan.
-
Kegiatan Pembangunan Stadion Gedebage belum terlaksana sesuai target waktu dan realisasi pekerjaan yang telah ditetapkan karena terkendala oleh beberapa permasalahan seperti kendala cuaca, dukungan dari masyarakat, perlunya adanya perubahan kontrak dan desain bangunan, dan sebagainya.
5. Pengembangan Perumahan -
Secara umum permasalahan perumahan adalah : adanya backlog perumahan,
menurunnya
kualitas
lingkungan
perumahan,
kekurangmampuan penyediaan rumah sehat dan layak huni, serta kepadatan bangunan yang tinggi. Selain itu mahalnya harga tanah di Kota Bandung ikut mempengaruhi kemampuan masyakat untuk memiliki rumah yang layak. -
Pengembangan perumahan tidak selalu dikembangkan dalam luasan yang
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
30
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
besar dalam satu waktu, karenanya seringkali pengembangan perumahan ini tidak terintegrasi dalam ruang sehingga seringkali ada kendala dalam pengembangan sarana dan prasarananya. -
Konstruksi bangunan rusunawa didanai dari APBN baik melalui Departemen Pekerjaan Umum maupun Kementrian Perumahan Rakyat. Walaupun dana konstruksi telah tersedia dari APBN, namun dana untuk pembebasan lahan yang cukup besar harus dibiayai dari APBD. Selain itu proses pembebasan lahan yang cukup sulit termasuk adanya penolakan warga/masyarakat menyebabkan rencana pembangunan rusunawa sulit terwujud.
-
Bangunan rusunawa yang dibangun dana APBN tidak langsung dapat diserahterimakan dan dikelola karena ada kendala aturan yang belum jelas. Untuk program pengembangan hunian vertikal melalui pembangunan rusunawa perlu dipikirkan agar biaya konstruksi dapat disediakan dari APBD Kota.
-
Pembangunan hunian vertikal dan peremajaan kawasan kumuh untuk pemukiman padat dan kumuh memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, terutama dalam ketersediaan anggaran pembebasan lahan, pelaksanaan pembebasan lahan serta penyiapan/pengkondisian masyarakat.
-
Secara umum penanganan prasarana dan sarana lingkungan masih terbatas dibandingkan permasalahan yang dihadapi. Pembangunan prasarana seperti septic tank komunal juga masih sangat terbatas, permasalahan yang dihadapi selain keterbatasan anggaran adalah sulitnya mencari lahan untuk instalasi yang akan dibangun.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Walikota dan Wakil Walikota Bandung Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi permasalahan pelayanan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, dipaparkan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya yang
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
31
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya. Dengan mempertimbangkan arah pembangunan jangka panjang daerah, kondisi, permasalahan dan tantangan pembangunan yang dihadapi serta isu-isu strategis maka Visi Kota Bandung Tahun 2014-2018, yaitu : “TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL, NYAMAN, DAN SEJAHTERA”
Penjabaran Visi di atas adalah sebagai berikut: Bandung
: adalah meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya Kota Bandung dan semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan batas-batas tertentu yang berkembang sejak tahun 1811 hingga sekarang.
Unggul
: adalah menjadi yang terbaik dan terdepan serta contoh bagi daerah lain dalam upaya terobosan perubahan bagi kenyaman dan kesejahteraan warga Kota Bandung.
Nyaman
: adalah terciptanya suatu kondisi dimana kualitas lingkungan terpelihara dengan baik, serta dapat memberikan kesegaran dan kesejukan bagi penghuninya. Kota yang nyaman adalah suatu kondisi dimana berbagai kebutuhan dasar manusia seperti tanah, air, dan udara terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali serta ruang-ruang kota dan infrastruktur pendukungnya responsif terhadap berbagai aktifitas dan perilaku penghuninya.
Sejahtera
: yaitu mengarahkan semua pembangunan kota pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin warganya, agar manusia dapat memfungsikan diri sebagai hamba di muka bumi. Kesejahteraan yang ingin dilahirkan di Kota Bandung merupakan kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan keluarga dan Iingkungan sebagai dasar pengokohan sosial. Masyarakat sejahtera tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja, melainkan juga sejahtera jiwa
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
32
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
dan batiniah. Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini diharapkan mampu saling berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah, adil dan makmur. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna.
Kesejahteraan
yang
seperti
inilah
yang
akan
membentuk kepecayaan diri yang tinggi pada masyarakat Kota Bandung untuk mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik, hingga menjadi teladan bagi kota lainnya.
Visi Kota Bandung Tahun 2014-2018 yaitu : Terwujudnya Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera merupakan Visi yang selaras dengan Visi Kota Bandung yang bermartabat tahun 2025. Kritria capaian Visi Daerah tahun 2005-2025 sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2008 tentang RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-2025 secara jelas direfleksikan pada Visi Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera. Kriteria Kota Bandung Yang Bermartabat pada Tahun 2025 yang dicirikan dengan masyarakatnya
bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, kota yang
termakmur di Indonesia, kota yang paling menonjol sisi keadilan-nya, kota terbersih di tingkat nasional, kota percontohan atas ketertiban semua aspek kehidupan perkotaan di Indonesia, kota percontohan atas ketaatan serta yang teraman,
kota
mengandung makna secara tekstual dan hakiki melalui
Terwujudnya Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera. Misi disusun dalam rangka mengimplementasikan Iangkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi yang telah dipaparkan di atas. Rumusan misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upayaupaya apa yang harus dilakukan. Rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
33
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Rumusan misi disusun dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang mempengaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan daerah. Misi disusun untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi. Dengan gambaran misi yang demikian, tim menelaah misi kepala daerah dan makna
serta
implikasinya
bagi
perencanaan
pembangunan,
lalu
menerjemahkannya ke dalam pernyataan misi sesuai kriteria pernyataan misi sebagaimana telah dijelaskan di atas. Keterkaitan Visi dan Misi Kepala Daerah Visi
Misi Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan
TERWUJUDNYA KOTA
berwawasan lingkungan.
BANDUNG
Menghadirkan tata kelola
YANG UNGGUL, NYAMAN, DAN SEJAHTERA
pemerintahan yang efektif, bersih dan melayani. Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing. Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan.
Dalam mencapai visi tersebut juga dijunjung motto juang ‘Bandung Juara’. Sedangkan Misi Kota Bandung Tahun 2014-2018 tersebut terdiri atas: 1.
Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.
2.
Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih, dan melayani.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
34
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
3.
Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas, dan berdaya saing.
4.
Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan. Beberapa misi yang tertuang dalam RPJMD Kota Bandung 2014-2018
dapat dijadikan dasar bagi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dalam menyusun Rencana Strategis. Adapun misi yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Distarcip adalah Misi ke-1 Kota Bandung yang terdapat dalam RPJMD 2014-2018, yaitu Misi Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan
tata
ruang,
pembangunan
infrastruktur
serta
pengendalian
pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan. Salah satu tujuan dalam misi tersebut yang dapat dijadikan dasar penyusunan rencana strategis bagi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya adalah tujuan ke-1, dan ke-2 dari misi tersebut, yaitu: :
Tujuan-1 : Mewujudkan penataan ruang kota yang terpadu dan berkelanjutan. Sasaran : 1. Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang konsisten; Strategi : -
Meningkatkan kinerja penataan ruang
-
Pengembangan instrumen pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif
2. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas perumahan ; Strategi : -
Penataan Kawasan Kumuh perkotaan melalui penyediaan hunian dan ruang publik yang layak dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat
-
Revitalisasi Kota
-
Terbangunnya
Sarana dan Prasarana perkotaan bagi warga kota yang
berkebutuhan khusus -
Pembuatan Kota Modern Percontohan di Gedebage dengan Tema Teknologi.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
35
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Tujuan-2 : Mengarahkan dn fasilitasi perwujudan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang terinegrasi
Sasaran : 1. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas perumahan 2. Terwujudnya insfrastruktur sanitasi dan air bersih yang berkualitaa dan merata Selain misi yang telah ditetapkan di atas, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya juga harus melaksanakan program dan kegiatan yang dapat meningkatkan kinerja Pemerintah Kota Bandung secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan misi yang ditetapkan dalam Misi ke-2 RPJMD 2014-2018, yaitu Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih, dan melayani dengan tujuan untuk membangun akses kemudahan bagi informasi publik mengenai berbagai kebijakan Pemerintah kota Sasaran : 1. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik Strategi : -
Menciptakan sistem tata kelola pemerintahan yang mampu meningkatkan kinerja keuangan daerah, pengelolaan aset daerah, dan pelaksanaan pembangunan yang didukung oleh aparatur profesional yang berkarakter melayani dalam upaya memberikan pelayanan prima.
2. Meningkatnya kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi Strategi : -
Menciptakan sistem tata kelola pemerintahan yang mampu meningkatkan Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparat dalam yang didukung oleh aparatur profesional yang berkarakter melayani dalam upaya memberikan pelayanan prima.
3.3
Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi
A. Tujuan Sebagai penjabaran atas visi Kementerian PU, maka tujuan yang akan dicapai oleh Kementerian PU dalam periode lima tahun ke depan adalah: 1. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan infrastruktur PU dan permukiman, dan pengendalian pemanfaatan ruang bagi terwujudnya
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
36
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
pembangunan yang berkelanjutan (termasuk adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim). 2. Meningkatkan keandalan sistem (jaringan) infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, ketahanan pangan dan daya saing. 3. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (dasar) infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 4. Meningkatkan pembangunan kawasan strategis, wilayah tertinggal dan perbatasan, dan penanganan kawasan rawan bencana untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah. 5. Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, kelembagaan dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman.
B. Sasaran Strategis Sasaran strategis Kementerian PU dalam periode 2010-2014 secara keseluruhan akan meliputi sasaran-sasaran sebagai berikut: 1. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam setiap penyusunan Rencana Tata Ruang
(RTR)
serta
penerbitan
Peraturan
Presiden
tentang
RTR
Pulau/Kepulauan dan peraturan pendukungnya berupa Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria NSPK bidang penataan ruang sesuai amanat RTRWN. 2. Meningkatnya ketersediaan air baku yang memadai (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas) guna pemenuhan berbagai kebutuhan baik untuk pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum guna mendukung target MDGs 2015, maupun kebutuhan pertanian dalam rangka mempertahankan swasembada pangan serta kebutuhan sektor-sektor untuk meningkatkan produktivitas sektor produksi melalui pembangun/peningkatan/rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bendungan, waduk/embung/bangunan penampung air lainnya serta prasarana penyediaan air baku, jaringan irigasi dan jaringan rawa.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
37
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
3. Meningkatnya kualitas pengendalian banjir secara terpadu dari hulu ke hilir dalam satu wilayah dan perlindungan kawasan di sepanjang garis pantai dari bahaya abrasi. 4. Meningkatnya efisiensi sistem jaringan jalan di dalam sistem transportasi yang mendukung perekonomian nasional dan sosial masyarakat serta pengembangan wilayah melalui preservasi dan peningkatan kapasitas jalan lintas wilayah serta pembangunan Jalan Tol Trans Jawa. 5. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan permukiman melalui pengembangan sistem jaringan penyediaan air minum untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk perkotaan dan penduduk perdesaan, serta meningkatnya pelayanan sanitasi sistem terpusat dan sistem berbasis
masyarakat
bagi
penduduk
perkotaan, meningkatnya
sistem
pengelolaan drainase untuk mendukung pengurangan luas genangan di perkotaan serta meningkatnya sistem pengelolaan persampahan untuk mendukung peningkatan tingkat pelayanan penduduk, dan meningkatnya kualitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, serta penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di perkotaan. 6. Meningkatnya kemampuan pemerintah daerah dan
stakeholders jasa
konstruksi serta masyarakat untuk mendukung tercapainya penguasaan pangsa pasar domestik oleh pelaku konstruksi nasional serta pengurangan jumlah dan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan akibat kegagalan konstruksi/bangunan melalui peningkatan sistem pembinaan teknis dan usaha jasa konstruksi. C. Tantangan dan Isu Strategis Ketersediaan infrastruktur yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu daya tarik suatu kawasan/wilayah, di samping faktor kualitas lingkungan hidup, image, dan masyarakat (budaya). Sementara itu, kinerja infrastruktur merupakan faktor kunci dalam menentukan daya saing global, selain kinerja ekonomi makro, efisiensi pemerintah, dan efisiensi usaha. Dalam hal daya saing global tersebut, maka laporan dari World Economic Forum 2008 - 2009 hanya menempatkan Indonesia pada peringkat ke-96 dari 134 negara yang diteliti, dimana ketersediaan infrastruktur yang tidak memadai (16,4%) merupakan penyumbang kedua sebagai faktor problematik dalam melakukan usaha setelah birokrasi pemerintah yang tidak efisen (19,3%). Dengan demikian, tantangan
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
38
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
pembangunan infrastruktur ke depan adalah bagaimana untuk terus meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas dan kinerjanya semakin dapat diandalkan agar daya tarik dan daya saing Indonesia dalam konteks global dapat membaik. a. Tantangan pembangunan ke-Cipta Karya-an urusan perumahan -
Memenuhi backlog perumahan sebesar 6 juta unit sebagai akibat dari terjadinya penambahan kebutuhan rumah akibat penambahan keluarga baru, rata-rata sekitar 820.000 unit rumah setiap tahunnya.
-
Makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aspek kesehatan akan menuntut pelayanan sanitasi sesuai dengan kriteria kesehatan dan standar teknis.
-
Memperluas akses pelayanan sanitasi dan peningkatan kualitas fasilitas sanitasi masyarakat yang akan berpengaruh terhadap kualitas kehidupan dan daya saing sebuah kota dan sebagai bagian dari jasa layanan publik dan kesehatan.
-
Mendorong dan meningkatkan keterlibatan dunia usaha (swasta) dalam pendanaan pembangunan prasarana air minum.
-
Mengembangkan kemampuan masyarakat dalam penyediaan air minum baik dalam pengolahan maupun pembiayaan penyediaan air minum.
-
Meningkatkan keandalan bangunan baik terhadap gempa maupun kebakaran melalui pemenuhan persyaratan teknis dan persyaratan administrasi/perizinan.
-
Meningkatkan kesadaran masyarakat agar dalam membangun bangunan gedung memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat meminimalkan terjadinya banjir, longsor, kekumuhan, dan rawan kriminalitas.
-
Mendorong penerapan konsep gedung ramah lingkungan (green building) untuk mengendalikan penggunaan energi sekaligus mengurangi emisi gas dan efek rumah kaca dalam kerangka mitigasi dan adaptasi terhadap isu pemanasan global.
-
Meningkatkan pengendalian pemanfaatan ruang khususnya pemanfaatan ruang bagi permukiman.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
39
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
-
Mengupayakan pengarusutamaan jender dalam proses pelaksanaan kegiatan sub-bidang infrastruktur permukiman, baik dari segi akses, kontrol, partisipasi, maupun manfaatnya.
b. Isu strategis ke-Cipta Karya-an - Proporsi penduduk perkotaan yang bertambah a) Arus urbanisasi perkotaan mengalami peningkatan yang amat tajam b) Saat ini penduduk perkotaan mencapai 50% dari total penduduk nasional. c) Diperkirakan pada tahun 2025 nanti 68,3 persen penduduk Indonesia akan mendiami kawasan perkotaan -
Angka kemiskinan perkotaan yang masih tinggi a) Angka kemiskinan penduduk perkotaan mengalami kenaikan relatif tinggi akibat krisis finansial lokal dan global. b) Saat ini sekitar 18% atau 21,25 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di kawasan kumuh yang terletak di kawasan perkotaan dengan luas mencapai sekitar 54.000 Hektar.
- Kota sebagai engine of growth a) Kota-kota besar dan menengah yang berjumlah 37 kota, atau 9% dari total jumlah daerah otonom, mempunyai sumbangan 40% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. b) Sementara kota-kota besar saja, yang hanya berjumlah 14 kota, atau hanya 3,4% dari total jumlah daerah otonom, mampu menyumbang 30% dari total PDB nasional. -
Desentralisasi a) Persebaran kota di Indonesia saat ini lebih banyak terpusat di Pulau Jawa. b) Di satu sisi, desentralisasi berhasil membawa pemerintah daerah dalam nuansa kompetisi yang kondusif untuk mendorong pembangunan perkotaan di masing-masing daerah. c) Di sisi lain, pembangunan yang ekspansif dan tidak terencana justru akan membahayakan daya dukung kota, terutama di kota-kota besar dan metropolitan.
-
Kerusakan lingkungan hidup
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
40
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Meningkat dan tidak terkendalinya penggunaan ruang dan sumber daya a) alam di permukaan, di bawah dan di atas tanah kawasan perkotaan. -
Daya saing kota dan demokratisasi a) Di era globalisasi saat ini, kota-kota di Indonesia tidak hanya harus bersaing dengan kota-kota di dalam negeri semata. b) Bentuk persaingan pun bergeser dari comparative advantages menuju ke era competitive advantages.
-
Perubahan Iklim dan bencana alam a) Meningkatnya temperatur rata-rata bumi dan meningkatnya permukaan air laut menimbulkan bahaya banjir. b) Posisi Indonesia yang berada di kawasan ring of fire memerlukan perencanaan permukiman yang terarah dan berkelanjutan.
-
Modal sosial a) Penduduk dan kekayaan bangsa merupakan potensi modal sosial. b) Jika aspek modal sosial tidak diperhitungkan, maka investasi yang dilakukan tidak mendorong peningkatan kesejahteraan
Tantangan pembangunan 1. Bidang Penataan Ruang -
Melengkapi peraturan perundang-undangan dan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di bidang penataan ruang untuk mendukung implementasi penataan ruang di lapangan.
-
Meningkatkan pemanfaatan ruang secara optimal dalam mitigasi dan penanggulangan bencana, peningkatan daya dukung wilayah, dan pengembangan kawasan.
-
Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang terutama melalui dukungan sistem informasi dan monitoring penataan ruang di daerah untuk mengurangi terjadinya konflik pemanfaatan ruang antarsektor, antarwilayah, dan antarpelaku.
-
Meningkatkan kepastian hukum dan koordinasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
-
Meningkatkan
keterlibatan
seluruh
lapisan
masyarakat
(termasuk
perempuan) dalam penyelenggaraan penataan ruang.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
41
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
2. Isu Strategis Bidang Penataan Ruang -
Perlu segera menyelesaikan peraturan operasionalisasi Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri.
-
Pentingnya menyelesaikan Perda RTRW provinsi/kabupaten/kota sesuai amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
-
Meningkatkan
kemampuan
aparat
perencana
maupun
pelaksana
pengendali dan pengawas pemanfaatan ruang, baik di tingkat pusat maupun di daerah, untuk menjamin pelaksanaan RTR yang semakin berkualitas serta dalam rangka pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang yang efektif. -
Menyelenggarakan upaya-upaya sosialisasi yang lebih memadai guna meningkatkan dukungan masyarakat terhadap kegiatan penataan ruang, baik dalam perencanaan, pemanfaatan maupun pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang.
Arah Kebijakan : 1. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan pembangunan berkelanjutan di kawasan strategis, tertinggal, perbatasan, daerah terisolir untuk mengurangi kesenjangan wilayah, daerah rawan bencana, serta meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman dan cakupan pelayanan dasar bidang pekerjaan umum dan permukiman untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan dan inklusif. 2. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan keandalan sistem di kawasan pusat produksi dan ketahanan pangan guna mendukung daya saing dan mendorong industri konstruksi untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkualitas.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
42
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
3. Pembinaan penyelenggaraan infrastruktur melalui optimasi peran pelayanan publik bidang pekerjaan umum dan permukiman untuk mendukung otonomi daerah dan penerapan prinsip-prinsip perbaikan tata kelola pemerintahan, serta mendukung reformasi birokrasi dan mewujudkan good governance.
3.4
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pada bagian ini dibahas faktor-faktor penghambat dan pendorong dari
pelayanan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya yang mempengaruhi permasalahan pelayanan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya ditinjau dari implikasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 tahun 2011. Pada Perda tersebut tercantum program-program Pemerintah Kota Bandung berdasarkan aspek spasial atau keruangan yang terdapat dalam Indikasi Program. Berikut ini adalah faktor-faktor pendorong dan penghambat pelayanan SKPD yang mempengaruhi pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW. Tabel 3.1 Faktor Penghambat dan Pendorong dari Pelayanan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Ditinjau dari Indikasi program RTRW Kota Bandung NO. A 1. a.
b.
PROGRAM INDIKASI UTAMA PROGRAM RTRW PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG Perwujudan Pusat Pelayanan Kegiatan Kota Optimalisasi fungsi Penyusunan Rencana dan pelayanan PPK Tata Bangunan dan di Wilayah Bandung Lingkungan (RTBL) Barat (Alun-alun) atau Panduan dan Wilayah Rancang Kota Bandung Timur (Gedebage) Peremajaan kota dan revitalisasi fungsi kegiatan
Pemantapan fungsi dan peran SWK
FAKTOR PENGHAMBAT
Belum ditetapkannya RDTRK sebagai acuan dalam penyusunan rencana rinci.
Belum ditetapkannya RDTRK sebagai acuan dalam penyusunan rencana rinci.
Pengembangan kegiatan ekonomi dan sosial berskala nasional, regional, maupun kota.
Belum memadainya infrastruktur pendukung kawasan baik di PPK Alun-alun maupun Gedebage
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Belum diperolehnya kesepakatan materi
FAKTOR PENDORONG
Terdapatnya acuan Pemen PU No...tentang Penyusunan RTBL yang sampai saat ini masih dapat dipergunakan sebagai pedoman. Sesuai dengan tupoksi, Distarcip memberikan informasi/arahan rencana kota dalam pembangunan kawasan Tersedianya dokumen
Adanya bantuan teknis dari Kementerian PU
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
43
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO.
PROGRAM UTAMA
INDIKASI PROGRAM RTRW Kota (RDTRK)
Penyusunan peta zonasi
Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK
c.
2
Pengembangan SPK dan PL secara merata
Pengembangan kegiatan komersial perdagangan dan hiburan skala SWK pada setiap SPK dan skala kecamatan pada setiap PL Pengembangan perkantoran jasa skala SWK dan perdagangan pada setiap SPK Pengembangan fasilitas sosial dan fasilitas umum skala SWK pada setiap SPK dan skala kecamatan dan kelurahan pada setiap PL Penyusunan RTBL atau Panduan Rancang Kota untuk setiap SPK
FAKTOR PENGHAMBAT RDTRK dengan DPRD dan masih harus ditempuhnya proses rekomendasi Gubernur sebagai syarat ditetapkannya Perda RDTRK Belum diperolehnya kesepakatan materi RDTRK dengan DPRD dan masih harus ditempuhnya proses rekomendasi Gubernur sebagai syarat ditetapkannya Perda RDTRK Belum ditetapkannya RDTRK sebagai acuan dalam penyusunan rencana rinci.
FAKTOR PENDORONG dalam penyusunan materi teknis serta Raperda RDTRK dan Peraturan Zonasi
Adanya bantuan teknis dari Kementerian PU dalam penyusunan materi teknis serta Raperda RDTRK dan Peraturan Zonasi
Sesuai dengan tupoksi, Distarcip memberikan informasi/arahan rencana kota
Belum adanya Peraturan Zonasi sebagai panduan yang lebih jelas dan rinci
Sesuai dengan tupoksi, Distarcip memberikan informasi/arahan rencana kota
Belum adanya Peraturan Zonasi sebagai guideline yang lebih jelas dan rinci
Sesuai dengan tupoksi, Distarcip memberikan informasi/arahan rencana kota
Belum adanya Peraturan Zonasi dan Peraturan Walikota yang memuat standar pembangunan fasos fasum yang sesuai karakteristik Kota Bandung Belum ditetapkannya RDTRK sebagai acuan dalam penyusunan rencana rinci.
Bantuan teknis kepada SKPD lain yang akan mengembangkan fasos dan fasum
Pembangunan Jalan Tol
Masalah pembebasan lahan yang belum tuntas
Pembangunan terminal Tipe A
Masalah pembebasan lahan yang belum tuntas
Distarcip melaksanakan tugas dalam pematokan dan pengukuran rencana jalan tol, serta rincikan/perhitungan bangunan yang terkena rencana Telah dilakukannya Pra Feasibility Studi pembangunan Terminal Type A di Gedebage yang difasilitasi oleh
Sesuai dengan tupoksi, Distarcip memberikan informasi/arahan rencana kota dalam pembangunan kawasan
Perwujudan Jaringan Prasarana Kota Perwujudan a sistem jaringan prasarana transportasi
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
44
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO.
PROGRAM UTAMA
Perwujudan b sistem jaringan telekomunikasi
Perwujudan c sistem jaringan sumber daya air
INDIKASI PROGRAM RTRW
FAKTOR PENGHAMBAT
Pembangunan terminal Tipe C di sekitar SPK
Masalah ketersediaan lahan miliki Pemkot untuk lokasi pembangunan terminal
Penetapan kawasan aman bagi jalur penerbangan dengan pembatasan ketinggian bangunan di sekitar bandara
Belum adanya ketentuan mengenai sky line di Kota Bandung.
Pengaturan sebaran dan pembangunan menara telekomunikasi
Belum ada Juknis pengaturan menara telekomunikasi bersama seiring banyaknya provider yang mengajukan izin tower
FAKTOR PENDORONG Bappenas. Distarcip melaksanakan tugas dalam hal penetapan lokasi, pematokan dan pengukuran rencana, serta rincikan/ perhitungan bangunan yang terkena rencana - Telah diberlakukannya Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP). - Telah dilakukannya studi mengenai pengaturan ketinggian bangunan di kawasan sekitar Bandara oleh Distarcip pada tahun 2013. Telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Bandung mengenai Menara Telekomunikasi di Kota Bandung
Penyusunan Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air Penyediaan sumursumur resapan di tiap kaveling bangunan yang mempunyai kedalaman muka air tanah tidak kurang dari 1,5 m Pengendalian debit air limpasan pada musim hujan dan penggunaan air tanah
Tidak ada pengawasan terhadap penyediaan sumur-sumur resapan di tiap kavling bangunan, terutama bangunan baru
Penataan dan pengembangan sistem drainase terpadu dengan brandgang
Tidak ada pengawasan terhadap sistem drainase terpadu dengan brandgang
Merupakan bagian dari persyaratan izin mendirikan bangunan
Tidak adanya pengawasan terhadap penggunaan air tanah, terutama pada bangunan-bangunan baru Penyusunan Rencana Sistem Drainase - Merupakan bagian dari persyaratan izin mendirikan bangunan - Telah dilakukannya studi mengenai jaringan brandgang Kota Bandung oleh Distarcip pada tahun 2013.
Penyusunan Rencana Jalur Evakuasi Bencana Penyusunan Rencana jalur evakuasi rawan bencana longsor
Belum dapat diakses secara teknologi, pelayanan pengukuran,
Distarcip sesuai tupoksi melakukan pengukuran dan pemetaan jalur
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
45
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO.
PROGRAM UTAMA
INDIKASI PROGRAM RTRW
FAKTOR PENGHAMBAT serta terbatasnya SDM.
FAKTOR PENDORONG evakuasi
Penyusunan Rencana jalur evakuasi rawan bencana banjir
Belum dapat diakses secara teknologi, pelayanan pengukuran, serta terbatasnya SDM.
Distarcip sesuai tupoksi melakukan pengukuran dan pemetaan jalur evakuasi
B
PERWUJUDAN POLA RUANG
1.
Perwujudan Kawasan Lindung
a.
Perwujudan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
Mempertahankan, memelihara dan meningkatkan kualitas RTH terhadap kawasan bawahannya
Perwujudan kawasan perlindungan setempat
c.
Perwujudan kawasan RTH
Intensifikasi dan ekstensifikasi RTH di sepanjang sempadan sungai dan sekitar danau buatan dan mata air Rencana kolam retensi di PPK Gedebage
d.
Perwujudan kawasan pelestarian alam dan cagarbudaya
Intensifikasi dan ekstensifikasi kawasan cagar budaya
b.
Mempertahankan fungsi dan menata kawasan cagar budaya
e.
Perwujudan kawasan rawan bencana
Belum ada pengawasan dan pengendalian yang intensif terhadap kawasan lindung yang memberikan kawasan perlindungan di bawahannya Belum ada pengawasan dan pengendalian yang intensif terhadap RTH di sepanjang sempadan sungai dan sekitar danau buatan dan mata air Lahan untuk kolam retensi belum seluruhnya dibebaskan Pendataan yang belum lengkap terhadap kondisi kawasan cagar budaya, dan belum adanya mekanisme yang implementatif untuk intensifikasi dan ekstensifikasi kawasan cagar budaya Belum ada pengelolaan dan pengawasan yang intensif untuk kawasan cagar budaya
Mengembalikan fungsi kawasan cagar budaya yang telah beralih fungsi secara bertahap
Kawasan cagar Budaya di Kota Bandung sudah banyak yang beralih fungsi
Penanganan rawan bencana kebakaran : a. Pengembangan proteksi keb akaran pada bangunan b. Peningkatan cakupan pelayanan
Belum ada pengawasan dan pengendalian yang intensif
Telah disusun Master Plan Kota Hijau Kota Bandung yang merupakan bantuan dari Dirjen Penataan Ruang Kementerian PU. Telah disusun Master Plan Kota Hijau Kota Bandung yang merupakan bantuan dari Dirjen Penataan Ruang Kementerian PU. Telah disusun Master Plan PPK Gedebage oleh Distarcip pada tahun 2013. Sudah ada Perda tentang pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Bandung Utara yang antara lain memuat tentang perlindungan terhadap kawasan pelestarian alam dan cagar budaya. Sudah ada Perda tentang pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Bandung Utara yang antara lain memuat tentang perlindungan terhadap kawasan pelestarian alam dan cagar budaya. Sudah ada Perda tentang pengendalian pemanfaatan ruang di Kawasan Bandung Utara yang antara lain memuat tentang perlindungan terhadap kawasan pelestarian alam dan cagar budaya. Sudah ada muatan untuk penanganan kawasan rawan bencana dalam Rencana Tata Ruang dan Perda Bangunan
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
46
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO.
2 a.
PROGRAM UTAMA
INDIKASI PROGRAM RTRW penanggulangan bencana kebakaran Penanganan rawan bencana gerakan tanah dan longsor: a. Relokasi bangunan di daerah rawan bencana longsor b. Pengendalian pembangunan di wilayah rawan gerakan tanah Penanganan rawan bencana genangan banjir : a. Pengendalian terhadap alih fungsi lahan b. Peningkatan peresapan air melalui rekayasa teknis (biopori dan sumur resapan) Penanganan rawan bencana gempa: Pengendalian pembangunan pada kawasan rawan gempa bumi sesuai dengan tingkat kerentanan bencana
Penanganan rawan bencana letusan gunung berapi: Pengendalian pembangunan pada kawasan rawan gempa bumi sesuai dengan tingkat kerentanan bencana Perwujudan Kawasan Budidaya Perwujudan kawasan perumahan
Pengembangan secara vertikal diperkenankan pada kawasan perumahan kepadatan sedang sampai tinggi
Pengendalian pengembangan secara vertikal pada persil dan kawasan yang
FAKTOR PENGHAMBAT
FAKTOR PENDORONG
Belum ada pengawasan dan pengendalian yang intensif
Sudah ada muatan untuk penanganan kawasan rawan bencana dalam Rencana Detail Tata Ruang dan Perda Bangunan
Belum ada pengawasan dan pengendalian yang intensif
Sudah ada muatan untuk penanganan kawasan rawan bencana dalam Rencana Detail Tata Ruang dan Perda Bangunan
Belum ada pengawasan dan pengendalian yang intensif
Sudah ada muatan untuk penanganan kawasan rawan bencana dalam Rencana Detail Tata Ruang dan Perda Bangunan
Belum disosialisasikan rekayasa teknis untuk pembangunan pada kawasan-kawasan rawan bencana Belum ada pengawasan dan pengendalian yang intensif Belum disosialisasikan rekayasa teknis untuk pembangunan pada kawasan-kawasan rawan bencana - Masih kurangnya insentif untuk mendorong pembangunan perumahan vertikal. - Pengembangan pembangunan vertikal belum diikuti dengan konsekuensi penyediaan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai. Belum ada pengawasan dan pengendalian yang intensif
Sudah ada muatan untuk penanganan kawasan rawan bencana dalam Rencana Detail Tata Ruang dan Perda Bangunan
Sudah ada peraturan tentang perumahan vertikal dalam bentuk Perda Bangunan dan Perda PSU.
Sudah ada peraturan tentang KDB, KLB dalam peraturan tata ruang
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
47
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO.
B
C
PROGRAM UTAMA
Perwujudan kawasan perdagangan dan jasa
Perwujudan kawasan perkantoran
INDIKASI PROGRAM RTRW melebihi kepadatan bangunan maksimum, KDB maksimum dan KLB maksimum, kapasitas prasarana terbatas atau tingkat pelayanan jalan rendah Mempertahankan perumahan terencana yang menjadi ciri khas kota dalam kerangka perlindungan cagar budaya Peremajaan kawasan pada lingkungan yang menurun kualitas fisiknya Pembatasan pembangunan pada kawasan perumahan kepadatan rendah di KBU
Rencana kawasan jasa pengembangan kegiatan jasa profesional, jasa perdagangan, jasa pariwisata, dan jasa keuangan ke wilayah Bandung Timur; Pengembangan kegiatan jasa profesional, jasa perdagangan, jasa pariwisata, dan jasa keuangan di SPK wilayah Bandung Timur, SPK Sadang Serang, dan sisi jalan arteri primer dan arteri sekunder sesuai dengan peruntukannya; dan Pembatasan konsentrasi perkantoran di wilayah Bandung Barat.
FAKTOR PENGHAMBAT
FAKTOR PENDORONG
Belum ada pengawasan dan pengendalian yang intensif
Sudah ada Perda tentang pelestarian kawasan dan bangunan dan cagar budaya
Belum ada tindak lanjut yang implementatif untuk konsep-konsep peremajaan kawasan. Belum ada pengawasan dan pengendalian yang intensif
Sudah ada kebijakan peremajaan kawasan dalam RTRW Kota Bandung Sudah ada Peraturan Gubernur untuk Kawasan Bandung Utara dan juga sudah ada peraturan KDB dan KLB dalam RTRW Kota Bandung untuk Kawasan Bandung Utara Sudah ada beberapa rencana di Pusat Primer Gedebage, seperti SUS Gedebage dan Tol dalam kota
Belum ada peningkatan akses ke Bandung Timur; dan belum banyak upaya untuk peningkatan citra kawasan
Belum ada peningkatan akses ke Bandung Timur; dan belum banyak upaya untuk peningkatan citra kawasan
Sudah ada beberapa rencana di Pusat Primer Gedebage, seperti SUS Gedebege dan Tol dalam kota
Belum ada peningkatan akses ke Bandung Timur; dan belum banyak upaya untuk peningkatan citra kawasan
Sudah ada beberapa rencana di Pusat Primer Gedebage dg tema Teknopolis, seperti SUS Gedebege, perkantoran pemerintahan, terminal terpadu, industri IT dan mixed use beserta Tol dalam kota
pengembangan kawasan perkantoran pemerintahan Mempertahankan
Pendataan perkantoran
Sudah ada pendataan
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
48
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO.
D
PROGRAM UTAMA
Perwujudan kawasan industri dan pergudangan
INDIKASI FAKTOR PROGRAM RTRW PENGHAMBAT perkantoran pemerintah belum pemerintah berskala lengkap nasional, provinsi dan kota pengembangan kawasan perkantoran pemerintahan
FAKTOR PENDORONG perkantoran pemerintah
pengembangan dan memprioritaskan kegiatan jasa profesional, jasa perdagangan, jasa pariwisata, dan jasa keuangan ke wilayah Bandung Timur
Belum ada peningkatan akses ke Bandung Timur; dan belum banyak upaya untuk peningkatan citra kawasan
pengembangan kegiatan jasa profesional, jasa perdagangan, jasa pariwisata, dan jasa keuangan di SPK wilayah Bandung Timur, SPK Sadang Serang, dan sisi jalan arteri primer dan arteri sekunder sesuai dengan peruntukannya pembatasan konsentrasi perkantoran di wilayah Bandung Barat, khususnya kawasan inti pusat kota
Belum ada peningkatan akses ke Bandung Timur; dan belum banyak upaya untuk peningkatan citra kawasan
Sudah ada beberapa rencana di Pusat Primer Gedebage dg tema Teknopolis, seperti SUS Gedebege, perkantoran pemerintahan, terminal terpadu, industri IT dan mixed use beserta Tol dalam kota Sudah ada beberapa rencana di Pusat Primer Gedebage dg tema Teknopolis, seperti SUS Gedebege, perkantoran pemerintahan, terminal terpadu, industri IT dan mixed use beserta Tol dalam kota
Belum ada peningkatan akses ke Bandung Timur; dan belum banyak upaya untuk peningkatan citra kawasan
Sudah ada beberapa rencana di Pusat Primer Gedebage dg tema Teknopolis, seperti SUS Gedebege, perkantoran pemerintahan, terminal terpadu, industri IT dan mixed use beserta Tol dalam kota
pengembangan industri ringan dan pergudangan Mempertahankan industri kecil yang ada di lingkungan perumahan Mengembangkan industri kecil dan menengah
Belum adanya Peraturan Zonasi sebagai guideline yang lebih jelas dan rinci terhadap industri kecil di perumahan Belum adanya Peraturan Zonasi sebagai guideline yang lebih jelas dan rinci terhadap industri kecil di perumahan Belum adanya Peraturan Zonasi sebagai guideline yang lebih jelas dan rinci terhadap kawasan pergudangan
Sudah ada upaya penataan industriindustri kecil di perumahan terutama industri kreatif Sudah ada upaya penataan industriindustri kecil di perumahan terutama industri kreatif Sudah ada rencana akses ke Pusat Primer Gedebage
Belum adanya Peraturan
Sudah ada upaya
Kawasan pergudangan diarahkan ke pinggiran kota yang ditunjang oleh akses yang memadai akan dikembangkan ke lokasi yang memiliki akses jalan arteri primer dan/atau akses peti kemas Gedebage. Pengembangan industri rumah tangga Penetapan lokasi dan
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
49
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO.
PROGRAM UTAMA
INDIKASI PROGRAM RTRW pengembangan industri rumah tangga
Pengembangan fasilitas kota yang menunjang kegiatan industri rumah tangga Revitalisasi bangunan tua/bersejarah menjadi bagian dari industri rumah tangga
E
Perwujudan kawasan wisata buatan
Memmpertahankan kawasan dan bangunan bersejarah
Pengembangan objek wisata dan sarana konferensi di Wilayah Bandung Timur, mempertahankan obyek wisata pendidikan dan budaya, serta pengendalian kegiatan hiburan di lokasi sekitar kegiatan peribadatan, pendidikan, dan perumahan.
F
Perwujudan kawasan ruang terbuka non hijau
G
Perwujudan kaswasan ruang terbuka non hijau
Intensifikasi RTNH, ekstensifikasi RTNH, dan mempertahankan fungsi dan menata RTNH. Pembatasan ruang publik yang diperbolehkan untuk kegiatan sektor informal Kewajiban dan insentif bagi sektor formal dalam penyediaan ruang paling kurang 10% untuk kegiatan sektor informal.
FAKTOR PENGHAMBAT Zonasi sebagai guideline yang lebih jelas dan rinci terhadap industri rumah tangga Belum adanya Peraturan Zonasi sebagai guideline yang lebih jelas dan rinci terhadap industri rumah tangga Belum adanya insentif untuk pemanfaatan bangunan tua/bersejarah Belum ada program/kegiatan yang mengintegrasikan potensi bangunan tua/bersejarah dengan potensi industri rumah tangga dalam tata ruang Belum seluruh bangunan cagar budaya di Kota Bandung teridentifikasi sebagai bangunan cagar budaya - Masih terbatasnya prasarana dan sarana pendukung kegiatan pariwisata di Wilayah Bandung Timur. - Belum adanya kemasan paket wisata yang terintegrasi antar bergam kegiatan wisata di Kota Bandung. - Masih belum intensifnya pengawasan kegiatan hiburan di sekitar lokasi peribadatan, pendidikan,d an perumahan. Permasalahan kepemilikan lahan dalam melakukan ekstensifikasi RTNH. Masih belum intensifnya kegiatan pengendalian dan penertiban kegiatan sektor informal di ruang publik. Belum adanya sosialisasi kepada para pengusaha terhadap penyediaan ruang bagi sektor informal
FAKTOR PENDORONG penataan industriindustri rumah tangga terutama industri kreatif Sudah ada upaya penataan industriindustri rumah tangga terutama industri kreatif Banyaknya potensi bangunan tua/bersejarah di Kota Bandung
Sudah ada Perda tentang pelestarian kawasan dan bangunan dan cagar budaya Sudah ada Perda tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota Bandung, yang mengatur tentang kawasankawasanan strategis pariwisata dan rencana pengembangannya di Kota Bandung.
Terdapatnya pedoman berupa Permen PU dalam pengembangan RTNH. Sudah adanya Perda tentang Penertiban Pedagang Kaki Lima
Sudah adanya Perda tentang Penertiban Pedagang Kaki Lima
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
50
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
NO. H
I
PROGRAM UTAMA Perwujudan kawasan ruang evakuasi bencana
Perwujudan kawasan peruntukan lainnya
INDIKASI PROGRAM RTRW Pengembangan ruang evakuasi bencana banjir, longsor, bencana kebakaran, dan jalur evakuasi gempa bumi Pengembangan tamantaman lingkungan (taman RT atau taman RW), lapangan olahraga, atau ruang terbuka publik lainnya menjadi titik atau pos evakuasi skala lingkungan di kawasan perumahan. Perwujudan kawasan pertahanan pendidikan, kesehatan dan peribadatan.
FAKTOR PENGHAMBAT Keterbatasan lahan untuk pengembangan ruang-ruang evakuasi bencana
Sulitnya pembebasan lahan untuk pembangunan taman skala lingkungan
Belum ditetapkannya Perda RDTRK dan Peraturan Zonasi sebagai acuan yang bersifat rinci dan operasional dalam pengembangan kawasan-kawasan peruntukan lainnya.
FAKTOR PENDORONG Sudah ada muatan untuk penanganan kawasan rawan bencana dalam Rencana Detail Tata Ruang dan Perda Bangunan Adanya alokasi lahan untuk taman yang akan diserahkan kepada Pemerintah Kota pada perumahan yang dibangun oleh pengembang
Adanya Permen PU tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya, yang antara lain berisi standarstandar pembangunan kawasan.
Beberapa Alternatif Rekomendasi yang pengembangan Kota Bandung berdasarkan dokumen KLHS RDTR Kota Bandung adalah : a. SWK Bojonagara Rencana pengembangan kawasan perumahan 1.
Rencana pengembangan kebutuhan perumahan baru di SWK Bojonagara, sebaiknya dikembangkan dengan konsep Cluster dengan mewajibkan keberlanjutan dan keseimbangan lingkungan.
2.
Rencana pengembangan kebutuhan perumahan baru di SWK Bojonagara, seharusnya dipindahkan ke lokasi di daerah Bandung Timur agar terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi dan peluang usaha.
Rencana Pengembangan kawasan industri besar 1.
Rencana Pengembangan fasilitas kota yang menunjang kegiatan industry besar, seharusnya pengembangan fasilitas kota yang menunjang kegiatan industry besar di satu kawasan tertentu yang berdekatan dengan pergudangan dan jalan bebas hambatan atau dekat dengan depo container dengan moda transportasi kereta api.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
51
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
2.
Rencana Pengembangan fasilitas kota yang menunjang kegiatan industry besar, sebaiknya memanfaatkan fasilitas kota yang sudah ada dan hanya ditingkatkan kapasitas dan manajmen pengelolaannya.
b. SWK Cibeunying Rencana Pengembangan Kawasan Perumahan 1.
Agar
tercapai
pembangunan
berkelanjutan
atau
SUSTAINABLE
DEVELOPMENT di SWK CIBEUNYING seharusnya pengembangan perumahan baru dilakukan secara vertical dengan memperhatikan batas ketinggian bangunan. 2.
Rencana
pengembangan
kebutuhan
perumahan
baru
di
SWK
CIBEUNYING, sebaiknya dikembangkan dengan konsep Cluster dengan mewajibkan keberlanjutan dan keseimbangan lingkungan. 3.
Rencana pengembangan perumahan di Kawasan Bandung Utara di SWK Cibeunying seharusnya dilakukan pada KDB rendah.
c. SWK Tegallega Rencana Sistem Drainase Kota : 1.
Agar tercapai pembangunan berkelanjutan atau SUSTAINABLE DEVELOPMENT, sebaiknya Rencana Memanfaatkan saluran alam (sungai sebagai saluran induk) harus disertai dengan peraturan yang jelas mengenai pemanfaatan sungai yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
2.
Pemerintah Kota Bandung mewajibkan setiap limbah sebelum dibuang ke sungai sebaiknya melalui proses pengolahan terlebih dahulu, sehingga limbah yang masuk ke sungai sudah memenuhi batas ambang yang diizinkan.
d. SWK Karees Rencana Kawasan Jasa di SWK Karees 1.
Agar tercapai pembangunan berkelanjutan atau SUSTAINABLE DEVELOPMENT di daerah Rencana mengarahkan perkembangan ke arah pusat-pusatbaru/ lahan kosong, diwajibkan untuk memperhatikan keselamatan lingkungan dan keberlanjutan lingkungan hidup.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
52
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
2.
Rencana mengarahkan perkembangan ke arah pusat-pusat baru/lahan kosong disertai dengan peraturan yang mewajibkan para pengguna jasa untuk penyediaan lahan kosong agar dapat digunakan sebagai taman pribadi.
Rencana Pengembangan Ruang Sektor Informal Agar
tercapai
pembangunan
berkelanjutan
atau
SUSTAINABLE
DEVELOPMENT sebaiknya Pemerintah Kota Bandung tidak memberikan izin untuk pemanfaatan ruang public untuk kepentingan PKL. e. SWK Arcamanik Rencana Pengembangan Kawasan Sport / fasilitas olah raga berskala regional, perdagangan dan permukiman. Agar
tercapai
pembangunan
berkelanjutan
atau
SUSTAINABLE
DEVELOPMENT, sebaiknya Rencana mengembangkan kawasan sport yang mendukung fungsi SUS yang berada di pusat primer Gedebage dalam pelayanan secara regional. Rencana Pengembangan Ruang Sektor Informal Agar
tercapai
pembangunan
berkelanjutan
atau
SUSTAINABLE
DEVELOPMENT sebaiknya Pemerintah Kota Bandung tidak memberikan izin untuk pemanfaatan ruang public untuk kepentingan PKL. f. SWK Ujungberung Rencana Pengembangan Fasilitas Budaya Daerah dan Permukiman Agar
tercapai
pembangunan
berkelanjutan
atau
SUSTAINABLE
DEVELOPMENT, sebaiknya Rencana mengembangkan kawasan budaya berskala regional yang mengakomodir budaya Sunda, Nasional maupun Internasional dengan dibangun fasilitas yang beradaptasi dengan lingkungan alam. Rencana Pengembangan Ruang Sektor Informal Agar
tercapai
pembangunan
berkelanjutan
atau
SUSTAINABLE
DEVELOPMENT sebaiknya Pemerintah Kota Bandung tidak memberikan izin untuk pemanfaatan ruang public untuk kepentingan PKL. g. SWK Kordon Rencana Pengembangan Budaya Musik dan Jasa
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
53
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Agar
tercapai
pembangunan
berkelanjutan
atau
SUSTAINABLE
DEVELOPMENT sebaiknya Pemerintah Kota Bandung tidak memberikan izin untuk pemanfaatan ruang public untuk kepentingan PKL.
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis Untuk menentukan isu-isu strategis dalam Penyusunan Renstra Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya tahun 2013-2018 digunakan metoda sebagai berikut : 1. Review terhadap permasalahan dan isu yang terdapat dalam Renstra Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya 2009-2013 sebelumnya. 2. Penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). 3. Isu-isu dan wacana yang berkembang di masyarakat baik yang diketahui melalui media massa maupun aktivitas pelayanan sehari-hari kepada masyarakat. Berdasarkan metoda tersebut, diperoleh isu strategis Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya untuk setiap urusan sebagai berikut: a. Urusan Penataan Ruang 1. Perlu segera ditetapkannya Raperda RDTR dan Peraturan Zonasi sesuai amanat UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, sebagai instrumen pengendalian pemanfaatan ruang. 2. Optimalisasi fungsi Sub Pusat Pelayanan Kota yang ada (Pusat Sekunder). 3. Intensifikasi pada pusat inti kota lama (peremajaan) dan Pengembangan PPK Gedebage. 4. Optimalisasi peran dan fungsi baru Kota Bandung sebagai Kota Kreatif. 5. Masih kurangnya pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian tata ruang. 6. Belum optimalnya pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang di Kota Bandung, terutama yang berkaitan dengan pengendalian Kawasan Bandung Utara, dan pengendalian intensitas bangunan dan peruntukan. 7. Perlunya perencanaan, penataan, dan usaha revitalisasi kawasan kota lama. b. Urusan Pekerjaan Umum
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
54
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
1. Penyediaan prasarana dan sarana yang memadai yang terintegrasi dengan penataan ruang kota 2. Pola dan hirarki jaringan jalan berkaitan dengan struktur penataan ruang 3. Adanya pembangunan yang tidak sesuai izin maupun pada lokasi yang tidak diperbolehkan seperti pada sempadan sungai, brandgang, sempadan jalur kereta api, bahkan pada jalur/rel yang tidak lagi digunakan. c. Urusan Perumahan 1. Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). 2. Terbatasnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) terhadap sumber daya perumahan. 3. Belum mantapnya sistem pembiayaan dan pasar perumahan. 4. Penurunan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman. 5. Belum
terintegrasinya
pengembangan
kawasan
perumahan
dan
permukiman dengan pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman. 6. Integrasi program dan kegiatan untuk urusan perumahan dengan program Kampung Juara. 7. Secara khusus isu strategis penanganan permasalahan permukiman secara nasional, yaitu : Millennium Development Goals (MDG’s), Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNPSR), dan Gerakan Nasional Peningkatan Kualitas Permukiman (GNPKP).
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
55
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV
4.1
Visi dan Misi
1. Visi Sejalan dengan visi Kota Bandung Tahun 2014-2018, yaitu : Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera serta sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangan sebagai dinas daerah, maka Visi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung 2014-2018 adalah Mendorong Perwujudan Penataan Ruang, Bangunan dan Permukiman yang Berkualitas dan Berkelanjutan. Visi ini mengandung makna bahwa: pertama, ruang kota harus dapat berkontribusi terhadap terwujudnya kondisi lingkungan yang unggul, nyaman, tertib, berkelanjutan, responsif terhadap berbagai aktifitas dan perilaku penghuninya, kedua, bangunan (bangunan gedung dan bangun-bangunan) harus dapat ditata dan dikendalikan sesuai dengan rencana tata ruang kota sejalan dengan peningkatan kegiatan pertumbuhan dan perkembangan kota, dan ketiga, perumahan
dan
permukiman
harus
berkualitas,
berkontribusi
terhadap
peningkatan sarana hunian yang layak sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kesejahteraan bagi masyarakat warga kota Bandung. 2. Misi Untuk mewujudkan visi Kota Bandung maka ditetapkan beberapa misi yang kemudian diturunkan dalam beberapa tujuan dan sasaran tujuan. Beberapa misi yang tertuang dalam RPJM Kota Bandung 2013-2018 dapat dijadikan dasar bagi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dalam menyusun Rencana Strategis. Seperti yang telah diuraikan pada bab pendahuluan, bahwa misi yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Distarcip adalah Misi ke-1 Kota Bandung yang terdapat dalam RPJM 2013-2018, yaitu misi Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
56
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan. Selain itu Misi ke-2 Kota Bandung yaitu Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih, dan melayani. Mengacu pada misi kota Bandung di atas maka Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya merumuskan misi sebagai berikut: Misi : 1. Misi Mengarahkan perkembangan kota yang produktif, serasi, selaras dan seimbang, serta berkelanjutan 2. Misi Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana dan sarana lingkungan permukiman, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. 3. Misi Meningkatkan kualitas tata bangunan serta keandalan bangunan gedung dan bangun-bangunan. 4. Misi Meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung dalam usaha mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan dan menangani isu strategis yang dihadapi kota Bandung dijelaskan berdasarkan Misi Dinas adalah sebagai berikut: 1. Misi Mengarahkan perkembangan kota yang produktif, serasi, selaras dan seimbang, serta berkelanjutan Misi ini bertujuan untuk Mengarahkan dan fasilitasi perwujudan pola, struktur ruang dan infrastruktur kota yang terintegrasi. Sedangkan sasarannya adalah : Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang konsisten 2. Misi Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana dan sarana lingkungan permukiman, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Misi ini bertujuan untuk 1. Mengarahkan dan fasilitasi perwujudan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang terintegrasi.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
57
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Sedangkan sasarannya adalah : Terwujudnya infrastruktur sanitasi dan air bersih yang berkualitas dan merata. 2. Tujuan lainnya adalah Memfasilitasi penyediaan rumah layak huni. Sedangkan sasarannya adalah: Meningkatnya ketersediaan dan kualitas perumahan 3. Misi Meningkatkan kualitas tata bangunan serta keandalan bangunan gedung dan bangun-bangunan. Misi ini bertujuan untuk Mengarahkan perwujudan tertib bangunan gedung dan bangun-bangunan. Sedangkan sasarannya adalah : - Tertibnya pembangunan bangunan gedung dan bangun-bangunan 4. Misi Meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat Misi ini bertujuan untuk Meningkatkan ketepatan dan kualitas pelayanan masyarakat. Sedangkan sasarannya adalah: -
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
-
Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
Adapun Tujuan dan Sasaran jangka menengah pelayanan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung selanjutnya ditampilkan pada tabel di bawah ini :
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
58
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
TABEL 4. 1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN SKPD
NO
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
1 2014
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE 2 3 4 2015 2016 2017
5 2018
Misi 1: Meningkatnya Kualitas Tata Bangunan serta Keandalan Bangunan Gedung dan Bangun-bangunan.
1
Meningkatnya kualitas tata bangunan serta keandalan bangunan gedung dan bangunbangunan
Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang konsisten
- Prosentase pembangunan bangunan yang memiliki iMB
40
41
42
43
44
- Meningkatnya presentase penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang
60
63
67
71
75
Misi 2 : Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana dan sarana lingkungan permukiman, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah
1
Mengarahkan dan fasilitasi perwujudan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang terintegrasi
- Prosentase berkuranagnya luas kawasan permukiman kumuh
Meningkatnya ketersediaan dan kualitas perumahan
- Prosentase daya tamnpung rumah susun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
8,5
8,37
8,24
8,11
7,98
52,38 (11 susun)
66,67 (14 susun)
76,19 (16 susun)
90,48 (19 susun)
100 (21 susun)
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
59
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
- Prosentase rumah layak huni
2
20
40
60
80
100
5,46
6,34
6,13
6,02
5
1. Rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
-
65
68
70
75
1. Nilai Evaluasi AKIP
-
65,01
70
72
75
100
100
100
100
100
- Prosentase kawasan pemukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih
Terwujudnya insfrastruktur sanitasi dan air bersih yang berkualitas dan merata
Misi 3 : Meningkatnya kinerja pelayanan kepada masyarakat
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan ketepatan dan kualitas pelayanan masyarakat
Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
2. Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yang ditindaklanjuti
Sumber : Distarcip 2015
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
60
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD Perumusan Strategi pada Renstra Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya tahun 2014-2018 dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menyusun alternatif pilihan langkah yang dinilai realistis dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. 2. Menentukan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan
dan
ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk setiap langkah yang akan dipilih. 3. Melakukan evaluasi untuk menentukan pilihan langkah yang paling tepat antara lain dengan menggunakan metode SWOT (kekuatan/strengths, kelemahan/weaknesses, peluang/opportunities, dan tantangan/threats), dengan menentukan alternative strategi pencapaian dari setiap sasaran ke dalam tabel sebagai berikut: SWOT : Tersedianya dokumen perencanaan ruang kota PELUANG:
FAKTOR INTERNAL
TANTANGAN:
belum mendapat FAKTOR - sudah ada Perda RTRW tahun - RDTRK 2011 rekomendasi dari Propinsi EKSTERNAL - Terdapat beberapa perbedaan - tersedianya Pedoman dalam antara materi teknis RTRW & bentuk PerMen, SNI, SPM RDTRK - tersedia diklat-diklat teknis penataan ruang dari - Dokumen perencanaan rinci spt RTBL, RTRK belum dilegalkan Lembaga/Kementerian dalam bentuk Peraturan Walikota
KEKUATAN: ALTERNATIF STRATEGI: ALTERNATIF STRATEGI: - Materi Teknis RDTRK sudah - Memanfaatkan dokumen - Mendorong ditetapkannya tersusun peraturan perundangan dan RDTRK menjadi Perda dengan pedoman teknis untuk melakukan koordinasi secara - Tersedia Peta Dasar Kota Bdg menyempurnakan dokumen intensif dengan Bagian Hukum - Tersedia Foto Udara Kota Bdg perencanaan/kajian yang dan HAM dan Pemprov Jabar 2009 tersedia - Telah tersusun beberapa dokumen - Mendorong ditetapkannya RTRK RTBL dan RTBL menjadi Peraturan - Tersedianya dokumen-dokumen Walikota dengan melakukan Feasibility Study/ Kajian sebagai koordinasi secara intensif dengan dasar perencanaan tata ruang Bagian Hukum dan HAM
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
61
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
KELEMAHAN: Masih terdapat ketidaksesuaian antara Peta Garis Rencana Kota dengan kondisi eksisting & dokumen perencanaan lainnya - Belum lengkapnya Peta Tematik - Peta Garis Rencana Kota / Basis data tata ruang belum semuanya tersedia dalam bentuk data digital sehingga sulit untuk diakses melalui internet(belum adanya sistem informasi perencanaan tata ruang) Belum semua kawasan yang memiliki nilai strategis memiliki dokumen RTBL - Masih terbatasnya SDM sesuai keahlian
ALTERNATIF STRATEGI: ALTERNATIF STRATEGI: - Melakukan kegiatan updating - Mendorong ditetapkannya data dan peta perencanaan tata RDTRK menjadi Perda dengan ruang sesuai pedoman teknis dilengkapi proses updating data penataan dan peta perencanaan - Membangun sistem informasi - Mendorong percepatan RDTRK perencanaan sesuai aturan yang menjadi Perda sebagai acuan berlaku ruang dalam penyusunan RTBL dan - Mendorong SDM untuk RTRK. mengikuti pelatihan/diklat teknis. - Menyusun dokumen RTBL sesuai aturan yang berlaku
SWOT: Terkoordinasinya perencanaan infrastruktur dalam perencanaan ruang
FAKTOR
PELUANG: TANTANGAN: - Sudah ada Perda tentang - Banyaknya pengembang yang Penyediaan, Penyerahan melakukan pembangunan dan Pengelolaan PSU secara bertahap sehingga infrastruktur yang dibangun tidak terintegrasi
EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN: - Sudah tersusun materi teknis RDTR
ALTERNATIF STRATEGI:
ALTERNATIF STRATEGI:
- Tersedia Peta Dasar&Peta Garis Rencana - Memanfaatkan dokumen - Mendorong ditetapkannya Kota Bandung peraturan perundangan RDTRK menjadi Perda - Tersedia foto udara Kota Bandung th. 2009 dan pedoman teknis untuk dengan melakukan koordinasi - Telah tersusun beberapa dokumen RTBL menyempurnakan peta secara intensif dengan Bagian Adany SOP KRK dan Legalisasi site plan dasar/peta garis dan Hukum dan HAM dan dokumen perencanaan Pemprov Jabar yang tersedia
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
62
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
KELEMAHAN: ALTERNATIF STRATEGI: ALTERNATIF STRATEGI: - Masih terdapat ketidaksesuaian antara Peta - Melakukan kegiatan - Menetapkan SOP KRK dan Garis Rencana Kota dengan kondisi updating data dan peta Site plan ke dalam bentuk eksisting & dokumen perencanaan lainnya perencanaan tata ruang Peraturan Walikota sesuai pedoman teknis - Memetakan secara verkala - Peta Garis Rencana Kota yang dibuat dalam penataan ruang site plan yang telah dilegalkan tahun yang berbeda belum disatukan dalam ke dalam peta garis rencana 1 peta dan belum tersedia dalam bentuk - Membangun sistem basis data infrastruktur sesuai kota digital pedoman teknis penataan - Belum seluruh rencana site plan terupdate ruang dalam peta garis rencana kota
SASARAN : Terwujudnya Perencanaan, Pemanfaatan dan PengendalianTata Ruang kota yang Konsisten INDIKATOR : Meningkatnya tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang
FAKTOR EKSTERNAL
PELUANG: - Tersedianya RTRW - Asosiasi profesi melakukan pelatihan keahlian Meningkatnya pelaku investasi dalam pembangunan kota Bandung - Meningkatnya peran serta akademisi, asosiasi profesi & masyarakat dalam penataan& pemanfaatan ruang
TANTANGAN : - Banyak pelanggaran yang dilakukan masy terhadap peruntukan lahan - Banyak pelanggaran yang dilakukan masyarakat terhadap intensitas bangunan - RDTRK Belum diperdakan - Kurangnya koordinasi antar stakeholder - Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap rencana tata ruang - Terjadi pengembangan tata ruang kota yang dinamis
FAKTOR INTERNAL KEKUATAN: ALTERNATIF STRATEGI: ALTERNATIF STRATEGI: - Informasi rencana kota disampaikan - Meningkatkan pelayanan - Mendorong ditetapkannya kepada masyarakat informasi rencana kota RDTRK menjadi Perda dengan - Sudah tersusun materi teknis RDTR sesuai RTRW dan melakukan koordinasi secara - Telah dilakukan pelayanan Keterangan pedoman teknis lainnya intensif dengan Bagian Hukum Rencana Kota sebagai dasar pemberian - Meningkatkan kerjasama dan HAM dan Pemprov Jabar IMB dengan asosiasi profesi - Melakukan sosialisasi peraturan dalam pelatihan dan rencana tata ruang kepada sosialisasi rencana kota masyarakat - Meningkatkan kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang - Meningkatkan koordinasi antar stake holder dalam kegiatan pemanfaatan ruang
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
63
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
KELEMAHAN:
ALTERNATIF STRATEGI:
- Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM dalam monitoring pemanfaatan ruang - Kurangnya keahlian SDM
ALTERNATIF STRATEGI:
- Kerjasama dengan asosiasi - Meningkatkan koordinasi antar profesi dalam pelatihan dan stake holder dalam pengawasan sertifikasi keahlian pemanfaatan ruang - Mengupayakan peningkatan kuantitas dan kualitas SDM Penataan Ruang
- Mengupayakan peningkatan kuantitas dan kualitas SDM dalam Pengawasan Pemanfaatan Ruang
SWOT SASARAN : Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian Tata Ruang yang konsisten INDIKATOR SASARAN : meningkatnya tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang.
PELUANG: FAKTOR EKSTERNAL - Masyarakat dapat ikut serta melakukan pengawasan tata ruang dan bangunan denganmemberikan laporan kepada SOPD teknis yang salah satu tupoksinya di bidangpengendalian tata ruang dan bangunan;
TANTANGAN: - Masih ada masyarakat yang belum tahu/mengerti tentang tata ruang dan bangunan; - Terdapat pembangunan yang tidak memiliki SIMB; - Terdapat pembangunan yang tidak sesuai dengan SIMB
- Adanya dukungan politis dari pihak legislatif; - Adanya dukungan dari Walikota Bandung atas pengendalian tata ruang dan bangunan;
FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN: - Tersedianya Perda No.18 Tahun 2011; - Tersedianya Perda No.5 Thn 2010 tentang Bangunan Gedung; - Tersedianya Perda No.12 Thn 2011 tentang Penyelenggaraan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta - Sudah ada PPNS khusus Tata Ruang
ALTERNATIF STRATEGI: ALTERNATIF STRATEGI: - Mengoptimalkan PPNS - Melakukan sosialisasi kepada khusus tata ruang; masyarakat tentang - Melakukan sosialisasi pengendalian tata ruang kepada masyarakat khususnya pengawasan tentangpengendalian tata pemanfaatan ruang; ruang dan bangunan; - Melakukan tindakan - Mengusulkan anggaran administratif sesuai kepada pihak legislatif untuk peraturan yang berlaku mendukung kegiatan terhadap pelanggaran
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
64
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
- Mudahnya akses pengaduan atas pelanggaran tata ruang dan bangunan melalui media online;
pengawasan tata ruang dan pemanfaatan tata ruang; bangunan; - Memberikan penjelasan/ tindakan persuasif kepada warga
KELEMAHAN:
ALTERNATIF STRATEGI: ALTERNATIF STRATEGI: - Menambah jumlah PPNS - Melakukan sosialisasi - Belum ada peraturan walikota mengenai tata khusus tata ruang; kepada usur kewilayahan cara pengawasan tata ruang & bangunan di Kota Bandung; - Jumlah PPNS khusus Tata Ruang masih - Mengusulkan Keputusan - Pemerintah Kota Bandung sedikit; Walikota tentang tentang mekanisme pendelegasian wewenang pengendalian tata ruang mengenai kejelasan khususnya pengawasan kewenangan Dinas Tata pemanfaatan ruang; Ruang dan Cipta Karyadalam hal Pengawasan Tata Ruang dan Bangunan - Belum ada kejelasan kewenangan tentang - Meningkatkan kualitas - Menyusun naskah pengawasan tata ruang dan bangunan; personil yang ada melalui Peraturan Walikota tentang pendidikan dan pelatihan mekanisme Pengawasan (PPNS) Tata Ruang dan Bangunan di Kota Bandung; - Kurangnya koordinasi antara SOPD yang terkait - Mengusulkan dukungan - Memberikan tindakan dalam hal pengendalian tata ruang dan sarana dan prasarana untuk administratif secara tegas bangunan; pengawasan tata ruang dan sesuaiperaturan yang bangunan; berlaku sesuai dengan kewenangan Distarcip Kota Bandung; - Terbatasnya kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia pengawasan tata ruang dan bangunan; - Terbatasnya sarana dan prasarana dalam melaksanakan pengawasan tata ruang dan bangunan. - Belum jelasnya kewenangan dalam pelaksanaan pengawasan tata ruang dan bangunan.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
65
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
SWOT SASARAN: Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang konsisten INDIKATOR SASARAN : meningkatnya tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang. Terlaksananya Penertiban Bangunan yang Melanggar; Terselenggaranya Pendataan, Penyegelan dan Rekomendasi Pembongkaran Bangunan yang Melanggar
FAKTOR EKSTERNAL
FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN: - Tersedianya Perda No.18 Tahun 2011; - Tersedianya Perda No.5 Thn 2010 tentang Bangu nan Gedung; - Tersedianya Perda No.12 Thn 2011 tentang Penye lenggaraan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta - Sudah ada PPNS khusus Tata Ruang - Mudahnya akses pengaduan atas pelanggaran tata ruang dan bangunan melalui media online;
KELEMAHAN:
PELUANG: - Masyarakat dapat ikut serta melakukan pengawasan tata ruang dan bangunan dengan memberikan laporan kepada SOPD teknis yang salah satu tupoksinya di bidang pengendalian tata ruang dan bangunan; - Adanya dukungan politis dari pihak legislatif; - Adanya dukungan dari Walikota Bandung atas pengendalian tata ruang dan bangunan;
TANTANGAN: - Masih ada masyarakat yang belum tahu/mengerti tentang tata ruang dan bangunan; - Terdapat pembangunan yang tidak memiliki SIMB; - Terdapat pembangunan yang tidak sesuai dengan SIMB;
ALTERNATIF STRATEGI: - Mengoptimalkan PPNS khusus tata ruang; - Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengendalian tata ruang dan bangunan; - Mengusulkan anggaran kepada pihak legislative untuk mendukung kegiatan penertiban tata ruang dan bangunan;
ALTERNATIF STRATEGI: - Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengendalian tata ruang khususnya penertiban banguan yang melanggar - Melakukan tindakan administratif sesuai peraturan yang berlaku terhadap pelanggaran pemanfaatan tata ruang - Memberikan penjelasan/tindakan persuasif kepada warga
ALTERNATIF
ALTERNATIF STRATEGI:
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
66
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
-
-
-
-
-
-
STRATEGI: - Menambah jumlah PPNS khusus tata ruang; - Mengusulkan Keputusan Walikota tentang pendelegasian wewenang mengenai kejelasan kewenangan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya dalam hal Penertiban bangunan yang melanggar; - Meningkatkan kualitas personil yang ada melalui pendidikan dan pelatihan (PPNS)
Melakukan sosialisasi kepada unsur kewilayahan Pemerintah Kota Bandung tentang mekanisme pengendalian tata ruang khususnya penertiban terhadap pelanggaran bangunan; Menyusun naskah Peraturan Walikota tentang mekanisme Penertiban terhadap pelanggaran bangunan di Kota Bandung;
Kurangnya koordinasi antara SOPD yang - Mengusulkan dukungan sarana dan terkait dalam hal pengendalian tata ruang dan prasarana bangu nan; untuk pelaksanaan Terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber daya penertiban manusia pada pelaksanaan penertiban pelanggaran pelanggaran bangunan; bangunan; Terbatasnya sarana dan prasarana dalam melaksanakan penertiban pelanggaran bangunan; belum jelasnya kewenangan dalam pelaksanaanpenertiban pelanggaran bangunan
Memberikan tindakan administratif secara tegas sesuai peraturan yang berlaku sesuai dengan kewenangan Distarcip Kota Bandung;
Belum ada peraturan walikota mengenai tata cara penertiban pelanggaran bangunan di Kota Bandung; Jumlah PPNS khusus Tata Ruang masih sedikit; Belum ada kejelasan kewenangan tentang penertiban bangunan yang melanggar;
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
67
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
SWOT SASARAN:Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang konsisten INDIKATOR SASARAN : Penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang /Terlaksananya Tindak Lanjut Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Tata Ruang dan Bangunan PELUANG: TANTANGAN: FAKTOR EKSTERNAL - Adanya budaya taat dan patuh dari - Masih adanya penerbitan masyara kat terhadap ketentuan di KRK dan siteplanyang dalam penyeleng garaan kegiatan tidak sesuai dengan pembangunan bangunan yang sesuai ketentuan khususnya dengan RTRW Kota Bandung berkaitan dengan - Adanya dukungan politis dari pihak persyaratan permohonan legislative KRK; - Masih adanya pelanggaran/tidak sesuai penerbitan KRK dan siteplan yang sesuai dengan RTRW yang dapat menimbulkan /berpotensi gugatan di pengadilan FAKTOR INTERNAL ALTERNATIF KEKUATAN : ALTERNATIF STRATEGI: STRATEGI: - Keputusan Walikota No. 475 tahun 2008 - Mengusulkan anggaran dalam - Diperlukannya evaluasi tentang rincian tugas pokok dan fungsi penanganan perkara baik di dalam dan validasi terhadap satuan Organisasi pada Dinas Daerah Kota maupun di luar pengadilan dokumen persyaratan dari Bandung, dimana pada intinya dalam hal pemohon KRK; penanganan pengaduan dan sengketa di - Diperlukannya evaluasi dalam maupun di luar pengadilan dilakukan dan validasi terhadap oleh Seksi Penanganan dan Pengaduan kesesuai an perencanaan Sengketa; terhadap kegiatan pembangunan bangunan dengan RTRW ALTERNATIF KELEMAHAN: ALTERNATIF STRATEGI: STRATEGI: - Tidak adanya alokasi anggaran untuk - Mengusulkan dukungan sarana dan - Meningkatkan kualitas penyelesaian sengketa baik secara litigasi prasarana untuk pelaksanaan koordinasi pengelolaan maupun nonlitigasi penertiban pelanggaran bangunan; dan pengadaan dokumen - Melakukan koordinasi dengan pihak dalam mendukung pihak terkait guna mendukung pengadaan data otentik proses penyelesaian penanganan sebagai bukti dalam proses pengaduan dan sengketa; gugatan di pengadilan - Mengusulkan peningkatan pengadaan sarana dan prasarana guna mendukung proses penanganan perkara baik di dalam maupun di luar pengadilan.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
68
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
SWOT SASARAN: TERTIB PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG DAN BANGUN-BANGUNAN PELUANG: FAKTOR EKSTERNAL - Kumpulan NSPM tentang Bangunan
FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN:
-
Perda Bangunan Gedung SOP KRK SOP IMB Kumpulan Peraturan Perundangan, Standar Teknis dan Kajian Teknis - Sistem Informasi Bangunan Gedung (data, server, beserta program) - Adanya sumber daya yang telah mempunyai Sertifikat Jasa dan Konstruksi
KELEMAHAN: - SDM kurang secara kualitas - SDM kurang secara kuantitas - Koordinasi antar SKPD - Data bangunan semua SWK belum semua terdata - Data dan gambar bangunan pemerintah belum semua terdata - Belum terbentuk TABG dan SLBP - Belum sepenuhnya melaksanakan SLF - Belum tertatanya penomoran bangunan - Belum tertatanya PKL - Belum terlaksananya program green building - Belum tersosialisasinya Perda Bangunan Gedung secara menyeluruh
TANTANGAN: - Raperwal bangunan gedung (masih di bagian hukum)
- Diklat dari Kementrian PU dan diklat lainnya
- Anggaran memadai
ALTERNATIF STRATEGI: - Dengan perda bangunan, maka bangunan dapat tertata dengan baik sesuai persyaratan tata bangunan dan keandalan - Dengan adanya SOP KRK dan IMB maka proses akan terukur - Sebagai dasar dalam pembuatan peraturan dalam skala wilayah misal pembuatan perwal green building di kota Bandung - Dengan adanya data bangunan dapat diketahui informasi terkait bangunan tersebut, misal aspek legal IMB, SLF, dan informasi/data teknis lainnya - Membantu SKPD lain dalam perencanaan dan pembangunan bangunan gedung
ALTERNATIF STRATEGI: - Perlu sosialisasi terus menerus - Perlu pemahaman SOP di lingkungan internal. - Tersedianya anggaran untuk menyusun kajian teknis - Setelah selesai pendataan harus dilakukan pemutakhiran dan berkoordinasi dengan SKPD yang mengeluarkan ijin - Pengetahuan ditingkatkan dengan mengikuti bintek
ALTERNATIF STRATEGI: - Dilakukan diklat keahlian - Dilakukan koordinasi yang lebih baik - Dilakukan pendataan bangunan gedung untuk SWK yang belum didata - Dilakukan pendataan dan penggambaran bangunan pemerintah yang belum didata - Dibentuk TABG - Dilaksanakan SLBP - Dilakukan penomoran bangunan - Dilakukan penataan PKL khusus untuk 10 titik - Dibuat kajian teknis green building - Melakukan sosialisasi Perda Bangunan Gedung
ALTERNATIF STRATEGI: - Raperwal bangunan gedung segera disahkan agar TABG, SLBP, SLF terbentuk dan berfungsi (upaya percepatan di bagian hukum) - Usulan pendanaan untuk berbagai kegiatan ( untuk membantu sarana dan prasarana pendukung kegiatan) - Usulan bantuan tenaga ahli - Usulan pembuatan pedoman green building di kota Bandung - Usulan pendataan untuk SWK yang belum didata - Usulan pendataan dan penggambaran bangunan pemerintah kota - Usulan penataan PKL - Usulan sosialisasi Perda Bangunan
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
69
masih
belum
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Dari beberapa alternatif strategi yang dipilih selanjutnya diuraikan ke dalam tabel berikut ini: Tabel 4.2 Penentuan Strategi NO
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
STRATEGI
SASARAN (1) 1
(2)
(3)
Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang konsisten
(4)
Tersedianya dokumen RDTRK
-
Terselenggaranya forum konsultasi public dalam rangka penyusunan dokumen RTBL berupa FGD
-
Legalisasi RTBL
-
Tersedianya Garis Rencana Kota
-
-
-
Tersosialisasikannya Peraturan tentang Penataan Ruang/ rencana kota kepada masyarakat -
Meningkatnya tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang
Mendorong ditetapkannya RDTRK menjadi Perda dengan melakukan koordinasi secara intensif dengan Bagian Hukum dan HAM dan Pemprov Jabar Menyusun dokumen RTBL sesuai aturan yang berlaku Melakukan FGD dengan masyarakat & stakeholder lainnya Mendorong ditetapkannya RTRK dan RTBL menjadi Peraturan Walikota dengan melakukan koordinasi secara intensif dengan Bagian Hukum dan HAM Memanfaatkan dokumen peraturan perundangan dan pedoman teknis untuk menyempurnakan peta dasar/peta garis dan dokumen perencanaan yang tersedia Melakukan kegiatan updating data dan peta perencanaan tata ruang sesuai pedoman teknis penataan ruang Memetakan secara berkala site plan yang telah dilegalkan ke dalam peta garis rencana kota Meningkatkan pelayanan informasi rencana kota sesuai RTRW dan pedoman teknis lainnya Meningkatkan kerjasama dengan asosiasi profesi dalam pelatihan, sosialisasi rencana kota dan sertifikasi keahlian Melakukan sosialisasi peraturan rencana tata ruang kepada masyarakat Monitoring/pengawasan pemanfaatan ruang Meningkatkan koordinasi antar stake holder dalam pengawasan pemanfaatan ruang
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
70
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
-
-
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengendalian tata ruang khususnya pengawasan pemanfaatan ruang; - Melakukan tindakan administratif sesuai peraturan yang berlaku terhadap pelanggaran pemanfaatan tata ruang; - Memberikan penjelasan/tindakan persuasif kpd warga - Menyusun Kajian , FS dan DED Meningkatnya keterbangunan PPK mengenai rencana tata ruang di PPK Gedebage Gedebage - Mengarahkan percepatan pembangunan di PPK Gedebage - Melakukan pendataan sumber-sumber Tingkat cakupan pelayanan air air baku, merencanakan pengamanan air minum bagi masyarakat baku dan pendistribusian air bersih kepada warga masyarakat terutama yang tidak mampu, menyerahkan pengelolaan kepada masyarakat setempat. - Fasilitasi pengadaan air bersih bagi MBR Meningkatnya presentase pelayanan - Melakukan pendataan kawasan yang belum terfasilitasi pembuangan air air limbah dengan system komunal / limbah domestiknya, merencanakan dan individu. membangun - Melakukan pendataan kawasan yang belum terfasilitasi, merencanakan dan membangun bersama masyarakat, menyerahkan pengelolaan kepada masyarakat setempat ersama masyarakat, menyerahkan pengelolaan kepada masyarakat setempat. - Fasilitasi pengadaan sanitasi dasar bagi MBR (air kotor) Terbangunnya infrastruktur kota - Melakukan pendataan kawasan yang belum terfasilitasi, merencanakan dan membangun bersama masyarakat, menyerahkan pengelolaan kepada masyarakat setempat Terbangunnya / tersedianya - Melakukan pendataan kawasan yang infrastruktur perumahan pada lokasi belum terfasilitasi, merencanakan dan terkait program kota membangun bersama masyarakat, menyerahkan pengelolaan kepada masyarakat setempat Meningkatnya presentase penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang
2
Terwujudnya infrastruktur sanitasi dan air bersih yang berkualitas dan merata
Meningkatkan kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang Mengupayakan peningkatan kuantitas dan kualitas SDM dalam Pengawasan Pemanfaatan Ruang Mengoptimalkan PPNS khusus tata ruang;
-
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
71
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
3
Meningkatnya ketersediaan dan kualitas perumahan
-
Menurunnya luas kawasan permukiman kumuh
-
- Meningkatnya jumlah susun yang terbangun
4
Tertibnya pembangunan bangunan gedung dan bangun-bangunan
Melakukan pendataan kawasan yang belum terfasilitasi, merencanakan dan membangun bersama masyarakat, menyerahkan pengelolaan kepada masyarakat setemp Fasilitasi perbaikan/pengadaan jalan lingkungan bagi MBR Fasilitasi perbaikan/pengadaan drainase lingkungan perumahan bagi MBR Fasilitasi pengadaan sanitasi dasar bagi MBR, persampahan. Terselenggaranya kegiatan lomba lingkungan bersih
rumah -
- Terfasilitasi perbaikan rumah tidak layak huni dan - Bantuan Teknis perencanaan perbaikan rumah tidak layak huni - Terfasilitasi rekomendasi dokumen teknis untuk IMB
Melakukan koordinasi dalam pengadaan lahan dengan DPKAD, melaksanakan pematangan lahan s/d siap konstruksi - Penyiapan lahan untuk pembangunan Rusunawa - Melakukan perencanaan, pembangunan, pemeliharaan PSU Rusunawa - Penyediaan PSU Rusunawa dan Pemeliharaan Rusunawa -Melakukan pendataan, perencanaan pengadaan bahan material, penyerahan kepada masyarakat untuk perbaikan rumah tidak layak huni -
-
Dengan perda bangunan, maka bangunan dapat tertata dengan baik sesuai persyaratan tata bangunan dan keandalan Dengan adanya SOP KRK dan IMB maka proses akan terukur
- Tersedianya pedoman teknis bangunan - Terfasilitasinya pemberian SLF bangunan gedung, perencanaan bangunan melalui SLBP & tersedianya TIM TABG
Mendorong penetapan Perwal pedoman teknis bangunan Raperwal bangunan gedung segera disahkan agar TABG, SLBP, SLF terbentuk dan berfungsi (upaya percepatan di bagian hukum)
- Tersedianya data bangunan di Kota Bandung & pendaftaran bangunan sedang dan tinggi di Kota Bandung
Dengan adanya data bangunan dapat diketahui informasi terkait bangunan tersebut, misal aspek legal IMB, SLF, dan informasi/data teknis lainnya Setelah selesai pendataan harus dilakukan pemutakhiran dan berkoordinasi dengan SKPD yang mengeluarkan ijin Membantu SKPD lain dalam perencanaan dan pembangunan bangunan gedung
-
-
- Tersedianya rancangan bangunan pemerintah dan bantuan teknis
-
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
72
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Terselenggaranya pendataan, penyegelan dan rekomendasi pembongkaran bangunan yang melanggar dan Terlaksananya tindak lanjut pengaduan dan penyelesaian sengketa tata ruang dan bangunan -
Meningkatnya prosentase gedung pemerintah kota Bandung yang dilengkapi fasilitas untuk kaum difabel
5
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Terlaksananya peningkatan pelayanan KRK
Terlaksananya pembangunan Ruang Display dan Informasi Tersedianya Sarana Prasarana Pendukung Pelaksanaan Tugas Aparatur Terlaksananya peningkatan kualitas SDM Melalui Diklat Teknis
6
Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
-
Meningkatnya nilai hasil evaluasi AKIP Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/ Inspektorat yang ditindaklanjuti Prosentase tertib administrasi/asset daerah
Mengusulkan Keputusan Walikota tentang pendelegasian wewenang mengenai kejelasan kewenangan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya dalam hal Penertiban bangunan yang melanggar; Melakukan sosialisasi kepada unsur kewilayahan Pemerintah Kota Bandung tentang mekanisme pengendalian tata ruang khususnya penertiban terhadap pelanggaran bangunan; - Menyusun naskah Peraturan Walikota tentang mekanisme Penertiban terhadap pelanggaran bangunan di Kota Bandung; - Memberikan tindakan administratif secara tegas sesuai peraturan yang berlaku sesuai dengan kewenangan Distarcip Kota Bandung; - Merencanakan aksesibilitas bagi kaum difabel pada bangunan pemerintahan - Menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi kaum difabel pada bangunan pemerintah - Diperlukannya evaluasi dan validasi terhadap dokumen persyaratan dari pemohon KRK; - Diperlukannya evaluasi dan validasi terhadap kesesuai an perencanaan terhadap kegiatan pembangunan bangunan dengan RTRW Kota Bandung - Dengan adanya SOP KRK dan Rekomendasi Teknis IMB maka proses akan terukur Mendorong dibangunnya ruang display dan informasi mengenai rencana tata ruang - Mengusulkan dukungan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat; - Pengetahuan di tingkatkan dengan mengikuti diklat maupun bimbingan teknis - Meningkatkan kualitas personil yang ada melalui pendidikan dan pelatihan (PPNS) -
Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparat pada DISTARCIP Melaksanakan tertib administrasi Menindaklanjuti hasil evaluasi/temuan untuk peningkatan kinerja
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
73
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Strategi prioritas yang ditetapkan oleh Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya untuk tahun 2014-2018 adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan upaya-upaya perwujudan rencana tata ruang Kota yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan. 2. Mendorong proses legalisasi terhadap dokumen-dokumen perencanaan tata ruang sebagai pedoman dalam pelaksanaan pemanfaaatan dan pengendalian ruang dan bangunan. 3. Mengupayakan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana struktur dan pola ruang yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan. 4. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai dokumen dan peraturan yang berkaitan dengan tata ruang, bangunan, dan perumahan. 5. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia di Bidang Tata Ruang, Tata Bangunan, Perumahan maupun pelayanan kepada masyarakat. 6. Melaksanakan fasilitasi kebutuhan perumahan bagi masyarakat kurang mampu. 7. Mengupayakan penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas untuk menciptakan lingkungan perumahan yang sehat. 8. Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparat pada DISTARCIP Strategi yang telah ditetapkan tersebut kemudian diuraikan lebih lanjut ke dalam kebijakan-kebijakan yang lebih rinci sebagai acuan pelaksanaan kegiatankegiatan di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya. Adapun kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan untuk tahun 2014-2018 adalah : 1. Melaksanakan penyusunan dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kawasan dan Zoning Regulation beserta proses legalisasinya sesuai amanat Undangundang Nomor 26 Tahun 2007 sebagai instrumen dalam pemanfaatan dan pengendalian ruang kota. 2. Melakukan penyusunan dokumen-dokumen rencana rinci seperti RTBL dan RTRK beserta dokumen perencanaan lainnya yang diperlukan, pada kawasankawasan yang strategis. 3. Melaksanakan kegiatan survey dan pemetaan untuk menyediakan data yang diperlukan pada proses perencanaan dan pemanfaan ruang kota. 4. Menyediakan media untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pengendalian tata ruang.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
74
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
5. Melaksanakan pelatihan/ diklat teknis mengenai perencanaan dan pengawasan Tata Ruang, Tata Bangunan & Permukiman bagi aparat Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya. 6. Melakukan penyusunan Norma, Standar, Pedoman, dan Manual dalam pemanfaatan dan pengendalian tata ruang, seperti petunjuk teknis di bidang bangunan gedung, perumahan, fasos-fasum, dan pedoman lainnya yang diperlukan. 7. Melakukan kegiatan pengawasan tata ruang dan bangunan secara intensif dan penertiban terhadap bangunan yang melanggar ketentuan yang berlaku. 8. Melaksanakan percepatan pembangunan Kawasan Gedebage sebagai Pusat Primer kedua Kota Bandung dengan tema Bandung Teknopolis. 9. Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana sehat seperti penyediaan jalan lingkungan, air bersih, dan sanitasi dasar, termasuk di lingkungan Rusunawa. 10. Menyediakan data base fasos fasum di Kota Bandung untuk kebutuhan perencanaan pengembangan perumahan maupun verifikasi dalam penyerahan fasos fasum. 11. Meningkatkan profesionalisme, kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparat pada Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung. 12. Dalam upaya meminimalisir dampak pemanfaatan ruang dilakukan kolaborasi dan sinergitas dengan berbagai pihak diantaranya: a) Penyediaan: -
penyediaan ruang untuk PKL
-
penyediaan fasilitas parkir
-
penyediaan ruang publik
Pada lahan privat (mall, apartemen, hotel, kantor dll) b) urusan perumahan bisa dilakukan kolaborasi dalam perbaikan rumah tidak layak
huni
penyediaan/perbaikan
sarana
prasarana
lingkungan
perumahan dan rumah susun dengan pihak Pemerintah Provinsi dan pihak swasta c) kolaborasi dari pemilik bangunan gedung dalam membangun green building
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
75
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif sebagaimana dipaparkan melalui Tabel 5.1 berikut ini.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
76
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Selain untuk mendukung Visi dan Misi Walikota Bandung terpilih, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya mendukung program Walikota Bandung terpilih dalam bentuk Roadmap to Bandung Juara dengan terlibat dalam 12 Kelompok Kerja (Pokja) dari 23 Pokja yang dibentuk. Program/kegiatan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya yang mendukung Pokja dalam Roadmap Menuju Bandung Juara dapat dilihat pada tabel berikut :
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
77
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Tabel 5.2 PROGRAM/KEGIATAN SKPD UNTUK MEREALISASIKAN JANJI KAMPANYE DAN SUBSTANSI BANDUNG JUARA SKPD : DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA
NO
JANJI KAMPANYE DAN SUBSTANSI BANDUNG JUARA
1
2 POKJA KEMACETAN BANDUNG 1. Konsep Live-WorkPlay di satu lokasi
13. Monorel/Aeromonorel/ H-bahn/ Guided bus
TARGET KOTA
NAMA PROGRAM/KEGIATA N YANG MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET
KEBUTUHAN ANGGARAN (RP)
3
4
5
3 tahun
3 tahun
KET
Program : Perencanaan Tata Ruang Kegiatan : Penyusunan Kebijakan tentang Penyusunan Tata Ruang
Rp 2.000.000.000,-
Program : Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangunbangunan Kegiatan : Pengawasan Bangunan
Rp 675.000.000,-
Program : Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangunbangunan Kegiatan : Penertiban Bangunan
Rp 225.000.000,-
Program : Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangunbangunan Kegiatan : Rincikan bangunan yang terkena proyek
Rp 1.000.000.000,-
6
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
78
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
13. Cable Car di Bandung Utara. 3 tahun
20. Fly Over/UnderPass
21. Gedung Parkir dengan teknologi lift
2
POKJA PKL 8. Penampungan sementara (aset)
3.Tim Gab (militer/polisi)
3 tahun
2 tahun
2 tahun
3 tahun
3 tahun
Program : Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangunbangunan Kegiatan : Rincikan bangunan yang terkena proyek
Rp 1.000.000.000,-
Program : Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangunbangunan Kegiatan : Penertiban Bangunan
Rp 1.000.000.000,-
Program : Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangunbangunan Kegiatan : Penyusunan DED
Rp 1.000.000.000,-
Program : Pembinan Pedagang Kaki Lima dan Asongan Kegiatan : Penataan tempat berusaha bagi Pedagang Kaki Lima
Rp 3.500.000.000,-
Program : Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangun-bangunan Kegiatan : Pengawasan Bangunan
Rp
225.000.000,-
Program : Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangun-bangunan Kegiatan : Penertiban Bangunan
Rp
75.000.000,-
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
79
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
3
POKJA SAMPAH 5. TPS Bawah Tanah
6. Sejuta Biopori dan Sumur Resapan
4
POKJA BANDUNG HIJAU 1. Rumah Sehat
2.
Septictank comunal
3. Green Building Guidelines
20. Perpustakaan/Toilet Taman
5
POKJA BANJIR Master Plan Drainase
1 tahun
3 tahun
3 tahun
3 tahun
1 tahun
1 tahun
3 tahun
Program : Lingkungan Sehat Perumahan Kegitatan : Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Terutama bagi Masyarakat Miskin Program : Lingkungan Sehat Perumahan Kegiatan : Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar bagi Masyarakat Miskin
Program : Terlaksananya Kegiatan Penyuluhan Kualitas Lingkungan Perumahan Sehat Kegiatan : Penyuluhan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan Sehat
2.000 Biopori/tahun 50 sumur resapan/tahun Rp 1.800.000.000,Penyusunan DED dan Bangunan Pengolah 3R. Rp 550.000.000,-
5 kecamatan /tahun
Rp 2.100.000.000,-
Program : Lingkungan Sehat Perumahan Kegiatan : Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar terutama bagi Masyarakat Miskin
Rp 6.000.000.000,-
Program : Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kegiatan : Penyusunan Pedoman Teknis dan Rancangan Perwal Green Building
Rp 250.000.000,-
Program : Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangunbangunan Kegiatan : Penyusunan DED Prototipe Toilet Umum di taman, sekolah dan perpustakaan Program : Pemanfaatan Ruang Kegiatan : Pendataan drainase pemukiman di Kota Bandung
10 lokasi/ tahun
Rp 250.000.000,2 SWK/ tahun
Rp 1.500.000.000,-
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
80
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
6
7
POKJA KOTA KREATIF BANDUNG 14. Pasar Tematik
POKJA BANDUNG BERBUDAYA 1. Bandung Art Center di Ujungberung
2.
Lapangan Konser di Gedebage
1 tahun
3 tahun
1 tahun
1 tahun
8
POKJA KOLABORASI BANDUNG 15. Sebulan sekali reklame Bandung Juara
3 tahun
Program : Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangunbangunan Kegiatan : Penyusunan DED Pasar Tematik
Rp . 1.250.000.000,-
Program: Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangunbangunan Kegiatan : Pembangunan Pusat Seni Budaya
Rp 50.000.000.000,-
Program: Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangunbangunan Kegiatan : Rincikan Bangunan yang terkena proyek pembangunan lapangan konser di Gedebage
Rp
100.000.000,-
Program: Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangunbangunan Kegiatan : Penyusunan DED lapangan konser di Gedebage
Rp
200.000.000,-
Program : Pemanfaatan Ruang Kegiatan : Sosialisasi kebijakan, norma, standar, prosedur dan manual pemanfaatan ruang
Rp
600.000.000,-
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
81
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
9
POKJA KAMPUNG JUARA 16. Perkerasan Paving Blok
11. Satu Kampung Satu Produk
3 tahun
3 tahun
3 tahun 14. Septic tank komunal
16. Perkerasan/ Paving Blok
3 tahun
Program : Pengembangan Perumahan Kegiatan : Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sederhana Sehat Peningkatan kualitas dan penertiban bangunan serta bangun-bangunan Kegiatan : Pembangunan Gapura Kujang
50 lokasi /tahun
Rp 15.000.000.000,5 gapura/ tahun
Rp 3.150.000.000,-
Program : Lingkungan Sehat Perumahan Kegiatan : Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar terutama bagi Masyarakat Miskin
Air Bersih Drainase lingkungan Jalan lingkungan Rp 18.000.000.000,-
Program : Pengembangan Perumahan Kegiatan : Fasilitasi Pembangunan Prasarana dan Sarana Permukiman Berdasarkan Aspirasi Masyarakat
Rp 1.500.000.000,-
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
82
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
10
POKJA REVITALISASI BANDUNG 1. Bedah Rumah Warga Miskin
2. Konsep Kota Tua – Kota Baru
3 tahun
1 tahun
3 tahun
3 tahun
5. Revitalisasi Pusat Kota Bandung
1 tahun
.
10. Gerbang Bandung
3 tahun
3 tahun
2 tahun
11
POKJA REFORMASI PENDIDIKAN 7. Rusun untuk Guru Honorer
2 tahun
Program : Pengembangan Perumahan Kegiatan : Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sederhana Sehat
Rp 4.775.000.000,-
Program : Pemanfaatan Tata Ruang Kegiatan : Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Rp
300.000.000,-
Program : Peningkatan Kualitas dan Penertiban Bangunan Serta Pembangunan Bangunan Kegiatan : Pengawasan Bangunan
Rp
475.000.000,-
Program : Peningkatan Kualitas dan Penertiban Bangunan Serta Pembangunan Bangunan Kegiatan : Penertiban Bangunan
Rp
250.000.000,-
Program : Perencanaan Tata Ruang Serta Kegiatan : Penyusunan RTBL
Rp
500.000.000,-
Program : Peningkatan Kualitas dan Penertiban Bangunan Serta Pembangunan Bangunan
Rp
650.000.000,-
Kegiatan : Pengawasan Bangunan
Rp
275.000.000,-
Kegiatan : Penertiban Bangunan
Rp
200.000.000,-
Kegiatan : Sayembara dan Pembangunan Fisik (gerbang bandung)
Program : Pengembangan Perumahan Kegiatan : Pembangunan Sarana dan Prasarana Rumah Sederhana Sehat
Rp 2.000.000.000,-
Sayembara Pembanguna n fisik
Th. 2014: 3 Rusun Th 2015 : 1 Rusun Rp 8.475.000000,-
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
83
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
12
POKJA KESEHATAN BANDUNG 6. Proyek Rumah Sakit Standar Internasional
3 tahun
3 tahun
Program : Peningkatan Kualitas dan Penertiban Bangunan Serta Pembangunan Bangunan Kegiatan : Pengawasan Bangunan Program : Peningkatan Kualitas dan Penertiban Bangunan Serta Pembangunan Bangunan Kegiatan : Penertiban Bangunan
Rp 225.000.000,-
Rp 75.000.000,-
Program lain yang mendukung Program Bandung Juara adalah perbaikan 10.000 rumah tidak layak huni dan penyediaan sarana air bersih yaitu : 3. Perbaikan rumah kumuh sebanyak 10.000 rumah/5 tahun yang dibiayai dari : -
APBN (BSPS)
-
Bantuan Provinsi
-
Corporate Social Responsibility (CSR) sebanyak 1.920 rumah dan
-
APBD sebanyak 2000 unit berupa bantuan material kepada masyarakat
4. Penyediaan air bersih untuk 1.561 RW di Kota Bandung dengan anggaran Rp 50.000.000 juta per RW dengan total kebutuhan anggaran 73,05 M untuk 5 tahun.
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
84
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada Bab ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Indikator Kinerja Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung terkait dengan Misi 1 RPJMD Kota Bandung 2014-2018, yaitu : Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tataruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang
berkualitas dan berwawasan
lingkungan. Adapun tujuan pada Misi 1 tersebut adalah: 1.
Mewujudkan penataan ruang kota yang terpadu dan berkelanjutan; Sasarannya
adalah:
Terwujudnya
Perencanaan,
pemanfaatan
dan
pengendalian tata ruang kota yang konsisten. 2.
Menyediakan
infrastruktur, permukiman
dan sanitasi perkotaan
yang
nyaman, umur pakai panjang dan merata secara efektif dengan konsep Maju, Hijau dan Manusiawi; Sasarannya adalah: Terwujudnya Permukiman Layak Huni. 3.
Mewujudkan
Pengelolaan
Lingkungan Hidup
berkelanjutan
dan
Penanggulangan bencana yang handal; Sasarannya adalah: Meningkatnya Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berkualitas Lebih lengkapnya dapat ditampilkan dalam tabel berikut ini:
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
85
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
Tabel 6.1 Indikator Kinerja Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kota Bandung 2013-2018.
NO
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
1 2014
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE 2 3 4 2015 2016 2017
5 2018
Misi 1: Meningkatnya Kualitas Tata Bangunan serta Keandalan Bangunan Gedung dan Bangun-bangunan. Meningkatnya kualitas tata bangunan serta keandalan bangunan gedung dan bangunbangunan
Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang konsisten
- Prosentase pembangunan bangunan yang memiliki iMB
40
41
42
43
44
- Meningkatnya presentase penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang
60
63
67
71
75
Misi 2 : Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana dan sarana lingkungan permukiman, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah
1
Mengarahkan dan fasilitasi perwujudan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang terintegrasi
- Prosentase berkuranagnya luas kawasan permukiman kumuh
Meningkatnya ketersediaan dan kualitas perumahan
- Prosentase daya tamnpung rumah susun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
8,5
8,37
8,24
8,11
7,98
52,38 (11 susun)
66,67 (14 susun)
76,19 (16 susun)
90,48 (19 susun)
100 (21 susun)
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
86
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
- Prosentase rumah layak huni
2
20
40
60
80
100
5,46
6,34
6,13
6,02
5
1. Rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
-
65
68
70
75
1. Nilai Evaluasi AKIP
-
65,01
70
72
75
100
100
100
100
100
- Prosentase kawasan pemukiman yang mempunyai sanitasi dan air bersih
Terwujudnya insfrastruktur sanitasi dan air bersih yang berkualitas dan merata
Misi 3 : Meningkatnya kinerja pelayanan kepada masyarakat
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan ketepatan dan kualitas pelayanan masyarakat
Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
2. Prosentase Penuruanan Temuan BPK/ Inspektorat i
Sumber : Distarcip 2016
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
87
DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA KOTA BANDUNG
RENCANA STRATEGIS 2014-2018
85