BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak kepada ketatnya persaingan, dan cepatnya perubahan lingkungan usaha. Perkembangan global dan regional juga berdampak terhadap kondisi sektor industri. Tekanan eksternal liberalisasi selain karena dorongan upaya regionalisasi terjadi pada akhir 1980-an hingga pertengahan 1990-an (seperti dengan pembentukan AFTA (ASEAN Free Trade Agreement) dan APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) juga karena keterikatan komitmen terhadap Kesepakatan Putaran Uruguay (the Uruguay Round Agreement) sebagai bagian dari rangkaian putaran GATT (General Agreement on Tax and Tariff) yang kemudian diubah menjadi organisasi formal bernama WTO (World Trade Organization) (Feridhanusetyawan dan Pangestu, 2003).
Berdasarkan kenyataan tersebut maka kebijakan dalam pembangunan industri Indonesia harus dapat menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia dan mampu mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan yang cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara, sehingga fokus strategi pembangunan industri di masa depan adalah membangun daya saing sektor industri yang berkelanjutan di pasar domestik dan internasional (Depperin, 2005).
Indonesia telah mulai menyongsong tahapan keunggulan komparatif yang lebih tinggi, yaitu ke sektor padat teknologi dan padat tenaga ahli. Hal ini terlihat dengan meningkatnya pertumbuhan nilai ekspor produk dari industri padat teknologi dan padat tenaga ahli. Di antara produk ekspor yang naik adalah barangbarang elektronika, peralatan telekomunikasi, komputer dan komponennya.
Thoha (1996) dalam Kuncoro (2005), menyatakan bahwa industri elektronika merupakan salah satu industri strategis dan peranannya dalam perekonomian
1
nasional semakin penting. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekspor rata-rata industri pada tahun 1995, meskipun industri elektronika berada pada posisi ketiga dari nilai ekspor di sektor industri tapi pertumbuhannya jauh melampaui sektor lainnya. Dari total ekspor elektronika Indonesia, semikonduktor sebesar 5%, industri komponen sebesar 24,5% dan elektronika konsumsi sebesar 53% (BPS, 2004). Industri elektronika Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk terus berkembang di masa depan karena tiga alasan, yaitu: (a) merupakan sarana bagi terlaksananya pembangunan secara umum (misalnya telekomunikasi, radio, TV), (b) teknologi elektronika sangat vital dan strategis bagi kelangsungan hidup bangsa di masa depan, (c) dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Pangsa pasar produk elektronika di dunia pada tahun 2001 sebesar US$ 1,19 trilyun (termasuk produk IT) dengan segmen terbesar adalah produk elektronika bisnis/industrial sebesar 52,31%, produk elektronika konsumer sebesar 30,99% dan produk komponen elektronika sebesar 16,71% (Depperin, 2007).
Tetapi tidak dipungkiri bahwa Industri elektronika masih mempunyai kelemahankelemahan diantaranya struktur industrinya berbentuk oligopoli dan lebih menitikberatkan pada pasar dalam negeri (Kuncoro, 2005). Kandungan impor berkisar 80-90 %, hanya sekitar 10-20 % dari kebutuhan bahan baku dan bahan penolong pada industri ini yang dapat dipasok dari dalam negeri (BPS, 2004), sehingga perlu adanya kebijakan pengadaan bahan baku terutama bagi industri PMDN (Yogaswara, 1999). Tingginya penggunaan bahan baku dan komponen impor menandakan bahwa keterkaitan antara industri hulu dan hilir masih lemah. Faktor-faktor lingkungan (pasar, teknologi, tenaga kerja, kondisi ekonomi, keuangan dan bahan baku) sangat menentukan terhadap perkembangan industri elektronika Jumono (1990).
Berdasarkan strukturnya, industri komponen elektronika merupakan industri pendukung industri elektronika (Gambar 1.1). Dengan besarnya segmen pasar produk elektronika membuat peluang yang dimiliki oleh produk komponen juga besar. Peluang ini harus bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mengembangkan sektor industri ini sehingga bisa menjadi industri pendukung industri elektronika
2
dalam negeri maupun ekspor. Perkembangan impor produk komponen elektronika sejak tahun 2000 – 2004 mengalami peningkatan dengan pertumbuhan 0,014 % per tahun, sedangkan pertumbuhan ekspor hanya 0,007% per tahun. Pada tahun 2000 nilai impor mencapai Rp. 966 milyar dan pada tahun 2004 mencapai Rp. 1.031 milyar (BPS, 2004).
Gambar 1.1 Kerangka Keterkaitan Industri Elektronika (Depperin, 2005)
Peran pemerintah cukup menentukan dalam rangka mengantisipasi dampak perubahan perdagangan dunia. Pemberlakuan kebijakan akan meningkatkan pertumbuhan industri sehingga dapat menambah daya saing. Pertumbuhan industri merupakan kombinasi beberapa faktor yang secara garis besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu sisi penawaran (produksi) dan sisi permintaan. Sisi penawaran antara lain adalah tenaga kerja, kapital, teknologi, energi, bahan baku dan infrastruktur. Sementara sisi permintaan adalah konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, input antara dan ekspor impor (Tambunan, 2006). Salah satu kebijakan tersebut adalah kebijakan tarif bea masuk dan kuota ekspor. Kebijakan tarif dan kuota dapat meningkatkan daya saing produk domestik dan akan terjadi peningkatan pertumbuhan industri (Cakravastia, 1997). Pertumbuhan industri juga meningkat dalam jangka panjang dengan adanya perdagangan bebas (Fadhlina, 2007).
Pengembangan sistem industri merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis karena melibatkan
interaksi dinamis antara industri dan lingkungan
3
sosioekonominya. Oleh karena itu metode dinamika sistem cocok untuk membahas permasalahan sistem industri (Jan&Cen,2005). Dinamika sistem merupakan metodologi yang dapat digunakan untuk mengeksplorasi struktur sistem
dan
meningkatkan
proses
pengambilan
keputusan
dengan
menginterpretasikan dalam bentuk feedback loops, stocks and flow, time delay dan ketidaklinieran (Jan and Hsiao, 2004). Pembangunan industri untuk jangka waktu yang lama, struktur yang mendasarinya dapat berkembang menurut perubahan internal dan eksternal yang terjadi di lingkungannya (Sterman, 2002).
Peran faktor-faktor pertumbuhan industri terhadap daya saing produk komponen elektronika ditingkat domestik maupun tingkat global sangat penting. Fungsi strategis industri komponen elektronika sebagai industri pendukung dan kompleknya hubungan antara industri dan lingkungannya, maka perlu adanya pendekatan metodologi dinamika sistem untuk mengkaji kebijakan industri.
1.2
Rumusan Masalah
Pertumbuhan industri komponen elektronika sebagai industri pendukung industri elektronika masih kurang karena dipengaruhi oleh faktor internal seperti rendahnya pemakaian bahan baku lokal dan faktor eksternal seperti perubahan kondisi perdagangan dunia. Kondisi lingkungan industri yang berubah tersebut apabila tidak diantisipasi oleh pemerintah selaku pengambil kebijakan maka akan menyebabkan penurunan daya saing produk industri dalam negeri.
Berdasarkan uraian di atas dan industri komponen elektronika dipandang sebagai suatu sistem, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah mengembangkan model untuk mendukung pertumbuhan industri komponen elektronika? Bagaimanakah dampak perangkat kebijakan peningkatan tarif bea masuk, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan local content terhadap pertumbuhan industri komponen elektronika?
4
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: Pengembangan model dinamika sistem sebagai alat analisis. Mengkaji dampak penerapan kebijakan peningkatan tarif bea masuk, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan local content terhadap pertumbuhan industri komponen elektronika. I.4 Batasan Masalah Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Sektor industri yang menjadi obyek penelitian adalah industri komponen elektronika. 2. Waktu simulasi selama 20 tahun.
I.5 Posisi Penelitian Pada penelitian ini akan dibangun model yang ditinjau dari beberapa model pada penelitian terdahulu tentang industri elektronika, pertumbuhan industri dan studi kebijakan nasional. Setelah dilakukan studi berbagai literatur tersebut kemudian dilakukan pengembangan terhadap model yang sesuai dengan kondisi industri komponen elektronika.
Jumono (1990) menyatakan bahwa industri elektronika masih sangat tergantung terhadap komponen dan bahan baku dari luar negeri sehingga perlu adanya pengembangan terhadap industri komponen sebagai industri pendukung. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT untuk menganalisis kondisi industri elektronika. Sementara Yogaswara (1999) menggunakan metode balanced scorecard untuk mengukur tingkat produktivitas pada industri elektronika. Dengan mengamati empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan belajar dan berkembang diperoleh hasil bahwa industri elektronika masih perlu adanya kemudahan bagi masuknya bahan pembantu dan bahan baku untuk bisa berkembang.
5
Penelitian yang membahas tentang pertumbuhan industri telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Tambunan (2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan industri merupakan kombinasi beberapa faktor yang secara garis besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu sisi penawaran (produksi) dan sisi permintaan. Sisi penawaran antara lain adalah tenaga kerja, kapital, teknologi, energi, bahan baku dan infrastruktur. Sementara sisi permintaan adalah konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, input antara dan ekspor impor. Fadhlina (2007) menggunakan beberapa variabel seperti modal, jumlah tenaga kerja, ekspor, tarif dan pendidikan sebagai variabel yang mewakili pertumbuhan industri. Dengan menggunakan pendekatan ekonometrik diperoleh hasil bahwa pertumbuhan industri dalam jangka panjang berdampak positif dengan adanya perdagangan bebas.
Pertumbuhan industri memerlukan campur tangan pemerintah dengan pemberian insentif dan kebijakan yang mendukungnya. Cakravastia (1997) menggunakan perangkat kebijakan berupa tarif, kuota dan nilai tukar untuk meningkatkan pertumbuhan industri plastik dan produk dari plastik. Dengan pendekatan metodologi dinamika sistem, terdapat delapan sub sistem yang terbentuk untuk menggambarkan mekanisme pertumbuhan industri yang diamati. Hunt (2006) menggunakan GEM (General Economic Model) untuk melihat pengaruh kenaikan harga minyak terhadap inflasi. Terdapat tiga faktor yang membentuk permintaan agregat yaitu konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan industri.
Pada penelitian ini akan dilakukan pengembangan model kebijakan sektor industri untuk mendukung pertumbuhan industri komponen elektronika. Pendekatan dinamika sistem digunakan untuk menggambarkan kondisi sektor industri komponen elektronika. Model yang dikembangkan terdiri dari tujuh sub sistem yang terdiri dari sub sistem yang menggambarkan permintaan agregat (pemerintah, permintaan domestik, ekspor impor, industri elektronika) dan sub sistem yang menghasilkan produk beserta faktor-faktor produksinya (industri komponen, bahan baku, tenaga kerja). Posisi penelitian secara lengkap terdapat pada Tabel 1.1.
6
Tabel 1.1 Posisi Penelitian Nama, tahun Jenis industri Judul
Juwono, 1990 Industri elektronika Studi mengenai industri elektronika nasional dan langkah-langkah pengembangannya
Andi Cakravastia, 1997 Industri produk dari plastik Studi Kebijakan Industri Nasional dengan Metodologi Dinamika Sistem
Pendekatan Sub sistem
SWOT Produksi, tenaga kerja, total ekspor dan impor, pasar dunia
Dinamika sistem 8 sub sistem: Bahan baku, produksi, barang kapital, tenaga kerja, pemerintah, perdagangan internasional, rumah tangga
Ukuran performansi
Daya saing
Pangsa pasar, tingkat produksi, neraca perdagangan
Skenario
Implikasi kebijakan
Pengembangan R&D dengan melibatkan pemerintah, lembaga pendidikan dan industri
Model dasar, kebijakan tahun 2003, kebijakan penawaran 2003, kebijakan penawaran dan permintaan 2003 Pemberlakuan tarif dan kuota harus berhasil sebelum diberlakukannya pasar bebas ASEAN
Pengadaan bahan baku/komponen untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor dan memperkuat struktur industri
Kebijakan penyediaan bahan baku dan barang kapital membutuhkan suatu sistem distribusi nasional yang mendukung
Pengembangan pasar
Mempercepat proses tersedianya tenaga kerja trampil dengan cara memperbaiki sistem pendidikan
Yogaswara, 1999 Industri elektronika Pengembangan sistem pengukuran produktivitas dan kebijakan peningkatan produktivitas pada sektor industri elektronika Balanced Scorecard 4 sub sistem: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan belajar&berkembang
Pertumbuhan ekspor, tenaga kerja, kepuasan tenaga kerja, nilai tambah tenaga kerja, bahan baku, bahan Bantu, perbaikan&jasa, rasio penjualan luar negeri, ekspor
Perlunya kemudahan pengadaan bahan baku terutama bagi industri PMDN
Untuk meningkatkan produktivitas maka harus ada kebijakan untuk meringankan bea masuk bagi bahan pembantu proses produksi. Untuk memperluas pangsa pasar maka perlu adanya kebijakan untuk pengembangan promosi
Hunt, 2006 Industri manufaktur Oil price shocks and the US stagflation of the 1970s: some insights from GEM
Fadhlina, 2007 Industri manufaktur Pengaruh liberalisasi perdagangan terhadap pertumbuhan industri: Bound testing untuk Indonesia tahun 1976-2005 Ekonometrik Modal, Tenaga kerja, ekspor, tarif dan pendidikan
Sutarto, 2008 Industri komponen elektronika Pengembangan model kebijakan sektor industri komponen elektronika (ISIC 321) dengan pendekatan dinamika sistem Dinamika sistem 7 sub sistem: industri komponen, permintaan domestik, tenaga kerja, ekspor impor, industri elektronika, bahan baku, pemerintah
Nilai tambah
Tingkat produksi, permintaan pasar domestik, permintaan pasar ekspor, neraca perdagangan
Harga energi
Tarif
Peningkatan harga energi akan dapat dikurangi dengan mengintegrasikan antara sisi penawaran dan penyesuaian gaji tenaga kerja
Perlu insentif pemerintah untuk penyediaan modal dan kemudahan ijin impor barang modal
Model dasar, pengendalian inflasi, penguatan nilai tukar mata uang, proporsi pemakaian bahan baku lokal, akses pasar. Local content yang lebih tinggi akan meningkatkan daya saing industri dalam negeri
Global Economic Model 10 sub sistem: investasi, konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, produk yang tidak diperjualbelikan, produk antara tidak diperjualbelikan, produk antara diperjualbelikan, impor, energi, kapital, tenaga kerja Permintaan energi, penawaran energi, pendapatan tenaga kerja
Diperlukan kebijakan ketenaga kerjaan yang seimbang antara kepentingan pengusaha dan buruh Perlu adanya kebijakan tentang promosi ekspor dengan dukungan infrastruktur
Peningkatan produktivitas tenaga kerja akan meningkatkan produksi yang akhirnya akan berpengaruh pada daya saing produk domestik. Pemberlakuan tarif bea masuk tidak boleh dalam jangka waktu lama karena kemandirian industri menjadi rendah
7
1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I. Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang permasalahan yang meliputi perubahan kondisi global, kinerja dan permasalahan industri elektronika dan komponen elektronika serta tinjauan sistem industri sebagai suatu sistem. Selanjutnya adalah perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, batasan penelitian, posisi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II. Tinjauan Pustaka Bab ini menerangkan tinjauan pustaka pertumbuhan industri, dinamika sistem dan teori ekonomi. BAB III. Metodologi Penelitian Bab ini menguraikan metodologi penelitian yang meliputi studi literatur, perumusan masalah, perumusan tujuan, penentuan batasan masalah, penentuan metode studi, sejarah pembangunan industri elektronika, pengembangan model, pengumpulan data, konstruksi program komputer, validasi model, pengembangan dan penerapan skenario pada model, analisis perilaku model, perancangan kebijakan, kesimpulan. BAB IV. Pengembangan model Bab ini membahas tentang kondisi sistem tinjauan, pengembangan model, pembentukan causal loop, formulasi model dan validasi model. BAB V. Analisis Perilaku Model Bab ini membahas tentang analisis perilaku model dasar terhadap ukuran performansi model yang telah ditetapkan.
BAB VI. Perancangan Kebijakan Bab ini berisi tentang penerapan kebijakan yang diusulkan terhadap model kemudian dilakukan analisis perilaku model serta implikasinya terhadap industri yang diamati.
8
BAB VII. Kesimpulan dan saran Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran untuk kepentingan dan
pengembangan
lebih
lanjut,
berkaitan
dengan peningkatan
pertumbuhan industri komponen elektronika.
9