BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejahatan bukan merupakan peristiwa hereditas (bawaan sejak lahir, warisan), juga bukan merupakan warisan biologis. Tindak kejahatan bisa dilakukan siapapun, baik wanita maupun pria, dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Tindak kejahatan bisa dilakukan secara sadar yaitu difikirkan, direncanakan dan diarahkan pada maksud tertentu secara sadar benar. Kejadian merupakan suatu konsepsi yang bersifat abstrak, dimana kejahatan tidak dapat diraba dan dilihat kecuali akibatnya saja (Kartono, 2005). Kriminalitas adalah segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam negara Indonesia serta norma-norma sosial dan agama. Dapat diartikan bahwa, tindak kriminalitas adalah sesuatu perbuatan yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya (Kartono, 2009). Jumlah kejahatan kriminal di Indonesia cukup tinggi, pada tahun 2012 sebanyak 341.159 kasus, tahun 2013 sebanyak 342.084, dan tahun 2014 sebanyak 325.317 kasus. Berikutnya jumlah penduduk yang menjadi korban tindak kejahatan per 100.000 penduduk juga tinggi, seperti pada tahun 2012 terdapat 146 kasus, tahun 2013 sebanyak 140 kasus, tahun 2014 sebanyak 131 kasus (Indonesia, B.P.S.R., 2010). Selama periode tahun 2010-2014 di Indonesia, jumlah kejadian kejahatan terhadap nyawa (pembunuhan) dan kejadian kejahatan terhadap hak/ milik tanpa penggunaan kekerasan cenderung menurun. Sementara untuk kejadian kejahatan terhadap fisik/ badan (kekerasan) dan kejadian kejahatan terkait narkotika berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat. Jumlah kejadian kejahatan terhadap kesusilaan, kejahatan terhadap hak/ milik dengan penggunaan kekerasan dan kejadian kejahatan terkait penipuan berfluktuasi. Kemudian untuk kejadian kejahatan terhadap kemerdekaan orang (penculikan) cenderung meningkat (Badan Pusat Statistik, 2015).
1
2
Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang disingkat dengan Polri dalam kaitannya dengan Pemerintahan adalah berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, serta memberikan perlindungan. Pihak kepolisian mempunyai data mengenai kejahatan kriminal yang diperoleh dari lapangan berdasarkan laporan dari seseorang atau kelompok, dari data yang diperoleh tersebut pihak kepolisian dapat mengevaluasi mengenai kejahatan yang terjadi. Pihak kepolisian hanya mempunyai data laporan kejahatan dari lapangan atau yang terjadi dilapangan saja, tidak mempunyai laporan mengenai kejahatan dari pihak lain seperti dari media sosial. Data dari media sosial dapat dimanfaatkan untuk menjadi salah satu laporan penunjang mengenai kejahatan yang terjadi. Dengan adanya data laporan dari lapangan dan dari media sosial, maka pihak kepolisian mempunyai bahan pertimbangan atau evaluasi mengenai kejahatan yang terjadi menjadi lebih akurat. Tingginya tingkat kejahatan kriminal membuat informasi mengenai kejahatan kriminal menjadi banyak beredar di lingkungan masyarakat. Informasiinformasi tersebut sering di posting di media sosial, dimana media jejaring sosial memberikan peran yang sangat besar bagi perkembangan teknologi khususnya pada teknologi komunikasi dan informasi. Salah satu dampak yang paling terlihat adalah manusia menjadi lebih terbuka dalam menyatakan pendapat. Twitter yang merupakan salah satu media jejaring sosial sudah menjadi bagian dari pola komunikasi masyarakat. Media ini dikenal sangat populer terutama pada jumlah pengguna dan posting tweet (sebutan postingan dalam Twitter) yang tergolong besar pada setiap harinya. Twitter adalah layanan jaringan sosial online yang memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan 140 karakter pendek yang disebut tweet. Menurut tokoh industri media sosial baru-baru ini, Twitter mendapatkan peringkat sebagai salah satu jaringan sosial terkemuka diseluruh dunia berdasarkan penguna aktif. Pada kuartal keempat 2015, Twitter memiliki 305 juta pengguna aktif bulanan. Pengguna terdaftar dapat membaca dan tweet posting serta mengikuti pengguna lain melalui umpan pembaruan (Statista, 2015).
3
Informasi yang disampaikan oleh pengguna Twitter didalam sebuah tweet biasanya berisi sesuatu yang berhubungan dengan dirinya atau lingkungannya, termasuk terjadinya suatu krimalitas. Informasi kejahatan kriminal yang disampaikan misalnya, terjadinya suatu pencurian di suatu tempat, telah terjadi pembunuhan. Data twitter tentang kejahatan kriminal dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan informasi baru seperti untuk mengetahui trend kejahatan. Trend adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang dan kejadinnya berdasarkan pada fakta. Dari informasi tersebut dapat diambil tindakan yang akan dilakukan kedepannya, serta dapat bermanfaat khususnya dalam menggambarkan kondisi keamanan dan ketertiban lingkungan masyarakat. Besarnya data Twitter memungkinkan untuk menggunakan teknik data mining, yang mana data mining berperan dalam memanfaatkan data dalam jumlah yang besar. Metode data minning yang dipilih dalam penelitian ini adalah Class Association Rules Mining. Class Association Rules Mining merupakan salah satu teknik data mining yang mengintegrasikan teknik klasifikasi dan asosiasi, dimana pengintegrasian ini fokus pada pengolahan spesial subset dari aturan asosiasi, yang lebih dikenal sebagai Class Association Rules (CARs) (Yin dan Han, 2003; Han dkk. 2012). CARs digunakan untuk membangun classifier pada proses klasifikasi. Metode ini mempunyai akurasi yang tinggi dan fleksibilitas yang kuat dalam mengangani data tekstual, aturan yang disajikan juga digunakan untuk membandingkan kualitas aturan asosiasi yang berbeda. Namun metode ini juga mempunyai kelemahan seperti, menghasilkan jumlah aturan asosiasi yang besar, pada akhinya berujung pada pemrosesan yang sangat tinggi pula dan metode pengukuran valuasi aturan yang confidence-based mungkin mengarah pada terjadinya overfitting (Nidhi, 2011). Pada penelitian ini CARs akan digunakan sehingga hasil prediksi akan lebih akurat.
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pembahasan pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana mengklasifikasi jenis kejahatan kriminal dari data Twitter. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya melakukan klasifikasi terhadap tweet berbahasa Indonesia. 2. Tweet yang digunakan hanya yang berisi keyword tentang kejahatan kriminal yang telah ditentukan. 3. Metode Class Association Rules Mining hanya digunakan untuk membangun model klasifikasi. 4. Penelitian ini melakukan klasifikasi kedalam 7 jenis kejahatan kriminal yang berdasarkan pada data statistik kriminal 2015, yaitu kejahatan terhadap nyawa, kejahatan terhadap fisik/ badan, kejahatan trehadap kesusilaan, kejahatan terhadap kemerdekaan orang, kejahatan terhadap hak milik/ barang, kejahatan terkait penipuan dan kejahatan terkait narkotika. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat model klasifikasi kejahatan kriminal untuk mengetahui trend kejahatan kriminal menggunakan metode Class Association Rules Mining. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberi informasi mengenai trend kejahatan kriminal dan menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan kedepannya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi, bahan evaluasi serta masukan untuk pihak Kepolisian yang bersumber dari media sosial.
5
1.6 Keaslian Penelitian Berdasarkan referensi dan kajian pustaka yang dimiliki penulis, belum ada peneliti yang membahas mengenai klasifikasi jenis kejahatan kriminal dengan menggunakan metode Class Association Rules Mining. Namun, terdapat penelitian terdahulu yang mirip tentang topik dan metode sejenis yang dipaparkan dalam tinjauan pustaka dalam penelitian ini. 1.7 Metodologi Penelitian 1. Studi pustaka Tahapan ini merupakan kegiatan dalam mempelajari literatur-literatur yang berupa jurnal, buku, karya ilmiah, dan laporan hasil penelitian yang berhubungan dengan pengklasifikasian kejahatan kriminal dan metode-metode yang digunakan untuk mendukung penelitian ini. Hasil studi berupa daftar referensi yang akan dipakai dalam penelitian. 2. Pengumpulan data Tahapan ini merupakan pengumpulan data berupa data tweet tentang kejahatan kriminal yang diperoleh dari Twitter. Hasil dari tahapan ini berupa data tweet tentang kejahatan kriminal yang akan dijadikan data input untuk sistem. 3. Analisis kebutuhan sistem Tahapan ini menganalisa kebutuhan sistem yang dibangun, sehingga sistem dapat melakukan klasifikasi kejahatan kriminal pada data Twitter. 4. Perancangan sistem Perancangan sistem terdiri dari perancangan sistem secara umum, perancangan persiapan data, perancangan database, perancangan antar muka, dan perancangan pengujian. 5. Implementasi Implementasi terdiri dari hasil rancangan sistem, yang meliputi implementasi pengumpulan tweet, implementasi preprocessing, implementasi pembangunan CARs, implementasi proses klasifikasi, dan implementasi antar muka.
6
6. Pengujian Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu melakukan pengujian terhadap jumlah aturan berdasarkan nilai minumum confidende dan nilai minimum support, pengujian akurasi, pengujian klasifikasi dan perbandingan dengan metode lain. 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan gambaran umum terkait setiap bab yang ada dalam penulisan penelitian ini. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab tinjauan pustaka berisi tentang penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan terkait dengan penelitian ini dan uraian tentang perbandingan antara penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. BAB III LANDASAN TEORI Bab landasan teori berisi tentang teori-teori yang akan digunakan terkait dalam penelitian ini dan menjadi dasar dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini. BAB IV RANCANGAN MODEL SISTEM Bab rancangan model sistem berisi uraian tentang rancangan sistem yang akan dibangun dalam penelitian ini, mencakup deskripsi sistem, spesifikasi sistem, rancangan sistem berupa proses sistem dan flowchart, rancangan persiapan data, rancangan database, rancangan antar muka dan rancangan pengujian.
7
BAB V IMPLEMENTASI Bab implementasi berisi tentang uraian implementasi dari perancangan pada
bab
sebelumnya,
meliputi
implementasi
deskripsi,
implementasi
pengumpulan tweet, implementasi preprocessing, implementasi pembangunan CAR, implementasi proses klasifikasi dan implementasi antar muka. BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Bab hasil dan pembahasan berisi uraian tentang hasil imlementasi sistem dan hasil penelitian yang disusun secara sistematis dan disertai alasan yang relasional tentang masalah penelitian. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab kesimpulan dan saran berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dimana diperoleh dari uraian-uraian pembahasan bab sebelumnya serta saran untuk perbaikan sistem di masa yang akan datang.