BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Unit Transfusi Darah atau disingkat UTD sebagai salah satu fasilitas pelayanan darah menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 83 tahun 2014 pasal 7 adalah pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah, dan distribusi darah. Dalam peraturan tersebut UTD RS mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyusun perencanaan kebutuhan darah b. melakukan pengerahan dan pelestarian pendonor darah c. melakukan penyediaan darah dan komponen darah d. melakukan pendistribusian darah e. melakukan pelacakan penyebab reaksi transfusi atau kejadian ikutan akibat transfusi darah f. melakukan pemusnahan darah yang tidak layak pakai. Sebagaimana tugas UTD sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 83 tahun 2014 maka UTD harus mampu melakukan pengelolaan persediaan darah dengan baik agar dapat memenuhi fungsinya mempertahankan persediaan tetap minimum namun cukup tinggi untuk memenuhi permintaan (Stanger dkk, 2012). Darah bukan komoditas yang biasa karena hanya dihasilkan oleh manusia. Darah dari pendonor sangat berharga dan merupakan sumber terbatas oleh karena itu harus
1
2
digunakan secara optimal. Sifat darah yang tidak tahan lama (perishable), mudah rusak, dan memiliki batas umur tertentu (fixed) menjadikan pengelolaan sistem persediaan menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan pengelolaan persediaan produk-produk lain. Pengelolaan menjadi lebih kompleks juga dikarenakan kondisi pasokan dan permintaan yang tidak pasti. Kegagalan dalam mengelola persediaan darah sebagai komponen vital menurut Gunpinar dan Centeno (2014), akan menimbulkan keadaan shortages darah dimana dapat menyebabkan penundaan atau pembatalan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan kritis penting yang mana menyangkut resiko nyawa sehingga tingkat kematian di rumah sakit bertambah. Pengelolaan yang tidak tepat terhadap produk darah yang memiliki sifat tidak tahan lama dan mudah rusak akan menimbulkan wastage. Hal ini terjadi jika melakukan penyetokan unit darah dalam jumlah yang berlebihan dikarenakan tidak digunakannya darah akibat umur darah yang melewati batas umur pakai. Pengelolaan persediaan yang kurang baik akan menyebabkan darah tidak dapat dipakai karena kadaluarsa (outdated) dan hal ini tidak dapat diterima karena pendonor adalah aset langka dalam masyarakat (Belien dkk, 2011). Permintaan darah memiliki karakteristik stokastik dan pasokan bersifat tidak konstan dalam pengadaannya (Ismoko, 2013). Pasokan yang tidak konstan disebabkan karena sumber pasokan berasal dari manusia sebagai penghasil darah serta jumlah pendonor yang ingin mendonorkan darahnya tidak dapat dipastikan. Kondisi-kondisi ketidakpastian diatas menjadikan pengelolaan persediaan menjadi penting. UTD mengharapkan dapat memasok darah yang cukup sambil menjaga wastage tetap minimum. Menjaga keseimbangan kritis shortage dan wastage adalah kunci pengelolaan persediaan darah yang baik (Stanger dkk, 2012). Menggunakan unit darah sebelum waktu kadaluarsa yang digunakan untuk treatment sehingga mengurangi cost yang tidak perlu. Tiga kunci pengukuran bagaimana rantai pasok darah beroperasi dan diidentifikasi, yaitu: shortage, outdating/wastage, biaya informasi dan transportasi. UTD harus mampu melakukan pengelolaan untuk mengantisipasi adanya stockout pada persediaan serta mampu menyusun strategi untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
3
Berdasarkan kondisi dan karakteristik dari sistem tersebut maka diperlukan analisis pengendalian persediaan di UTD dalam memenuhi tujuannya. Sebelum melakukan analisis terhadap sistem maka dibutuhkan pengenalan dan pemahaman sistem persediaan pada level UTD. Selanjutnya dilakukan analisis kinerja sistem dengan menggunakan metode simulasi untuk memodelkan sistem persediaan pada level UTD dimana metode ini merupakan metode yang cocok terkait karakteristik pasokan dan permintaan yang stokastik, sistem yang kompleks dan proses serta hasil merupakan time driven sebagai discrete event (Katsaliaki dan Brailsford, 2007).
Tabel 1.1. Instansi Pelayanan kebutuhan darah UTD PMI
UTD RS
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)
Organisasi sosial yang
Fasilitas pelayanan
Suatu unit pelayanan di rumah sakit yang
tugas pokok dan
kesehatan yang
bertanggung jawab atas tersedianya daah
fungsinya di bidang
menyelenggarakan
untuk transfusi yang aman, berkualitas,
kepalangmerahan
pendonor darah ,
dan dalam jumlah yang cukup untuk
berdasarkan ketentutan
penyediaan darah, dan
mendukung pelayanan kesehatan di
peraturan perundang-
pendistribusian darah
rumah sakit dan fasilitas pelayanan
undangan
kesehatan lainnya.
Tugas:
Tugas:
Tugas:
a. Pengarahan donor
a. Menyusun perencanaan
a. menerima darah yang sudah di uji
b. Pengambilan darah
kebutuhan darah
saring oleh UTD
c. Pengolahan darah
b. melakukan pengerahan
b. Menyimpan darah dan memantau
dan pelestarian pendonor
persedian darah
4
Tabel 1.1. Instansi Pelayanan kebutuhan darah (lanjutan) UTD PMI
UTD RS
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)
d. Penyimpanan
darah
c. Melakukan uji silang serasi darah
e. Melakukan
c. melakukan penyediaan
pendonor dan darah pasien
pendistribusian darah
darah dan komponen
d. Melakukan rujukan bila ada kesulitan
darah
hasil uji silang serasi dan golongan darah
d. melakukan
ABO atau rhesus ke UTD secara
pendistribusian darah
berjenjang
e. melakukan pelacakan penyebab reaksi transfusi atau kejadian ikutan akibat transfusi darah f. melakukan pemusnahan darah yang tidak layak pakai.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka diperlukan identifikasi dan pengenalan sistem persediaan UTD serta analisis perfomansi pada level UTD di UTD RSUP Dr. Sardjito.
1.3. Asumsi dan Batasan Masalah Asumsi dan batasan masalah perlu diberikan untuk mencegah pembahasan diluar penelitian: 1. Objek penelitian yaitu sistem persediaan darah di UTD RS Dr.Sardjito.
5
2. Produk darah yang diteliti yaitu PRC (A, B, O, AB), WB (A, B, O, AB), dan TC (A, B, O, AB) 3. Rhesus negatif tidak dimasukkan ke dalam penelitian dikarenakan permintaan dan persediaan yang sedikit.
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Melakukan identifikasi dan pengenalan sistem pengendalian persediaan darah pada level UTD 2. Membangun model simulasi sistem persediaan produk darah PRC (A,B,O) dan WB (A, B, O, AB), TC(A, B, O, AB) pada UTD RSUP Dr. Sardjito 3. Melakukan analisis perfomansi UTD RSUP Dr. Sardjito dengan indikator outdated.
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah a. Mendalami pengetahuan mengenai sistem persediaan dengan karakteristik perishable, memiliki batas umur tertentu (fixed), mudah rusak dan pasokan serta permintaan produk darah yang bersifat tidak pasti pada level UTD b. Mengaplikasikan ilmu simulasi yang didapat selama perkuliahan c. Memberikan informasi mengenai sistem persediaan pada level UTD d. Menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat kelulusan Strata-1 Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada e. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pihak UTD RSUP Dr. Sardjito untuk pengembangan sistem kedepannya.