BAB I PENDAHULUAN 1.1.
LATAR BELAKANG Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mengalami kemajuan pesat sejak Perang Dunia ke2. Salah satu bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mengalami kemajuan pesat adalah bidang Antariksa. Teknologi Antariksa sudah dikembangkan sejak PD 2, khususnya di negaranegara maju seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang. Bidang Antariksa tersebut senantiasa berkembang dari waktu ke waktu, khususnya bidang peroketan. Contoh dari perkembangan dibidang antariksa adalah pembuatanpembuatan stasiun ruang angkasa besar. Stasiun ruang angksa itu berputar dan dimanfaatkan untuk riset meteorologi, astronomi, keadaan tanpa gravitasi, fisika vakum tinggi, radiasi matahari, kosmos, serta komunikasi. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia, khususnya dalam hal Ilmu Astronomi dan keantariksaan saat ini kurang diminati. Banyak masyarakat Indonesia yang tidak memahami ilmu astronomi
dan
keantariksaan,
karena
terdapat
kesenjangan
pemahaman ilmu ke masyarakat. Untuk memasyarakatkan ilmu tersebut, maka bangsa Indonesia harus membuat sarana yang dapat menampung kegiatankegiatan di bidang antariksa. Dengan dibuatkan sarana berupa fasilitas pendidikan antariksa seperti Observatorium dan Planetarium, diharapkan masyarakat dapat memahami ilmu astronomi. Saat ini di Indonesia fasilitas yang ada terletak di Kota Bandung dan Jakarta yaitu Observatorium Bosscha dan Planetarium Jakarta. Observatorium Bosscha ini dibangun oleh Nederlandsch Indische Sterrenkundige Vereeniging ( NISV ) atau disebut juga Perhimpunan
1
Bintang Hindia Belanda. Observatorium Bosscha saat itu bertujuan untuk memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda. Pada tanggal 17 Oktober
1951 , NISV menyerahkan observatorium kepada
pemerintahan RI. Setelah Institut Teknologi Bandung ( ITB ) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan fomal Astronomi di Indonesia. Lalu di Jakarta sendiri mempunyai Planetarium Taman Ismail Marzuki. Planetarium Jakarta ini dibangun pada tahun 1964 atas gagasan Presiden Soekarno. Pada waktu itu Presiden sangat mengharapkan rakyat Indonesia khususnya masyarakat Jakarta, sedikit demi sedikit akan meningkat pengetahuannya mengenai benda benda langit, galaksi, serta Jagat Raya ini, dsb. Perbedaan Observatorium Bosscha dengan Planetarium Jakarta ini sangat jelas, dari segi fungsi Observatorium Bosscha berfungsi sebagai lembaga penelitian dan pendidikan, sedangkan Planetarium Jakarta merupakan sarana wisata pendidikan yang dapat menyajikan pertunjukan atau peragaan simulasi perbintangan. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia, merupakan tempat yang tepat untuk mendirikan Planetarium dan Museum Astronomi. Dengan adanya Planetarium yang sudah ada, maka Planetarium yang akan dirancang akan dikembangkan menjadi suatu wisata atau wahana bermain yang bersifat edukatif rekreatif. Dengan wahana tersebut dapat meningkatan apresiasi masyarakat terhadap sarana yang mampu membuat ilmu astronomi memasyarakat.
2
1.2.
MAKSUD dan TUJUAN 1.2.1. MAKSUD Menyediakan fasilitas penyampaian informasi yang berkaitan dengan astronomi atau ilmu perbintangan dan perkembangan kemajuan IPTEK khususnya dibidang Astronomi yang bersifat hiburan, dimana Planetarium merupakan saran yang bersifat education. 1.2.2. TUJUAN Adapun tujuan proyek ini sebagai berikut : 1. Aspek Fungsional ·
Menyediakan sarana yang bersifat rekreatif dan educatif dalam hal ini penyampaian Ilmu Pengetahuan bidang Astronomi kepada masyarakat luas.
·
Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap ilmu pengetahuan khususnya dibidang Antariksaan.
·
Meningkatkan kualitas ruang kota dan pelayanan kota dengan penyediaan kota dan penyediaan fasilitas dan sarana yang bersifat edukatifrekreatif.
2. Aspek Ekonomi ·
Meningkatkan jumlah wisata baik luar dari dalam kota maupun dari luar kota ataupun luar negeri.
·
Meningkatkan industri yang berkaitan dengan astronomi dan teknologi antariksa.
3. Tujuan Khusus ·
Tujuan khususnya agar terciptanya sarana edukatif yang bernuansa rekreatif dan berkualitas.
3
·
Memasyarakatkan Ilmu Pengetahuan Astronomi dan Ilmu Pengetahuan Teknologi di kalangan masyarakat.
·
Menambah wawasan masyarakat tentang Ilmu Pengetahuan Astronomi.
1.3.
RUMUSAN MASALAH ·
Bagaimana menyediakan fasilitas – fasilitas Planetarium secara optimal di atas lahan yang terbatas.
·
Membuat Design Planetarium yang berbeda agar dapat menjadi daya tarik tersendiri namun tetar mengacu pada faktor kenyaman dan kemungkinan untuk dapat dibangun.
·
Bagaimana menyediakan pertunjukan ilmu perbintangan atau astronomi mengenai bintang – bintang untuk mengetahui lebih banyak ilmu pengetahuan tentang luar angkasa dan alam semesta pada planetarium.
1.4.
LINGKUP PEMBAHASAN Lingkup pembahasan skripsi ini dibatasi pada skala pelayanan dan fasilitas yang diperlukan oleh masyarakat pada Planetarium dan Museum Astronomi, dan juga dibatasi pada perencanaan dan perancangan arsitektur pada tema yang terpilih.
4
Data
1.5.
KERANGKA ALUR PIKIR
· Studi Kasus · Studi Literatur
Latar Belakang Permasalahan Arsitektural
Kurang fasilitas rekreasi pendidikan informasi tentang IPTEK seperti Planetarium.
·
Tinjauan Proyek Judul Proyek “PLANETARIUM dan MUSEUM ASTRONOMI”
· Definisi Planetarium dan Museum Astronomi. · Fasilitasfasilitas yang tersedia.
Tujuan & Sasaran Tujuan : Menyediakan wadah yang dapat memberikan pemahaman tentang isi dan susunan alam semesta Sasaran : Menghasilkan bentuk bangunan Planetarium dan Museum Astronomiyang dapat mengespresikan kegiatan di dalamnya.
·
Pemilihan Lokasi Jakarta
Membuat Design Planetarium yang berbeda agar dapat menjadi daya tarik tersendiri namun tetar mengacu pada faktor kenyaman dan kemungkinan untuk dapat dibangun. Bagaimana menyediakan pertunjukan ilmu perbintangan atau astronomi mengenai bintang – bintang untuk mengetahui lebih banyak ilmu pengetahuan tentang luar angkasa dan alam semesta pada planetarium.
Tema
Batasan
Konsep & Pemikiran Analogi Arsitektur pd bangunan
Standard Perancang an RBWK/ RRTRW
Analisa
Konsep Perancangan
· LINGKUNGAN Penentuan Lokasi Analisa Lokasi Sudut pandang & Orientasi tapak · MANUSIA Analisa Pengunjung Jenis kegiatan Pengunjung Analisa Sirkulasi Pengunjung · BANGUNAN Pola Gubahan Massa Fisik & Penampilan Struktur Bangunan Pencahayaan Penghawaan Keamanan
Desain Feed back
Feed back
5
1.6.
METODE PEMBAHASAN Metode pendekatan pemecahan masalah yang dipakai dalam pembahasan skripsi ini melalui 3 tahapan, yaitu : ·
Pengumpulan data dengan mengadakan : Studi Literatur Mempelajari literature yang berkaitan dengan teoriteori, standartstandart, datadata yang berhubungan dengan proyek baik fisik maupun non fisik. Studi Lapangan Mengadakan wawancara dengan pihak yang terkait dengan proyek ini, Mengadakan peninjauan langsung ke lokasi ( site ) yang akan direncanakan.
·
Proses Analisa Proses analisa perancangan dilakukan dengan sistem pendekatan seperti yang menggabungkan 3 aspek yang saling menunjang, yaitu : 1. Aspek Manusia Analisa yang berkaitan dengan pemakai dan aktivitas, kebutuhan dan kapasitas ruang melalui studi ruang yang akan menghasilkan luas ruang, dimensi, hubungan dan zoning ruang yang dapat menampung seluruh aktivitas Planetarium dan Museum Astronomi. 2. Aspek Lingkungan Analisa yang berkaitan dengan pemilihan tapak, dan potensi lingkungan yang mendukung perencanaan dan perancangan
proyek
Planetarium
dan
Museum
Astronomi.
6
3. Aspek Bangunan Analisa pengolahan bentuk bangunan, pola massa, sistem struktur dan utilitas, penataan ruang dan perlengkapan bangunan. 1.7.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan mengikuti pola penelitian ilmiah dengan menggunakan metode deduktif sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN Membahas tentang pendahuluan yang meliputi deskripsi proyek, latar belakang, maksud dan tujuan perencanaan, permasalahan, asumsi pembatasan lingkup persoalan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan.
BAB II
TINJAUAN UMUM Pada bab ini diuraikan halhal yang menyangkut gambaran proyek secara umum, yang menyangkut judul proyek, tema, lokasi, sifat proyek, luas lahan, luas bangunan, fasilitas fasilitas yang akan diberikan, juga berisi difinisi judul proyek, tinjauan teoritis dari proyek tersebut, penjelasan Planetarium di Indonesia.
BAB III TINJAUAN KHUSUS Pada bab ini akan diuraikan secara umum mengenai tema yang diambil dan hubungannya dengan lokasi tapak, serta tinjauan teoritis yang menyangkut tema, berupa keterkaitan bangunan dengan tema yang diambil.
7
BAB IV ANALISA PERENCANAAN Pada bab ini akan dikemukakan berbagai analisa yang menyangkut pemilihan lokasi tapak, analisa program perencanaan dan perencanaan non fisik, yang menyangkut analisa pendekatan pelaku, aktivitas dan program ruang, analisa
arsitektur
bangunan,
analisa
struktur
dan
perlengkapan bangunan.
BAB V KONSEP PERANCANAAN Dalam bab ini berisikan konsep dasar perencanaan sesuai dengan tema, konsep tapak dan lingkungan, konsep perancangan
dan
perencanaan
serta
perlengkapan
bangunan.
8