BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembelajaran membaca mempunyai peranan penting dalam membekali anak didik sekolah dasar. Dalam pembelajaran membaca guru dapat memilih wacana- wacana yang memudahkan penanaman nilai-nilai keindonesiaan pada peserta didik. Anak didik melalui pembelajaran membaca dapat dikembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kreativitasnya (Akhadiah, 1992:29). Melalui aktivitas membaca yang baik dan benar yaitu anak mampu mengambil intisari bacaan yang dibacanya, anak bisa mendapatkan sesuatu dari aktivitas membaca yang ia lakukan. Semakin banyak intisari yang bisa dipahami dari bacaannya maka semakin banyak pula pengetahuan yang anak peroleh. Banyaknya pengetahuan ini tentu akan sangat membantu si anak dalam menjalani kehidupan selanjutnya. Selain itu kemampuan nalar anak juga akan berkembang dengan pesat ketika anak berhasil mendapatkan informasi melaui bahan bacaan yang dibacanya. Hal tersebut di atas memungkinkan dalam proses pembelajaran di SD khususnya dalam pembelajaran membaca pasti terkena dampaknya, karena minimnya fasilitas buku bacaan maupun buku-buku teks yang dapat dibaca oleh siswa. Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung kemampuan guru dalam memilih materi, metode, dan media pembelajaran yang baik. Faktor guru sangat menentukan sebagai perilaku dalam menerapkan metode, hal itu akan menentukan keberhasilan metode yang dianggap baik. Demikian ketersediaan alat bantu / media dan bahan/ materi pembelajaran juga menentukan keberhasilan pembelajaran membaca. Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebuah ilmu pelajaran mengenai bagaimana cara kita berbicara, mendengarkan dan tentunya membaca dengan
1
2
benar sebuah kata dalam bahasa indonesia. Di dalam mata pelajaran bahasa indonesialah awal mula kita membaca kata dengan baik dan benar. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Mahsun (2013), mengungkapkan akan menjadikan Bahasa Indonesia sebagai perahu bagi mata pelajaran lain untuk melatih siswa berpikir metodologis dari pola lama dimana siswa diberi tahu menjadi pola baru siswa mencari tahu. Seperti halnya Kompas (2013), Bahasa Indonesia akan menjadi satu-satunya bahasa pengantar dalam pengajaran yang berlangsung di SD hingga Perguruan Tinggi (PT) sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Fungsinya tidak hanya dijadikan sebagai sarana komunikasi, tetapi juga merupakan sarana mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Menurut guru kelas V, permasalahan pemahaman membaca yang terjadi adalah siswa sewaktu membaca kurang memahami isi bacaan yang di bacanya. Hal tersebut dapat diketahui ketika siswa ditanya apa judul dari bacaan yang telah dibacanya dan ketika siswa diminta menceritakan kembali isi bacaan, dan sebagian besar dari siswa tidak bisa memjawab. Kebanyakan dari mereka lupa dan belum paham dengan isi bacaan. Rendahnya kemampuan membaca para siswa khususnya dalam hal pemahaman membaca menunjukkan ada kelemahan yang dihadapi siswa dalam pemahaman membaca. Hal tersebut terjadi disebabkan karena tidak tahunya mereka tentang metode pemahaman membaca yang baik dan metode pengajaran guru yang membosankan. Salah satu metode yang dapat digunkan adalah metode SQ3R. Alasan pemilihan SQ3R didasarkan pada hasil pengamatan penulis bahwa selama ini pembelajaran pemahaman membaca siswa belum melakukan aktivitas membaca sebagaimana mestinya. Metode SQ3R ini dilihat dari askpek proses dalam melakukan aktivitas membaca tampak sangat sistematis sehingga diharapkan pemerapan metode SQ3R dapat meningkatkan pemahaman membaca siswa.
3
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, terdapat
beberapa
permasalahan membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu: 1. Model pembelajaran yang diberikan oleh guru masih konservatif, karena guru di dalam proses pembelajaran hanya menyampaikan pembelajaran metode ceramah dan membiarkan siswa membaca sendiri tanpa adanya pengoreksian dalam bacaan. 2. Siswa pasif dalam pembelajaran, karena di dalam pembelajaran siswa tidak berperan aktif dan di dalam pembelajaran siswa hanya diminta untuk membaca saja tanpa adanya interaksi mengenai bacaan antara siswa dan guru, hanya guru yang bertanya kepada siswa (teacher centered).
1.3 Cara Pemecahan Masalah Dengan adanya temuan masalah di atas, mengakibatkan siswa di dalam pelajaran membaca di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kurang memahami bacaan yang diberikan oleh guru sehingga sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan di dalam belajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan bacaan kepada siswa dalam pembelajarn Bahasa Indonesia agar siswa lebih memahami isi bacaan yang diberikan, yaitu guru dapat memberikan bacaan dengan pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review) yaitu Survey memahami isi bacaan dengan metode menganalisis bacaan terlebih dahu, lalu Question meminta siswa untuk membuat pertanyan sesuai dengan isi bacaan, kemudian Read siswa membaca kembali isi bacaan dengan seksama untuk memahmi isi bacaan, kemudian Recite menjawab pertanyaanpertanyaan yang telah siswa buat dan membahasnya bersama-sama, dan yang terakhir adalah Review meninjau ulang tentang hal-hal penting yang ada dalam bacaan dan pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawab. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Khuzaimatun dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca
4
Pemahaman dengan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas X.3 SMA N 1 Sumberlawang”.
1.4 Pembatasan Masalah SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review): dalam penelitian SQ3R ini peneliti lakukan dengan pengamatan atau observasi di dalam kelas, dalam standar kompetensi membaca “Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca cerita anak” di kelas V SDN Kebowan 01 pada semester II tahun pelajaran 2014/2015. Pemahaman: siswa mampu membuat pertanyaan yang sesuai dengan isi bacaan, dan mampu memahami isi bacaan materi dengan benar.
1.5 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. “Apakah metode pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review) dapat meningkatkan pemahaman membaca siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN Kebowan 01?”. 2. “Bagaimanakah metode pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review) dapat meningkatkan pemahaman membaca siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indoneisa kelas V Kebowan 01?”.
1.6 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian tentang permasalahan dengan pembatasan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: meningkatkan pemahaman membaca dengan materi pokok “bacaan siswa” dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V dengan metode pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).
5
1.7 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun manfaat yang diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis serta manfaat praktis pada masyarakat luas, khususnya di bidang pendidikan. 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitian lebih lanjut. b. Mendukung kajian teori bahwa dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa, pembelajaran akan lebih bermakna karena akan mudah dipahami oleh siswa karena siswa dapat melihat langsung objek yang dipelajarinya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru (a) Meningkatkan kreativitas guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik. (b) Dapat digunakan sebagai masukan bagi guru sekolah dasar untuk memperoleh model pembelajaran yang tepat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam bagian membaca. b. Bagi Sekolah Sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembelajaran yang lebih bermakna dalam pelaksanaan pembelajaran. c. Bagi Siswa Dapat digunakan sebagai metode pembelajaran dalam meningkatkan minat dan pemahaman di dalam belajar.