BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009, pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai macam fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata biasa dilakukan untuk mencari rasa senang dan kepuasan dalam hidup. Pariwisata ini dilakukan oleh siapa saja, tidak mengenal jenis kelamin, umur, jabatan, atau apapun. Taman Impian Jaya Ancol merupakan sebuah objek wisata di Jakarta Utara merupakan kawasan terpadu wisata yang menawarkan sajian hiburan berkualitas yang berunsur seni, budaya dan pengetahuan, dalam rangka mewujudkan komunitas Life Re-Creation yang sebagian besar wisatanya didominasi oleh wisata buatan manusia.Life Re-Creation ini berarti berwisata untuk membuat suatu kesenangan dalam hidup. Taman Impian Jaya Ancol memiliki luas 552 Ha, letaknya di Kelurahan Ancol Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Kawasan wisata ini dibatasai batas paling Timur dari Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan batas Barat, sampai dengan batas paling Barat dari PLTU Tanjung Priok sebagai batas Timur (Ongkosono, 2009). Taman Impian Jaya Ancolini direalisasikan menjadi tempat obyek wisata yang terkenal di Jakarta karena lokasi dan obyek wisata yang ditawarkannya sangat menarik dimana terdapat percampuran antara wisata modern dengan wisata bahari yaitu adanya Pantai Ancol. Taman Impian Jaya Ancol menyediakan wisata yang beragam di dalam satu kawasan tersebut. Taman Impian Jaya Ancol awal mulanya adalah sebuah pesisir pantai yang diubah menjadiobyek wisata yang menarik tidak hanya bagi wisatawan lokal saja tetapi juga wisatawan nasional dan internasional. Wisatawan yang berkunjung ke
1
Taman Impian Jaya Ancol ini tidak hanya yang berdomisili di Jakarta saja, namun juga yang berasal dari luar daerah bahkan dari luar Pulau Jawa.Wisatawan yang berkunjung ke Taman Impian Jaya Ancol biasanya tidak hanya mempunyai tujuan untuk menikmati berbagai wahana yang terdapat disana tetapi juga ingin merasakan suasana pantai yang terdapat di dalam Kawasan Wisata Taman Impian Jaya Ancol. Wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata ini sebagian besar didominasi oleh anak-anak, namun tidak sedikit pula pengunjung dewasa, remaja, dan lansia untuk menikmati wisata di Taman Impian Jaya Ancol tersebut. Taman Impian Jaya Ancol menjadi suatu topik yang menarik untuk dikaji karena kawasan wisata ini terletak di Ibukota Jakarta dimana sebagian besar masyarakat yang tinggal di kota besar seperti Jakarta memerlukan refreshing untuk memulihkan kepenatan mereka dengan cara melakukan kegiatan wisata, sehingga Taman Impian Jaya Ancol ini
menjadi salah satu alternatif favorit
wisata bagi para masyarakat khususnya Jakarta untuk melakukan kegiatan wisata. Taman Impian Jaya Ancol ini dapat dikatakan sebagai taman wisata terpadu dimana didalam satu tempat wisata terdapat berbagai macam wahana dan atraksi yang ditampilkan dalam setiap pertunjukan wisata. Potensi wisata yang terdapat di Taman Impian Jaya Ancol ini memang sangat penting bagi suatu kawasan wisata sehingga akan mempengaruhi jumlah wisatawan yang ingin berkunjung ke tempat ini. Potensi wisata di Taman Impian Jaya Ancol ini sangat beragam. Atraksi yang ditawarkan tidak hanya untuk wisata hiburan saja, tetapi juga ada obyek yang bertujuan untuk wisata pengetahuan, wisata pendidikan, wisata pantai, wisata kuliner, dan wisata belanja. Atraksi wisata menjadi salah satu unsur penting sebagai ajang promosi dari suatu obyek wisata agar dapat menarik wisatawan sebanyak-banyaknya. Atraksi wisata yang terdapat di Taman Impian Jaya Ancol sangat beragam jenisnya, dan inilah yang menjadi salah satu daya tarik yang menyebabkan wisatawan datang untuk berwisata. Tentunya setiap wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata pasti ingin melihat atraksi wisata yang disediakan oleh tempat wisata tersebut. Atraksi wisata menjadi salah satu alasan utama para wisatawan
2
memilih suatu obyek wisata untuk dikunjungi. Atraksi wisata yang disediakan suatu tempat wisata tidak semata-mata hanya dibuat sebagai syarat membuat suatu tempat wisata tetapi juga harus diikuti oleh adanya kualitas dari atraksi itu sendiri dan juga melihat keinginan wisatawan akan adanya suatu atraksi tersebut. Atraksi wisata yang terdapat di Taman Impian Jaya Ancol diantaranya adalah Pantai Ancol, Dunia Fantasi, Atlantis Water Adventure, Gelanggang Samudera, Sea World, dan lain-lain. Adanya berbagai macam atraksi wisata yang terdapat di Taman Impian Jaya Ancol tersebut dapat dikaitkan pada kepuasan dan kesenangan para wisatawan yang berkunjung ke Taman Impian Jaya Ancol tersebut. Wisatawan memiliki kepuasan dan penilaian yang berbeda-beda dalam menikmati setiap atraksi wisata yang dikunjungi di Taman Impian Jaya Ancol.Setiap penilaian dan juga kepuasan wisatawan terkait dengan kualitas atraksi wisata tersebut dan juga adanya penilaian dari wisatawan terhadap berbagai atraksi wisata yang disediakan di suatu tempat wisata akan berdampak pada perkembangan suatu tempat wisata ke arah yang lebih baik.
1.2
Perumusan Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sangat digemari bagi setiap
orang, karena pariwisata itu memberikan ketenangan, kepuasan dan kesenangan bagi setiap orang. Dalam penelitian yang terkait dengan bidang pariwasata ini akan meneliti mengenai kepuasan wisatawan terhadap atraksi wisata di Taman Impian Jaya Ancol. Kepuasan wisatawan ini menjadi suatu unsur penting dalam suatu industri pariwisata karena wisatawan akan mempengaruhi kesuksesan suatu tempat wisata tersebut.Kepuasan wisatawan terhadap suatu atraksi wisata yang ditawarkan tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan suatu tempat wisata tersebut. Penilaian wisatawan terhadap berbagai atraksi yang terdapat di Taman Impian Jaya Ancol untuk melihat mana atraksi wisata yang paling diminati oleh sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke sana. Hubungan dengan studi geografi adalah terkait dengan pendekatan keruangan dimana di dalam suatu atraksi wisata tersebut, terjadi interaksi dari manusia dengan sekelilingnya di 3
dalam suatu tempat wisata (ruang) dengan cara melakukan suatu kegiatan atau aktivitas wisata di dalamnya.Untuk itu, dalam penelitian ini dirumuskan beberapa permasalahan ke dalam pertanyaan penelitian untuk dapat mengetahui tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Pertanyaan mengenai permasalahan tersebut diantaranya adalah : 1.
Bagaimanakah kondisi atraksi wisata yang ditawarkan di Kawasan Wisata Taman Impian Jaya Ancol?
2.
Bagaimanakah penilaian wisatawan terhadap atraksi wisata di Kawasan Wisata Taman Impian Jaya Ancol?
1.3
Tujuan Penelitian 1.
Mengetahui kondisi atraksi wisata yang terdapat di Kawasan Wisata Taman Impian Jaya Ancol.
2.
Mengetahui penilaian wisatawan terhadap atraksi wisata di Kawasan Wisata Taman Impian Jaya Ancol.
1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengetahui penilaian
wisatawan terhadap adanya atraksi wisatadi Taman Impian Jaya Ancol karena atraksi wisatamerupakan
salah satu unsur penting bagi kesuksesan dan
keberlanjutan suatu wisata karena terkait dengan kepuasan wisatawan yang berkunjung. Penilaian dari para wisatawan ini tentu saja akan menjadi suatu informasi yang baik bagi keberlanjutan wisata di Taman Impian Jaya Ancol.
1.5
Tinjauan Pustaka Tujuan utama pengembangan pariwisata adalah untuk meningkatkan
devisa negara, khususnya bagi Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang. Devisa negara ini akan digunakan untuk pembangunan di berbagai sektor di Indonesia dan dapat menyumbang pembangunan berkelanjutan.
4
Berdasarkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993, sasaran pembangunan pariwisata pada dasarnya adalah untuk meningkatkan status pariwisata menjadi sektor unggulan yang mampu meningkatkan perekonomian dan sektor-sektor lain yang terkait. Sehingga untuk membangun suatu industri pariwisata, diperlukan suatu perencanaan terpadu dan juga pengelolaan yang baik dalam industri pariwisata tersebut. Pariwisata diajadikan sebagai alat kebijakan ekonomi di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Pariwisata memberikan peningkatan kegiatan perekonomian sebagai akibat dibangunnya sarana dan prasarana untuk pengembangan pariwisata dan akan menyebabkan tumbuhkan industri-industri baru yang berkaitan dengan pariwisata. Pariwisata juga dapat berdampak baik bagi peningkatan komoditi lokal untuk dapat dipasarkan kepada para wisatawan. 1.5.1 Kedudukan Ilmu Geografi dalam Pariwisata Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara gejala-gejala muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi, baik fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1984). Geografi memiliki 3 pendekatan utama yaitu : 1.
Pendekatan keruangan Pendekatan
keruangan
mempelajari
mengenai
ruang
sebagai tempat aktivitas atau kegiatan makhluk hidup. Dalam pendekatan keruangan harus diperhatikan mengenai penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan juga penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan lainnya. Pendekatan ini menjelaskan mengenai titik dan juga bidang dari suatu tempat.
5
2.
Pendekatan ekologi Pendekatan ekologi ini mempelajari mengenai hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu, untuk mengetahui pendekatan ekologi ini, seseorang harus mempelajari mengenai makhluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuhan) serta lingkungannya seperti (litosfer, hidrosfer, dan atmosfer). Selain itu, makhluk hidup juga dapat saling melakukan interaksi dengan makhluk hidup lainnya.
3.
Pendekatan kompleks wilayah Pendekatan kompleks wilayah ini merupakan kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi. Dimana pendekatan kompleks wilayah ini akan membahas mengenai hubungan yang terjalin antara manusia dengan lingkungannya di dalam suatu ruang yang terdapat dalam wilayah tertentu. Pendekatan kompleks wilayah ini memiliki lingkup yang paling besar diantara yang lainnya.
Pariwisata didalam ilmu geografi tidak menjadi salah satu bagian pokok yang dibahas, namun masih terdapat suatu kaitan antara ilmu geografi dan juga pariwisata. Ilmu geografi yang sifatnya dinamis, tidak menutup kemungkinan akan dapat menerima pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan dari hal-hal yang berkaitan dengan pariwisata, sehingga terjadi suatu keterikatan antara ilmu geografi dan juga pariwisata (Johnston 1991 : 1). Dalam hal ini, peran geografi adalah memprediksi struktur dari suatu komunitas dan berdasarkan atas ilmu pengetahuan dalam hal ini adalah ketiga pendekatan geografi yaitu pendekatan keruangan, ekologi dan kompleks wilayah. Struktur dari subjek dibangun berdasarkan gabungan dari sosial, ekonomi, ideologi, dan intelektualitas.
6
Menurut Miege (1933), terdapat 2 hal yang menarik dalam pariwisata jika dilihat dari sisi geografi yaitu mengenai perpindahan manusia dan juga mengenai sumberdaya wilayah. 1.5.2 Pariwisata Dalam buku Robert Christie Mill dan Alasyair M. Morrison 1984 The Tourism System : An Introductory Text menjelaskan bahwa tidak ada batasan dari pariwisata yang dapat diterima secara umum. Pariwisata terkait dengan wisata, perjalanan, rekreasi, dan waktu senggang. Pariwisata merupakan kegiatan seseorang dan biasanya menyenangkan. Untuk memahami tentang fenomena pariwisata, peneliti perlu mengetahui perilaku wisatawan dan potensi wisatawan. Hal ini dapat menjelaskan mengapa wisatawan memilih untuk berwisata ke tempat tersebut. Kegiatan pariwisata akan senantiasa terpengaruh atau bahkan tergantung pada ciri khas yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata (Wardiyanta, 2006). Menurut Suwantoro (1997), pariwisata merupakan suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Faktor pendorong kepergiannya dapat dikarenakan berbagai keperntingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain, misalnya sekedar ingin tahu, maupun untuk belajar. Pariwisata memiliki hubungan yang erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian, perjalanan wisata merupakan perjalanan yang dilakukan seseorang atau lebih dengan tujuan untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu misalnya kegiatan olahraga, kesehatan, konvensi, keagamanaan, dan keperluan usaha.
7
Batasan pariwisata yang dikemukakan oleh setiap pakar mengenai “pariwisata” sangat bermacam-macam, tergantung dari pandangan dan latar belakang pendidikan serta pengalaman masing-masing. Menurut Maclntosh, 1995, periwisata adalah sejumlah gejala dan hubungan yang timbul, didalamnya terdapat interaksi antara wisatawan, perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, serta pemerintah dan masyarakat selaku tuan rumah dalam menarik dan melayani wisatawan tersebut. Dalam hal ini, Maclntosh menekankan pada 4 unsur penting yaitu : -
Wisatawan (tourist) adalah orang yang melakukan perjalanan wisata
-
Para pemasok (business suppliers) yaitu perusahaan yang menyediakan kebutuhan dan keinginan serta pelayanan
-
Pemerintah (host government) yang berwenang menetapkan kebijaka, mengatur, mengarahkan agar wisatawan dapat dilayani dengan baik
-
Masyarakat (host communities) yang bertindak sebagai tuan rumah untuk memberikan pelayanan yang baik kepada wisatawan. Pariwisata dikatakan sebagai suatu industri. Pariwisata merupakan industri
Insitu artinya bahwa konsumen yang mendatangi tempat tersebut. Industri pariwisata ini bertujuan untuk memberikan dampak positif dalam perekonomian, terutama dampak multiplier effect yang ditimbulkannya. Industri pariwisata memiliki ketergantungan erat dengan seberapa besar kunjungan wisatawan ke tempat wisata tersebut. Menurut Robert Christie Mill dan Alastair M. Morrison, industri pariwisata merupakan satu kesatuan ide pariwisata yang dapat dilihat dari sudut pandang politik dan ekonomi. Menurut Yoeti (1997), terdapat tiga unsur penting yang membentuk pariwisata yaitu : -
Acessibilities of the destinations
8
Memberikan wisatawan kemudahan akses untuk dapat datang ke tempat wisata tersbut. Tanpa adanya kemudahan akses tersebut tidak mungkin suatu pariwisata dapat dikembangkan. -
Facilities of the destinations Yaitu semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama tinggal atau berkunjung.
-
Attraction of the destinations Yaitu semua obyek atau atraksi yang tersedia sebagai daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut. Dalam hal ini terjadi suatu persaingan antar tempat wisata untuk memberikan atraksi yang paling menarik untuk wisatawan.
1.5.3 Theme Parks atau Taman Hiburan Bertema Khusus Theme Parks atau taman hiburan bertema khusus berorientasi pada particular themes (bertema khusus), seperi sejarah, petualangan, fantasi dan halhal terkait masa depan, atau kombinasi yang terdapat dalam satu kawasan wisata. Selain itu di dalam kawasan wisata ini juga terdapat pertunjunkan-pertunjukan, tempat belanja dan restoran yang terdapat di dalam satu tempat hiburan yang luas. Contoh kawasan wisata yang telah terkenal dalam skala dunia adalah Disneyland di California yang dibuka pada tahun 1955. Di Jakarta, Indonesia juga dibangun konsep kawasan wisata seperti yang terdapat di Disneyland tersebut yaitu Taman Impian Jaya Ancol, namun antara Disneyland dan Taman Impian Jaya Ancol mempunyai tema yang berbeda. Taman Impian Jaya Ancol merupakan salah satu kawasan wisata terpadu yang mengusung tema wisata fantasi modern yang setiap atraksi yang terdapat di Taman Impian Jaya Ancol mempunyai tema-tema tertentu. Di dalam Taman Impian Jaya Ancol itu sendiri, atraksi yang dihadirkan tidak hanya terkait dengan wahan-wahana permainan saja, tetapi atraksi lain yang ditawarkan oleh Taman Impian Jaya Ancol untuk menarik datangnya para wisatawan antara lain seperti tersedianya tempat untuk berbelanja, tempat untuk berwisata kuliner, menikmati special events tertentu seperti konser musik atau pertunjukan lainnya, tempat untuk berolahraga dan rekreasi.
9
1.5.4 Obyek dan Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata atau obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Undang– Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, daya tarik wisataadalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan Menurut DitJen Pariwisata Republik Indonesia dalam Sujali (1989), obyek wisata dalam industri pariwisata terbagi menjadi tiga yaitu: 1.
Obyek wisata alam (Natural Resources), bentuk atau wujud dari obyek ini berupa pemandangan alam seperti bentuk lingkungan pegunungan, lingkungan pantai, atau perairan, dll.
2.
Obyek wisata budaya atau manusia (Human Resources), obyek wisata budaya lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan atau kehidupan manusia, dan wujud dari obyek budaya antara lain adalah museum, candi, kesenian dan lain-lain
3.
Obyek wisata buatan manusia (Man-made Resources), obyek wisata yang bersifat man made atau yang dipen garuhi oleh aktivitas manusia. Oleh karena itu, bentuknya tergantung pada kreativitas manusia.
MenurutSuwantoro (1997), daya tarik wisata dapat dilihat berdasarkan pada : 1.
adanya potensi yang dapat menimbulkan rasa senang
2.
adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya
3.
adanya ciri khusus
4.
adanya sarana prasarana penunjang untk melayani para wisatawan
5.
mempunyai daya tarik yang tinggi karena keindahannya 10
6.
mempunyai daya tarik tinggi karena nilai khusus
1.5.5 Atraksi Wisata Berbagai macam atraksi wisata yang berbeda-beda menarik para wisatawan untuk datang menghabiskan waktu liburan mereka ke suatu tempat wisata. Atraksi wisata menjadi salah satu elemen penting untuk membangun suatu pariwisata. Tipe pemilihan dan evaluasi dari atraksi wisata dan kegiatan harus sesuai dengan keinginan dan potensi pasar wisatawan. Hal ini akan berpengaruh terhadap kesuksesan wisata. Pendekatan yang paling penting dalam aktifitas wisata adalah yang sesuai dengan wisatawan tetapi akan lebih menarik apabila pendekatan tersebut dilakukan dengan perencanaan terlebih dahulu. Atraksi wisata merupakan bagian dari produk pariwisata. Atraksi dan kegiatan yang diberikan untuk wisatawan bermacam-macam bentuknya khususnya yang dipengaruhi oleh pasar atau permintaan dari para wisatawan. Untuk itu, di dalam suatu atraksi wisata ditemukan berbagai unsur yaitu seperti imaginasi dan fantasi. Menurut Edward Inskeep, terdapat beberapa klasifikasi atraksi wisata diantaranya yaitu : -
Natural attraction, atraksi wisata yang menampilkan potensi lingkungan alam misalnya pegunungan, pantai, air terjun, dll
-
Cultural attraction, atraksi wisata yang menampilkan unsur-unsur budaya di suatu tempat misalnya upacara adat
-
Special types of attraction, atraksi wisata yang dibuat oleh manusia misalnya adalah museum dan taman bermain. Taman Impian Jaya Ancol masuk ke dalam klasifikasi ini, karena atraksi wisata yang ditawarkan tidak terkait dengan dengan keadaan alam dan juga kebudayaan, tetapi merupakan
buatan
manusia
yang
didalamnya
digunakan
suatu
perencanaan dan juga teknologi canggih untuk membuatnya. Pengembangan wisatawan merupakan masalah antara keadaan alam dan juga kebudayaan untuk memberikan permintaan atau pilihan yang sebenarnya dari
11
potensi wisatawan yang ada (Piperoglou, 1967). Piperoglou menetapkan empat dasar tahapan dalam mengevaluasi atraksi wisata yaitu : 1.
Melakukan survei pasar untuk mengetahui pilihan para wisatawan
2.
Identifikasi dan evaluasi terhadap apa yang turis inginkan
3.
Mengetahui daerah konteks keruangan saling mempengaruhi potensi wisata
4.
Meninjau kapasitas dari wilayah dalam menyerap wisatawan yang datang ke tempat wisata tersebut
Hal terpenting adalah hubungan antara atraksi yang ditawarkan bagi para wisatawan dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh para wisatawan. Atraksi dan kegiatan harus sesuai dengan kebutuhan pasar agar kegiatan pariwisata tersebut mengalami kesuksesan. 1.5.6 Wisatawan Wisatawan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia pariwisata. Wisatawan sangat beragam, tua-muda, miskin-kaya, pria-wanita, lokal-asing yang masing-masing menikmati obyek wisata yang diinginkannya. Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist). Menurut Leiper, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan pariwisata, yang tidak lain adalah unsur manusia. Menurut UndangUndang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Pembangunan
wisatawan
mencakup
mengenai
kemudahan
dari
ketersediaan fasilitas dan juga pelayanan yang dapat diakses oleh wisatawan. Wisatawan merupakan suatu unsur penting bagi kegiatan pariwisata yang ada. Dengan adanya wisatawan, maka suatu kegiatan pariwisata akan dapat berjalan dengan baik dan dapat memberikan untung yang diharapkan oleh para pelaku wisata. Wisatawan yang datang ke suatu tempat wisata tentu saja tidak terlepas dari daya tarik yang diberikan oleh obyek wisata tersebut. Wisatawan menjadi
12
tolak ukur apakah suatu kegiatan wisata tersebut dapat dikatakan sukses atau tidaknya dan juga hal ini akan memberikan prediksi apakah kegiatan wisata tersebut dapat berlangsung secara berkelanjutan atau tidak. Kemudahan dari ketersediaan fasilitas dan juga pelayanan yang dapat diakses oleh wisatawan juga menjadi faktor penting bagi wisatawan yang datang ke tempat wisata tersebut. Terdapat beberapa hal yang ditawarkan oleh obyek wisata kepada para wisatawan untuk menarik minat wisatawan datang ke tempat wisata tersebut, yaitu: 1.
atraksi
2.
transportasi
3.
akomodasi
4.
fasilitas penunjang
5.
infrastruktur
Atraksi menyebabkan wisatawan mengunjungi tempat tersebut, pelayanan transportasi mempermudah pergerakan wisata untuk datang ke tempat wisata tujuan, akomodasi dan fasilitas penunjang (toko, restoran) melayani wisatawan ketika berada di dalam tempat wisata dan infrastruktur menjamin semua fungsi dari semua fasilitas dan pelayanan terhadap wisatawan tersebut. Fasilitas dan pelayanan tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu tujuan pembangunan, perubahan atau pembagian terhadap kegiatan lainnya. Contohnya seperti, untuk kategori tujuan pembangunan, Disneyland tidak hanya membangun atraksi atau wahan-wahana menarik tetapi juga membangun penginapan dan juga akses jalan ski-filed bagi para wisatawan. Untuk kategori perubahan, terjadi perubahan dari fungsi awal kemudian dirubah untuk kepentingan wisatawan misalnya adalah sungai difungsikan sebagai wahana permainan air. Untuk kategori untuk kegiatan lainnya, misalnya adalah gudang untuk pembuatan anggur dan juga gereja tua dijadikan sebagai suatu wahana lain untuk dinikmati oleh para wisatawan.
13
1.5.7 Penilaian Kepuasan Wisatawan Penilaian menurut arti kata Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan menilai, pemberian nilai (biji, kadar mutu, harga). Penilaian
oleh
wisatawan dapat diartikan sebagai indikator atas pemberian nilai terhadap aksesibilitas, amenitas, atraksi dan pelayanan wisata yang terdapat di suatu tempat wisata sesuai dengan perasaan wisatawan tersebut.Penilaian yang dilakukan ini akan menjelaskan bagaimana perasaan wisatawan terhadap obyek wisata yang dikunjunginya. Penilaian ini akan menjadi suatu evaluasi bagi perekembangan suatu pariwisata yang lebih baik lagi kedepannya. Hal ini dikarenakan kepuasan wisatawan menjadi salah satu unsur penting bagi kesuksesan suatu pariwisata. Dalam hal ini, penialaian yang akan dilakukan adalah terkait dengan atraksi wisata yang ditawarkan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan acuan Sapta Pesona yaitu keamana, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dna kenangan. Ketujuh hal ini akan menjadi indikator bagi atraksi yang ditawarkan suatu wisata terhadap wisatawannya
ketujuh hal ini akan dapat
mewakili penilaian terhadap kepuasan wisatawan. Kepuasan konsumen merupakan keseimbangan antara harapan dan apa yang dialami, sehingga harapan konsumen dan penyedia layanan dapat terpenuhi (Mulyati, 1994). Kepuasan wisatawan ditentukan oleh obyek wisatanya (Pearce, 1978). Kepuasan wisatawan dapat diciptakan apabila terdapat pengelolaan obyek wisata yang baik sehingga membuat wisatawan dapat menikmati wisata tersebut dengan baik. Kepuasan wisatawan diharapkan memberi dampak yang lebih luas terhadap pengembangan produk wisata di masa yang akan datang (Yoeti, 1989). Terdapat tiga tahap kegiatan untuk mendapatkan kepuasan wisatawan (Yoeti, 1999) : 1.
menemukan kebutuhan pokok wisatawan a.
informasi yang lengkap
b.
fasilitas yang bervariasi
14
c. 2.
3.
pelayanan yang terkait
mencaritahu harapan wisatawan a.
mempelajari kebiasaan wisatawan
b.
mengadakan pendekatan dengan wawancara
c.
bertanya langsung kepada wisatawan
memperhatikan harapan wisatawan a.
melengkapi fasilitas yang ada
b.
membentuk
dan
menunjuk
organisasi
yang
melaksanakan c.
mengikuti dan mengawasi pelayanan
15
1.6
Penelitian Sebelumnya Tabel 1.1
JUDUL Persepsi Wisatawan terhadap Pengemban gan Obyek Wisata Batang Dolphin Centre Persepsi Wisatawan terhadap Kualitas Obyek Wisata Pantai Depok, Kelurahan Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul Persepsi Wisatawan terhadap Potensi untuk Pengemban gan Obyek Wisata Pulau Kemaro di Kota Palembang
PENELITI Hestara Cahya Murti / 2013
Mohamma d Lastyanto/ 2009
Maharani Oktavia/ 2010
Penelitian Sebelumnya
TUJUAN -mengetahui faktor untuk penempatan lokasi BDC -mengetahui persepsi wisatawan terhadap pengembangan BDC -mengidentifikasi bentuk pengembangan BDC -mengetahui karakteristik wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Pantai Depok -mengetahui persepsi wisatawan terhadap kualitas obyek wisata Pantai Depok -memberikan arahan pengelolaan dan pengembangan obyek wisata Pantai Depok
LOKASI METODE Kabupaten Kualitatif Batang, Kecamata n Batang
HASIL Berdasarkan persepsi wisatawan didapatkan bahwa aksesibilitas kurang baik, diperlukan fasilitas penunjang yang lebih lengkap, dan atraksi wisata yang lebih dioptimalkan Pantai Kuantitatif Menurut persepsi Depok, wisatawan, kuallitas Kelurahan wisata di Pantai Depok Parangtriti termasuk dalam s, klasifikasi sedang, Kecamata diperlukannya n Kretek, pengelolaan lebih baik Kabupaten lagi terhadap Bantul keamanan, kenyamanan, dan kebersihan obyek wisata tersebut.
-mengkaji potensi obyek wisata Pulau Kemaro untuk pengembangan pariwisata -menganalisis persepsi wisatawan terhadap potensi obyek wisata Pulau Kemaro untuk pengembangan pariwisata -merumuskan arahan pengembangan obyek wisata Pulau Kemaro sesuai dengan potensi yang dimiliki
Pulau Kemaro, Kota Palemban g
Kuantitatif Menurut persepsi wisatawan fasilitas, atraksi, dan infrastruktur wisata di Pulau Kemaro masih kurang baik tetapi keamanan yang terdapat di obyek wisata cukup baik. Potensi wisata di pulau Kemaro masih perlu ditingkatkan lagi.
16
1.7
Kerangka Pemikiran
Taman Impian Jaya Ancol (Obyek Wisata)
Supply
Non Atraksi
Demand
Atraksi
Wisatawan
Atlantis Water Adventure
Konsep
Dunia Fantasi
Inovasi
Gelanggang Samudera
Estetika
Seaworld
Obyek yang ditampilkan
Pantai
Penilaian Atraksi
Variasi
Kesan Penilaian Wisatawan
17