BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Hotel menjadi salah satu solusi tempat sementara seseorang/kelompok untuk menginap selama mereka pelakukan keperluannya di daerah/kota tersebut. Tidak heran di jaman sekarang ini dengan gampangnya kita dapat menjumpai Hotel berbintang di kota-kota besar dengan segudang sarana dan fasilitas terbaik untuk para tamunya. Potensi tapak yang berdekatan dengan salah satu pusat bisnis di Jakarta memberikan dampak positif untuk menarik para pebisnis untuk menggunakan akomodasi penginapan dan fasilitas di hotel ini. Karakteristik pebisnis yang lebih banyak berada di luar lingkungan hotel, menentukan kelas hotel tersebut. Dari sifatnya terlihat bahwa fasilitas-fasilitas pendukung akan sangat sedikit terpakai oleh tamu hotel. Oleh karena itu, penyediaan fasilitas pendukung diminimalkan dan disesuaikan dengan syarat kelas hotel yang akan dipilih. Bangunan Hotel dengan fasilitas dan sarana yang ada cenderung sangat boros dalam penggunaan energi khususnya listrik. Penggunaan energi listrik tersebut dibutuhkan oleh bangunan hotel untuk memenuhi kebutuhan fasilitas dan sarananya. Meivirina Hanum dan Chairul Murod (2011) berpendapat bahwa “Sistem penghawaan dan pencahayaan buatan ditengarai dan dianggap sebagai sumber pemborosan energi terbesar dalam bangunan, yaitu sekitar 60% dari energi yang digunakan dalam suatu bangunan”. Dari kutipan tersebut sudah seharusnya dalam proses perancangan arsitektur perlu memperhatikan dan meminimalisir penggunaan energi listrik khususnya pada penghawaan dan pencahayaan buatan dalam desainnya, serta mencari potensi site sehingga penghawaan dan pencahayaan alami dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dalam perancangan City Hotel ini diharapkan mampu meminimalkan penggunaan energi seefisien mungkin sehingga tidak terjadi pemakaian energi yang besar khususnya listrik tetapi juga tidak mengganggu kenyamanan tamu dan melupakan fungsi dasar dari Hotel itu sendiri.
1
1.2
Latar Belakang Pemilihan Topik dan Tema Tidak dipungkiri, bahwa dalam setiap pembangunan memakan energi yang cukup besar. Energi tersebut berupa energi yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Menurut Priatman (2002), hampir 50% konsumsi energi fosil dunia digunakan untuk kebutuhan energi bangunan. Dari kenyataan tersebut maka
sudah
seharusnya
diperlukan
kesadaran
untuk
memeperhatikan
pembangunan yang sifatnya keberlanjutan yaitu salah satunya dengan cara menghemat pemakaian energi listrik. Prianto (2007) berpendapat bahwa, “Di era semakin maju dan serba modern, kehadiran listrik sudah menjadi kebutuhan primer kehidupan manusia. Segala kelengkapan kebutuhan hidup kini mengkonsumsi energi listrik, bahkan untuk tempat berlindungpun (rumah/bangunan) dalam usaha menciptakan kenyamanan. Seiring dengan terjadinya pemanasan bumi yang terjadi akhir-akhir ini, maka tak ayal bila sebagian orang membutuhkan penghawaan buatan seperti AC (Air Conditioner) untuk menjaga suhu ruangan tetap nyaman”. Untuk bangunan yang berada di daerah tropis, salah satu kunci sukses dalam konsep hemat energi adalah bangunan yang dapat beradaptasi dengan kondisi iklimnya. Kondisi iklim tersebut mencakup temperatur udara, kelembaban udara, pergerakan udara, dan curah hujan. Namun, yang menjadi permasalahan utama adalah daerah tropis memiliki temperatur dan kelebaban udara yang tinggi (temperatur maks 32 °C menurut buku Bangunan Tropis) dan pergerakkan udara yang lambat. Hal ini terkadang menyebabkan aktifitas manusia di dalam bangunan tersebut terganggu karena tidak adanya kenyaman thermal. Temperatur udara yang tinggi diluar bangunan seringkali dijawab dengan penggunaan Air Conditioner (AC) pada interior bangunan. Menurut Prianto (2007), penghawaan buatan seperti AC akan memakai 40-50% dari total kebutuhan listrik pada bangunan. Dari kenyataan tersebut, dalam proyek City Hotel ini perlu adanya pemecahan masalah dalam bentuk desain dan program ruang agar penghawaan alami dapat dimanfaatkan secara optimal dan udara dapat mengalir secara baik sehingga dapat mengurangi pemakaian energi untuk penghawaan buatan tersebut.
2
Pencahayaan pada ruangan dapat menggunakan energi sinar matahari sehingga dapat menghemat penggunaan energi listrik untuk lampu-lampu disiang hari. Mengacu pada teori D.K Ching (1999) yang berpendapat bahwa, “Sebuah bukaan dapat diorientasikan untuk menerima cahaya matahari secara langsung. Pengaruh-pengaruh yang mungkin sangat menentukan dari cahaya matahari langsung seperti halnya dengan perasaan silau dan rasa panas yang amat sangat dapat dikurangi dengan alat-alat pelindung yang dibuat menjadi bentuk bukaan atau dibentuk dari pembayangan pohon-pohon di dekatnya atau struktur-struktur disebelahnya”. Radiasi matahari yang masuk kedalam ruangan merupakan penyebab utama ruang menjadi panas. Dari kenyataan tersebut diperlukan penyelesaian masalah arsitektur agar pencahayaan alami dapat dilakukan secara optimal tanpa membawa radiasi matahari.
1.3
Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan utama yang ingin dicapai dalam desain City Hotel dengan topik Efisiensi dalam penggunaan energi listrik ini adalah: o Mendesain suatu bangunan yang memperhatikan aspek keberlanjutan serta menghemat dalam penggunaan energi khususnya listrik yang bertujuan untuk menekan biaya operasionalnya. o Penghematan energi melalui pengoptimalan penghawaan dan pencahayaan alami sehingga penggunaan energi listrik dalam hotel ini dapat diminimalkan. o Merancang bangunan yang dapat beradaptasi dengan kondisi iklim tropis sehingga kenyamanan thermal manusia didalamnya dapat terjaga dengan baik.
1.4
Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan karya tulis ini mencakup pembahasan tentang konsep desain berkelanjutan yang memfokuskan pada penghematan pemakaian energi listrik. Pencapaiannya dengan cara memaksimalkan potensi site terhadap penghawaan dan pencahayaan alami sehingga mengurangi penggunaan energi listrik untuk pemakaian penghawaan dan pencahayaan buatan.
3
1.5
Sistematika Pembahasan Karya tulis yang mengawali proses perencanaan dan perancangan City Hotel di kawasan Glodok Jakarta ini disusun dalam beberapa bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut : • BAB 1 : PENDAHULUAN Merancang bangunan hotel yang berkonsep hemat energi dalam pemakaian listrik sebagai salah satu faktor aspek desain berkelanjutan.
Penerapannya
melalui
pengoptimalan
penghawaan dan pencahayaan alami dalam bangunan serta merancang bangunan yang dapat beradaptasi dengan kondisi iklim tropis guna mencapai kenyamanan thermal manusia yang berada didalam bangunan hotel tersebut. • BAB 2 : TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Pendekatan hotel sebagai sarana akomodasi penginapan dan fasilitas-fasilitas pendukungnya serta studi banding proyek yang menerapkan konsep serupa dengan topik yang diambil. Pembahasan
teori-teori
penghawaan
dan
pendukung
pencahayaan
tentang
alami
pemanfaatan
sehingga
mampu
menjawab permasalahan arsitektur dalam perancangan nantinya. • BAB 3 : PERMASALAHAN Mengungkapkan permasalahan arsitektur yang berpotensi muncul ketika penerapan konsep penghawaan dan pencahayaan alami pada bangunan. Permasalahan tersebut ditinjau dari aspek manusia, lingkungan dan bangunan. • BAB 4 : ANALISA Menganalisa permasalahan arsitektur yang kemudian mencari alternatif desain untuk menjawab pertanyaan tersebut sehingga penghawaan dan pencahayaan alami dapat diterapkan secara baik pada bangunan. • BAB 5 : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
4
Merancang City hotel dengan meninjau dari sisi makro dan mikro. Menerapkan konsep penghawaan dan pencahayaan alami pada bangunan sesuai dengan analisa yang sudah dilakukan sehingga penerapannya baik secara fungsi, estetika dan struktur.
5
1.6
Kerangka Berpikir
Latar Belakang Merancang bangunan City Hotel yang berkonsep hemat dalam penggunaan energi listrik dengan pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada bangunan.
Maksud dan Tujuan Menghadirkan bangunan hotel yang dapat beradaptasi dengan kondisi iklim tropis sehingga manusia yang ada dibangunan tersebut dapat terjaga kenyamanan thermalnya.
• • • •
Permasalahan Hemat energi listrik Pencahayaan alami Penghawaan alami Kenyamanan thermal
Analisa Menganalisa permasalahan arsitektur dan mencari jawaban dalam bentuk konsep sehingga penghawaan dan pencahayaan alami dapat diterapkan dalam bangunan.
Landasan Teori Teori tersebut antara lain: • Menghalau radiasi matahari • Distribusi cahaya ke dalam ruangan • Mengalirkan udara • Orientasi bangunan • Kenyamanan thermal
Konsep Perancangan Kesimpulan dari tahap analisa dan penerapannya pada desain. Skematik Desain
Perancangan
Gambar 1.6.1 Kerangka Berpikir
6