BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Zaman sekarang penerapan dan pengaplikasian teknologi telah merambah ke kancah dunia pendidikan. Teknologi memiliki peran penting dalam perkembangan pendidikan karena dengan adanya teknologi telah membantu meringankan sistem belajar dan mengajar serta meningkatkan kualitas pendidikan. Hal tersebut banyak dimanfaatkan civitas akademik dalam menjalankan kegiatan, sehingga dapat berjalan efektif dan efisien. Pemanfaatan teknologi yang berkualitas dalam dunia pendidikan banyak di terapkan pada perguruan tinggi. Karena menurut Prof. Dr. Yusuf Hadi Miarsu (2004:322) perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang menekankan perkembaangan pada kemampuan akademik dan keterampilan profesional sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja. Perguruan tinggi berfungsi untuk mencerdaskan bangsa, maka dari itu perguruan tinggi memiliki visi dan misi yang dapat memberikan ciri khas tersendiri untuk dicapai. ITENAS merupakan kampus berbasis teknologi yang memiliki rencana untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul dalam bidang teknologi dan seni pada tahun 2030 sesuai visinya yaitu menjadi perguruan tinggi terkemuka di bidang teknologi dan seni, yang berperan aktif dalam pembangunan berkelanjutan di lingkup nasional dan global, berdasarkan nilai integritas, kualitas dan inovasi yang tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka ITENAS melakukan pembangunan berkelanjutan pada fasilitas kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap tercapai visinya. Salah satu fasilitas tersebut adalah perpustakaan pusat. Perpustakaan pusat ITENAS merupakan tempat yang menunjang kegiatan pembelajaran di luar kelas dengan tugas utamanya yaitu memelihara, menyajikan dan mengolah bahan pustaka untuk melayani sivitas akademik. Keberadaan sebuah perpustakaan di masyarakat
1
merupakan salah satu indikator/ukuran tentang tingkat kemajuan masyarakat disekitarnya (Suwarno,2006:160). Oleh sebab itu, kondisi sebuah perpustakaan yang maju dan modern merupakan indikator sebuah perguruan tinggi yang mampu memenuhi kebutuhan mahasiswa, dengan terpenuhinya kebutuhan mahasiswa melalui fasilitas dan kondisi perpustakaan yang nyaman maka secara langsung telah membantu pencapaian perguruan tinggi tersebut dalam mencapai visi dan misinya. Sesuai dengan tujuan pembangunan ITENAS tahun 2030, perpustakaan ITENAS belum memenuhi kriteria yang unggul dalam bidang teknologi dan seni karena tingkat keaktifan mahasiswa dalam menggunakan fasilitas perpustakaan masih rendah dari perpustakaan perguruan tinggi serupa. Hal tersebut dapat disebabkan karena belum adanya perubahan yang signifikan pada interiornya dari awal berdiri hingga sekarang sehingga masih terlihat kaku pada interiornya yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman modern sekarang. Dapat dibuktikan bahwa setelah dilakukan peninjauan ulang dan desain ulang maka terjadi peningkatan pengunjung pada perpustakaan serupa. Maka dari itu perlunya redesain terhadap perpustakaan itenas sehingga Perpustakaan dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan mensejahterakan penggunanya melalui fasilitas dan suasana yang nyaman. Untuk mencapai visi tahun 2030, pihak perpustakaan ITENAS berencana mengubah imej perpustakaan yang hanya berfungsi sebagai sarana penunjang belajar saja, tetapi juga sebagai tempat pengembangan ilmu pengetahuan serta memperbaiki kondisi perpustakaan sesuai standar perpustakaan nasional (SNP) dan menerapkan desain yang lebih inovatif lagi, dengan cara penataan ruangan yang menarik dan fungsional (Suwarno,2008). Karena dilihat dari kondisi perpustakaan ITENAS sekarang belum sesuai dengan SNP yang tercantum pada UU No. 43 tahun 2007. Dilihat dari pencahayaan yang kurang optimal untuk menunjang aktifitas pada area koleksi lantai 1 dan tidak adanya fasilitas ruang serbaguna yang memenuhi standar perpustakaan untuk memfasilitasi kegiatan mahasiswa.
2
Maka dari itu untuk mencapai visi ITENAS, perlu menerapkan desain yang inovatif pada interior perpustakaan sesuai SNP dengan pengaplikasian teknologi dan seni pada fasilitas yang diberikan. Sehingga perpustakaan dapat mencapai keunggulan sesuai visi yang menjadi tujuan ITENAS pada tahun 2030. Oleh sebab itu, peran ITENAS untuk mencapai visi di tahun 2030 dapat melalui penataan ulang perpustakaan pusat yang memiliki desain dengan kriteria yang merepresentatifkan unggul dalam bidang teknologi dan seni. Perpustakaan pusat ITENAS yang akan datang diharapkan mampu mendukung seluruh kegiatan mahasiswa dan mampu memberikan inspirasi yang lebih untuk pengguna sehingga dapat menciptakan ide-ide yang lebih berinovasi dalam bidang teknologi dan seni.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pengamatan lapangan dari uraian latar belakang diatas munculah beberapa masalah dalam perancangan ini. Berikut beberapa permasalahan yang di dapat pada objek, sebagai berikut : 1. Fasilitas perpustakaan ITENAS yang ada tidak sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan. 2. Perpustakaan belum mencerminkan visi dan misi ITENAS.
1.3 Rumusan Masalah Berikut beberapa rumusan masalah yang di dapat dari identifikasi masalah diatas. Sebagai berikut : 1. Bagaimana menerapkan fasilitas perpustakaan ITENAS yang sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan? 2. Bagaimana menerapkan desain sesuai visi dan misi ITENAS?
1.4 Batasan Masalah Berikut beberapa batasan masalah pada perancangan : 1. Perancangan yang dilakukan hanya meliputi ruang yang ada di perpustakaan pusat ITENAS dan fasilitas interior yang diberikan.
3
2. Teknologi yang diaplikasikan dalam desain, mengacu pada definisi teknologi. 3. Redesain perpustakaan mencakupi seluruh fasilitas yang ada pada perpustakaan pusat ITENAS dengan luas bangunan 2244 m2 yang terdiri dari 3 lantai.
1.5 Tujuan Adapun tujuan dari perancangan re-desain sebagai berikut : 1. Memberikan suasana yang baru mengikuti perkembangan zaman saat ini. 2. Untuk memberikan identitas kampus yang berbasis teknologi untuk mencapai visinya dalam penerapan interior perpustakaan ITENAS. 3. Memberikan kesan positif pada perpustakaan ITENAS untuk mendukung kegiatan belajar.
1.6 Manfaat Adapun manfaat yang di berikan dari perancangan ini sebagai berikut : Manfaat untuk keilmuan desain interior : 1. Sebagai sumber referensi untuk yang berkeinginan melakukan perkembangan desain pada perpustakaan pusat perguruan tinggi. Manfaat bagi pengguna yaitu : 1. Pengguna mendapatkan fasilitas sesuai kebutuhan dengan standar perpustakaan. 2. Merasakan
kenyamanan
saat
melakukan
kegiatan
di
dalam
perpustakaan ITENAS. 3. Tidak merasakan suasana yang kaku dan tegang di dalam perpustakaan. Manfaat bagi perpustakaan ITENAS : 1. Dapat mencapai visinya memalui perpustakaan yang dikenal positif oleh masyarakat.. 2. Terbentuknya organisasi ruang yang baik sesuai Standar Nasional Perpustakaan.
4
1.7 Metode Perancangan Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut : -
Survey lapangan dan melihat langsung kondisi perpustakaan umum ITENAS maupun perpustakaan umum di beberapa instansi kampus.
-
Mengumpulkan studi literatur, arsip,media cetak, dan internet.
-
Mengambil foto ruangan sebagai data dokumentasi.
1.8 Kerangka Berpikir
Fenomena/isu 1. Penerapan teknologi sudah merambah ke dunia pendidikan 2. ITENAS sedang dalam proses perbaikan secara menyeluruh untuk mencapai visi 3. Perpustakaan belum mencerminkan visi dan misi ITENAS
Pemasalahan 1. Perpustakaan belum memenuhi SNP 2. Pencahayaan yang tidak optimal pada area koleksi umum 3. Perpustakaan belum mencerminkan visi dan misi ITENAS
Tujuan Meredesain perpustakaan pusat itenas sesuai SNP yang memiliki tampilan baru dan membuat suasana ruangan yang kondusif untuk belajar sesuai dengan karakter pengguna.
Bagan 1.1. Kerangka Berpikir (Sumber : Penulis,2016)
5
1.9 Sistematika Penulisan Metode penulisan yang dipakai adalah analisis deskriptif dimulai dengan : BAB I PENDAHULUAN Merupakan penjabaran masalah yang isinya berupa latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, teknik pengumpulan, kerangka berpikir, dan sistemaatika penulisan.
BAB II KAJIAN LITERATUR DAN DATA PERANCANGAN Memuat tentang penguraian yang menjelaskan dasar pemikiran dari teori-teori atau literatur yang dapat menjadi acuan untuk perancangan dan mengumpulkan data survey melalui pengamatan langsung dan wawancara serta menganalisis data yang terkumpul untuk dijadikan sebagai analisa konsep perancangan interior.
BAB III KONSEP PERANCANGAN DESAIN INTERIOR Merupakan tahap kegiatan pekerjaan perancangan desain interior perpustakaan ITENAS Bandung, yang berisikan konsep perancangan, organisasi ruang, gambar kerja, konsep visual (konsep bentuk, konsep material dan konsep warna), utilitas dan perspektif 3D ruang.
BAB IV KONSEP PERANCANGAN VISUAL DENAH KHUSUS Membahas tentang denah khusus dimulai dari pemilihan denah khusus, konsep ruang, gambar kerja denah khusus, utilitas denah khusus dan visual denah khusus.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan dan saran.
6
BAB II KAJIAN LITERATUR DAN DATA PERANCANGAN
2.1
Kajian Literatur
2.1.1. Definisi Re-Desain American Heritage Dictionary (2006) mengatakan bahwa “redesign means to make a revision in the apperance or function of’, yang dapat diartikan
membuat
revisi
dalam
penampilan
atau
fungsi
(Nuswantoro,2014). Sehingga re-desain dapat disebut sebagai peancangan ulang dengan fungsi yang benar dan penampilan lebih menarik dari sebelumnya.
2.1.2. Definisi Perpustakaan Secara Umum Beberapa menurut sumber mengenai definisi perpustakaan, yaitu :
Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang substansinya merupakan sumber informasi yang setiap saat dapat digunakan oleh pemustaka jasa lainnya. Selain buku, di dalamnya juga terdapat bahan cetak lainnya seperti majalah, laporan, pamflet, prosiding, naskah, lembaran musik, dan berbagai karya media audiovisual (Suwarno,2008:9).
Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata susuan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki, Wiji Suwarno,2008:9).
Menurut Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, bahwa perpustakaan sebagai tempat wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertaakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional (perpusnas.go.id 6 Feb 7:10).
7
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional dengan system yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka yang tercantum pada Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 1. Dari pengetian perpustakaan diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan sebuah gedung/bangunan sebagai wahana belajar yang menyimpan kumpulan koleksi buku, majalah, jurnal, refrensi atau koleksi film dan kumpulan karya guna memenuhi kebutuhan pendidikan, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka secara berkelanjutan.
Jenis-Jenis Perpustakaan Sebagaimana yang tecantum dalam Undang-Undang No.43 Tahun 2007 Bab 1 Pasal 20, ada beberapa jenis perpustakaan, yaitu : a) Perpustakaan Nasional; b) Perpustakaan Umum; c) Perpustakaan Khusus; d) Perpustakaan Perguruan Tinggi; e) Perpustakaan Sekolah/Madrasah; Namun menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Perguruan Tinggi, yaitu : a) Perpustakaan Perguruan Tinggi b) Perpustakaan Sekolah Menengah Atas c) Perpustakaan Sekolah Menengah Pertama d) Perpustakaan Sekolah Dasar
2.1.3. Perpustakaan Perguruan Tinggi Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang menekankan pengembangan pada kemampuan akademik dan keterampilan profesional sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja
8
(Miarsu,2004:322). Perpustakaan sangat penting pada setiap institusi perguruan tinggi, sehingga semestinya setiap lembaga tersebut memiliki perpustakaan yang lengkap dan berfungsi dengan baik, serta dimanfaatkan secara optimal (Sutarno,2006:46). Dapat disimpulkan bahwa kondisi perpustakaan di perguruan tinggi sangat penting diperhatikan karena akan berdampak pada kemajuan dan kesejahteraan sebuah institusi perguruan tinggi tersebut. Oleh sebab itu, kemajuan perpustakaan mencerminkan kemajuan yang dicapai dalam perguruan tinggi tersebut..
Perpustakaan Tinggi adalah sebuah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara professional dengan sistem baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengajar dan mahasiswa di perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi juga terbuka untuk publik (SNP 010,2011)
Tercantum pada Undang-Undang No.43 Tahun 2007 Pasal 24 bahwa “Setiap perguruan tinggi menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan” (perpunas.co.id).
Maksud dari kalimat diatas adalah setiap perpustakaan yang berada di lingkungan
perguruan
tinggi
dianjurkan
mengacu
pada
Standar
Perpustakaan Nasional. Sehingga, dalam melaksanakan pelayanan, pembinaan dan pengembangan perpustakaan Nasional dapat terpenuhi sesuai acuan dasar penyelenggaraan perpudtskaan perguruan tinggi.
2.1.4. Hubungan Antara Perpustakaan, Lembaga Pendidikan dan Informasi Di perguruan tinggi, perpusakaan sering di istilahkan sebagai “Jantung Perguruan Tinggi”. Hal ini berarti perpustakaan memiliki peranan penting di dunia pendidikan. Jika jantungnya lemah, tubuh lainnya juga akan menjadi lemah (Suwarno,2010:17). Peran perpustakaan sebagai
9
sumber informasi membantu perguruan tinggi untuk menyebarkan informasi yang di mana, informasi tersebut di kebangkan dan di simpan pada perpustakaan. Hal tersebut dapat di jelaskan pada bagan berikut :
Perpustakaan
Perguruan Tinggi
Informasi/ Pengetahuan Bagan 2.1. Hubungan Perpustakaan dengan Informasi (Sumber : Suwarno,2010)
Dapat disimpulkan bahwa perpustakaan dan perguruan tinggi memiliki persamaan yaitu, bertugas menyebarkan dan menyerap informasi/pengetahuan yang dihasilkan satu sama lain. Perbedaanya perguruan tinggi memberikan informasi langsung kepada anak didik sesuai dengan kurikulum lembaga, sedangkan perpustakaan memberikan informasi secara mandiri yang tidak terkait oleh kurikulum dan setiap saat berkembang sesuai dengan kebutuhan. Agar pendidikan dapat menjalankan fungsinya dengan baik, harus ada perubahan dan pembaruan paradigma (Suwarno,2010).
Paradigma Lama dan Baru Paradigma lama menurut Sulistyo-Basuki (1991) dalam Suwarno (2010) memberikan gambaran fungsi perpustakaan dalam kehidupan masyarakat sebagai berikut.
10
Tabel 2.1. Paradigma Perpustakaan (Sumber : Suwano,2010)
Lama
Baru Pengetahuan
Sebagai fungsi simpan karya, hanya sebagai penyimpan hasil karya masyarakat.
Sebagai fungsi informasi, hanya memberikan informasi kepada masyarakat.
Sebagai simpan saji karya, yaitu perpustakaan yang menyeleksi bahan pustaka untuk disimpan dan disebarkan. Pusat Sumber Daya Informasi, yaitu perpustakaan yang mengelola secara detail untuk informasi yang dibutuhkan masyarakat Pusat Sumber Belajar, yaitu
Fungsi pendidikan, hanya
perpustakaan bertugas untuk
memberikan fasilitas untuk
mencerdaskan bangsa dengan
membaca dan belajar.
menyediakan informasi akurat untuk penelitian dan karya ilmiah lainnya.
Fungsi rekreasi, menyediakan
Rekreasi dan Re-Kreasi, yaitu
bahan pustaka yang bersifat
menyediakan teman yang nyaman
menghibur.
untuk menghasilkan karya karya baru.
Fungsi Kultural, sebagai media menampung kebudayaan bangsa dalam bentuk tulisan.
Mengembangkan Budaya, perpustakaan berfungsi untuk memberikan fasilitas untuk meningkatkan kebudayaan bangsa.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan, bahwa perubahan paradigma sangat membantu untuk mencerdaskan bangsa dengan pengembangan fasilitas dan meningkatkan kualitas yang menjadi sumber informasi akurat untuk digunakan oleh masyarakat.
11
2.1.5. Tugas Dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Tugas perpustakaan merupakan hal kewajiban yang harus diberikan dan dirasakan oleh pemustaka. Sehingga, citra dari perpustakaan perguruan tinggi tersebut akan terorganisisr dengan baik. Menurut pedoman penyelenggara perpustakaan (2000:5)
tugas
perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat pustaka serta kampus (repository.usu.ac.id 6 feb 2016 23.56). Wiese (1999:11) dalam salah satu jurnal Universitas Sumatera Utara yang membahas mengenai perpustakaan, mengutarakan bahwa terdapat beberapa tugas perpustakaan perguruan tinggi: a.
Mensuplai informasi
b.
Mengemban hasrat ingin tahu
c.
Memberikan inspirasi, ide baru dan semangat ingin maju
d.
Memberikan bermacam-macam pandangan dan pendapat
e.
Membantu siswa belajar mandiri
f.
Memberikan ketrampilan penggunaan jasa perpustakaan
g.
Meningkatkan ketrampilan membaca dan memperkaya perbendaharaan kata.
h.
Menyajikan karya sastra yang baik
i.
Memberikan informasi tentang karir dan hobi
j.
Sebagai batu loncatan untuk mengenal jasa perpustakaan Dari pendapat diatas mengenai tugas perpustakaan, maka dapat disimpulkan bahwa tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah membantu dan memberikan segala kebutuhan mahasiswa untuk mendukung kegiatan akademik. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (Depdiknas, 2004: 3). Disebutkan bahwa terdapat beberapa fungsi perpustakaan perguruan tinggi (eprints.uny.ac.id 07 Feb 2016 1:30), diantaranya :
12
a.
Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karenaitu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
b.
Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.
c. Fungsi Riset Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. d. Fungsi Rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat, dan daya inovasi pengguna perpustakaan. e. Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tinggi yakni sivitas akademika dan staf nonakademik. f. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. g. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakkan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
13
Hal lain diutarakan oleh Noerhayati (1987: 53), yang membagi fungsi tersebut menjadi dua bagian (eprints.uny.ac.id,07 Feb 2016,1:40) yaitu, sebagai berikut. a. Ditinjau dari segi proses pelayanannya berfungsi sebagai: pusat pengumpulan informasi, pusat pelestarian informasi, pusat pengelolaan informasi, pusat pemanfaatan informasi dan pusat penyebarluasan informasi. b. Ditinjau dari segi program kegiatan perguruan tinggi berfungsi sebagai pusat pelayanan informasi untuk: program pendidikan dan pengajaran, program penelitian dan program pengabdian masyarakat. Dari uraian pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan memfasilitasi semua kebutuhan kegiatan civitas akademik. 2.1.6. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Perpustakaan Perguruan Tinggi a.
Visi dan Misi Visi Perguruan Tinggi tidak lepas dari pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Suwarno,2008:38). Misi Perguruan Tinggi yaitu ikut serta mencerdaskan bangsa dan memberikan kemudahan kepada pengembangan informasi peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
b. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi menurut SNP, yaitu : Menyediakan bahan perpustakaan dan akses informasi bagi pemustaka untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarkat. Mengembangkan, mengorganisasi, dan mendayagunakan koleksi. Meningkatkan literasi informasi pemustaka. Mendayagunakan teknologi dan informasi. c. Data
Melestarikan bahan perpustakaan baik isi maupun medianya. Sasaran Perpustakaan Informasi
Knowledg e
Wisdom
Enlightment
Bagan 2.2. Sasaran Perpustakaan (Sumber: Suwarno, 2010)
14
Pada diagram diatas menunjukan bahwa perpustakaan bertugas mencari data untuk menyimpan dan menyebarkan informasi kepada masyarakat yang di manfaatkan oleh pemustaka. Sehingga, pemustaka dapat memilih dan mengolah data yang dibutuhkan sehingga pemustaka dapat lebih bijaksana dalam memperluas ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Lalu dapat menjadi orang yang terdidik dan terpercaya karena sudah dapat memberikan ilmu pengetahuan yang lebih luas dengan dasar dasar yang kuat. 2.1.7. Struktur Organisasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Menurut Standar Nasional Perpustakaan Struktur Organisasi Perguruan Tinggi, meliputi : Struktur organisasi perpustakaan perguruan tinggi mencakup kepala perpustakaan, layanan pembaca, layanan teknis, teknologi informasi dan komunikasi serta tata usaha. Status perpustakaan adalah sub sistem dari sistem pendidikan, bukan unit pelaksana teknis. Kepala perpustakaan menjadi anggota senat akademik perguruan tinggi. Struktur perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut:
Bagan 2.3. Struktur Organisasi Perpustakaan (Sumber :Standar Nasional Perpustakaan,2011) Pengetahuan 15
2.1.8. Tata Laksana Kerja Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi Tata Laksana kerja dalam perpustakaan merupakan ruang lingkup kerja guna untuk menentukan besaran kebutuhan ruang setiap pengguna. a. Kepala perpustakaan -
Mengatur secara garis besar program kerja dan sistem kerja dalam pelaksanaan perpustakaan.
-
Merencanakan program-program kegiatan atau kerja pokok beserta anggaran dan fasilitas fisik perpustakaan secara periodik.
-
Mengawasi, meneliti, dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan atau program kerja.
b. Teknologi komunikasi dan Informasi -
Mengengelola hardware
-
Mengelola Softwere
-
Mengelola Web
c. Tata Usaha -
Tata usaha meliputi bagian administrasi untuk mengatur keuangan perpustakaan.
-
Bertugas dalam surat menyurat untuk kepentingan perpustakaan
-
Bertugas untuk menyediakn perlengkapan untuk kebutuhan perpustakaan.
-
Bertugas sebagai pemelihara dan pengelolaan perpustakaan.
d. Layanan Teknis -
Bertugas untuk menyeleksi bahan pustaka yang berkualitas.
-
Bertugas menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan untuk mahasiswa
-
Bertugas mengklasifikasikan koleksi yang dipisahkan dan disusun yang sudah diberikan kode-kode pada buku sesuai klasifikasi yang dipakai.
-
Bertugas sebagai inventarisasi koleksi yang mencatat koleksi di buku induk sebagai bukti pembendaharaan.
-
Bertugas untuk mengolah katalog secara sistematis.
16
-
Bertugas untuk merawat bahan pustaka dan mengembangkan koleksi.
e. Layanan pemustaka -
Bertugas melayani pembuatan anggota baru
-
Bertugas mendata peminjaman dan pengembalian koleksi
-
Bertugas membantu pengguna untuk pencarian buku yang sulit ditemukan.
2.1.9. Sistem waktu dan pelayanan perpustakaan perguruan tinggi Sistem pelayanan pada perpustakaan harus direncanakan dengan jelas sehingga pengguna dapat memanfaatkan buku di perpustakan dengan baik. Ada dua jenis sistem dalam pelayanan pada perpustakaan, yaitu : a. Sistem Pelayanan Terbuka Sistem pelayanan terbuka (Open access) memiliki sistem yang dimana pengguna dapat memilih bahan pustaka atau koleksi secara mandiri pada rak buku. b. Sistem Pelayanan Tertutup Pada sistem pelayanan tertutup (Close Accses) para pengguna tidak bisa langsung mengambil buku sendiri pada rak, tetapi harus mencari buku yang diinginkan pada katalog dan di berikan kepada petugas sehingga petugas yang akan mengambilkan buku tersebut.
2.1.10. Sarana Perpustakaan Perguruan Tinggi Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP), Perpustakaan perguruan tinggi harus memiliki kriteria yang tercantum dalam SNP perguruan tinggi, yaitu sebagai berikut : a. Perpustakaan menyediakan gedung/luasan lantai sebagai berikut: Jumlah Mahasiswa
Luas Ruang (m²)
>1.000
200
1.000 - 2.500
500
2.500 - 5000
1.000
5001 – 7.500
1.500
17
7.501 – 10.000
2.000
10.001 – 20.000
4.000
b. Adapun komposisi ruang, sebagai berikut :
Area koleksi 45%
Area Pemustaka 25%
Area Kerja 10%
Area lain/Toilet, ruang tamu, seminar/teater,lobi 20%
c. Adapun Pengendalian kondisi ruangan, sebagai berikut :
Pengaturan Pencahayaan Area Baca (majalah dan surat kabar) 200 Lumen
Area Baca (ruang baca umum)
400 Lumen
Area Baca (ruang rujukan)
600 Lumen
Area sirkulasi
600 Lumen
Area pengolahan
400 Lumen
Area akses tutup
100 Lumen
Area koleksi buku
200 Lumen
Area kerja
400 Lumen
Area pandang dengar
100 Lumen
Kelembaban Ruang koleksi buku
45 - 55%
Ruang microfilem
20- 21%
Tempratur Area baca pemustaka, area koleksi dan area ruang kerja 20 – 25 Celcius.
d. Adapun Sarana Perpustakaan Perguruan Tinggi, sebagai berikut :
Perpustakaan memiliki Standar Sarana yang tercantum pada SNP, sebagai berikut :
18
Tabel 2.2. Struktur Organisasi Perpustakaan (Sumber :Standar Nasional Perpustakaan,2011) (www.perpusnas.go.id) Pengetahuan
2.1.11. Klasifikasi dan Komponen Koleksi Perpustakaan Klasifikasi menurut Melvil Dewey (1876) secara umum klasifikasi dibagi menjadi 10 golongan besar berdasarkan DDC (Dewey Decimal classification), sebagai berikut : 100. Philosophy (Filsafat) 200. Religion (Agama) 300. Social Sciences (Ilmu Kemasyarakatan) 400. Language (Bahasa) 500. Natural Sciences (Ilmu Mueni) 600. Technologi (Teknologi) 700. TheArts (Kesenian, Arsitektur dan Olah Raga) 800. Literature (Kesusastraan) 900. History (Sejarah, Biografi) 000. GeneralWorks (Karya-karya Umum) Komponen koleksi perpustakaan perguruan tinggi menurut Soedibyo (1987) :
19
a. Buku teks
e.
Penerbitan perguruan tinggi
b. Buku referens
f.
Penerbitan pemerintah
c. Pengembangan ilmu
g.
Koleksi khusus
d. Penerbitan berkala
h.
Koleksi bukan buku.
2.1.12. Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi Koleksi Perpustakaan perguruan tinggi memiliki jumlah minimal yang sudah diatur oleh Standar Perpustakaan Nasional Perguruan Tinggi (SNP) sebagai berikut : a.
Jenis dan Jumlah Koleksi -
Koleksi perpustakaan terdiri dari karya tulis, karya cetak dan karya rekam yang terdiri dari fiksi dan nun fiksi.
-
Koleksi non fiksi terdiri atas buku wajib mata kuliah, bacaan umum, referensi, terbitan berkala, muatan lokal, laporan penelitian dan literatur.
-
Jumlah wajib buku terdiri dari 1 program studi X (144 sks : 2 sks/mata kuliah) X 2 judul permata kuliah = 144 judul wajib program studi.
-
Judul buku pengembangan = dua X jumlah buku wajib.
-
Koleksi AV(judul) =2% dari total jumlah koleksi non AV
-
Jurnal ilmiah minimal 1 judul (berlangganan) per program studi.
-
Majalah ilmiah populer min. 1 judul (berlnagganan) per program studi\
-
Muatan lokal yang terdiri dari hasil karya ilmiah civitas akademik (tesis,skripsi,disertasi, makalah seminar, simposium, konferensi, laporan penelitian, laporan pengabdian masyarakat
-
Rasio jumlah buku dengan mahasiswa menurut SNP yaitu 1:5 pereksemplar untuk seorang mahasiswa (Gun Bun Gunawan Saleh, 2013). Dengan rumus sebagai berikut : Jumlah SNP : (5 X Jumlah mahasiswa) eksemplar (5 X 7.000) = 35.000 Jumlah yang kurang : (Jumlah standar koleksi – jumlah koleksi) eksemplar (35.000 - 24.540) = 10.460 eksemplar
20
Kebutuhan buku per judul : Rumus : (kebutuhan buku : rasio ideal perhitungan buku) ( 10.460 : 5) = 2.092 judul buku b.
Penambahan koleksi 1 % dari koleksi ( judul) yang sudah ada,atau 1 judul untuk 1 mata kuliah
c.
Koleksi khusus Perpustakaan menyediakan koleksi khusus perpustakaan perguruan tinggi, yaitu bahan perpustakaan berupa hasil penelitian, skripsi, tesis dan disertasi minimal 1000.
d.
Bahan perpustakaan referensi Bahan perpustakan referensi menyediakan kamus, UUD, dan buku
pedoman.
2.1.13. Kebutuhan Ruang Perpustakaan Perguruan Tinggi Berdasarkan kebutuhan ruang perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya: a. Lobby
j. Ruang baca umum
b. Ruang Loker
k. Ruang baca khusus
c. Ruang Pelayanan Teknis
l. Ruang koleksi umum
d. Ruang Pelayanan Administrasi
m. Ruang koleksi khusus
e. Ruang Kepala Perpustakaan
n. Ruang koleksi referensi
f. Ruang Pelayanan pemakai
o. Ruang diskusi
g. Ruang Pelayanan Difabel
p. Area tertutup (close access)
h. Ruang Multimedia
q. Toilet
i. Ruang Serba Guna
r. Mushola
21
2.1.14. Pelayanan Khusus Penyandang Difabel Mahasiswa yang difabel yang di maksud adalah mahasiswa penyandang disabilitas, antara lain mencakup mahasiswa tunanetra, tunarungu, tunadaksa dan gangguan spektrum autis (permendikbud, 2014:3) dalam lolytasari. Media dan sumber yang disediakan adalah buku-buku braille , Buku bicara (Talking Book), Computer bicara, scanner dan mesin cetak braille, berbagai materi perkuliahan atau bahan bacaan yang berbentuk elektronik, informasi visual, dan layanan informasi berbasis Wet yang memenuhi standar aksesbiltas Wet.
2.1.15. Citra Pada Perpustakaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia online definisi citra adalah kesan, rupa, gambar atau gambaran (http://kbbi.web.id 7 Feb 2016 6.44).
Sukatendel dalam Soemirat dan Elvinaro Ardianto (2007:112), berpendapat bahwa citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. (repository.usu.ac.id 7 Feb 2016 6:57). Dari definisi citra diatas dapat disimpulkan bahwa citra merupakan sebuah gambaran atau pandangan yang muncul dari lingkungan sekitar. Dapat juga didapat dari kesan yang sengaja ingin dimunculkan untuk memberikan kesan positif dari keunggulan dari objek itu sendiri.
Sedangkan citra suatu perpustakaan dapat dikatakan sebagai suatu pandangan
yang
diberikan
masyarakat
tentang
sebuah
institusi
perpustakaan (pudjiono).
Cirta perpustakaan menurut Suwarno NS (2006:143) suatu perpustakaan harus menciptakan kepercayaan dan kesan para pengguna. Dengan demikian maka baik buruknya citra atau tinggi rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap perpustakaan merupakan gambaran atas upaya yang dilakukan dan prestasi yang dicapai. Maka dari itu perlunya membangun citra sebuah perpustakaan perguruan tinggi untuk memberikan kesan positif yang didasari dari keunggulan institusinya sebagai induk untuk kekuatan yang dapat diberikan kepada masyarakat luas.
22
2.1.16. Karakteristik Mahasiswa Menurut Siswoyo dalam Nurnaini (2014:18) Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi. Karakteristik mahasiswa secara umum yaitu stabilitas dalam kepribadian yang mulai meningkat, karena berkurangnya gejolak-gejolak yang ada didalam perasaan (Siska,2012:9). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa merupakan individu yang terdaftar dalam sebuah perguruan tinggi yang memiliki sifat kritis dan bertindak dengan cepat. Mahasiswa juga memiliki daya tangkap yang tinggi dan cepat mengenai perkembangan zaman yang modern.
2.1.17. Tinjauan Modern Pengertian modern menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sesuatu yang baru dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman.
2.2
Data dan Analisa Proyek 2.2.1. Deskripsi Proyek Nama Proyek
: Re-Desain Perpustakaan Pusat Institut Teknologi
Nasional Fungsi Gedung
: Fasilitas Pendidikan Perguruan tinggi
Jenis Gedung
: Gedung Perpustakaan
Jenis Proyek
: Perpustakaan Perguruan Tinggi
Luas Bangunan
: +/- 2000 m2
23
2.2.2. Tinjauan Lokasi Alamat
: Jl. Penghulu K. H. Hasan Mustafa 23, Bandung 40124
Fasilitas Gedung ITENAS : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Ruang Rektorat Teknik Elektro Teknik Geodasi Fakulas UPT. T.I.K & Desain Interior Teknik Arsitekur DKV & Teknik Kimia Klinik ITENAS Student Center Desain Produk Extenson –Desain Perkuliahan umum D3 & S1 Lab. Mesin & Lab. Sipil Cafetaria Teknik Lingkungan Perpustakaan ITENAS Teknik Sipil Teknik Industri Teknik Mesin Gedung Serba Guna Lab. Komputer Lab Bahasa+Lab Sipil Kuliah Umum & Teknik Informatika Pasca Sarjana
Gambar 2.1. Site Plan (Sumber : Google Maps)
Gambar diatas menjelaskan bahwa lokasi ITENAS berada di tengah kota yang terletak dipinggir jalan raya. ITENAS memiliki Orientasi bangunan sebagai berikut: a. Utara : pada bagian utara ITENAS adalah jalan Cikutra dimana terdapat objek wisata taman makam pahlawan Cikutra. b. Selatan : pada bagian selatan merupakan pintu masuk utama ITENAS yang berhadapan langsung dengan jalan PH.H Mustofa dan pemukiman umum. c. Barat : Bagian barat Gedung ITENAS terdapat persimpangan besar antara jalan pahlawan, dengan jalan. PH.H Mustofa, dimana jalan tersebut merupakan akses untuk menuju ke pusat kota secara
24
langsung. Di sebelah barat ITENAS Bersebelahan dengan SMK Merdeka, di seberangnya terdapat LP3I Bandung, Universitas Winaya Mukti, Universitas Sangga Buana YPKP Kampus S2, Hotel Yehezkiel Bandung, Perumnas Surapati, Kantor Imigrasi Klas 1 Bandung, Serta merupakan pintu belakang ITENAS. d. Timur : pada bagian timur ITENAS terdapat bangunan STIE Ekuitas. Park hotel Bandung, SMP Negri 16 Bandung, Universitas Widyatama. Berdasarkan orientasi bangunan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi ITENAS berada di tengah kota dengan letak yang strategis, dapat dikatakan strategis karena berada di pinggir jalan utama yang menghubungkan langsung dengan pusat kota. Sehingga akses ke ITENAS cukup mudah.
Gambar 2.2. layout Perpustakaan ITENAS (Sumber : Pustakawan ITENAS,2016)
Gambar 2.3. layout Perpustakaan ITENAS (Sumber : Pustakawan ITENAS,2016) 25
Bangunan perpustakaan pusat ITENAS terletak pada bagian timur laut dari pintu masuk utama. Perpustakaan ITENAS dikelilingin oleh beberapa bangunan, sebagai berikut : a. Bagian depan : pada bagian depan bangunan perpustakaan ITENAS terdapat ruang kelas mahasiswa. b. Bagian samping kanan : pada bagian samping kanan terdapat bangunan fakultas teknik industri c. Bagian samping kiri : terdapat bangunan yang berfungsi sebagai lab mahasiswa d. Bagian belakang : pada bagian belakang perpustakaan pusat ITENAS terdapat bangunan ruang kelas yang memiliki bentuk bangunan serupa dengan perpustakaan pusat.
2.2.3. Mengenai Institut Teknologi Nasional Institut Teknologi Nasional dapat disingkat menjadi ITENAS. Menurut situs resminya, ITENAS merupakan perubahan nama setelah ATENAS (Akademi Teknologi Nasional) yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Dayang Sumbi dan terbentuk sejak 14 Desember 1972 dibawah kepemimpinan R. Mansoer Wiratmadja, Ir, Sebagai Ketua, Ny. Sutjiati Bunarto, Ir, Sebagai Sekretaris dan Darmawan, SH, Sebagai Bendahara. Maksud dan tujuan pendirian yayasan adalah untuk melakukan kegiatan di bidang pendidikan dengan pengertian luas, termasuk mendirikan perguruan tinggi. Pada tahun 1984 ATENAS melakukan peningkatan menjadi Institut Teknologi Nasional (ITENAS). ITENAS merupakan suatu institusi pendidikan tinggi yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang memiliki 3 fakultas dan 14 jurusan yang memiliki keunggulan masing-masing program studi. Terletak di pusat kota Bandung dengan luas lahan 5,3 Ha, luas bangunan berkisar 40.000 m2 dan masih terus berkembang. ITENAS memiliki fasilitas yang lengkap untuk mendukung kegiatan seluruh civitas akademik dan telah mengalami peningkatan mutu dalam bidang akademik maupun non
26
akademik yang signifikan dan memiliki moto yaitu “Menggali Potensi Membina Prestasi” tercantum pada sambutan rektor DR. Ir. Imam Aschuri, MT. Dalam situs resmi ITENAS memaparkan visinya yaitu menjadi perguruan tinggi terkemuka di bidang teknologi, sains dan seni. Berperan aktif dalam pembangunan berkelanjutan di lingkup nasional dan global, berdasarkan nilai-nilai integritas, kualitas dan inovasi yang tinggi dengan tema Unggul dan Mandiri. Memiliki misi menjadikan pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan membangun sinergi dan kerjasama yang berkelanjutan dengan Pemerintah, Lembaga pendidikan dan dunia usaha industri untuk pembangunan nasional. Kalimat ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang tercantum pada visi dan misi diatas menjadikan kekuatan untuk ITENAS menjadikan ciri khas sebagai kampus yang dapat mempresentatifkan sebagai perguruan tinggi yang unggul dalam bidang teknologi dan seni pada seluruh sarana dan prasarananya.
2.2.4. Visi, Misi, Nilai dan Makna Logo Institut Teknologi Nasional ITENAS memilki visi dan misi yang jelas untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seninya. Hal itu yang dapat menjadikan identitas Institut Teknologi Nasional sebagai acuan untuk membentuk karakter yang kuat pada sarana dan prasaranya. Sebagaimana yang dicantumkan pada web resmi ITENAS.ac.id. Memiliki Visi, yaitu : “Menjadi perguruan tinggi terkemuka di bidang teknologi, sains dan seni. Berperan aktif dalam pembangunan berkelanjutan di lingkup nasional dan global, berdasarkan nilai-nilai integritas, kualitas dan inovasi yang tinggi” Memliki Misi, yaitu : a. Sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni untuk pembangunan nasional;
27
b.Mengembangkan sumber daya manusia yang berjiwa kewirausaan serta memiliki nilai moral dan etika yang tinggi, mampu berkomunikasi secara efektif, bekerja dalam tim, dan belajar sepanjang hayat; c. Membangun sinergi dan kerjasama yang berkelanjutan dengan Pemerintah, Lembaga pendidikan, dan dunia usaha (industri) untuk pembangunan nasional; dan d.Membangun suasana kondisif yang dapat menghasilkan penelitian berkualitas, termasuk yang berpotensi paten. Sementara arti dari lambang ITENAS, yaitu
Gambar 2.4. Logo Institut Teknlogi Nasional (Sumber : profil ITENAS,2016)
Dikutip dari web resmi profil ITENAS www.ITENAS.ac.id. Arti dan makna Lambang ITENAS, yaitu : a. Bujur sangkar dengan kedua garis diagonal yang sejajar sumbu horizontal dan vertikal, merupakan lambang keserbabisaan, mencerminkan potensi yang berkembang, mampu menyelesaikan masalah, terampil berkomunikasi dan bekerja sama, serta mampu menyesuaikan diri terhadap perubahanperubahan yang datang dengan cepat. b. Lingkaran di dalam bujur sangkar yang bersinggungan dengan sisi-sisi bujungsangkar, merupakan lambang kesinambungan yang tidak terputus, mencerminkan tidak henti-hentinya menuntut ilmu demi meningkatkan kemampuan ilmiah dan profesionalisme untuk kesejahteraan masyarakat. c. Segi tiga sama sisi tegak dengan titik sudut pada lingkaran, merupakan lambang kekokohan, mencerminkan kepribadian yang kuat, nilai moral dan etika yang tinggi, baik budi bahasanya, serta memiliki jiwa perjuangan dan kemandirian.
28
2.2.5. Fakultas dan Jurusan Institut Teknologi Nasional ITENAS memiliki beberapa bidang akademik, yaitu : a. Fakultas Teknologi Industri, terdiri dari jurusan Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Kimia, Teknil Informatika, dan Teknik Informasi. b. Fakultas Sipil dan Perencanaan, terdiri dari jurusan Teknik Arsitektur, Teknik Geodasi, Teknik Sipil, Perencanaan dan Tata Kota, dan Teknik Lingkungan. c. Fakultas Seni Rupa dan Desain, terdiri dari jurusan Desain Interior, Desain Produk dan Desain Komunikasi Visual. d. Pasca Sarjana, terdiri dari Teknik Mesin, Teknik Industri dan Teknik Sipil
2.2.6. Sejarah Perpustakaan ITENAS Perpustakaan ITENAS didirikan pada tahun 1984 dengan hanya menempati ruangan yang berukuran 4 x 15 M2. Kemudian pindah ke gedung 9 dengan ukuran 38 x 15 M2. Hingga tahun 2000, Perpustakaan ITENAS menggunakan pelayanan sistem tertutup, dimana mahasiswa dilayani oleh petugas Perpustakaan secara menyeluruh (tidak swalayan). Pada bulan juni hingga November 2000, Perpustakaan direnovasi sehingga ukurannya menjadi 3 lantai yang masing‐masing berukuran 17 x 44 M2. Pengembangan sistem perpustakaan dimulai pada Agustus 2001, yang akhirnya pada april 2002 UPT Perpustakaan beralih ke sistem pelayanan terbuka. Hal ini didorong atas prestasi UPT Perpustakaan yang memperoleh hibah dari KNMRT (Kementrian Negara Riset dan Teknologi) dalam bentuk software (dochushare) pada November 2001. Prestasi berikutnya yang diperoleh oleh UPT Perpustakaan ITENAS adalah dengan berhasilnya memperoleh hibah TPSDP (Technological and Profesional Skills Develoment Sector Project) Batch III dari Bank Dunia dan DIKTI untuk perioda 2004 -2007. Pada tahun 2007, UPT Perpustakaan berhasil mendapatkan PHK TIK K-1 untuk pengembangan konten (e-learning dan union catalogue).
29
2.2.7. Visi, Misi dan Tujuan Perpustakaan Pusat ITENAS Sebagai salah satu unit penunjang proses pembelajaran di lingkungan ITENAS, UPT Perpustakaan memiliki visi:”Menjadi pusat belajar mandiri untuk mahasiswa ITENAS, dosen ITENAS, dan untuk masyarakat. Memiliki koleksi yang lengkap dan relevan, menggunakan teknologi informasi untuk mengelola dan menyebarluaskan informasi, serta memiliki hubungan yang baik dengan institusi yang lain”. Sedangkan yang menjadi misi adalah:”Mendukung proses pendidikan di ITENAS dan juga pada masyarakat, serta meningkatkan motivasi belajar pada mahasiswa dan dosen ITENAS.” Mengacu pada Statuta Institut Teknologi Nasional tahun 2012 pasal 113, disebutkan bahwa UPT Perpustakaan mempunyai tugas: a. Menyediakan, mengolah, memelihara, dan mengembangkan bahan pustaka; b. Memberikan layanan kepada pengguna perpustakaan baik yang dari dalam maupun dari Institut; c. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk kepentingan penyebaran ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
2.2.8. Aktifitas Pengguna, Jenis Ruangan, Sistem Pelayanan dan Jam Pelayanan Aktifitas Pengguna pada perpustakaan terdapat dua jenis yaitu aktifitas pengguna dan aktifitas petugas sebagai berikut.
a) Aktifitas dan Kebutuhan Pengguna Tabel 2.3. Data Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Pengguna (Sumber : Penulis,2016)
Pengguna
Pengguna
Aktifitas
Ruang
Fasilitas/Fur nitur
Keterangan
Menitipkan Area Loker
Lemari
Loker tidak
Tas
Loker
dikunci
30
karna tidak diberi kunci. Mengisi
Area pintu
LCD dan
Memasukan
Daftar
masuk ke ruang
meja untuk
Nim /
Hadir
baca.
absen.
menggunak an KTM
Mencari
Komputer,
Di LT 1 &
buku di
MejaRak
LT 2
DDC
dan Lemari
Membaca/
Area Koleksi.
Area Pengguna
Meja, Kursi
Pengguna
menulis/m
mengambil
enggunaka
buku dari
n laptop
rak
Mengguna
Ruang
Meja,kursi,a
kan
Multimedia
lat
fasilitas
Komputer
alat sudah
komputer
komputer
terhubung dengan Internet
Belajar
China Corner
kebudayaa
Rak,TV,
Koleksi
Meja,Sofa
Buku
n China
mengenai china
Rekreasi
Area
koleksi Meja, kursi
Umum
Koleksi buku seperti Novel, majalah, koran
Mencari
Area Referensi / Meja, Kursi
Koleksi
Referensi / koleksi khusus
buku yang
Literatur /
penting
teori-teori
dalam
31
perpustakaa n
Mengerjak
Area Lobby
Meja, Kursi
Terletak
an
diluar area
tugas/meno
koleksi dan
nton
baca.
TV/Mengo brol
b) Area dan Kebutuhan Petugas Tabel 2.4. Data Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Petugas (Sumber : Penulisi,2016)
Penggun a
Aktifitas
Ruang
Fasilitas/Furnit ur
Keterangan
Melayani
Area
Meja, kursi,
Melayani
Informasi
Pelayana
komputer
dan
n
memberikan informasi tentang perpustakaan
Petugas
Menerima
Area
Meja, kursi,
Area
peminjaman
Pelayana
komputer
pengembalia
dan
n
n buku diluar
pengembalian
dari area
buku
koleksi.
Mengelola
Gudang
Rak
Untuk
bahan pustaka
menampung
sebelum
buku
disusun
sebelum di
dengan call
seleksi
number
32
Menyimpan
Ruang
Meja, Kursi,
Masing
dan
Staff
lemari
masing Staff
melakukan
memiliki
pekerjaan/tuga
ruangan
s Makan dan
dapur
Kitchen Set
minum
Dipergunaka n makan dan minum khusus staff
Pelayanan pada perpustakaan ini, melayani menggunakan sistem Open Accses yang dimana dari awal berdiri hingga tahun 2000 menggunakan sistem Close Accses. Perpustakaan ini melayani pada waktu berikut :
Hari Kerja (Senin-Jumat)
Hari Libur dan Sabtu Minggu : Tutup
: 08.30–16.15 WIB
2.2.9. Layanan yang Diberikan Petugas Tabel 2.5. Layanan Petugas (Sumber : Profil Perpustakaan ITENAS,2016)
No.
Jenis Layanan
Lokasi
1.
Koran
Lantai 2
2.
Penitipan Barang Pengunjung
Lantai 1
3.
Sistem Manajemen Informasi
Lantai 1
Keterangan
Terpadu (Katalog elektronik dan sirkulasi peminjaman & pengembalian buku) 4.
Smart Counter
Lantai 1
Penghitung kunjungan
5.
Koleksi Khusus
6.
Layanan FP2T (Civitas
Lantai 1 Lantai 1 & 2
Akademika ITENAS ataupun luar)
33
7.
Akses Internet Gratis kepada
Lantai 2
Civitas Akademika ITENAS 8.
Audio Visual (CD/VCD/DVD
Lantai 2
Iptek & Dokumenter) 9.
E-Learning
Lantai 2
Inisiasi pengembanga n
10. Hotspot
Lantai 2
11. Jurnal
Lantai 2
12. Kliping Elektronik
http://192.168.9.77
13. Kliping Tercetak
Lantai 2
14. Laporan Kerja Praktek
Lantai 2
15. Laporan Penelitian Dosen
Lantai 2
16. Laporan Tugas Akhir
Lantai 2
17. Majalah
Lantai 2
18. TA Digital
Lantai 2
19. Online Reservasi
http://lib.ITENAS.ac.id
20. Web Opac
http://lib.ITENAS.ac.id
Akses internal
Akses Internal
Penelususan Online
21. Website Perpustakaan
http://lib.ITENAS.ac.id /
22. Karya Tulis Ilmiah
23. Koleksi Video Streaming
http://lib.ITENAS.ac.id
Karya Tulis
/kti/
Dosen
http://digital.lib.ITENA
Akses Internal
S.ac.id/ 24. Koleksi Digital
http://192.168.9.10/digi
Akses Internal
lib/
34
2.2.10. Problem Statement Sesuai
dengan
hasil
survey
lapangan,
maka
diketahui
perpustakaan ITENAS belum sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan dari segi fasilitas yang disediakan dan jumlah koleksi buku. Hal tersebut dapat dilihat tidak tersedianya fasilitas penunjang seperti ruang seminar, ruang film, ruang disabilitas dan jumlah koleksi yang hanya memiliki 13.307 judul buku.
2.3 Analisa Konsep Perancangan Interior 2.3.1 Pengertian Desain Interior dan Tujuan Desain Interior Interior merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan dan aktifitas manusia, maka dari itu desain pada interior sangat penting
untuk
memberikan
efek
psikologis
yang
positif
untuk
mempermudah manusia saat menjalankan aktifitasnya. Desain Interior memiliki banyak arti, yaitu : a. Dwi Retno Sri Ambarwati (2007) mengartikan desain interior merupakan seni dan ilmu untuk memahami kebiasaan orang di dalam ruang dengan tujuan untuk menciptakan ruang yang fungsional didalam struktur bangunan yang dirancang oleh seorang arsitek. b. DK Ching (2002:46) dalam dwi Interior design is the planning, layout and design of the interior space within buildings. These physical settings satisfy our basic need for shelter and protection, they set the stage for and influence the shape of our activities, they nurture our aspirations and express the ideas which accompany our action, they affect our outlook, mood and personality.The purpose of interior design , therefore, is the functional improvement, aesthetic enrichment, and psychological enhancement of interior space. c. Suptandar (1995: 11), desain interior berarti suatu sistem atau cara pengaturan ruang dalam yang mampu memenuhi persyaratan kenyamanan, keamanan, kepuasan kebutuhan fisik dan spiritual
35
bagi
penggunanya
tanpa
mengabaikan
faktor
estetika
(http://eprints.undip.ac.id). Sesuai pengertian diatas mengenai desain interior dapat di simpulkan bahwa desain interior merupakan aspek penting untuk diperhatikan lebih mendalam untuk memahami kebiasaan orang untuk menciptakan psikologi yang positif dari segi aspek fungsional ruang, aspek kenyamanan dan aspek estetika pada ruang.
2.3.2 Konsep perancangan Woodruff ( dalam Amin, 1987 ), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian tentang suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda) (http://repository.usu.ac.id/). Dilihat penjabaran diatas konsep merupakan proses dalam menuangkan ide-ide dan gagasan untuk memecahkan solusi pada interior yang mengacu pada prinsip prinsip desain yang ada. Prinsip desain menurut Ching (1996b) dalam kenia, yaitu (1)proporsi, (2)skala, (3)keseimbangan, (4)keserasian,
(5)kesatuan
dan
keragaman,
(6)ritme,
dan
(7)penekanan/penegasan. Dengan diprosesnya prinsip-prinsip tersbut maka dihasilkannya sebuah desain atau perancangan yang baik.
2.3.3 Organisasi ruang dan layout Furniture Organisasi ruang merupakan kumpulan ruang-ruang yang terhubung menjadi sebuah kesatuan bangunan yang bentuk dan ukurannya dipengaruhi oleh fungsi. Cara penyusunan ruang-ruang dalam sebuah bangunan dapat menjelaskan tingkat kepentingan relatif dan fungsi serta peran simbolis ruang-ruang tersebut dalam suatu organisasi bangunan (F. DK Ching, 2000 dalam afiffah). Organisasi ruang perlu direncanakan untuk memberikan efektivitas pada ruang sesuai kebutuhan sehingga dapat mempermudah manusia dalam
36
melakukan kegiatannya. Membentuk organisasi ruang dapat di lihat dari klasifikasi hierarki, aspek fungsional pada setiap ruangan, persyaratan ukuran dan kebutuhan, pemandangan yang menjadi utama, dan kondisi eksterior. Pada organisasi ruang memiliki beberapa macam pola sirkulasi, yaitu : a.
Sirkulasi Pola Linier Sirkulasi pola Linier merupakan jalan yang lurus memiliki
deretan ruang memiliki urutan.
Gambar 2.5. Pola Sirkulasi Linier gooddesignforgoodlife.com
b.
Sirkulasi Pola Radial Konfigurasi radial memiliki jalan jalan lurus yang yang
berkembang dari pusat bersama.sesuatu yang menjadi utama berada ditengah menjadi pusat utama.
Gambar 2.6. Pola Sirkulasi Radial gooddesignforgoodlife.com
c.
Sirkulasi Pola Spiral (berputar) Suatu jalan tunggal menerus yang berasal dan titik pusat,
mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah.
Gambar 2.7. Pola Sirkulasi Spiral gooddesignforgoodlife.com
37
d.
Sirkulasi Pola Grid Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang
saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat.
Gambar 2.8. Pola Sirkulasi Grid gooddesignforgoodlife.com
e.
Sirkulasi Pola Jaringan Konfigurasi
yang
terdiri
dari
jalan-jalan
yang
menghubungkan titik-titik tertentu dalam ruang.
Gambar 2.9. Pola Sirkulasi Campuran gooddesignforgoodlife.com
2.3.4 Bentuk Ruang Menurut Ching awal mula bentuk ruang sebagai penghasil bentuk di dalam ruang memiliki beberapa jenis, yaitu: a. Titik Ti|ik menandakan sebuah posisi di dalam ruang. Secara konseptual, titik tidak memiliki panjang, lebar, maupun kedalaman, dan oleh sebab itu sifatnya statis, memusat dan tidak berarah. b. Dua titik Di gambar denah, dua buah titik dapat menandakan sebuah gerbang yang menegaskan jalur dari satu tempat ketempat yang lain.
38
c. Garis Garis dapat digunakan untuk menggabungkan, menghubungkan, menopang, mengeliling dan memotong elemen visual lainnya. Menjelaskan batas pada suatu bidang. Menurut Ching bentuk dasar ruang terbentuk dari : a. Lingkaran Lingkaran merupakan sebuah figur yang memusat, intorvet dan umumnya memiliki titik tengah. Maka hal ini dapat menyebabkan gerakan berputar yang sangat terasa di dalam lingkaran tersebut. b. Segitiga Segitiga menekankan stabilitas. Jika diletakkan pada salah satu sisinya maka segitiga akan membentuk dan myesuaikan sehingga terjadi kestabilan. c. Bujursangkar Bujur
sangkar
melambangkan
kemurnian
dan
rasional.
Bujursangkar akan terlihat dinamis ketika diletkkan pada salah satu sisinya. 2.3.5 Zoning/Blocking Zoning merupakan pembagian area secara umum berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukan pengguna. Menurut Suptandar (1999) dalam Kania, Zoning dan blocking terbagi menjadi beberapa macam yaitu : a. Public area. Diperuntukkan bagi semua orang. Seperti ruang baca, ruang koleksi, ruang multimedia, ruang diskusi dan ruang menonton film. b. Private area. Diperuntulkan bagi orang tertentu saja. Seperti ruang karyawan,ruang kepala perpustakaan, ruang rapat,dan ruang pengolahan buku. c. Service area. Diperuntukkan bagi kepentingan khusus saja. Seperti area pengembalian dan peminjaman buku ruang kantor, ruang panel, mushola, dapur dan toilet.
39
2.3.6 Sirkulasi Sirkulasi pada ruang memberikan arah untuk menuju ke suatu tempat. Sirkulasi memiliki 3 jenis, yaitu : a. Melalui ruang – ruang Kesatuan tiap-tiap ruang dipertahankan, Konfigurasi jalan fleksibeI, Ruang-ruang perantara dapat dipergunakan untuk menghubungkan jalan dngan ruang ruangnya. b. Menembus Ruang Jalan dapat menembus sebuah ruang menurut sumbunya, miring, atau sepanjang sisinya, Dalam memotong sebuah ruang, suatu jalan menimbulkan pola-pola istirahat dan gerak di dalamnya. c. Berakhir dalam ruang Lokasi ruang menentukan jalan, Hubungan jalan-ruang ini digunakan untuk pendekatan dan jalan masuk ruang-ruang, penting yang fungsional dan simoIis.
2.3.7 Warna Suatu fenomena persepsi cahaya dan visual yang bisa di gambarkan dalam hal persepsi individu terhadap nilai rona, saturasi dan nuansa. Warna merupakan atribut jelas yang membedakan sebuah bentuk dari lingkungannya (Francis DK ching).
Gambar 2.10. Warna Turunan eriarachmayachiani.wordpress.com
a. Warna merah : memberi kesan hangat, bahagia, menarik perhatian, menyerukan untuk segera mengambil tindakan, melambangkan semangat tinggi, kekuatan, dan energi. 40
b. Warna Orange : warna Orange adalah warna bersemangat, hangat, menciptakan antusiasme, optimisme, percaya diri dan sosialisasi. c. Warna kuning : Warna kuning adalah warna hangat, bahagia, dapat menciptakan rasa keceriaan, dapat merangsang aktivitas pikiran dan mental, dapat meningkatkan proses analisis dan penlaran logis, membantu dalam mengambil keputusan dan ketegasan. d. Warna cokelat : Warna ini mencerminkan kekuatan, solidaritas, kenyamanan, kehangatan, dan kehandalan. e. Warna krem
: warna ini mepresentasikan kelembutan dan hangat
sebagai warna yang netral. f. Warna putih
: Warna ini melambangkan kesederhanaan, bersih,
efisiensi, dingin, dan tidak merangsang indra. g. Warna hitam : Warna ini melambangkan keseriusan, otoritas, kontrol, canggih, bermartabat, dramatis dan independen. h. Warna abu-abu : Warna ini menimbulkan ketenangan, keteduhan, netral, menyedihkan, menggembirakan, dan pasif.
2.3.8 Pencahayaan Pencahayaan pada ruang perpustakaan pada umumnya memiliki pencahayaan general yang merata baik pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan sehingga pengguna dapat melakukan aktivitas dengan nyaman saat berada di dalam perpustakaan pada seluruh area. Pencahayaan yang diterapkan harus memenuhi standar perpustakaan nasional khususnya pada area baca yang membutuhkan tingkat kefokusan yang lebih tinggi dengan kebutuhan cahaya minimal 400 lux dan area koleksi 200 lux. a. Pencahayaan Alami dapat di maksimalkan melalui jendela dan bukaan pada dinding. Pencahayaan buatan tidak boleh menyinari buku secara langsung yang akan mengakibatkan rusaknya pada koleksi buku.
41
Tabel 2.5 Cahaya alami (Data telah diolah penulis,2016)
Jenis Cahaya
Kelebihan
Kekurangan
Solusi
Mudah di
Efek panas
Menggunakan
dapatkan.
dari cahaya
Sun shiding
membuat ruangan menjadi panas.
Cahaya Alami
Dapat
Intensitas
menempatkan
menimbulkan
cahaya tidak
benda yang
psikologi yang
dapat
dapat
baik.
dikontrol
meminimalisir cahaya masuk
dapat
Mengurangi
Hindari
menghilangkan
spaca untuk
penempatan rak
bau tidak sedap.
rak
yang menghadap arah cahaya masuk.
b. Pencahayan buatan harus di memiliki pencahayaan yang merata dan dapat menggantikan cahaya alami saat cuaca mendung. Selain itu pencahayaan harus mempertimbangkaan penataan dan biaya sesuai kebutuhan kegiatan yang ada di bawahnya. Sehingga pencahayaan dapat cukup menerangi kegiatan yang ada. Pencahayaan buatan yang diterapkan harus berbahan dasar yang hemat energi dengan penerangan general, indirect, standing Lam dan hidden melalui lampu TL dan Led Strip
42
Gambar 2.11. Pencahayaan Sumber : greatdesign.com
2.3.9 Penghawaan Penataan penghawaan alami maupun buatan harus direncanakan yang baik sehingga suhu udara dapat merata ke seluruh ruangan. Ideal penghawaan yang tercantum dalam Standar Nasional Perpustakaan memiliki suhu ruang 200 – 250 Celcius dengan kelembagaan 40%-60%, namun kondisi ini sulit dicapai pada iklim tropis di Indonesia jika hanya mengandalkan penghawaan alami. Maka dari itu penghawaan buatan dapat diterapkan untuk mencapai kenyamanan di ruang perpustakaan bagi pengguna (Wanda,2016:64). Penghawaan Alami melalui pintu masuk dan dapat melalui
ventilasi pada dinding, tetapi banyak bukaan untuk penghawaan alami akan berakibat banyaknya debu yang masuk dan dapat merusak koleksi. Sehingga dapat diterapkan penghawaan buatan melalui AC Center yang ditempatkan setiap jarak 10 meter dengan suhu 200 – 250 Celcius atau menerapkan pengahawaan buatan melalui kipas angin.
Gambar 2.12 Penghawaan Sumber : rainbowhairedwarrior.com
2.3.10
Furniture Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004) dalam jurnal Universitas Sumatera Utara, dinyatakan bahwa:
43
Perabot adalah perlengkapan fisik yang diperlukan di dalam ruang perpustakaan untuk menunjang fungsi perpustakaan seperti berbagai meja kursi kerja dan layanan, berbagai rak, berbagai jenis lemari dan laci, kereta buku, dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan adalah perangkat atau benda yang digunakan sebagai daya dukung pekerjaan administrasi dan pelayanan seperti mesin fotokopi, komputer, LCD proyektor, VCD player, pesawat telepon dan faksimili, pengaman bahan pustaka, mesin potong, dan lain-lain.
2.3.11
Keamanan Sistem keamanan yang akan diterapkan pada Perpustakaan Pusat ITENAS berupa sistem keamanan manusia dan teknologi, untuk teknologi menggunakan beberapa perangkat seperti Anti Thieft Alarm, Fire Extinguisher, Fire Detector, cctv.
2.3.12
Analisa Survey
Gambar 2.13 Keamanan Sumber : iarbuzz.com
a. Hasil dokumentasi foto
44
Gambar 2.14 Foto Eksisting Perpustakaan ITENAS Sumber : Penulis,2016
b. Fasilitas dan Ruang: Perpustakaan ITENAS belum memiliki ruang serbaguna. Maka dari hal tersebut ITENAS belum memenuhi SNP yang terdiri dari ruang koleksi,ruang baca, ruang kantor dan ruang serbaguna.
c. Konsep Material
: Material yang mendominasi pada perpustakaan
ITENAS yaitu, kayu yang diterapkan pada furnitur, keramik yang diterapkan pada lantai dan gypsum yang diterapkan pada ceiling. Dari hasil analisa terhadap penggunaan material pada perpustakaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan ITENAS kurang mengeksplor material, sehingga dengan penerapan material yang sama pada hampir seluruh area, maka suasana perpustakaan tersebut kurang menarik perhatian pengguna.
d. Konsep Bentuk
: konsep bentuk yang diterapkan pada elemen
perpustakaan seperti lantai, dinding, dan ceilling yaitu geometris, dengan kombinasi bentuk persegi.
e. Konsep Warna : konsep warna yang menjadi dominasi warna pada perpustakaan ITENAS cokelat dan putih, serta sedikit warna oranye. Penerapan warna yang ada di perpustakaan tersebut sangat minim sekali dan kurang menarik.dari kondisi perpustakaan tersebut sehingga pengunjung cepat jenuh, serta tidak mencerminkan bahwa perpustakaan tersebut berada pada perguruan tinggi ITENAS yang notabennya perguruan tinggi yang unggulan
45
f.
Kesimpulan : dari hasil observasi dan analisis terhadap kondisi perpustakaan ITNAS dapat disimpulkan bahwa penerapan desain pada perpustakaan masih minim dari segi pengolahan bentuk, hingga peilihan material. Karena tujuan suatu desain terhadap ruang adalah agar dapat menarik perhatian pengunjung dan membuat nyaman dan betah ketika melakukan kegiatan di dalamnya, maka di lihat dari hal terbut kondisi prpustakaan ITNAS dapat dikatakan kurang baik dan perlu di redsain.
2.3.13. Studi Banding A. Perpustakaan Pusat Institut Teknologi Bandung a. Sejarah Perpustakaan Pusat ITB Setelah
melalui
kepemerintahan
belanda
ITB
membuka
perpustakaan pusat yang permanen pada tahun 1975. Pada tahun 1982 UPT ITB meraih sebagai UPT terbaik se-Indonesia. Pada tahun 2012 mengalami renovasi meningkatkan kualitas dan desain yang lebih modern sesuai dengan kebutuhan pengguna civitas akademik.
b. Lokasi Perpustakaan pusat ITB terdapat di provinsi Jawa Barat, Jl.Ganesha 10 kawasan Institusi Teknologi Bandung. Gedung perpustakaan pusat ITB terdapat di bagian utara.
c.
Fasilitas dan Fungsi Ruang Gedung Perpustakaan ITB memiliki fasilitas yang tersidi dari 5 lantai dengan fungsi dan kebutuhan yang berbeda beda, yaitu: Lantai Dasar, terdiri dari :
Ruang Mushola, Tempat Wudhu dan Toilet
Kantor Badan Penerbit ITB
46
Lantai 1, terdiri dari :
Area ruang tunggu mahasiswa, Berada diluar area penyimpanan buku yang berfungsi sebagai ruang tunggu mahasiswa.
Ruang Kantor, Tempat pengelola perpustakaan ITB.
Ruang Penerima Tamu, Berfungsi sebagai ruang menerima dan laporan kunjungan dari instuisi lain.
Area Penitipan Barang, Fasilitas yang disediaan untuk mahasiswa demi keamanan perpustakaan dan barang bawaan mahasiswa.
Lobby dan Lounge Area, Berfungsi sebagai area pertemuan mahasiswa berdiskusi yang terdapat meja panjang dan sofa santai.
Receptionis,
sebagai
tempat
informasi
dan
melayani
peminjaman juga pengembalian buku.
Ruang Multimedia, Sebagai ruang mengakses internet yang terdapat meja,kursi dan seperangkat alat komputer.
America Corner, Berfungsi sebagai ruang yang menyimpan berbagai macam informasi tentang amerika.
Ruang Serba Guna, Berfungsi sebagai acara seminar atau ruang pertemuan kegiatan perpustakaan.
Toko Buku, tempat penjualan buku dari hasil-hasil karya civitas akademik yang diterbitkan oleh ITB.
Lantai 2, yaitu :
Ruang Area Terbuka, yang terdapat area baca, area koleksi mingguan, lounge area, meja informasi, Rak buku terbitan ITB, meja diskusi, dan circular table.
Lantai 3, yaitu :
Ruang Majalah dan Jurnal., terdiri dari ruang baca, ruang informasi dan fotocopy, rak jurnal, dan rak kliping.
Area Buku Referensi, terdapat ruang baca yang menggunakan sistem terbuka, lounge sofa, dan meja informasi.
Lantai 4, yaitu :
47
Ruang Koleksi Khusus, Area ini bersifat tertutup yang di tempatkan pada area sendiri dengan dinding kaca. Area ini menyimpan koleksi dari karya ilmiah dan penelitian civitas akademik ITB.
Ruang Koleksi Terbuka, terdapat fasilitas meja dan kursi, rakrak buku koleksi yang sebagian berasal dari sumbangan dan meja informasi.
Ruang Audio Visual, tempat pertemuan/seminar yang memiliki kapasitas hingga 100 orang.
Ruang Mushola, terbuka untuk pengguna perpustakaan.
d. Konsep Pencahayaan dan Penghawaan Pencahayaan yang digunakan pada perpustakaan ITB secara keseluruhan menggunakan pencahayaan alami dan buatan. Pencahayan alami yang berasal dari dinding panjang barat dan timur yang menggunakan jendela kaca besar. Cahaya buatan juga digunakan dalam seluruh ruang dalam yang menggunakan lampu downlight pada ceiling, karena cahaya alami tidak dapat membantu secara menyeluruh penerangan ruang dalam. Penghawaan yang digunakan yaitu penghawaan buatan yang menggunakan AC split ceiling dengan jarak 10 meter yang membuat nyaman pengguna dengan penyebaran udara merata keseluruh ruangan.
e. Foto Hasil Survey pada Perpustakaan Pusat ITB.
Lantai 1
Area Internet
Area Informasi
Area Lounge Sofa
48
America Corner
Area Diskusi
Ruang Seminar
Gambar 2.15. Eksisting Interior Perpustakaan ITB Lantai 1 (Sumber : Pribadi,2016)
Lantai 2
Area Koleksi Umum
Rak Penghargaan
Area Baca Koleksi Umum
Meja Kerja Single
Area Lounge Sofa
Meja Circular
Gambar 2.16. Eksisting Interior Perpustakaan ITB Lantai 2 (Sumber : Penulis,2016)
Lantai 3
Rak Koleksi Referensi
Area Baca Koleksi Umum
Area Baca Koleksi Referensi
Area Lounge Sofa
Rak Koleksi Umum
Rak Majalah & Jurnal
Gambar 2.17. Eksisting Interior Perpustakaan ITB Lantai 3 (Sumber : Penulis,2016)
49
Lantai 4
Area Baca Koleksi Umum
Area Baca Koleksi Umum
Area Baca Koleksi Khusus
Meja Informasi
Area Koleksi Khusus
Gambar 2.18. Eksisting Interior Perpustakaan ITB Lantai 4 (Sumber : Penulis,2016)
B. Perpustakaan Pusat Universitas Telkom e.
Sejarah Perpustakaan Pusat Universitas Telkom Sebagai perguruan tinggi (PT) yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan visi menuju World Class University, Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) telah mendirikan Gedung Learning Center (LC) sebagai ikon atau penanda identitasnya. Gedung tersebut diresmikan, Selasa (22/12) di gedung LC kampus IT Telkom, jl. Telekomunikasi No 1, terusan Buahbatu Bandung. Tambahnya, pembangunan gedung LC diharapkan dapat mengembangkan fasilitas layanan perpustakaan yang berkualitas. Tersedianya ruang yang nyaman dapat menumbuhkan minat baca dan
minat
berkunjung
ke
perpustakaan
di
kalangan
mahasiswa. (http://ittelkomtoday.blogspot.co.id/) f. Lokasi Perpustakaan pusat Universitas Telkom berada di tengah kawasan universitas yang mudah di jangkau dan memiliki bentuk gedung yang unik berbeda dengan gedung lainnya. Perpustakaan
50
Universitas Telkom berada di Jl. Telekomunikasi Terusan Buah Batu Kawasan - Bandung Technoplex, Jawa Barat 40257 Indonesi.
g. Fasilitas dan Fungsi Ruang Gedung Perpustakaan Telkom memiliki fasilitas yang tersidi dari 2 lantai dengan fungsi dan kebutuhan yang berbeda beda, yaitu: Lantai 1, yaitu :
Area koleksi umum, yang menyediakan bacaan untuk menunjang pembelajaran di kampus.
Area baca, diberikan fasilitas meja dan kursi untuk membantu proses belajar bagi civtitas akademik
Area baca lesehan, pada area ini hanya di sediakan meja dan elevasi lantai beralas karpet.
Area baca individual, area ini memberikan fasilitas meja dengan bentuk yang dapat menutupi sisi kanan, kiri, juga depan sehingga kefokusan mahasiswa tidak terganggu dengan gangguan sekitar.
Area catalouge center, merupakan area yang menyediakan system OPAC untuk memudahkan pencarian buku.
Area pelayanan / informasi, pada area ini melayani peminjaman dan pengembalian buku.
Lantai 2, yaitu :
Warung Prancis, menyediakan seluruh informasi tentang pendidikan dan kehidupan di prancis.
Ruang audiovisual / multimedia, menyediakan fasilitas multimedia seperti komputer, white screen dan koleksi tentang multimedia. Biasanya digunakan untuk menonton film bersama.
Ruang referensi dan area baca referensi, menyediakan koleksi khusus untuk referensi.
Ruang diskusi, digunakan untuk keperluan diskusi dengan kapasitas 7-10 orang.
51
Refreshment corner, digunakan sebagai rruang belajar santai yang menyediakan coffee dan minuman lainnya. Biasanya juga sebagai ruang berkumpul mahasiswa.
Processing room, Sebagai ruang seleksi buku yang akan di tempatkan pada bagian koleksi.
Ruang pengelola perpustakaan, disediakan ruang khusus dmanager hingga staff.
Meeting room, Ruang pertemuan seluruh pegawai perpustakaan untuk membahas sesuatu hal hal penting.
h. Konsep Material, Bentuk dan Warna
No 1.
Penerapan Material pada Elemen Interior Tabel 2.7. Pengaplikasian Material (Sumber : Penulis,2016) Elemen Interior
Material
Meja baca dan kursi
Kayu olahan yang dilapisi HPL dan cat duco
2.
3.
Area baca lesehan
Karpet, meja dengan kayu olahan dilapisi
dan meja
HPL
Meja pelayanan
Kayu olahan fin. Duco dan HPL dan alumunium
4.
Rak buku koleksi
Ambalanbesi
umum
belakang kaca.
Rak buku koleksi
Besi untuk ambalan, kayu olahan untuk
khusus
bagian muka dilapisi HPL.
6.
Lantai
Menggunaka material keramik dan karpet.
7.
Plafon
Menggunakan gypsum
8.
Dinding
Menggunakan material kaca, dan tembok
5.
dengan
tampak
depan
finishing cat tembok.
Penerapan Warna Penerapan
Warna
pada
Interior
Universitas
Telkom
mengaplikasikan berbagai macam warna, seperti Merah,Putih, Krem, Abu-abu, Biru, Coklat
52
Penerapan Bentuk Penerapan bentuk yang dinamis diaplikasikan pada meja informasi, area baca lesehan, rak pada area baca lesehan, meja kerja pada area baca lesehan, dan meja receptionist.
i. Konsep Pencahayaan dan Penghawaan Pencahayaan yang digunakan oleh perpustakaan Universitas telkom yaitu menggunakan cahaya alami dan sedikit bantuan cahaya buatan. Karena cahaya didapat dari cahaya matahari yang masuk dari seluruh bagian gedung yang berupa penuh dengan dinding kaca. Sehingga cahaya buatan membantu pencahayaan pada bagian dalam yang tidak terjangkau matahari seperti pada bagian rak. Pemanfaatan cahaya alami sangat membantu membangkitkan mood mahasiswa. Penghawaan yang di pakai menggunakan penghawaan buatan dari AC Split yang menempel dengan jarak 5 m setiap ACnya. Juga dengan bantuan 1 kipas angin pada area meja informasi. Hal ini membuat suhu ruangan tidak terlalu dingin dan panas suhu normal dan standar yang diberikan mebuat mahasiswa tetap terjaga dalam mengerjakan tugasnya.
j. Foto Hasil Survey pada Perpustakaan Pusat Universitas Telkom
Lantai 1
Area Baca Koleksi Umum Receptionist
Area Koleksi Umum
Area Baca Khusus
53
Area Open Library
Area Informasi & Pelayanan
Area Baca Lesehan
Gambar 2.19. Eksisting Interior Perpustakaan U-Tel Lantai 1 (Sumber : Penulis,2016)
Lantai 2
Ruang Warung Prancis
Kantor
Ruang Diskusi
Refreshment Area
Ruang Multimedia
Ruang Koleksi Referensi
Gambar 2.20. Eksisting Interior Perpustakaan U-Tel Lantai 2 (Sumber : Penulis,2016)
2.3.14. Hasil Studi Banding Melalui pengamatan interior perpustakaan tinggi serupa, yaitu ITB dan Universitas Telkom yang dimana kedua perpustakaan tersebut memiliki keungunggulan dalam ilmu teknologinya, sama halnya dengan ITENAS. Setelah ditinjau langsung dapat disimpulkan bahwa :
Fasilitas dan Fungsi Ruang Fasilitas dan fungsi ruang perpustakaan pusat ITB dan U-Tel secara umum memiliki fasilitas dan area yang sama dan lengkap. Dapat dikatakan bahwa kedua perpustakaan tersebut memenuhi syarat SNP dan sudah melakukan inovasi desain pada elemen interiornya.
Konsep Material
54
Material yang digunakan pada kedua perpustakaan memiliki penerapan yang serupa, yaitu menerapkan banyak material pada elemen interior dengan desain yang inovatif dan kreatif untuk membentuk suasana yang diinginkan dalam perpustakaan.
Konsep Warna Pengaplikasian warna yang diteraokan pada perpustakaan pusat ITB dan U-Tel memiliki konsep yang berbeda. Perpustakaan pusat ITB mengaplikasikan Warna cerah seperti kuning, hijau, orange, merah dan cokelat untuk memberikan dampak psikologi yang baik untuk mahasiswa. Sedangkan, perpustakaan pusat U-Tel menerapkan warna dominan biru, merah dan abu-abu untuk memberikan identitas kampus melalui pemilihan warna karena warna biru merupakan warna dari logo STT dan merah serta abu abu merupakan warna logo U-Tel.
Konsep Bentuk Bentuk yang di terapkan pada elemen interior memiliki desain yang dinamis. Hal tersebut memberikan efek
Konsep Pencahayaan dan penghawaan
55
BAB III KONSEP PERANCANGAN DESAIN INTERIOR
3.1. Konsep Tema Konsep
tema
perpustakaan
pusat
ITENAS
berawal
dari
permasalahan yaitu perpustakaan belum mencerminkan visi ITENAS yang akan menjadi institut unggul dalam bidang teknologi dan seni. Oleh sebab itu, perpustakaan harus mampu menjadi tempat yang dapat membantu pengguna untuk lebih maju, pintar, dan unggul. Maka konsep tema yang diterapkan pada perancangan adalah Smart Library perpustakaan yang mampu melayani pengguna secara lebih dalam melakukan kegiatan di perpustakaan dengan mudah dalam mencari buku, cepat dalam pelayanan, dan nyaman dalam ergonomi furniture. Sehingga perpustakaan dengan tema smart library mampu menjadi perpustakaan yang pintar, unggul dan dapat memberikan dampak positif untuk membangun mahasiswa berprestasi dengan menerapkan desain yang menarik dan modern. Desain modern yang diterapkan yaitu dengan bentuk geometris, kebaruan dan orisinalitas.
3.2. Organisasi Ruang dan Lay-out Furniture 3.2.1. Program Aktifitas dan Fasilitas Program aktivitas dan fasilitas ruang dapat menentukan besaran ruang dan menentukan fasilitas yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan pusat perguruan tinggi. Pengguna perpustakaan tersebut merupakan pengunjung dan petugas. a. Pengunjung
: Anggota perpustakaan, bukan anggota
perpustakaan dan tamu b. Petugas
: Merupakan pustakawan perpustakaan dan staff
pelayanan
56
Berikut merupakan program aktifitas pengunjung dan petugas :
Bagan 3.1. Aktifitas Petugas (Data : Penulis, 2016)
57
Bagan 3.2. Aktifitas Pengunjung Fasilitas Utama (Data : Penulis, 2016)
58
Bagan 3.3 Aktifitas Pengunjung Fasilitas Pendukung (Data : Penulis, 2016)
Berikut merupakan fasilitas berdasarkan kegiatan dan kebutuhan ruang pengunjung dan petugas, sebagai berikut : a. Kegiatan dan Fasilitas Pengelola Perpustakaan Tabel 3.1. Fasilitas Pengelola Perpustakaan (Data : Pribadi, 2016)
No
Kegiatan
Kebutuhan
Fasilitas
ruang
1
Mengelolaan
Area bagian
Meja, kursi, lemari
bagian
administrasi
arsip dan seperangkat
administrasi
komputer
59
2
Mengelolaan
Ruang kepala
Meja, kursi, lemari
oprasional
dan staff
arsip dan seperangkat
perpustakaan 3 4
5
6
komputer
Melakukan rapat
Ruang rapat
Meja,kursi,proyektor
Melakukan
Ruang
monitor CCTV
pengamanan
pengamanan
Melakukan
Ruang
pengelolaan
penyimpanan
koleksi
buku
Menyimpan
gudang
Rak penyimpanan
Ruang Tamu
Sofa dan meja
Rak buku koleksi
barang tak terpakai
7
Menerima Tamu
8
Makan dan minum pantry
Kitchen set
BAK &Sholat
-
9
Toilet & mushola
b. Kegiatan dan Fasilitas Pelayanan Perpustakaan Tabel 3.2. Fasilitas Pelayanan Perpustakaan (Data : Penulis, 2016)
No
1
Kegiatan
Kebutuhan ruang
Memberikan
Area
layanan peminjaan
peminjaman
buku dan mencari
buku,Sirkulasi
Fasilitas Sign system
infimormasi Memberikan 2
Area informasi
Led
fotokopi
R.fotokopi
Mesin fotokopi
Memberikan
Area digital
OPAC
infomasi terbaru perpustakaan
3 4
informasi digital
60
Menyimpan barang 5
Area loker
Loler, tempat
bawaan pengunjung
pengambilan &
dari luar
pengembalian kunci
c. Kegiatan dan Fasilitas Utama Pengunjung Tabel 3.3. Fasilitas Utama Pengunjung Perpustakaan (Data : Penulis, 2016)
No
Kegiatan
Kebutuhan
Fasilitas
ruang
1
Membaca koleksi
Area umum
Lounge sofa, meja
umum
tertutup dan
baca, kursi santai
terbuka 2
3
4
Membaca koleksi
Area tertutup
Meja bilik, meja
khusus
dan terbuka
biasa, kursi,
Membaca majalah
Area rekreasi
Rak, kursi santai,
Mengakses Internet
meja baca
Menggunakan
Area
Meja,kursi,
multimedia
multimedia
seperangkat komputer
5
6 6 7
8
Berdisukusi
Area diskusi
Meja , kursi santai
terbuka
dan sofa (3-4 orang)
Melakukan
Area diskusi
Meja, kursi
penelitian
tertuutp
Mengerjakan tugas
Area baca
Work station
Mencari koleksi
Area koleksi
Rak penyimpanan
Area informasi
Meja, dan OPAC
cetak Mencari koleksi digital
61
d. Kegiatan dan Fasilitas Pendukung Pengguna Perpustakaan Tabel 3.4. Fasilitas Pendukung Pengunjung Perpustakaan (Data : Penulis, 2016)
No
Kegiatan
Kebutuhan
Fasilitas
ruang 1
2
3
4
Melakukan seminar/
Ruang
Meja, kursi, papan
mengikuti
serbaguna
tulis, monitor
Menonton film
Ruang film
LCD, kursi santai
bersama Bersantai/menunggu
Lobby
Sofa, kursi santai
Mushola
Rak
teman Melakukan kegiatan ibadah
e. Kegiatan Service Pengunjung Perpustakaan Tabel 3.4. Fasilitas Pendukung Pengunjung Perpustakaan (Data : Penulis, 2016)
No
Kegiatan
Kebutuhan
Fasilitas
ruang
1
Membersihkan
R. petugas
Rak, dan alat
ruangan
kebersihan
kebersihan
perpustakaan 2
Pengelolaan ME
R.janitor
-
3
BAK
Toilet
Closet, wastafel
4
Sirkulasi
Tangga
-
62
3.2.2. Kedekatan ruang
Gambar 3.1. Kedekatan Ruang (Sumber : Penulis,2016)
Zoning Lantai 1
Gambar 3.2. Zoning Lantai 1 (Sumber : Penulis,2016)
63
Znoning Lantai 2
Gambar 3.3. Zoning Lantai 2 (Sumber : Penulis,2016)
Zoning Lantai 3
Gambar 3.4. Zoning Lantai 3 (Sumber : Penulis,2016)
64
Blocking Lantai 1
Gambar 3.5. Blocking Lantai 1 (Sumber : Penulis,2016) Blocking Lantai 2
Gambar 3.6. Blocking Lantai 2 (Sumber : Penulis,2016) Blocking Lantai 3
Keterangan : : Public Area
Gambar 3.7. Blocking Lantai 3 (Sumber : Penulis,2016)
: Service Area : Private Area
65