BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan alasan pemilihan judul dalam latar belakang yang dilengkapi juga dengan fakta-fakta pendukungnya, rumusan masalah, tujuan, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta teknik pembahasan. 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan sarana masyarakat untuk menyalurkan bakatnya. Saat ini olahraga sudah banyak mendapatkan apresiasi lebih dimasyarakat. Bahkan saat ini olahraga sendiri memiliki peran yang sangat penting bagi beberapa pihak karena olahraga sudah menjadi bagian dari industri yang banyak memberikan lapangan pekerjaan serta keuntungan secara finansial bagi pelaku di dalamnya. Sebenarnya kegiatan olahraga sendiri merupakan wadah dari proses pendidikan manusia
seutuhnya
yang
tidak
hanya
memusatkan
perhatian
kepada
olahragawannya saja, tetapi perhatian perlu juga dikembangkan kepada sasaran yang lebih luas. Olahraga permainan yang dilakukan dalam proses pendidikan salah satunya adalah olahraga bola basket. Bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang menarik dan dewasa ini bola basket menjadi olahraga yang
1
berkembang paling pesat di Indonesia. Terlihat dari semakin banyaknya peminat olahraga bola basket dan berkembangnya kompetisi bola basket di tingkat daerah hingga nasional yang mulai dikemas secara menarik, seperti DBL ( Development Basketball League ) yang merupakan ajang turnament bola basket khusus pelajar SMA/SMK yang diadakan hampir diseluruh provinsi di Indonesia, LIMA ( Liga Mahasiswa ) yang merupakan turnament yang dikhususkan bagi mahasiswamahasiswi dari Universitas diseluruh Indonesia dan NBL ( National Basketball League ) yang merupakan liga profesional yang diikuti oleh lebih dari sepuluh klub profesional yang ada di Indonesia. Semakin
berkembangnya
bola
basket,
maka
tiap
daerah
mulai
mengembangkan pembinaan bola basket dengan membentuk akademi basket atau pusat pelatihan bola basket. Olahraga bola basket memang sudah dikenalkan pada putra-putri saat memasuki jenjang pendidikan dasar atau SD. Tetapi pada umumnya sekolah-sekolah tersebut lebih mengutamakan pendidikan dibidang akademis dibandingkan pembinaan olahraga sehingga pembinaan olahraga khususnya bola basket hanya ditempatkan sebagai wadah khusus seperti ekstrakulikuler. Pada ekstrakulikuler sendiri biasanya materi yang diberikan hanya sebatas pelatihan teknik dan teori secara umum serta dengan fasilitias yang dirasa kurang memadai bagi mereka yang ingin mengembangkan bakatnya dibidang olahraga bola basket. Dengan adanya akademi bola basket maka pembinaan calon atlet bola basket dapat dilakukan secara baik dan terprogram. Akademi bola basket sendiri merupakan sebuah wadah yang disiapkan untuk pembinaan atlet sejak dini disamping kegiatan ekstrakulikuler yang ada di masing-masing sekolah tersebut. Bali adalah salah satu provinsi yang mampu menghasilkan banyak pebasket hebat dilevel tim nasional. Pulau Bali memiliki pembinaan yang berjalan dengan baik. Namun, Bali belum memiliki sebuah klub profesional yang berlaga di liga-liga nasional seperti NBL Indonesia. Untuk masalah skill individu, pemainpemain Bali sudah tidak perlu diragukan lagi, mulai dari pemain muda hingga pemain profesionalnya. Hal ini terlihat dengan pencapaian prestasi pemain basket muda Bali dalam ajang seleksi DBL (Development Basketball League) Indonesia
2
All-Stars. Bali selalu menyumbangkan wakilnya untuk dikirim ke Amerika dan pemain muda Bali tersebut selalu terpilih menjadi pemain terbaik atau MVP (Most Valuable Player) di ajang tersebut. Tak hanya pemain mudanya saja, Bali juga banyak menyumbangkan pemain profesionalnya yang tersebar di klub-klub nasional seperti yang tertulis pada NBLIndonesia.com, yaitu Komink, I.G.N Teguh Putra Negara (Hangtuah), Made Indra (Bima Sakti) dan Hadri Satrya Santosa (Aspac). Beberapa mantan pemain basket nasional juga berasal dari Bali. Yang paling terkenal tentu saja I Made “Lolik” Sudiadnyana, Tri Adnyanadi Lokatanaya, Suandi Menara, Riko Hantono, dan Cokorda Raka yang saat ini menjadi kepala pelatih dari tim Satria Muda Britama. Di Bali memiliki beberapa klub-klub basket, yaitu Merpati Bali, Elite Basketball, Debes Bali, Takapit, Putra Bania, Gianyar Muda, Jember Underground, Bintang Bali, Nusa Indah, Cute Ballers, Bali Ballers, Pelangi Tabanan dan Bulldog Buleleng. . Salah satu klub basket terbesar yang ada di Bali bernama Elite Basketball. Dalam perkembangannya, Elite Basketball yang mulanya hanya berupa sebuah klub dengan anggota merupakan pemain-pemain basket yang memang sudah memiliki skill basket yang baik, kini mulai membentuk sebuah akademi bola basket dengan nama Elite Basketball Academy. Akademi ini bertujuan untuk melakukan pembinaan bola basket mulai dari anak usia dini hingga remaja. Elite Basketball Academy sendiri sudah banyak mencetak atlet-atlet berbakat khususnya di wilayah kota Denpasar. Namun, untuk akademi bola basket seperti Elite Basketball Academy, belum memiliki fasilitas-fasilitas pelatihan dan pembinaan. Selama ini, Elite Basketball Academy melakukan pelatihan dengan menyewa lapangan. Markas dari akademi bola basket ini ialah di areal GOR Ngurah Rai Denpasar. Tentunya dibutuhkan sebuah wadah sebagai fasilitas pembinaan akademi ini guna menumbuhkan motivasi dan semangat bagi peserta didik yang tergabung dalam akademi bola basket ini. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pembinaan terhadap atlet-atlet basket ini, penulis memiliki ketertarikan untuk menciptakan sebuah wadah atau sarana yang dapat menunjang akademi basket ini lebih baik dengan rancanagan Elite
3
Basketball Academy di Denpasar. Rancangan tersebut akan menyediakan sarana pelatihan bola basket dengan anak umur bervariasi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan perkembangan basket di Bali, potensi pulau Bali terhadap bidang olahraga bola basket didapat rumusan masalah: a.
Bagaimana spesifikasi umum dan spesifikasi khusus dari Elite Basketball Academy ini?
b.
Apa saja yang diperlukan untuk menunjang keberadaan dari Elite Basketball Academy?
c.
Bagaimana menemukan lokasi site yang tepat untuk pembangunan Elite Basketball Academy?
d.
Bagaimana konsep dan tema rancangan dari Elite Basketball Academydi Denpasar?
1.3 Tujuan Dari rumusan masalah di atas dapat diuraikan perencanaan Elite Basketball
Academydi
Denpasar
bertujuan
untuk
menyediakan
fasilitas
pendidikan olahraga khususnya bola basket yang mampu meningkatkan prestasi para atlet baik regional, nasional maupun internasional dengan tetap memperhatikan tampilan dan penataan, sirkulasi dan parkir, serta sistem pengelolaannya agar pengguna fasilitas merasa nyaman. 1.4 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan sebagai upaya penyusunan landasan konsepsual terdiri dari teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. 1.4.1
Teknik Pengumpulan Data Dalam teknik pengumpulan data, data yang diperoleh dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) berdasarkan sumber datanya, yaitu : 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Beberapa cara yang dilakukan dalam memperoleh data primer ini, antara lain : a.
Metode Wawancara dan Diskusi Dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak yang memiliki keterlibatan di sekolah bola basket Elite Basketball Academy dalam hal ini
4
adalah official dari Elite Basketball Academy mengenai data siswa dan perkembangan dari akademi basket tersebut . b.
Observasi Melakukan pengamatan lapangan, yaitu mengunjungi langsung akademi bola basket Elite Basketball Academy di Denpasar untuk mengetahui langsung keadaan akademi tersebut dan pengamatan langsung terhadap persyaratan dari lokasi atau tapak yang akan digunakan sebagai sekolah bola basket tersebut.
2. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya dan telah dikumpulkan oleh pihak lain. Cara yang dilakukan dalam mendapatkan data sekunder mengenai Elite Basketball Academy di Denpasar ini, yaitu : a.
Studi Literatur (Kepustakaan) Mempelajari literatur terkait sebagai bahan pedoman dalam merancang sekolah bola basket dan membandingkan antara teori yang ada dengan kebutuhan perancangan seperti standar mengenai sarana dan prasarana sebuah sekolah dan kurikulum dalam sekolah basket.
b.
Kajian Proyek Sejenis Pemahaman pada proyek sejenis ini dilakukan melalui survey ke proyek secara langsung maupun melalui media internet dengan tujuan mendapatkan gambaran mengenai proyek sekolah bola basket.
1.4.2 Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa untuk mendapatkan suatu konsep yang akan digunakan dalam perancangan. Metode yang digunakan dalam teknik analisis data, antara lain : 1. Metode Deskriptif Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk memaparkan segala kejelasan mengenai tahapan-tahapan terkait di dalam pengerjaan laporan. Dalam pengerjaan laporan ini, metode deskriptif dilkukan dengan memaparkan dan menjelaskan berbagai proses perancangan Elite Basketball Academydi Denpasar.
5
2. Metode Komparatif Yaitu melakukan perbandingan terhadap bangunan atau proyek sejenis yang digunakan sebagai data pendukung seperti menggunakan perbandingan terhadap sekolah basket lain yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama.
6