BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan perancangan, metoda penelitian dan pemahaman terhadap proyek. Latar belakang yang memaparkan tentang alasan pertimbangan untuk dilakukannya redisain pada bangunan yang sudah ada. Rumusan masalah memaparkan permasalahan-permasalahan yang akan diidentifikasikan serta di bahas pada karya tulis ini. Tujuan memaparkan hal-hal yang akan dicapai dan akan menjadi tujuan dari karya tulis ini. Teknik penulisan merupakan cara penyusunan dan penulisan makalah Tugas Akhir ini secara garis besar. 1.1 Latar Belakang Bola basket merupakan sebuah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim, dimana masing-masing tim beranggotakan 5 orang yang saling bertanding demi mencetak point dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang tim lawan. Olahraga basket sendiri merupakan salah satu olahraga yang cukup populer di Indonesia setelah permainan sepak bola. Olahraga bola basket diciptakan oleh Dr James Naismith yang berasal dari Kanada pada tahun 1891. Olahraga bola basket ini
1
di Amerika sangat terkenal dan populer hingga menjadikannya olahraga nomor satu dan mengalahkan kepopuleran dari olahraga sepak bola. Untuk memainkan olahraga basket tidak perlu memakai area yang sangat luas seperti layaknya olahraga sepak bola, hanya membutuhkan lahan yang kecil dengan dua buah keranjang untuk memasukkan bola basketnya. GOR Basket Ngurah Rai yang berlokasi di daerah Denpasar ini merupakan gedung basket yang prioritasnya digunakan oleh masyarakat yang berada di Denpasar. Dari berbagai macam pelatihan maupun pertandingan yang diselenggarakan baik dari tingkat SD, SMP, SMA dan Universitas, serta sekolah-sekolah basket yang belum memiliki lapangan basketnya sendiri. Lapangan basket ini dari dibangun sampai sekarang belum terjadi renovasi yang signifikan, dengan adanya perkembangan peraturan dan tingkat kelayakan lapangan basket yang semakin berkembangan hingga saat ini, yang menuntut untuk terjadinya perubahan pada GOR Basket Ngurah Rai. Sudah diselenggarakannya banyak pertandingan basket di GOR Basket Ngurah Rai, dengan kapasitas penonton yang masih kurang sering terjadi masalah pada lapangan basket. Pada gedung indoor hanya menampung 1500 penonton dan pada lapangan outdoor hanya menampung 200 penonton. Dengan melonjaknya peminat untuk melihat pertandingan basket, terjadi beberapa masalah yang harus diperhitungkan pada GOR Basket Ngurah Rai.. Fasilitas-fasilitas yang dibuat pada GOR Basket Ngurah Rai ini masih belum memenuhi target, perlu terjadinya penambahan fasilitas pada lapangan basket ini, seperti ruang ganti pemain, ruang panitia, dan fasilitas-fasilitas penunjang seperti toilet. Pemain sering berganti pakaian di luar GOR dengan menggunakan fasilitas toilet yang ada di luar GOR dan bagi para panitia penyelenggara pertandingan menggunakan fasilitas luar GOR untuk menyiapkan sarana pertandingan dan diskusi umum. Pada gedung indoor hanya memiliki satu pintu masuk kelapangan, jadi baik penonton, pemain serta panitia menggunakan pintu tersebut sebagai akses masuk ke
2
dalam lapangan, disini sering terjadi masalah, seperti masalah pada administrasi penonton maupun pemain. Didalam lapangan basket ini belum terdapat tingkat privasi bagi para pemain maupun panitia, ruang-ruang tersebut semestinya ada pada lapangan basket ini, untuk membedakan area-area yang diperlukan dan menuntut tingkat privasi panitia maupun pemain basket. Dengan adanya aturan khusus dapat memperbaiki pembangunan lapangan basket ini untuk lebih baik sesuai dengan kebutuhannya. Terdapat fasilitas-fasilitas yang kurang ada di lapangan basket, yang membuat lapangan basket ini kurang diminati penggunaanya, jadi permasalahan yang sangat terlihat di lapangan basket ini cukup banyak dari segi banguanan dan fasilitas-faslitas yang sudah tidak layak lagi digunakan bila diadakan pertandingan-pertandingan resmi. Diperlukannya pembangunan kembali terhadap lapangan basket tersebut dan menambah fasilitas-faslitas yang kurang. Pemecahan masalah tersebut dengan cara mendisain ulang lapangan basket tersebut dengan standar nasional yang sudah ada di Indonesia, sehingga lapangan basket ini dapat dipergunakan dan menunjang fasilitas olahraga yang ada di Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan singkat yang diuraikan diatas, meredisain GOR Basket Ngurah Rai maka didapat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Fasilitas penunjang apa yang diperlukan dalam redisan GOR Basket Ngurah Rai, sehingga dapat mewadahi kegiatan secara efektif ? 2. Bagaimana merumuskan spesifikasi khusus, program-program ruang, analisis tapak, dan konsep perancangan dari disain yang akan dipergunakan? 3. Bagaimana menangani permasalahan-permasalahan yang ada di dalam GOR Basket Ngurah Rai ini pada proses redisain ? 4. Bagaimana konsep yang akan digunakan dalam meredisain GOR Basket Ngurah Rai di Denpasar-Bali ini untuk memenuhi standar nasional Indonesia ?
3
1.3 Tujuan Secara umum tujuan yang diharapkan adalah : “Menjadikan keadaan GOR Basket Ngurah Rai menjadi lebih baik dari sebelumnya sehingga menjadi layak untuk mewadahi civitas dari kegiatan yang dilaksanakan di dalam GOR Basket Ngurah Rai dan meningkatnya minat masyarakat atau wisatawan untuk menggunakan GOR Basket Ngurah Rai sebagai sarana olahraga basket” Dalam mencapai tujuan umum tersebut terdapat tujuan-tujuan khusus, diantaranya : 1. Menentukan Fasilitas penunjang apa yang diperlukan dalam redisan GOR Basket Ngurah Rai. 2. Menentukan spesifikasi khusus, program-program ruang, analisis tapak, dan konsep perancangan dari disain yang akan dipergunakan. 3. Menentukan penanganan permasalahan-permasalahan yang ada di dalam GOR Basket Ngurah Rai. 4. Menentukan konsep yang akan digunakan dalam meredisain GOR Basket Ngurah Rai. 1.4 Batas Pembahasan 1.4.1
Batas Wilayah Perencanaan Batasan wilayah perencanaan dari redisain GOR Basket Ngurah Rai
direncanakan meliputi pada bagian gedung indoor dan outdoor, serta area parkir.
4
Gambar 1.1 : Eksisting GOR Ngurah Rai
1.4.2
Batasan Materi Pembahasan Sasaran dari redisain adalah zona gedung basket indoor dan lapangan outdoor
yang berada pada GOR Basket Ngurah Rai sampai area parkir dari GOR Ngurah Rai. Dimana redisain yang dimaksud ditekankan kepada tiga faktor yaitu evaluasi teknis, evaluasi fungsional dan evaluasi civitas di dalam lapangan basket ini. 1.5 Teknik Penulisan 1.5.1
Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data dapat diperoleh dengan mencari data, literatur, dan
menstabulasikanya. Data yang sesuai konteks dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti media cetak maupun elektronik, literatur, studi kasus, dan wawancara. Data terhimpun kemudian ditabulasikan secara ilmiah. Data tersebut terdiri dari : 1. Data primer, merupakan data yang dihimpun secara langsung oleh penulis melalui observasi lapangan. Data primer meliputi, data literatur, observasi
5
lapangan, foto, dan kutipan spesifikasi dari produk pengembang kawasan terpadu. 2. Data sekunder, merupakan data yang dihimpun secara tidak langsung untuk memperkuat penulisan. Data sekunder meliputi, data dari website, media elektronik, maupun interpretasi maupun simpulan penulis. 1.5.2
Teknik Analisis Data Analisis data diperoleh dari datayang terhimpun dan kemudian dikaji (analisis)
sesuai dengan teori arsitektur dan acuan yang relevan. Analisis terhadap data dibagi menjadi : 1. Kualitatif, analisis kualitatif merupakan analisis data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung. Penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan suatu proses penyelidikan, yang menghimpun data-data utama dan sekaligus data tambahannya. Analisa data melalui proses deskriptif dan kemudian ditransformasikan ke dalam skala yang mudah dimengerti, seperti dalam bentuk diagram maupun skema. 2. Kuantitatif, analisis kuantitatif pada dasarnya merupakan analisis terhadap semua data yang terukur dan dinyatakan dalam angka-angka, kuantitatif bersifat penilaian objektif terhadap suatu masalah, pengambilan keputusan yang menggunakan model-model matematika dengan menggunakan hitungan dan tabel. 1.5.3
Teknik Penyimpulan Data Hasil kajian data (analisis) kemudian dikembangkan ke tahap sintesis (pada
studi perancangan) untuk menjadi spesifik dan dapat dilanjutkan ke tahap pemrograman dan ditransformasikan menjadi konsep desain. Kesimpulan dan solusi dihasilkan lewat perwujudan konsep usulan desain dari hasil transformasi konsep.
6