1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Energi listrik dalam era sekarang ini sudah merupakan kebutuhan primer,
dengan perkembangan teknologi, cara hidup, nilai kebutuhan dan pendapatan perkapita serta budaya di Pulau Bali meningkat akan diiringi dengan permintaan energi listrik yang meningkat pula. Bagi PLN Bali peningkatan akan kebutuhan energi listrik tersebut sulit untuk dihindari maka untuk menjaga keandalan dan kontinuitas pelayanan penyaluran energi listrik, perlu diselaraskan dengan penambahan kapasitas sumber energi listrik, pada sistem transmisi dan distribusi perlu ditingkatkan untuk memperoleh pelayanan yang maksimal Pasokan energi listrik pada Pulau Bali
atau sistem kelistrikan Bali
mendapat pasokan daya melalui Saluran interkoneksi 150 kV Jawa Bali lewat kabel laut dan Pusat Pembangkit Listrik (PLTG Gilimanuk, PLTD dan PLTG Pesanggaran, dan PLTG Pemaron) Dari saluran interkoneksi 150 kV Jawa Bali dan Pusat Pembangkit Listrik tersebut disalurkan atau ditransmisikan ke Gardu Induk – Gardu Induk yang terdapat di Pulau Bali berjumlah 14 buah, Gardu Induk yang terhubung satu sama dengan yang lain berguna melayani beban/daya aktif seluruh Pulau Bali. Beban puncak atau beban tertinggi yang pernah tercapai sebesar 597,2 MW pada bulan Nopember tahun 2011 (PT. PLN P3B Sub Region Bali, 2011). Apabila terjadi kondisi tidak normal atau salah satu pembangkit yang mempunyai kapasitas besar keluar dari sistem Bali dikarenakan terjadi pemeliharaan, maka akan terjadi kondisi kekurangan sumber daya (krisis daya) atau akan terjadi pemadaman. Untuk mengantisipasi akan terjadinya krisis daya, maka PT PLN (Persero) Bali berkoordinasi dengan Region Jawa Timur Sub Region Bali dan Indonesia Power mengusulkan ke PLN Pusat agar melakukan penambahan pasokan pada Pulau Bali antara lain dengan :
2
Sewa Pembangkit (PLTD), sudah dilaksanakan pada tahun 2010 di Pemaron dengan kapasitas daya 50 MW dan di Pesanggaran sebesar 80 MW.
Sewa
pembangkit dilakukan dengan jangka waktu tertentu (pendek) dikarenakan pembangkit yang disewa berbahan bakar minyak (diesel), sedangkan harga minyak setiap tahun akan naik yang akan menjadi beban biaya bagi PLN dimana dalam kontrak sewa pembangkit biaya BBM dibebankan pada PT PLN (Persero). Membangun Pembangkit, untuk membangun pembangkit PT PLN (Persero) sementara belum mempunyai dana, maka PT PLN (Persero) mengundang investor agar mau membangun suatu pembangkit sesuai dengan program Pemerintah dalam mengatasi terjadinya krisis daya dengan program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW diseluruh Indonesia. Rencana pembangunan pembangkit di Bali yang direncanakan di Celukan Bawang kemungkinan kecil akan terlaksana pada tahun 2012 dikarenakan Pembangkit Celukan Bawang bukan merupakan salah satu dari program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW oleh Pemerintah, dan masih ada kendala dalam pembebasan lahan serta belum diketahui siapa yang menjadi investornya. Penambahan Kabel Laut, penambahan kabel laut (3&4) dengan kapasitas 2 x 100 MW dari Jawa ke Bali oleh PT PLN (Persero) kemungkinan akan dilaksanakan dan operasi pada awal tahun 2012 dikarenakan menggunakan dana APLN dan sudah ditenderkan/dilelangkan. Bali Crossing, adalah penambahan pasokan tenaga listrik lewat saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) dengan memakai tegangan 500 kV, dimana lokasi SUTET direncanakan di Gilimanuk atau di Kapal. Dan rencana pembangunan SUTET masih dalam survey dan pertimbangan jajaran Direksi PT PLN (Persero), dan kalau tidak ada halangan akan beroperasi tahun 2015 dimana suplai daya dilakukan secara bertahap dengan pasokan daya total sebesar 1.500 MW. Seiring dengan adanya beberapa alternatif penambahan pasokan tenaga listrik pada sistem kelistrikan Bali akan terjadi perubahan pada profil tegangan dan susut. Untuk mengetahui sejauhmana perubahan profil tegangan dan rugi-rugi daya pada kelistrikan Bali diperlukan suatu analisa studi aliran daya. Analisa studi aliran daya sangat diperlukan didalam perencanaan pengembangan suatu sistem ketenagalistrikan Bali untuk masa yang akan datang.
3
Sesuai dengan penjelasan diatas bahwa penambahan pasokan tenaga listrik melalui beberapa alternatif antara lain : alternatif Skenario I dengan asumsi penambahan pasokan daya lewat kabel laut 2 x 100 MW, Skenario II pasokan sumber daya listrik dengan asumsi gabungan kabel laut dan Bali Crossing yang di-injeksi-kan secara bertahap di GI Gilimanuk total sebesar 1.500 MW, dan Skenario III pasokan sumber daya listrik dengan asumsi gabungan kabel laut di GI Gilimanuk dan Bali Crossing yang di-injeksi-kan secara bertahap di GI Kapal total sebesar 1.500 MW. Pada skenario II dan III penambahan pasokan sumber daya dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan beban. Dengan adanya skenario-skenario tersebut akan mempengaruhi profil tegangan dan rugi-rugi daya, dan metode perhitungan susut dan profil tegangan dalam penulisan ini menggunakan metode Newton-Raphson dalam studi aliran daya dengan menggunakan program ETAP 7.0 . Dengan program ETAP 7.0 akan diperoleh besarnya susut dan profil tegangan transmisi pada masing-masing skenario sehingga akan menjadi bahan pertimbangan pemilihan skenario yang sesuai pasokan tenaga listrik yang diharapkan dan sampai dengan tahun 2021. 1.2
Rumusan masalah Dari latar belakang tersebut diatas maka rumusan masalahnya adalah
bagaimana pengaruh penambahan pasokan tenaga listrik terhadap susut dan profil tegangan sistem ketenagalistrikan Bali tahun 2012 sampai dengan tahun 2021. 1.3
Tujuan Adapun tujuan dari penulisan / analisis ini adalah untuk mengetahui
besarnya susut dan profil tegangan yang terjadi akibat skenario-skenario penambahan pasokan pada sistem kelistrikan Bali tahun 2012 sampai dengan tahun 2021. 1.4
Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
4
1. Sebagai bahan masukan dalam menganalisa sistem kelistrikan di Bali, sehingga dapat diperoleh penyaluran dan pengoperasian daya listrik yang lebih optimal. 2. Diharapkan bahwa penulisan / analisis ini adalah salah satu tulisan yang dapat menjadi sumbangsih wacana bagi pembaca dan juga dapat dipakai oleh mahasiswa untuk lebih mengerti tentang studi aliran daya dengan metode Newton-Raphson pada program ETAP.
1.5
Ruang lingkup dan batasan masalah Dalam penulisan / analisis ini masalah dibatasi hanya pada perhitungan
susut yang terjadi pada skenario I, II dan III. 1.6
Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi tugas akhir ini dibagi
dalam beberapa bab, sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup dan batasan masalah serta sistematika penulisan.
BAB II
Tinjauan pustaka Memuat tentang teori-teori dasar dan kondisi eksisting sistem transmisi 150 kV Bali yang menunjang dalam membahas permasalahan.
BAB III Metode Memuat tentang tempat dan waktu, data-data yang digunakan, sumber data, jenis data, metoda analisis, dan alur analisis. BAB IV Pembahasan Bab ini menguraikan pokok masalah yang dibahas yaitu hasil analisa aliran daya, mengenai karakteristik rugi-rugi daya dan profil tegangan sistem kelistrikan 150 kV Bali dengan penambahan pasokan sumber
5
daya melalui kabel laut dan Bali Crossing yang di-injeksikan di GI Gilimanuk dan GI Kapal dengan menggunakan program ETAP 7.0. BAB V
Penutup Bab ini berisikan simpulan hasil pembahasan materi dan saran – saran yang diperlukan untuk pengembangan lebih lanjut.