BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang cepat mempengaruhi sendi-sendi
kehidupan manusia maupun aktivitas organisasi. Kegiatan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi informasi salah satunya dapat dilihat pada pola pencarian sumber informasi elektronik yang meningkat dengan tajam dalam kurun lima tahun terakhir. Munculnya generasi ’Google-like’ merupakan satu bukti bahwa interaksi manusia dengan teknologi sudah terbentuk dengan cepat. Perpustakaan sebagai organisasi pendidikan, serta media interaksi antara pencari informasi dan penyedia sumber pengetahuan, seharusnya menata ulang pengelolaan pengetahuan yang ada agar tetap diminati oleh penggunanya. Pengelolaan pengetahuan berbasis teknologi informasi merupakan pilihan yang baik sejalan dengan majunya penggunaan internet yang mudah dijangkau. Rowley (2009) menyatakan tujuan kegiatan perpustakaan perguruan tinggi dalam pengelolaan pengetahuan: (a) penciptaan repositori pengetahuan melalui karya-karya ilmiah yang dihasilkan oleh dosen, mahasiswa, peneliti; (b) untuk memperbaiki akses pengetahuan; (c) mengembangkan lingkungan pengetahuan; (d) mengelola pengetahuan sebagai aset. Pendapat Rowley merujuk dari fungsi perpustakaan itu sendiri sebagai sentra pengumpulan dan penyimpanan pengetahuan maupun penyebaran pengetahuan dan informasi. Seharusnya perpustakaan perguruan tinggi dapat merepresentasikan hubungan signifikan antara sumber-sumber pengetahuan dengan sivitas akademika. Naylor dan Karp (2008) menyebutkan pustakawan seharusnya memberi perhatian pada layanan dan koleksi yang sudah disediakan agar dapat dimanfaatkan dengan maksimal terutama dengan hadirnya tren pengadaan sumber-sumber elektronik, seperti e-journal, e-books, ataupun koleksi dalam bentuk elektronik lainnya. Kebutuhan pengadaan koleksi seperti itu menjadi pilihan wajib disediakan pustakawan dalam memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan perguruan tinggi untuk mendapatkan sumber pengetahuan terbaru.
Townley
(2001)
mengemukakan
komponen
perguruan
tinggi
seperti:
perpustakaan dan pustakawan adalah media untuk menciptakan pengetahuan, meningkatkan efektivitas organisasi baik bagi orang-orang di dalam organisasi maupun bagi institusi bersangkutan. Wei et al. (2004) menyatakan tren teknologi dalam perpustakaan diwarnai dengan layanan yang bersifat: (a) kustomisasi, artinya kesesuaian dengan karakteristik pengguna, (b) personalisasi, artinya pengguna dapat mengelola sendiri pengetahuan yang didapatkan, sehingga layanan perpustakaan berorientasi pada pengguna lebih disukai karena ketersediaan layanan sesuai dengan kebutuhannya. Ukrida (Universitas Kristen Krida Wacana) berdiri pada tanggal 20 Januari 1967 sebagai lembaga pendidikan tinggi di bawah naungan Sinode GKI Jabar. Sebagai wujud pelayanan gereja, maka Ukrida berusaha menuju dan mewujudkan kehidupan sebagai lembaga yang dinamis, berguna bagi masyarakat, bangsa dan gereja dengan memiliki VISI untuk menjadi lembaga pendidikan Tinggi Kristen yang unggul di Indonesia, dan didukung MISI untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi berkualitas yang didasarkan pada nilai-nilai kristiani yang menghasilkan profesional mandiri. Perpustakaan Ukrida mengelola sumber pengetahuan dalam bentuk explicit knowledge seperti: buku, tugas akhir, koleksi digital lokal, laporan penelitian, karya ilmiah dosen, makalah seminar internal Ukrida, prosiding, orasi ilmiah, majalah, jurnal ilmiah, electronic journal, dan sebagainya. Sumber-sumber pengetahuan tersebar dalam empat lokasi: perpustakaan kampus I (Tanjung Duren); kampus II (Arjuna Utara), kampus III (Kelapa Gading); kampus IV (Lippo Cikarang). Kekayaan sumber pengetahuan tersebut tidak hanya dimanfaatkan oleh sivitas akademika Ukrida, tetapi oleh masyarakat luar Ukrida Pengembangan perpustakaan tidak hanya dipengaruhi faktor kemandirian perpustakaan
itu
sendiri,
tetapi perlunya
membangun
jejaring dengan
perpustakaan perguruan tinggi lainnya untuk berbagi sumber antar perpustakaan sehingga dapat digunakan oleh pengguna perpustakaan lainnya. Perpustakaan Ukrida menjadi anggota konsorsium perpustakaan perguruan tinggi Kristen seIndonesia dalam wadah InCU-VL (Indonesian Christian Universities Virtual
Library) sejak tahun 1997. Keberadaan kerjasama InCU-VL hingga saat ini, selain dalam pelatihan, seminar dan pertemuan tahunan, juga telah tersedia katalog induk bersama berbasis web yang dapat digunakan oleh anggota konsorsium InCU-VL. Perpustakaan Ukrida mengelola sumber-sumber pengetahuan yang ada hingga saat ini terbatas dalam bentuk explicit knowledge. Pemanfaatan sumber pengetahuan dan layanan perpustakaan lebih banyak dalam kunjungan fisik atau datang langsung ke meja layanan perpustakaan. Akses ke sumber pengetahuan secara online difasilitasi melalui website Perpustakaan Ukrida. Keberadaan website Perpustakaan Ukrida masih sebatas penyampaian informasi. Demikian pula fasilitas terintegrasi untuk mengakses sumber-sumber pengetahuan belum tersedia, sehingga sumber-sumber pengetahuan tersebut diakses melalui titik akses secara terpisah. Tidak hanya itu, Perpustakaan Ukrida belum memberikan layanan bersifat personal kepada sivitas akademika Ukrida dalam mendukung pengembangan keilmuannya. Dalam menghadapi masalah tersebut, maka diperlukan dukungan teknologi informasi
yang
mampu
mengelola,
mengintegrasikan
sumber-sumber
pengetahuan, menyediakan akses dan layanan berbasis web melalui saluran terpusat untuk memenuhi kebutuhan pengguna Perpustakaan Ukrida. Ketersediaan teknologi informasi terutama internet seharusnya dijadikan peluang untuk mengembangkan layanan perpustakaan. Seperti yang dikemukakan Daigle dan Cuocco (2002); Wei et al. (2004), portal adalah tools atau pintu masuk atau gerbang khusus yang menghantarkan pengguna kepada sumbersumber di web yang luas, dengan karakteristik seperti fasilitas bagi pengguna dapat menemukan semua konten dalam web yang dibutuhkan, berpusat pada pengguna; mengijinkan penggguna untuk mengorganisasikan sejumlah informasi sesuai dengan kebutuhannya. Konsep ini senada dikemukakan Paloti et al. (2000) bahwa ketersediaan teknologi portal perpustakaan seharusnya memampukan perpustakaan mengumpulkan, berbagi dan menyebarkan pengetahuan melalui pertemuan kelompok; diskusi film, program pelatihan; seminar/workshop/video konferensi dan sebagainya. Perpustakaan perlu memberi perhatian pada sumbersumber pengetahuan, karena akses pada
sumber pengetahuan dipengaruhi
karakteristik platform sumber pengetahuannya. Perbedaan platform berbagai sarana penelusuran tidak menghalangi pengguna dalam mencari dan mendapatkan informasi dan layanan dengan cepat dan mudah.
1.2
Perumusan masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah
untuk mencapai tujuan yaitu: Bagaimanakah desain portal pengetahuan yang memberikan akses dan layanan terintegrasi untuk mengembangkan Perpustakaan Ukrida?.
1.3
Tujuan penelitian
1. Mengkaji secara teoritis dan praktis portal perpustakaan perguruan tinggi yang sudah ada untuk dijadikan landasan pengembangan portal pengetahuan Perpustakaan Ukrida. 2. Merancang desain konseptual portal pengetahuan untuk mengembangkan Perpustakaan Ukrida. 1.4
Ruang lingkup penelitian
1. Mengidentifikasi website perpustakaan perguruan tinggi dalam dan luar negeri yang sudah mengembangkan portal perpustakaan. 2. Analisis teknologi dan fitur portal perpustakaan dari website perpustakaan perguruan tinggi dalam dan luar negeri. 3. Merancang desain konseptual portal pengetahuan difokuskan pada komponen-komponen fungsional yang menjadi fitur utama dari portal pengetahuan Perpustakaan Ukrida.
1.5 Manfaat penelitian 1. Memberikan dasar kebijakan bagi pimpinan Ukrida dalam mengembangkan portal pengetahuan sebagai pijakan untuk mengembangkan Perpustakaan Ukrida berbasis pada pengetahuan.
2. Memberikan landasan konseptual yang diharapkan dapat menjadi rujukan bagi perpustakaan perguruan tinggi lainnya dalam mengembangkan portal perpustakaan berbasis pada pengetahuan.