BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Laut adalah kumpulan air asin dan menyatu dengan samudera. Dari waktu ke waktu, terjadi perkembangan yang signifikan terhadap fungsi atau peranan laut. Adapun fungsi tersebut sebagaimana dibahas dalam suatu Seminar Laut Nasional mencapai hasil yang menyebutkan bahwa laut merupakan [Wibisono, 2005] : a.
Media komunikasi dan transportasi,
b.
Sumber daya mineral dan energi,
c.
Sumber daya hayati laut yang dapat menghasilkan sumber protein konsumtif di samping protein hewani yang berasal dari ternak potong dan nabati di daratan,
d.
Media pertahanan dan keamanan nasional,
e.
Media olahraga dan sarana pariwisata yang mampu menghasilkan devisa negara,
f.
Sumber ilmu pengetahuan. Berdasarkan fungsi tersebut di atas, maka kepastian akan wilayah laut, baik
itu Laut Teritorial, Zona Tambahan, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Landas Kontinen menjadi sangat penting untuk mendukung kelancaran setiap kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Berkaitan dengan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber mineral dan energi seperti yang disebutkan pada butir (b), juga diperlukan kejelasan mengenai daerah potensial dasar laut untuk menunjang kejelasan status hukum kegiatan tersebut. Dasar laut ini yang dimaksudkan merupakan Landas Kontinen pada tiap negara pantai. Tanggal 28 September 1945 merupakan tonggak awal perkembangan hukum laut internasional, karena pada waktu itulah tercetus suatu ide baru mengenai Landas Kontinen yang merupakan penambahan terhadap batas laut suatu negara pantai yang pada waktu sebelumnya hanya mengacu pada batas Laut 1
Teritorial. Ide yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat, Harry S.Truman ini ternyata cukup diterima oleh negara-negara lainnya. Hal ini terbukti dengan penandatanganan yang dilakukan oleh 119 negara, termasuk Indonesia, pada Konferensi Hukum Laut III pada tahun 1982, yang antara lain membicarakan tentang penentuan batas negara di laut berdasarkan Teori Landas Kontinen. Landas Kontinen adalah daerah di luar Laut Teritorial yang merupakan perpanjangan dari daratan (kontinen), hingga sebatas 200 mil laut dari garis pangkal. Daerah dasar laut Landas Kontinen ini bukan merupakan wilayah kedaulatan nasional negara pantai, tetapi pada wilayah ini Indonesia mempunyai hak-hak berdaulat atas kekayaan alam yang terdapat di dasar laut dan tanah di bawahnya. Sumber-sumber daya mineral, seperti minyak dan gas yang terdapat di daerah Landas Kontinen merupakan kekayaan yang harus diperhitungkan dalam upaya menambah pendapatan negara. Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Convention of the Law Of the Sea) atau dikenal dengan UNCLOS 1982, menjelaskan bahwa hak berdaulat negara pantai atas dasar laut diakui hingga ke dasar laut yang merupakan kelanjutan alamiah dari wilayah daratnya dan hal ini memberikan kesempatan kepada negara pantai untuk melakukan tinjauan terhadap wilayah Landas Kontinen hingga mencapai 350 mil laut dari garis pangkal, dengan beberapa kriteria, yaitu : a.
sejauh hingga ke sedimen yang tebalnya 1% dari kaki lereng kontinen, atau
b.
sejauh 60 mil laut dari kaki lereng kontinen Dengan batasan, yaitu :
a. sejauh maksimum 100 mil laut dari garis kedalaman 2500 meter, atau b. sejauh maksimum 350 mil laut dari garis pangkal Dengan melihat kriteria bahwa penarikan batas Landas Kontinen lebih dari 200 mil laut mengacu pada ketebalan sedimen, maka perlu diteliti lebih dalam mengenai aspek-aspek geologi yang akan dibahas pada penulisan tugas akhir ini.
2
1.2 Tujuan Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah menerapkan kriteria geologi yang menggunakan data global dalam penentuan batas terluar Landas Kontinen yang melebihi 200 mil laut. Dengan demikian dapat diketahui jarak ketebalan sedimen 1% dari kaki lereng kontinen dalam upaya mencapai Landas Kontinen yang maksimum, sehingga sumber daya alam yang terdapat pada daerah ini dapat dieksplorasi, dieksploitasi, dimanfaatkan dan dikelola dengan baik.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dalam menyusun tugas akhir ini adalah daerah laut Indonesia yang memiliki lebar Landas Kontinen lebih dari 200 mil laut, yaitu daerah sekitar perairan Sumbawa bagian selatan. Pemilihan daerah ini karena tersedianya data kaki lereng kontinen dari hasil pengukuran langsung di lapangan, sedangkan data kaki lereng kontinen di daerah barat Sumatra dan utara Papua, sejauh informasi yang penulis temukan, masih dalam bentuk data sekunder dengan resolusi 2 menit.
1.4 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Studi Literatur Untuk mendapatkan bahan-bahan yang terkait dengan proses pembentukan sedimen (sedimentasi), asal-usul sedimen dan transport sedimen serta terkait juga dengan Landas Kontinen melalui buku-buku mengenai sedimen dan Landas Kontinen, makalah, tulisan ataupun publikasi tentang sedimen dan Landas Kontinen dan juga melalui situs-situs internet yang berkaitan.
2.
Pengadaan Data Tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan data Kaki Lereng Kontinen atau data Foot Of Slope (FOS) yang merupakan acuan dalam penarikan garis batas terluar Landas Kontinen secara geologi, yang diperoleh dari data lokasi FOS dari hasil pengolahan data bathimetrik 2 dimensi (2D) menggunakan metode perubahan gradien [Miranti, 2007] dan juga untuk mendapatkan data ketebalan 1% sedimen yang diperoleh dari data Total Sediment Thickness of the World’s Oceans and Marginal Seas. 3
3.
Pengolahan Data Pada tahapan ini dilakukan proses pengolahan data sedimen yang ada sehingga diperoleh nilai ketebalan 1% dan dapat ditentukan jaraknya dari FOS yang telah diketahui.
4.
Analisis dan Kesimpulan Setelah semua proses di atas selesai, dilakukan analisis terhadap proses serta hasilnya, yang kemudian dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan. Untuk lebih jelasnya, visualisasi skematik dari metodologi penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Gambar 1.1 Diagram Alur Metodologi Penelitian
4
1.5 Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan di dalam penulisan tugas akhir ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup kajian, dan metodologi yang digunakan dalam penelitian, serta sistematika dalam penulisan tugas akhir ini.
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan berbagai teori yang berhubungan dengan asal-usul dan proses pembentukan sedimen dan landasan geologi lain yang bermanfaat dalam penyusunan tugas akhir ini.
BAB III IMPLEMENTASI
ASPEK
GEOLOGI DALAM
PENENTUAN BATAS
LANDAS KONTINEN Pada bab ini akan berisi tentang penerapan aspek geologi dalam penentuan batas terluar Landas Kontinen yang melebihi 200 mil laut pada daerah survei beserta penyajian informasi jarak daerah dengan 1% ketebalan sedimen dari FOS.
BAB IV ANALISIS Pada bab ini akan dibahas sejauh mana penarikan batas terluar Landas Kontinen dengan menggunakan pendekatan geologi ini dapat mencapai hasil maksimum berdasarkan data ketebalan sedimen global.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan pelaksanaan penelitian ini dan saran-saran yang perlu disampaikan.
5