BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007, disebutkan
standar
penilaian
pendidikan
adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Pada intinya penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Mekanisme dan prosedur penilaian meliputi penilaian oleh pendidik, penilaian oleh satuan pendidikan dan penilaian oleh pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional (UN). Dalam upaya meningkatkan prestasi nilai Ujian Nasional di Kabupaten Semarang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang melakukan berbagai kegiatan. Di antaranya adalah kegiatan yang bersifat akademik melalui try out Ujian Nasional bersama tingkat Kabupaten Semarang. Soal try out disusun oleh guru matapelajaran yang terhimpun dalam MGMP, mengacu pada kisi-kisi Ujian Nasional yang dikeluarkan oleh BNSP. Dengan diadakannya try out Ujian Nasional bersama tingkat Kabupaten Semarang, diharapkan dapat diketahui kelemahan dan kekuatan sekolah 1
yang mengikuti try out Ujian Nasional, sehingga pada sisa waktu yang tersedia dapat diadakan pembenahan dalam persiapan mengikuti Ujian Nasional. Selanjutnya upaya di atas diperkuat dengan kegiatan keagamaan berupa doa bersama di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang. Doa dipanjatkan untuk mendapatkan keridhaan dari Allah SWT agar
pelaksanaan
Ujian
Nasional
di
Kabupaten
Semarang berjalan lancar dan siswanya meraih prestasi nilai UN yang tinggi, sehingga dapat mengharumkan nama Kabupaten Semarang. Sementara itu rendahnya perolehan nilai rata rata Ujian Nasional (UN) mata pelajaran IPA dalam kurun waktu dua tahun terakhir di SMP Negeri 1 Bandungan
cukup menjadi perhatian bagi guru,
kepala sekolah dan pengawas di Kabupaten Semarang. Perhatian ini bertambah lagi dengan menurunnya prestasi siswa SMP Negeri 1 Bandungan dalam Olimpiade Sain Nasional (OSN) IPA tingkat Kabupaten Semarang. Pada tahun 2011 siswa SMP Negeri 1 Bandungan meraih juara I OSN bidang Biologi dan juara
II
OSN
bidang
Fisika
tingkat
Kabupaten
Semarang. Pada tahun 2012 prestasi ini menurun, dalam OSN IPA (Fisika dan Biologi) tingkat kabupaten, SMP N 1 Bandungan hanya meraih juara I OSN Fisika. Pada tahun 2013 prestasi OSN IPA Fisika dan Biologi tidak mampu meraih peringkat 3 besar kabupaten Semarang.
2
Ketika prestasi sebuah sekolah menurun guru seringkali
dituduh
sebagai
penyebab
utamanya.
Menurut Tjalla (2010:2) salah satu sebab rendahnya mutu lulusan (rendahnya nilai UN) adalah belum efektifnya proses pembelajaran, hal ini ditandai dengan metode pembelajaran yang masih berorientasi pada guru (teacher oriented). Guru melakukan pembelajaran dengan mengabaikan hak-hak dan kebutuhan siswa untuk mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan. Pada sisi lain Tjalla (2010:3) menyatakan bahwa nilai Ujian Nasional (UN) pada hakikatnya merupakan bentuk pertanggungjawaban sekolah (guru, kepala sekolah dan pembuat kebijakan) terhadap stakeholder, dalam hal ini adalah orangtua dan masyarakat. Berdasar pendapat Tjalla tersebut, maka menurunnya prestasi UN di sebuah sekolah bukan tanggungjawab guru saja, kepala sekolah juga memiliki tanggungjawab yang sama dengan guru.
Sejalan
dengan pemikiran ini maka peran aktif kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru sangat diperlukan. Kepala sekolah sebagai supervisor dapat mengatasi belum efektifnya pembelajaran seorang guru melalui kegiatan supervisi kunjungan kelas. Rendahnya nilai UN yang disebabkan oleh faktor internal siswa di antaranya disebabkan karena masih ada siswa yang merasa tidak tahu harus kemana setelah selesai mengikuti UN. Keinginan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi terhambat karena 3
tidak punya biaya dan keinginan untuk membantu orangtua bekerja mencari nafkah. Faktor rendahnya kinerja dan profesionalitas guru juga berpengaruh dalam perolehan nilai UN. Hal ini sesuai dengan penelitian Sri Hartini yang menyatakan kinerja guru yang meningkat akan berpengaruh pada perolehan nilai/prestasi siswa. Menyadari fakta di atas maka perlu ditempuh upaya yang sungguh-sungguh dalam meningkatkan kinerja guru IPA melalui kegiatan supervisi. Kegiatan supervisi yang dilakukan adalah melalui kegiatan supervisi kunjungan kelas. Hal ini dipilih karena kegiatan supervisi kunjungan kelas adalah supervisi yang paling efektif untuk menilai sekaligus mendapatkan gambaran secara objektif kinerja guru dalam kegiatan persiapan pembelajaran dan kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Menurut Arikunto (2006: 5) supervisi adalah kegiatan mengamati dan mengidentifikasi mana halhal yang sudah benar, belum benar, tidak benar, dengan tujuan dapat memberikan pembinaan yang tepat sesuai dengan tingkat kesalahan. Kegiatan inti dari supervisi adalah melakukan pembinaan kepada guru agar kualitas pembelajaran menjadi meningkat. Dari berbagai penelitian tentang supervisi dapat diketahui bahwa supervisi kepala sekolah berpengaruh positif pada kinerja guru SMP N 33 Semarang (Sudirjo: 2013), sementara itu Nur kholis (2009) menyimpulkan 4
variabel supervisi kunjungan kelas memiliki peran penting dalam meningkatkan kinerja guru PAI Mts se Kabupaten Demak. Hal ini didukung pula oleh penelitian Sri Hartini (2013) yang menyatakan dampak supervisi dapat dirasakan oleh kepala sekolah, guru dan siswa. Kepala sekolah merasakan kinerja guru meningkat, administrasi guru semakin lengkap dan bagus, dan muncul perilaku guru yang positif yaitu bersemangat, disiplin, dan bertanggungjawab. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di kelas, baik yang menyangkut penyusunan perencanaan pembelajaran maupun penerapannya di kelas (Widyani: 119). Melalui
kegiatan
supervisi
kunjungan
kelas
peneliti meyakini bahwa kinerja guru IPA di SMP Negeri 1 Bandungan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu melalui tesis ini akan diteliti tentang pelaksanaan supervisi kunjungan kelas di SMP Negeri Bandungan. Selanjutnya akan diketahui peningkatan kinerja guru IPA dalam kegiatan menyusun rencana pembelajaran dan dalam pelaksanaan pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 5
1. Bagaimanakah implementasi supervisi kunjungan kelas di SMP N 1 Bandungan? 2. Bagaimanakah dampak supervisi kunjungan kelas dalam meningkatkan kinerja perencanaan pembelajaran guru IPA di SMP N 1 Bandungan? 3. Bagaimanakah dampak supervisi kunjungan kelas dalam meningkatkan kinerja
pelaksanaan
pem-
belajaran guru IPA di SMP N 1 Bandungan?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang sudah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang beberapa hal sebagai berikut: 1. Implementasi supervisi kunjungan kelas di SMP N 1 Bandungan; 2. Dampak
kegiatan
supervisi
kunjungan
kelas
dalam meningkatkan kinerja perencanaan pembelajaran guru IPA di SMP N 1 Bandungan; 3. Dampak kegiatan supervisi kunjungan kelas dalam meningkan kinerja
pelaksanaan pembelajaran
guru IPA di SMP N 1 Bandungan.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 6
1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan pada bidang manajemen pendidikan, khususnya berkenaan dengan kegiatan supervisi kunjungan kelas dalam rangka meningkatkan kinerja guru IPA. Menurut Arikunto (2006: 40) supervisi bertujuan memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru agar mampu meningkatkan kualitas kinerjanya dalam melaksanakan pembelajaran. 2. Manfaat Praktis Manfaat secara praktis yang diharapkan dari penelitian ini dapat ditinjau dari berbagai elemen, yaitu: a. Guru IPA Bagi guru IPA dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang pentingnya supervisi kunjungan kelas pada mata pelajaran IPA yang dilakukan oleh kepala sekolah selaku supervisor, sehingga dapat memberikan umpan balik untuk melakukan perbaikan dan inovasi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran IPA. b. Kepala Sekolah Sebagai salah satu acuan bagi kepala sekolah dalam
melaksanakan
supervisi
kunjungan
kelas
dengan memperhatikan aspek persiapan pendidik
7
dalam perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. c. Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang Bagi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membina pengawas, kepala sekolah dan guru dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah melalui kegiatan supervisi kunjungan kelas. Di samping itu penelitian ini juga menjadi pertimbangan para pengawas SMP dalam melaksanakan tugas pengawasan di sekolah.
8