BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan juga merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah. Kota dengan julukan “Kota Lumpia” ini merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup banyak peminatnya, karena terdapat beberapa tempat wisata yang bernilai sejarah maupun wisata alam. Selain sebagai tempat tujuan untuk berwisata, Semarang juga merupakan kota industri karena terdapat banyak kawasan industri yang berada di Kota Semarang. Untuk itu, sebagai salah satu pintu gerbang kegiatan nasional maupun internasional, Kota Semarang menyediakan sarana penunjang, salah satunya pada bidang transportasi. Saat ini kebutuhan sarana transportasi yang cepat semakin menjadi primadona
di
masyarakat,
salah
satunya
yaitu
transportasi
udara.
Ketidakseimbangan antara peningkatan permintaan masyarakat untuk penggunaan transportasi udara dengan fasilitas dari sebuah bandara menjadi sebuah permasalahan pada dunia penerbangan di Indonesia. Kota Semarang mempunyai Bandar Udara Ahmad Yani yang menjadi satu-satunya bandar udara di Kota Semarang. Bandar Udara Ahmad Yani saat ini masih memerlukan peningkatan atau perbaikan di beberapa fasilitas untuk menunjang aktifitas penerbangan setiap harinya. Salah satu fasilitas yang perlu diperbaiki adalah pada bagian apron. Seiring dengan pertumbuhan penumpang dan regenerasi armada pesawat udara, maka beban pesawat semakin besar namun tidak diimbangi dengan peningkatan daya dukung apron sehingga apron mengalami kerusakan. Jenis pesawat komersial yang beroperasi di Bandar Udara Ahmad Yani saat ini sebagian besar terdiri dari Airbus A-319/320 dan Boeing 737 series: 200/300/400/500/800/900ER. Pesawat jenis Boeing B-737-800/900ER merupakan jenis pesawat terbesar yang beroperasi di Bandar Udara Ahmad Yani. Berikut ini adalah karakteristik pesawat Boeing B-737-800/900ER:
Maximum take off weight
: 79.016 kg
Weight on main landing gear : 74.156 kg Maximum landing weight
: 66.361 kg
Operating empty weight
: 42.901 kg
Kerusakan apron yang terjadi disebabkan karena struktur apron yang menggunakan perkerasan lentur (flexible pavement) dinilai sudah tidak bisa menahan beban pesawat yang semakin besar dan frekwensi yang semakin meningkat. Perbaikan apron yang dilakukan dengan mengganti struktur perkerasan lentur menjadi struktur perkerasan komposit menggunakan beton K400 akan menjadikan struktur perkerasan apron lebih kuat dan dapat mendukung beban pesawat yang ada.
1.2 Batasan Masalah Batasan-batasan masalah digunakan untuk membatasi ruang lingkup bahasan yang akan dibahas agar tidak keluar dari topik bahasan. Batasan masalah yang digunakan dalam laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Proses perbaikan apron dilakukan saat cuaca cerah dan tidak hujan. 2. Proses perbaikan apron dilakukan pada malam hari setelah kegiatan penerbangan selesai. 3. Perbaikan apron dilakukan karena apron mengalami kerusakan yang disebabkan beban untuk apron mengalami perubahan yaitu dari pesawat berukuran kecil (pesawat militer) ke pesawat yang berukuran besar (pesawat komersial). 4. Perbaikan apron menggunakan perkerasan komposit (composite pavement) yang sebelumnya struktur perkerasan apron menggunakan perkerasan lentur (flexible pavement). 5. Plat beton yang digunakan adalah beton mutu K-400 dengan baja tulangan D16. 6. Laporan ini tidak menghitung tebal perkerasan.
7. Permasalahan yang akan dibahas pada laporan ini adalah perhitungan mix design untuk membuat campuran beton K-400 sebagai lapis pondasi apron dan metode pelaksanaan perbaikan struktur apron.
1.3 Rumusan Masalah Perbaikan apron pada Bandar Udara Ahmad Yani mempunyai peran penting dalam menunjang kebutuhan sarana atau fasilitas agar dapat menjamin kelancaran dan keselamatan operasi penerbangan di Bandar Udara Ahmad Yani Semarang. Perbaikan apron ini memiliki langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan serta pengujian-pengujian material yang digunakan untuk perbaikan apron. Beberapa masalah yang akan dibahas dalam laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Metode pelaksanaan perbaikan apron Bandar Udara Ahmad Yani Semarang. 2. Evaluasi perhitungan mix design untuk membuat campuran beton K-400 sebagai lapis pondasi apron.
1.4 Tujuan Tujuan dari pekerjaan perbaikan apron ini adalah untuk menunjang kelancaran aktifitas penerbangan di Bandar Udara Ahmad Yani Semarang. Kondisi apron yang kurang baik dapat mengganggu pergerakan pesawat dalam aktifitas penerbangan. Proyek perbaikan apron ini dalam aplikasinya dapat memberikan pengetahuan, diantaranya: 1. Mengetahui cara perhitungan membuat perancangan kebutuhan material (mix design) untuk membuat beton mutu K-400 yang digunakan sebagai lapis pondasi apron. 2. Mengetahui jumlah kebutuhan material yang digunakan untuk membuat beton K-400 sebagai lapis pondasi apron. 3. Mengetahui proses perbaikan apron Bandar Udara Ahmad Yani Semarang. 4. Mengetahui perbedaan susunan lapis struktur apron sebelum dan sesudah perbaikan.
1.5 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan magang dan laporan ini antara lain: 1. Memberikan pengetahuan tentang perhitungan kebutuhan material (mix design) yang digunakan untuk membuat plat beton yang digunakan sebagai lapisan pondasi apron. 2. Memberikan pngetahuan jenis material yang digunakan untuk membuat plat beton K-400. 3. Memberikan pengetahuan mengenai proses perbaikan apron di suatu bandar udara. 4. Memberikan pengetahuan tentang jenis lapis perkerasan apron suatu bandar udara. 5. Memberikan pengetahuan jenis alat berat yang digunakan pada pekerjaan perbaikan apron.
1.6 Sistematika Penulisan Laporan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Mix Design Beton untuk Lapis Pondasi Apron pada Perbaikan Apron Bandar Udara Ahmad Yani Semarang” ini mempunyai sistematika penulisan yang terdiri dari: 1. Bab I Pendahuluan Bab ini terdiri atas beberapa sub bab yaitu latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan laporan. 2. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berkaitan dengan tulisan, pendapat, atau penemuan, baik dari para tokoh di bidangnya maupun para peneliti terdahulu yang berkaitan dengan topik laporan sebagai landasan teori dan referensi dalam penulisan laporan magang. 3. Bab III Manajemen/Organisasi Instansi/Proyek Bab ini berisi tentang uraian secara singkat profil instansi tempat magang dan profil proyek yang dikerjakan. 4. Bab IV Pelaksanaan dan Pembahasan
Berisi tentang penjelasan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama magang serta pembahasan topik permasalahan. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan pembahasan yang dibahas di dalam laporan, dan saran-saran yang perlu disampaikan dalam proses kegiatan magang. 6. Daftar Pustaka Berisi tentang pustaka yang diperlukan dalam pembuatan laporan magang yang memuat referensi untuk dijadikan sebagai literatur dalam penulisan laporan magang. 7. Lampiran-lampiran Berisi surat tugas, daftar hadir kegiatan magang, gambar-gambar, dan data-data pendukung dalam pembuatan laporan magang.