1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Perkembangan dunia teknologi semakin canggih dari hari ke hari, terutama dalam bidang telekomunkasi. Telekomunikasi adalah sesuatu hal yang sangat penting. Perkembangan telekomunikasi yang sangat pesat pada saat ini, berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Dari berbagai dampak tersebut salah satunya adalah berkembangnya kebutuhan akan informasi yang kemudian menjadi pelopor berkembangnya telekomunikasi. Sebagai seorang mahasiswa hendaknya kita dapat tidak sekedar mengerti tentang teori teknologi tersebut melainkan juga mengenai prakteknya. Dengan demikian kita dapat memanfaatkan teknologi tersebut bagi kepentingan umat manusia. Perkembangan
teknologi
komunikasi
tanpa
kabel
(wireless
communication) tumbuh pesat terjadi sejak tahun 1997 di Indonesia. Perubahan yang terjadi menuju ke suatu indikasi ke arah teknologi digital, kapasitas yang lebih besar, perangkat yang kompak, perluasan daya jangkau, keamanan dan kerahasiaan yang lebih terjaga, kemampuan dan penambahan fitur-fitur yang lain. Arah perkembangan teknologi wireless berkembang menuju teknologi FPLMTS (Future Public Land Mobile Communication System) yang didekati dari teknologi cordless, seluler maupun satelit. Pada teknologi wireless berbasis seluler memungkinkan untuk bisa membangun Jarlokar (Jaringan Lokal Akses Radio) di daerah urban dan sub-urban karena jaringan seluler mempunyai kemampuan untuk mobilitas yang lebih tinggi dan cakupan yang lebih besar. Hal tersebut diikuti oleh pertumbuhan jumlah pelanggan, semakin meningkat membuat permasalahan tersendiri dari sisi operator, karena mereka harus meningkatkan kemampuan untuk menangani kenaikan jumlah pelanggan tersebut dari segi database. Home Location Register (HLR) yang merupakan inti dari database pelanggan pada teknologi Global System for Mobile Communications (GSM) maupun pelanggan Code Division Multiple Access (CDMA) yang berisi informasi
2
pelanggan bersifat permanen. Selain itu HLR berfungsi sebagai sistem keamanan bagi pelanggan. 1.2. Tujuan Penyusunan Laporan Dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan di PT. Indosat,Tbk Semarang bertujuan antara lain : 1.
Sebagai salah satu syarat dalam menempuh pendidikan di
Politeknik Negeri Semarang. 2.
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah
dengan praktik langsung di lapangan. 3.
Sebagai studi perbandingan antara teori yang telah didapatkan
dengan praktik secara langsung. 4.
Untuk memperdalam wawasan sesuai dengan bidang yang
dipraktikan terutama di bidang telekomunikasi. 5.
Mengetahui komponen-komponen dan alat-alat pendukung HLR
yang terdapat di PT.Indosat,Tbk. Semarang. 6.
Menambah
pengetahuan
serta
sebagai
sarana
untuk
membandingkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dengan di dunia kerja. 7.
Mendapat umpan balik yang dapat digunakan untuk menciptakan
gagasan-gagasan baru sebagai pemecahan masalah yang timbul di industri, khususnya di bidang telekomunikasi. 1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di PT.Indosat,Tbk. Semarang yang beralamat di Jalan Kusuma nomor 4a Semarang. Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu tanggal 26 Juli 2010 – 27 Agustus 2010. 1.4. Pembatasan Masalah Dalam laporan yang disusun ini akan dibatasi pada Home Location Register HLR9820 Huawei Jaringan GSM pada Network Switching Subsystem (NSS) PT Indosat,Tbk Semarang
3
1.5
Metode Pengumpulan Data Dalam pembuatan laporan Kerja Praktek ini, penulis menggunakan
medotologi sebagai berikut : 1.
Metode Observasi
Metode yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan mempelajari peralatan yang ada dengan para teknisi PT.Indosat,Tbk. Sehingga penulis mempunyai gambaran yang jelas untuk dijadikan acuan dalam pembuatan laporan. 2.
Studi Kepustakaan
Penulis membaca dan mempelajari referensi yang ada sebagai pelengkap dalam penulisan laporan. Penulis mempelajari beberapa literatur di PT.Indosat,Tbk. Semarang untuk memperoleh data yang berhubungan dengan materi yang dibahas 3.
Metode Interview
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara menanyakan langsung dengan para narasumber di PT.Indosat,Tbk. Semarang.Baik mengenai cara kerja prosedur maupun penjelasan lain yang berkaitan dengan laporan. 1.6
Sistematika Penyusunan Laporan Sistematika penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul HLR
(Home Location Register) HLR9820 Huawei sebagai Pusat Database
pada
Jaringan GSM PT Indosat,Tbk Semarang, terdiri dari beberapa bab yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini memuat penjelasan umum mengenai latar belakang , tujuan kerja praktek, tempat dan waktu pelaksanaan kerja praktek, pembatasan masalah, metode pengumpulan data dan sistematika penyusunan laporan. BAB II : PT.INDOSAT,Tbk.
4
Bab ini berisi tentang sejarah PT.Indosat,Tbk. struktur organisasi, makna dan logo PT.Indosat,Tbk, visi, misi, jasa yang diberikan oleh PT.Indosat,Tbk, strategi perusahaan, produk yang dikeluarkan, dan lokasi perusahaan. BAB III : GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM) Bab ini berisi tentang sejarah perkembangan GSM, sejarah teknologi mobile, arsitektur jaringan GSM, konsep selular, manajemen mobilitas, proses call set-up, jaringan lain, dan layanan GSM. BAB IV : HOME LOCATION REGISTER (HLR) Bab ini menjelaskan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan HLR, pengertian dan fungsi HLR, posisi HLR, struktur HLR9820 Huawei, fungsi dan funsional modul HLR9820 Huawei, dan proses signaling pada HLR BAB V : PENUTUP Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran dalam pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan.
5
BAB II PT. INDOSAT,Tbk 2.1. Sejarah PT. Indosat,Tbk PT.INDOSAT,Tbk (Indosat) berdiri pada tahun 1967 sebagai perusahaan investasi luar negeri yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. Pada tahun 1969 PT. Indosat mulai beroperasi dengan diresmikan Stasiun Budi Jatiluhur. PT. Indosat hadir bersamaan dengan masuknya teknologi satelit di Indonesia. Perusahaan Persero (Persero) PT. Indonesia Satellite Coorporation (INDOSAT) adalah perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional terkemuka di Indonesia. Kegiatan utamanya adalah menyediakan jasa
telekomunikasi
internasional
melalui
switching,
termasuk
telepon,
komunikasi data paket, faksimile dengan fasilitas store-and-forward, serta jasa inmarsat untuk sistem komunikasi bergerak global. Perseroan juga menyediakan jasa telekomunikasi internasional non-switching seperti sirkuit sewa berkecepatan rendah maupun tinggi, konferensi-video, jasa transmisi siaran televisi, serta jasajasa lainnya yang pada umumnnya tidak berupa transmisi suara. Indosat didirikan tahun sebagai perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) milik International Telephone dan Telegraph Coorporation (ITT) dan ditunjuk oleh pemerintah Indonesia untuk membangun, mengalihkan dan mengoperasikan stasiun bumi Intelsat yang mengakses ke kawasan Samudera Hindia untuk jangka waktu 20 tahun. Intelsat merupakan Organisasi Satelit Internasional yang memiliki dan mengoperasikan sejumlah satelit komunikasi secara global. Pada tanggal 29 September 1969, Indosat mulai mengoperasikan antena pertama Stasiun Bumi Jatiluhur.
6
Pada tahun 1979 perusahaan ini melengkapi infrastrukturnya dengan antena yang kedua, sehingga dapat mengakses dua cakupan Intelsat, masingmasing dikawasan Samudera Pasifik dan kawasan Samudera Hindia. Pada tahun 1980, pemerintah Indonesia memperoleh saham Indosat, yang kemudian PT.Indosat menjadi perusahaan milik Negara. Pada tahun 1994 saham Indosat didaftarkan pada Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan Bursa Efek New York, dan menjadi perusahaan milik Negara yang terdaftar di luar negeri. Untuk mengatasi pembatasan atas kepemilikan fasilitas telekomunikasi oleh pihak asing, Indosat membangun stasiun bumi Intelsat tersebut, mengalihkan kepemilikannya kepada Pemerintah Indonesia dan menyewanya kembali. Pada tahun 1980 Indosat mulai mengoperasikan Sistem Komunikasi Kabel Laut ( SKKL ) yang pertama SKKL ASEAN-Indonesia-Singapore ( I-S ). Kepemilikan Indosat pada SKKL I-S ini dialihkan kepada Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel-sekarang Telkom) dan disewa kembali. Indosat juga menyediakan jasa komunikasi bergerak untuk penggunaan di laut, udara dan darat melalui Inmarsat, yaitu organisasi satelit internasional yang memiliki dan mengoperasikan sejumlah satelit komunikasi termasuk untuk panggilan darurat (SOS). Di tahun 1980 ITT menjual Indosat kepada pemerintah Indonesia dengan harga sekitar US$ 42,8 juta. Sejak itu Indosat menjadi Persero atau Badan Usaha Milik Negara dan Penyelenggara tunggal jasa Telekomunikasi Internasional di Indonesia. Pada saat itu, Pemerintah Indonesia mengalihkan kepemilikannya atas fasilitas Indosat kepada Perseroan. Di tahun 1982, dengan tujuan memisahkan jaringan telekomunikasi domestik dan internasional secara efektif, seluruh kepemilikan Perumtel di SKKL maupun Sentral Gerbang dan operator telepon internasionalnya di Jakarta dialihkan kepada Indosat, dan sebaliknya, Indosat mengalihkan sejumlah aktiva yang berkaitan dengan telekomunikasi domestik kepada Perumtel.
7
Pada tahun 1983, PT. Indosat Medan (SGI-2) beroperasi di Medan untuk wilayah Sumatera. Dan dari tahun 1984 hingga 1992, Indosat memberikan jasa TTC and M ( Tracking , Telemetry, Command and Monitoring ) untuk seluruh satelit refensi. Tahun 1985 diadakan peresmian Kabel-Laut Medan-Penang dan MedanSingapore. Di tahun yang sama, PT. Indosat adalah wakil Indonesia di Intelsat dan di Inmarsat sejak 1986. Sebagai wakil Indonesia di Intelsat dan Inmarsat, Persero memegang otoritas atas semua penggunaan jaringan satelit Intelsat dan Inmarsat oleh pelanggan dan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, termasuk pesaing Perseroan. Tahun 1992, PT. Indosat (SGI-3) Batam beroperasi di Batam. Dan pada tahun 1994, PT. Indosat mendapat kepercayaan dari pemerintah Indonesia sebagai pioneer BUMN yang menanamkan sahamnya secara internasional di Bursa saham New York, Jakarta dan Surabaya. Di tahun yang sama, stasiun Bumi Pantai Cermin di Pantai Cermin - Deli Serdang diresmikan. Seiring dengan berlakunya Undang-Undang Telekomunikasi No. 36 Tahun 1999 pada 8 September 2000, Indosat siap berubah untuk menjadi penyelenggara Telekomunikasi lengkap dan terintegrasi 9 jaringan, akses lokal, seluler dan multimedia / internet. Memasuki abad ke-21 dan dengan menjaga trend global, maka pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengatur sektor telekomunikasi nasional, hal ini untuk menyambut kompetisi pasar bebas. Indosat mulai mengembangkan bisnis seluler di Indonesia pada pertengahan tahun 1990. Pada tahun 2000, tepatnya 14 Agustus 2000, Pemerintah memberikan ijin prinsip kepada PT. Indosat untuk menyelenggarakan Telepon Sellular DCS-1800 dimana bisnis sellular merupakan terobosan baru dari PT. Indosat. Juga diadakannnya pembangunan Sarana dan Prasarana Seluler Indosat IM3 (Indosat Multi Media Mobile) di Batam sebagai tahap pertama di wilayah Sumatera. Pada tahun 2001, PT. Indosat Divisi Regional Barat membuka kantor cabang di Pekan Baru melayani Propinsi Riau (daratan), Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, yang disebut Area Sumbagcell. Sedangkan Area Sumbagut berkedudukan di Medan melayani Propinsi Sumatera
8
Utara, Aceh dan Sumatera Barat. Dan di tahun yang sama PT.Indosat mendirikan PT.Indosat Multi Media Mobile (IM3). Dengan memperoleh kendali penuh PT.Satelit Palapa Indonesia, yang kemudian Indosat Group menjadi operator seluler terbesar kedua di Indonesia Pada tanggal 1 Agustus 2002, Pemerintah Indonesia memberikan lisensi kepada PT. Indosat untuk masuk ke bisnis telekomunikasi lokal / FNSP (Full Network Service Provider) yaitu menjadi penyelenggara telekomunikasi domestik (Lokal/SLJJ), selular serta Telekomunikasi Internasional. Pada bulan November 2003, dilakukan merger antara Satelindo, IM3, dan Bima Graha sehingga bergabung menjadi Indosat, penggabungan ini membuat Indosat berkonsentrasi pada penyediaan jasa telekomunikasi seluler yang difokuskan pada full network service provider (FNSP). Kini PT. Indosat memiliki tiga Sentral Gerbang Telekomunikasi Internasional, yang masing-masing berada di Jakarta (SGI-1) yang sekaligus menjadi Kantor Pusat PT. Indosat, di Medan (SGI-2), dan juga di Batam dan kepulauan Riau (SGI-3). Sebagai perusahaan penyelenggara telekomunikasi internasional, Indosat menghubungkan Indonesia dengan dunia Internasional melalui Sistem Telekomunikasi Satelit (SKS) dan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL). Stasiun Bumi Jatiluhur merupakan gerbang utama arus telekomunikasi internasional dari dan ke Indonesia melalui satelit. Sedangkan gerbang arus telekomunikasi internasional melalui kabel laut terdapat di terminal kabel laut di Ancol Jakarta dan terminal kabel laut di Pantai Cermin Medan, Sumatera Utara. Kedua sarana transmisi ini bersifat saling melengkapi dan secara bersamasama menyalurkan arus telekomunikasi dari Indonesia ke Luar Negeri dan sebaliknya dengan kehandalan tinggi. Dalam mengelola perusahaan, PT. Indosat menetapkan tiga sasaran pokok, yaitu: 1. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. 2. Memberikan hasil yang maksimum bagi pemegang saham/Negara Republik Indonesia. 3. Membangun serta menciptakan citra terbaik perusahaan.
9
Motto kerja dan karya seluruh jajaran pegawai PT. Indosat adalah :
“The Future is Here” Yang artinya : “Masa Depan Ada Disini’. Selain semboyan, saat ini PT. INDOSAT Tbk juga mempunyai tekad pelayanan, yaitu :
“WE CARE MORE” Yang artinya : “Kami Lebih Peduli” Hal ini merupakan tekad pelayanan PT PT. INDOSAT Tbk dalam upaya Menghadapi persaingan yang tajam. Dengan semboyan ini, PT. INDOSAT Tbk. bertekad memenuhi setiap kebutuhan pelanggan. Mengupayakan peningkatan mutu dan pelayanan serta memacu diri menjadi terbaik dibidangnya. 2.2.
Struktur Organisasi Organisasi pada dasarnya bertujuan untuk mengkoordinir suatu kelompok
atau badan yang terdiri dari berbagai personalia serta mendayagunakan kemampuan yang ada secara keseluruhan untuk diarahkan kepada tujuan tertentu. Selain itu dapat menggambarkan suatu rangkaian atau proses yang harus dilalui dalam perumusan tujuan. Pengambilan keputusan dan di lain pihak struktur ini merupakan perincian kegiatan yang harus dikerjakan masing-masing pegawai sesuai dengan bidang serta wewenangnya. Struktur organisasi ini dapat juga disebut dengan kerangka dasar yang menunjukkan orang-orang yang ada di dalamnya terhadap tujuan yang telah ditetapkan dan biasanya dibuat oleh pimpinan sebelum dijalankan kegiatan usaha dengan maksud agar lebih jelas dan terlihat akan susunan atau posisi dari setiap karyawan atau para karyawan yang ada dalam organisasi tersebut. Pesan dari seorang pimpinan didalam suatu organisasi akan sangat menentukan keberhasilan dari tujuan yang akan dicapai dalam organisasi itu sendiri. Dengan adanya organisasi maka akan jelas bagi setiap karyawan atau posisi tugas dan tanggung jawabnya.
10
Untuk lebih jelas dapat dilihat struktur atau bagan dari organisasi PT. Indosat Tbk. PRESIDENT DIRECTOR
DEPUTY PRESIDENT DIRECTOR
JABOTABEK & CORPORATE SALES DIRECTOR
REGIONAL SALES DIRECTOR
MARKETING DIRECTOR
INFORMATION TECHNOLOGI DIRECTOR
NETWORK DIRECTOR
GROUP HEAD CELLULAR NETWORK PLANNING & ENGINEERING
HEAD OF JABOTABEK REGION
HEAD OF WEST JAVA REGION
GROUP HEAD INTEGRATED MARKETING
GROUP HEAD IT PLANNING
GROUP HEAD NATIONAL CORPORATE SALES
HEAD OF CENTRAL JAVA REGION
GROUP HEAD WIRELESS ACCESS PRODUCTS
GROUP HEAD IT PROJECT
HEAD OF EAST JAVA REGION
GROUP HEAD FIXED & MIDI PRODUCTS
GROUP HEAD CRM OPERATION
GROUP HEAD PROJECT DEVELOPMENT
GROUP HEAD NATIONAL CUSTEMER CERVICE
HEAD OF NORTHTERN SUMATRA REGION
GROUP HEAD VAS PRODUCTS
GROUP HEAD BILLING OPERATION
GROUP HEAD CELLULAR NOM
IM2 & LINTASARTA
HEAD OF SOUTHTERN SUMATRA REGION
GROUP HEAD MAIL & MASSAGING
GROUP HEAD VAS OPERATION
GROUP HEAD FTM NOM
HEAD OF KALIMANTAN REGION
GROUP HEAD GAMING & CONTENT
GROUP HEAD EIS OPERATION
GROUP HEAD TRANSMISSION NOM
HEAD OF SULAMPAPUA REGION
GROUP HEAD INDUSTRY & COMPETITIVE ANALYSIS
GROUP HEAD IT INFRASTRUCT URE
GROUP HEAD JABOTABEK TECHNICAL OPERATION
GROUP HEAD WHOLESALE & CARRIER RELATION
GROUP HEAD NATIONAL CARD & CHANNEL MANAGEMENT
GROUP HEAD FTM NETWORK PLANNING & ENGINEERING
GROUP HEAD NETWORK QUALITY & SURVEILANCE
GROUP HEAD PROCUREMENT
GROUP HEAD COST MANAGEMENT & CONTRACT
GROUP HEAD STRATEGIC DEVELOPMENT & OPERATION
FINANCE DIRECTORE
CORPORATE CERVICE DIRECTORE
GROUP HEAD CONTROLLING
GROUP HEAD HUMAN CAPITAL MANAGEMENT
GROUP HEAD BUSINESS STRATEGY
GROUP HEAD TREASURY
GROUP HEAD LEGAL
GROUP HEAD CORPORATE SECRETARY
GROUP HEAD ACCOUNTING
GROUP HEAD REGULATORY
GROUP HEAD INTERNAL AUDIT
GROUP HEAD REVENUE ASSURANCE
GROUP HEAD PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT
GROUP HEAD RISK AND COMLANCE
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Indosat
11
2.3. Makna dan Logo PT.Indosat,Tbk
Gambar 2.2 Logo PT. Indosat
a) Filosofi Identitas indosat Identitas indosat terdiri dari kombinasi teks “indosat” dan symbol “Techno Flower” yang mencerminkan teknologi tinggi namun bersahabat, dinamis dan modern. b) Teks “indosat” Teks indosat didesain secara khusus menggunakan huruf kecil yang melambangkan sikap indosat yang bersahabat dan mudah kerjasama. Warna indosat melambangkan kekuatan korporasi indosat yang kokoh dan solid, kemampuan dan rasa percaya diri dalam bidang teknologi tinggi serta kestabilan perusahaan. c) Simbol “Techno Flower” Tercipta dari gabungan tiga elips yang mencerminkan usaha dan fokus bisnis indosat saat ini, yaitu di Indonesia, dalam bidang teknologi dan pelayanan bagi masyarakat, serta pentingnya kerjasama yang kokoh diantara ketiga elemen tersebut. Tiga elips pembentuk Techno Flower masing-masing mencerminkan : 1) Warna merah
=
Masyarakat Indonesia
2) Biru
=
Teknologi
3) Kuning
=
Komunikasi
Rangkaian
elips
ini
membentuk
bintang
permata
ditengah
mencerminkan layanan terbaik dan berkualitas yang senantiasa diberikan oleh indosat kepada masyarakat Indonesia.
12
2.4.
Visi PT. Indosat,Tbk PT. Indosat mempunyai sebuah visi yaitu menjadi penyelenggara jaringan
dan jasa telekomunikasi terpadu berfokus selular / wireless yang terkemuka di Indonesia. 2.5.
Misi PT. Indosat,Tbk Untuk mencapai visi di atas PT. Indosat memfokuskan pada produk dan
jasa yang berkualitas dengan cara : a.
Menyediakan dan mengembangkan produk, layanan dan solusi
yang inovatif dan berkualitas. b.
Meningkatkan shareholder values secara terus-menerus.
c.
Mewujudkan kualitas kehidupan stakeholder yang lebih baik .
2.6. Jasa Telekomunikasi PT. Indosat,Tbk Jasa telekomunikasi yang diberikan oleh PT. Indosat dapat dibagi menjadi empat yaitu : International Telephony, Global Corporate Service, International Telex / Telegraph dan Multimedia. 1.
International Telephony Beberapa layanan yang termasuk dalam layanan International
Telephony adalah: a)
Indosat SLI 001. Indosat SLI 001 atau Indosat IDD 001 adalah fasilitas telepon
internasional di mana pelanggan dapat langsung memutar nomor telepon yang dituju di luar negeri tanpa bantuan operator. Fasilitas pelayanan INDOSAT SLI 001 dapat tersambungkan, apabila pesawat telepon pelanggan telah didaftarkan untuk memperoleh fasilitas SLI. b)
Indosat Operator 101 / 104. Jasa Indosat Operator 101 / 104 adalah pelayanan telepon
internasional di mana proses penyambungan ke nomor tujuan
13
dilakukan dengan bantuan operator Indosat. Fasilitas Indosat Operator 101 dapat tersambung dari seluruh wilayah Indonesia, dan 104 dapat diakses dari Jakarta, Medan, Surabaya, Batam. Fasilitas ini dapat digunakan dari telepon yang belum maupun yang sudah memiliki fasilitas SLI. c)
Indosat Conference Call. Indosat Conference Call adalah jasa yang memberikan
kemudahan kepada pelanggan untuk melakukan konferensi jarak jauh dengan beberapa mitranya di dalam maupun di luar negeri pada saat yang bersamaan. Adapun spesifikasi jasa yang dapat diberikan : 1
Konferensi
dapat
terselenggara
apabila
terdapat
minimum satu peserta dari luar negeri. 2.
Biaya konferensi dihitung apabila para peserta telah saling
terhubung. 3.
Dapat dilakukan dari seluruh wilayah Indonesia.
d)
Indosat PreCard. Indosat
PreCard
adalah
jenis
layanan
kartu
telepon
internasional Indosat yang memungkinkan pemakai jasa telepon internasional melakukan percakapan dari dan ke Indonesia melalui toll free dan nomor lokal yang disambungkan ke mesin PreCard. Pembayarannya ditagihkan ke nomor kartu dengan cara memotong langsung nilai kredit yang dibayarkan pada saat pembelian kartu Indosat PreCard. e)
Indosat Calling Card. Penyambungan telekomunikasi dari atau ke luar negeri dengan
beban biaya kepada pemilik kartu. Pemegang kartu kredit dapat menggunakan telepon touchtone di rumah, kantor maupun telepon umum 1. untuk
melakukan
percakapan
telepon
tanpa
harus
menggunakan terminal telepon kartu kredit khusus. Setiap pelanggan
14
akan mendapatkan nomor PIN (Personal Identification Number) yang menjamin keamanan dan kerahasiaan pelanggan. f)Indosat Credit Phone. Indosat Credit Phone adalah salah satu jenis layanan telekomunikasi
bagi
masyarakat,
di
mana
pemakaiannya
menggunakan terminal khusus Indosat. Credit Phone yang dapat digunakan untuk percakapan internasional, interlokal, dan lokal. Tagihan akan dibebankan pada pemegang kartu kredit atau card holder. Layanan jasa ini dapat dilakukan dari pesawat Indosat Credit Phone yang tersebar di beberapa lokasi di Jakarta, dan kartu kredit yang bisa diakses adalah Visa, Master, Diners, Amex, JCB, dan BCA Card. g)
Indosat Indonesia Direct. Indosat Indonesia Direct adalah fasilitas pelayanan telepon
internasional dari luar negeri ke Indonesia di mana pengguna jasa telepon dapat tersambung langsung dengan operator Indosat yang selanjutnya akan menyambungkan ke nomor tujuan di Indonesia. Fasilitas pelayanan Indosat Indonesia Direct dapat tersambungkan dari telepon biasa maupun telepon umum melalui operator Indosat, di mana biaya percakapan dibebankan / dibayar oleh nomor telepon penerima di Indonesia. h)
Indosat Free Phone. Indosat Free Phone adalah fasilitas pelayanan telepon
Internasional di mana biaya percakapan dibebankan kepada penerima yang terdaftar sebagai pelanggan Indosat Free Phone Indosat. Fasilitas pelayanan Indosat Free Phone merupakan layanan nilai tambah telepon Internasional yang berbasis teknologi Inteligent Network. i) Indosat Virtual Net. Indosat
Virtual
Net
merupakan
jasa
telekomunikasi
internasional yang menggunakan jaringan PSTN biasa dengan
15
memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk meningkatkan kemampuan telepon mereka seakan-akan memiliki suatu jaringan private untuk organisasi/ perusahaan mereka yang tersebar di beberapa negara. Kelebihan atau nilai tambah yang diperoleh pelanggan adalah bahwa tarif yang dikenakan lebih murah dibandingkan dengan tarif SLI, tergantung pada jenis call ( panggilan ) yang dilakukan. Nilai tambah lainnya adalah bahwa tagihan untuk jaringan Indosat Virtual Net yang dimiliki oleh pelanggan akan ditagihkan hanya ke satu nomor telepon pelanggan. Selain itu, pelanggan akan mendapatkan kemudahan dalam menggunakan jaringan karena call dapat dilakukan dari telepon mana saja dengan menggunakan nomor akses dan PIN tertentu yang akan teridentifikasi sebagai call Indosat Virtual Net. j) Indosat Fax Plus. Indosat Fax Plus adalah jasa pengiriman dokumen faksimili internasional dengan sistem store and forward. Pada pengiriman dokumen melalui faksimili biasa (SLI), setiap dokumen yang dikirimkan
akan
disalurkan
langsung
melalui
saluran
SLI
(Sambungan Langsung Internasional). Dengan sistem Indosat Fax Plus, dokumen pelanggan akan dikirim dahulu ke sistem Indosat Fax Plus yang ada di INDOSAT (store), untuk kemudian
baru
ditransmisikan (forward) sesuai dengan alamat (nomor faksimili) tujuan di luar negeri. k)
Indosat HCD. Indosat HCD (Home Country Direct) adalah layanan Indosat
yang memungkinkan pengguna jasa telepon internasional di Indonesia melakukan percakapan ke luar negeri melalui bantuan operator/ negara tujuan dengan sistem pembayaran secara collect call, yaitu pembayaran yang dibebankan ke nomor di luar negeri, atau dibebankan ke calling card pemanggil. l) Indosat Info 102.
16
Indosat Info 102 adalah sistem pelayanan 24 jam dari Indosat untuk melayani segala bentuk informasi, pertanyaan, dan keluhan pelanggan. Penggunaan Indosat Info 102 disediakan untuk seluruh pelanggan di seluruh Indonesia. Untuk menghubunginya, cukup tekan nomor 102 di Jabotabek, Medan, Batam, Surabaya, atau telepon bebas pulsa 0 800 21 120 darimanapun di Indonesia. 2.
Global Corporate Service Global Corporate Service terdiri dari beberapa pelayanan seperti akan
dijelaskan seperti di bawah ini yaitu : a)
Indosat World Link. Indosat World Link adalah jasa komunikasi sirkuit langganan
digital point to point berkecepatan tinggi (mulai 64 Kbps hingga 2 Mbps) yang dapat menghubungkan pelanggan di Indonesia dengan mitra bisnisnya di luar negeri selama 24 jam terus menerus, serta handal dalam mengakses dan menyebarkan informasi ke seluruh dunia, baik dalam bentuk suara, data, faksimili, dan video conference. Adapun spesifikasi jasa yang dapat diberikan : 1)
Sirkuit digital pribadi, yang menghubungkan satu titik di
Indonesia dengan satu titik di luar negeri. 2) Kecepatan 64 Kbps sampai dengan 2 Mbps. 3) Interface standard seluruh dunia : V.35, RS.449, atau G.703. b)
Indosat Direct Link. Indosat Direct Link adalah jasa komunikasi sirkuit langganan
yang dapat menyalurkan informasi data, suara dan image / video melalui
ruas
bumi
(terminal)
Indosat
Direct
Link
dan
perlengkapannya dan ruang angkasa (satelit), yang menghubungkan pelanggan di Indonesia dengan mitra bisnisnya di luar negeri secara langsung selama 24 jam terus menerus. Adapun spesifikasi jasa yang dapat diberikan :
17
1)
Merupakan sirkuit pribadi yang menghubungkan satu
tempat di Indonesia dengan satu tempat di luar negeri. 2) Mempunyai kecepatan 19,2 Kbps sampai dengan 2.048 Kbps. 3) Interface standard : RS 232 atau V.35 / RS 449. 4) Aplikasi untuk data, suara dan image / video. c)
Indosat Bit Link. Indosat Bit Link adalah jasa pelayanan sirkuit langsung analog
dengan kecepatan yang direkomendasikan sampai 4.800 bps. Indosat Bit Link juga menghubungkan pelanggan di Indonesia dengan mitra bisnis atau kerja di luar negeri selama 24 jam terus menerus dan mencakup komunikasi suara atau data dan teleks. d)
Indosat Frame Net. Indosat Frame Net adalah suatu jasa interkoneksi LAN secara
end-to-end,
transparan
terhadap
mengkomunikasikan data dengan
protokol,
yang
dapat
kecepatan tinggi (sampai 2
Mbps) dan delay rendah, dengan penggunaan bandwidth yang fleksibel. Indosat Frame Net terhubung dengan berbagai jaringan frame relay global melalui kerjasama penyelenggaraan dengan berbagai penyelenggara frame relay Internasional. Saat ini Indosat Frame Net terhubung dengan jaringan World Partners, ACASIA, Concert, C & W, Global One, NTT dan bilateral dengan Jepang (IDC, JT). e)
Indosat Packet Net. Indosat Packet Net merupakan jaringan komunikasi data publik
yang menggunakan teknologi Packet Switch Data Network. Dengan Indosat Packet Net dapat dilakukan pengiriman data antar komputer domestik dengan internasional. Indosat Packet Net sangat efisien untuk pengiriman data dengan ukuran sedikit dan frekuensi rendah. Juga dapat diperoleh fasilitas electronic mail, file transfer, time sharing computer serta database access yang berisi informasi terkini
18
tentang mata uang, kepariwisataan, situasi ekonomi, teknologi, dan lain-lain.
3.
International Telex / Telegraph International Telex / Telegraph terdiri dari beberapa pelayanan seperti
yang akan disebutkan di bawah ini yaitu : a)
Indosat Telex Indosat Telex adalah pelayanan jasa telekomunikasi bagi
masyarakat untuk menyampaikan berita teleks ke luar negeri atau menerima berita teleks dari luar negeri melalui jaringan teleks internasional dengan menggunakan pesawat teleprinter. Adapun spesifikasi jasa yang dapat diberikan : 1)
Jasa ini dapat dipergunakan sebagai bukti transaksi karena
adanya Automatic Answer Back yang unik (AAB). 2)
Berita teleks dapat dikirim ke seluruh dunia secara otomatis
(IDD) ataupun melalui bantuan operator. b)
Indosat Telegram Indosat Telegram adalah jasa pelayanan penyampaian berita
dalam format telegram, dari dan ke luar negeri melalui badan penyelenggara telekomunikasi. Adapun spesifikasi jasa yang dapat diberikan : 1)
Isi berita singkat dan jelas.
2) Penyampaiannya relatif cepat. 3) Jasa ini sebagai alternatif jasa teleks, surat kilat dan fax. 4. Multimedia Beberapa layanan multimedia di Indosat yang disajikan untuk pelanggan adalah: a)
Indosat Net. Internet
adalah
kumpulan
jaringan
komputer
yang
terhubung satu sama lain (network of networ). Melalui jaringan ini
19
pertukaran informasi dapat berlangsung dengan cepat, mampu mengakses pusat-pusat informasi dan dapat berkomunikasi dengan pihak lain
di mana pun. Indosat-Net adalah salah satu jasa PT.
Indosat yang dapat memberikan solusi bagi individu maupun perusahaan dalam memilih layanan yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan. b)
Indosat ISDN. Indosat ISDN adalah jaringan digital yang menampung seluruh
kebutuhan telekomunikasi suara, data maupun gambar secara terpadu dalam satu kesatuan integral, namun tetap dapat melakukan komunikasi dengan jaringan PSTN yang ada. c)
Indosat Video Link. Indosat Video Link adalah pelayanan konferensi atau tatap
muka jarak jauh secara interaktif melalui monitor video di studio. Dengan IVC peserta dapat bertatap muka, berbicara secara interaktif, saling bertukar dokumen melalui fax, memperlihatkan rekaman video, ataupun merekam peristiwa tersebut. d)
Indosat TV Link. Indosat TV Link merupakan layanan program penyaluran
siaran televisi, baik berupa siaran langsung maupun tidak langsung (rekaman), dapat berbentuk siaran pengiriman dari dalam ke luar negeri atau sebaliknya dan tersedia sarana satelit seperti Intelsat, Panamsat, Asiasat, Palapa. 2.7. Strategi Perusahaan Menjadi penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi terpadu berfokus selular/wireless yang terkemuka di Indonesia dengan cara memperkuat posisi kompetitif dan mengambil pangsa pasar lebih besar di pasar selular Indonesia yang tumbuh pesat.
20
A. Konsentrasi pertumbuhan selular. Meningkatkan cakupan, kapasitas dan kualitas jaringan selular serta mempercepat integrasi operasional dan jaringan antara Satelindo dan IM3 untuk memaksimasi efisiensi operasional dan pertumbuhan pangsa pasar. B. Mempertahankan jasa SLI. Mengimplementasikan program retensi dan paket secara selektif harga kompetitif untuk jasa SLI, serta penggelaran jaringan fixed acces secara selektif dan masuk ke pasar telekomunikasi domestik secara selektif. C. Mempertahankan pertumbuhan MIDI. Maksimasi dan memanfaatkan sinergi antar unit bisnis MIDI dan mengembangkan penawaran produk dan jasa yang kompetitif. D.
Membuat Penyelenggara Telekomunikasi Terintegrasi. Mengkonsolidasi bisnis seluler, Fixed dan MIDI pada platform yang
sama dan terintegrasi, sehingga meningkatkan efisiensi dan sinergi antar tiga segmen bisnis yang utama. 2.8.
Produk yang Dikeluarkan PT. Indosat, Tbk PT Indosat, Tbk mengeluarkan
beberapa produk layanan yang dapat
dinikmati pelanggan, beberapa produk jasa dan fasilitas yang dihasilkan diantaranya: 2.8.1
IM3 ( Indosat Multi Media Mobile )
Gambar 2.3 Logo IM3
Indosat Multi Media Mobile (IM3) adalah sisitem telekomunikasi GSM 1800. jaringan ini mempunyai kapasitas trafik yang lebih tinggi dimana kondisi
21
droop call atau network busy diminimalisasi dan mempunyai kualitas suara yang jernih karena didukung teknologi EFR (Enhanced Full Rate). Pada product IM3 telah dilengkapi dengan beberapa layanan seperti : a.
GPRS (General Packet Radio Service)
Adalah layanan dimana pelanggan dapat menikmati akses berkecepatan tinggi ke internet “ always connect ” ke ponsel, laptop, PC, PDA, dll. b. MMS (Multimedia Messaging Servis) Layanan canggih untuk mengirimkan pesan berupa gambar, teks, dan suara. c.(Sim Toll Kit) Layanan dengan microbrowser, kombinasi teknologi ini memudahkan pelanggan bebas memilih menu yang diinginkan melalui OTA (Over The Air Activation), pelanggan tidak perlu mengganti kartu untuk mendapatkan kartu tersebut. d.
M3-conference Call
Fitur yang memungkinkan pelanggan melakukan percakapan dengan maksimal 5 orang sekaligus dalam waktu yang bersamaan dengan nomor yang berbada. e.
M3-CLIR (Call Line Identification Restriction)
Fitur yang memungkinkan pelanggan untuk menyembunyikan nomor telopon atau namanya pada handphone penerima. f.
M3-Call Forward atau Diver
Fitur ini untuk mengalihkan panggilan ke nomor telepon lain atau ke voice mailbox. g.
M3-Call Waiting
Fitur yang mengindikasikan adanya panggilan lain berupa nada beep sementara
pelanggan
sedang
melakukan
percakapan.
Menerima
panggilan penelpon kedua pelanggan menahan / hold penelpon pertama (lihat M3 call hold) dengan mengikuti menu di handphone, lalu
22
berbicara pada penelpon kedua. Setelah ditutup pelanggan dapat kembali ke penelpon pertama. h. M3-Call Hold Fitur ini digunakan untuk menahan percakapan yang sedang berlangsung jika pelanggan akan melakukan panggilan keluar lainnya atau aktifitas lain tanpa memutuskan percakapan. Apabila pelanggan melakukan “ Hold ” maka dia dikenai biaya percakapan. i. M3-call Baring Fitur ini digunakan untuk mamblokir telepon masuk atau telepon keluar. Fitur ini diset OFF dan dapat diaktifkan langsung dari handphone. Pilihan call barring: 1)
Semua panggilan keluar.
2)
Semua panggilan masuk.
j.
M3-Clip
Fitur ini untuk memunculkan nomor telepon / nama pemanggil pada handphone penerima. 2.8.2 Mentari
Gambar 2.4 Logo Mentari
PT Satelindo Palapa Indonesia (Satelindo) yang didirikan pada tanggal 29 januari 1993 adalah perusahaan telekomunikasi pertama di Indonesia yang mendapatkan 3 (tiga) lisensi penyelenggara komunikasi. Ketiga lisensi tersebut dioperasikan oleh 3 (tiga) bisnis unit GSM (Sebagai penyelenggara komunikasi telepon seluler dengan merek dagang ‘Matrix dan Mentari”), satelit (sebagai pemilik Satelit Palapa-C yang dibuat oleh Boeing Satelit Langsung Internasional
23
dengan merk dagang “008”). GSM dan Internasional mulai beroperasi pada tahun 1994, sedangkan Satelit mulai tahun 1995. Pada tanggal 28 juni 2002 kepemilikan salam Satelindo sebesar 100% telah diambil alih oleh PT . Indonesia satelit Tbk (INDOSAT). Dan sejak bulan agustus 2002, bisnis utama Satelindo beralih menjadi bisnis seluler. Mentari menawarkan fitur-fitur seperti Satelindo m-Mail, informasi tentang status pulsa anda pengisian ulang, berita-berita terkini dan informasi lainnya melalui Satelindo @ccess. Mentari juga menawarkan IDD (internasional) dan roaming nasional (bagi pelanggan yang memiliki kreditlebih dari Rp.200.000). dengan menggunakan kartu prepaid yang merupakan kartu standar seluler di seluluhg dunia, Anda berarti telah membali pulsa tanpa abonemen atau tagihan-tagihan. Anda juga dapat memiliki kredit dalam bentuk pengisian ulang yang tersedia di outlet-outlet seperti dealer seluler, supermarket bahkan wartel dan toko-toko. Anda juga dapat melakukan melalui ATM BCA, ATM dan telephone banking dari BII atau bias melalui telepon ke BNI. Bahkan, anda dapat melakukan pengisian ulang melalui sms dengan mengetik ISI pada layer seluler anda, kemudian masukkan 13 (tiga balas) digit kode yang tertera pada kartu isi ulang dan kirim ke 777 mentari memiliki beberapa layanan unggulan seperti: a.
Satelindo @ccess
b.
CLI (Calling Line Identification)
c.
Free National Roaming
d.
SMS (Short Message Service)
e.
Penerima Pesan
f.
Pengirim Pesan
2.8.3 Matrix
Gambar 2.5 Logo Matrix
24
Indosat mengajak anda untuk memasuki dimensi baru dalam komunikasi dan nikmati gaya hidup yang semakin fleksibel dengan mobilitas yang semakin tinggi. Rasakan perbedaannya dengan Matrix. Dengan teknologi Dual band GSM900 desertai GSM 1800, Matrix memungkinkan sambungan yang sangat cepat, liputan yang lebih luas, dan kualitas sinyal maupun suara yang lebih jernih. Matrix anda dilengkapi kapasitas SIM card yang lebih besar, menu browser yang canggih sehingga memungkinkan anda menyimpan lebih banyak nomor dan SMS, serta akan membawa anda ke dimensi baru Personal Data Communication. Lengkapi diri anda dengan Satelindo @ccess, pintu gerbang anda menuju berbagai informasi, komunikasi data interaktif dan mobile transaction. Cukup denganmemilih Satelindo @ccess pada menu Matrix, anda dapat menikmati semua layanan yang tersedia. Satelindo @ccess memberikan anda segala kemudahan , mulai dari Informasi Bisnis, Layanan Praktis, untuk memperoleh keceriaan dan hiburan. Anda bahkan dapat menentukan sendiri menu apa saja yang tampil pada menu browser anda sesuaikan dengan kebutuhan. 2.8.4 StarOne
Gambar 2.6. Logo Star One
Layanan baru dari PT. Indosat, menggunakan teknologi CDMA yang belakangan ini booming di dunia pertelekomunikasian Indonesia. Salah satu keunggulan StarOne adalah akses internet lebih cepat, layanan akses internet dengan kapasitas sampai dengan 153,6 kbps membuat konsumen keleluasaan mengakses internet lebih cepat. Tarif pun lebih hemat.Konsumen dapat mengakses internet di mana pun selama masih dalam area tanpa mengurangi mobilitas.
Cukup
dengan
menghubungkan
Notebook/PC
anda
dengan
terminal/ponsel StarOne melalui Data Cable , IrDA atau PCMCIA Card . Selanjutnya anda dapat menikmati kecepatan transfer data lebih yang cepat hingga 153.6 Kbps.
25
StarOne juga mempunyai layanan yang memungkinkan anda untuk mengirim dan menerima faximile (khusus untuk terminal yang mempunyai Fax Line atau sambungan ke mesin fax). Ada 2 jenis layanan StarOne, yaitu StarOne PREPAID (prabayar) dan StarOne POSTPAID (pasca bayar). 2.9.
Lokasi Perusahaan PT. Indosat di Kota Semarang mempunyai beberapa gedung yang terpisah
untuk menjalankan fungsi operasinya, PT.Indosat Semarang berpusat di jalan Pandanaran Semarang, untuk bagian teknik mempunyai tiga gedung yang terpisah yang terletak di Gombel, diantaranya gedung MSC 1 di Jl. Bukit kusuma 4a Semarang, dimana tempat penulis melaksanakan Kerja Praktek, Gedung MSC 2 di Jl. Bukit Sari Semarang, dan gedung MSC Star One di Jl. Bukit Kusuma
Ke kota
Semarang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Jl. Bukit Raya Telkomsel
TV 7
it uk B a um us K
Jl. Setiabudi
Jl.
Gedung MSC 2 PT. Indosat Jl. Bukit Sari no. 10 Semarang
Gedung MSC 1 PT. Indosat Jl. Bukit Kusuma no. 4a Semarang
Gedung MSC Star One PT. Indosat
Gambar 2.7 Denah Lokasi Kerja Praktek di PT. Indosat,Tbk. Semarang.
26
BAB III GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM) 3.1
Sejarah Perkembangan GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar
yang diterima secara global untuk komunikasi selular digital. GSM adalah nama group standardisasi yang dimapankan pada tahun 1982 untuk menghasilkan standar telepon bergerak di Eropa. Perkembangan GSM ini dilatarbelakangi oleh keadaan di tiap-tiap negara Eropa pada saat itu yang masih menggunakan system telekomunikasi wireless yang analog dan tidak compatible antara negara, sehingga tidak memungkinkan dilakukannya roaming antar negara. Standar sistem komunikasi ini dikembangkan oleh European Telecommunication Standard Institute (ETSI) pada tahun 1988 dan diperkirakan banyak negara lainnya diluar Eropa akan turut menggunakan teknologi GSM. Pembentukan organisasi ini dilatarbelakangi oleh keadaan di tiap-tiap negara Eropa pada saat itu yang masih menggunakan sistem telekomunikasi wireless yang analog dan tidak compatible antar negara, sehingga tidak memungkinkan dilakukan roaming antar negara. Organisasi ini kemudian menghasilkan standard-standard telekomunikasi bergerak yang kemudian dikenal dengan GSM (Global System for Mobile communication). GSM sendiri mulai diimplementasikan di negara Eropa pada awal tahun 1990-an. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika. Pada saat ini GSM merupakan teknologi komunikasi bergerak yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia sudah mencapai 1,5 billion pelanggan dan merupakan teknologi yang paling banyak digunakan.
27
Tabel 3.1 Perkembangan Sistem Telepon Bergerak di Dunia
Global System for Mobile Communication (GSM) adalah generasi kedua dari standar sistem selular yang dikembangkan untuk menyelesaikan masalah fragmentasi dari sistem selular generasi pertama. Perbedaan utama sistem 2G dengan teknologi sebelumnya (1G) terletak pada teknologi digital yang digunakan. Keuntungan teknologi generasi kedua dibanding dengan teknologi generasi pertama antara lain sebagai berikut : Kapasitas sistem lebih besar, karena dominan menggunakan teknologi TDMA (digital), dimana penggunaan sebuah kanal dibagi ke dalam beberapa domain
28
waktu. Hal ini berlawanan dengan teknologi generasi pertama yang hanya menggunakan FDMA. Adanya standard internasional, yang digunakan sebagai rujukan perkembangan teknologi selular sehingga sistem pada negara – negara yang berbeda tersebut masih tetap kompatible satu dengan lainnya sehingga dimungkinkannya roaming antara negara. Service yang beragam, Dengan menggunakan teknologi digital, sehingga service yang
ditawarkan
menjadi
lebih
beragam
dan
juga
memungkinkan
diimplementasikannya service-service yang berbasis data, seperti SMS dan juga pengiriman data dengan kecepatan rendah. Tingkat keamanan yang lebih baik, karena menggunakan teknologi digital, dimana dimungkinkan utk melakukan encripsi dan chipering informasi. 3.2
Sejarah Teknologi Mobile Di Indonesia, liberalisasi bisnis seluler dimulai sejak tahun 1995, saat
pemerintah mulai membuka kesempatan kepada swasta untuk berbisnis telepon seluler dengan cara kompetisi penuh. Bisa diperhatikan, bagaimana ketika teknologi GSM ( Global System for Mobile ) datang dan menggantikan teknologi seluler generasi pertama yang sudah masuk sebelumnya ke Indonesia seperti NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS
( Advance Mobile Phone System
). Ketika di tahun 1980-an, teknologi Global System for Mobile Communication ( GSM ) datang ke Indonesia, maka para operator pemakai teknologi AMPS menghilang. Kemudian muncul Satelindo sebagai pemenang, yang kemudian disusul oleh Telkomsel. Dan pada akhirnya teknologi GSM lebih unggul dan berkembang pesat ini dikarenakan kapasitas jaringan lebih tinggi, karena efisiensi di spektrum frekuensi dari pada teknologi NMT dan AMPS. Dalam kurun waktu hampir satu dekade, teknologi GSM telah menguasai pasar dengan jumlah pelanggan lebih dari jumlah pelanggan telepon tetap. Di Indonesia, liberalisasi bisnis seluler dimulai sejak tahun 1995, saat pemerintah mulai membuka kesempatan kepada swasta untuk berbisnis telepon seluler
29
dengan cara kompetisi penuh. Ada beberapa teknologi metode akses pada teknologi selular : 1) CDMA ( Code Division Multiple Access ), menggunakan teknologi spread - spectrum untuk mengedarkan sinyal informasi yang melalui bandwith yang lebar ( 1,25 MHz ). Teknologi ini awalnya dibuat untuk kepentingan militer, menggunakan kode digital yang unik, lebih baik daripada channel atau frekuensi RF. Salah satu aplikasinya adalah sistem jaringan CDMA yang berkembang saat ini.
Gambar 3.1 Traffic Channel CDMA
2) FDMA ( Frequency Division Multiple Access ) adalah metode untuk membagi-bagi bandwith radio yang tersedia pada sejumlah channel diskrit yang tetap. Metode ini diantaranya diaplikasikan untuk AMPS dan NMT. Dengan AMPS, bandwith 1,25 MHz yang diberikan untuk penggunaan sellular dibagi menjadi channel dengan lebar 30 KHz, masing-masing hanya dapat melayani satu subscriber pada satu waktu. Satu subscriber mengakses sebuah channel maka tidak satupun subscriber lainnya dapat mengakses channel tersebut sampai panggilan pertama itu berhenti atau handed - off ke base station lainnya.
Gambar 3.2 Traffic Channel FDMA
30
3) TDMA ( Time Division Multiple Data ), merupakan sebuah teknologi digital, sama halnya yaitu dengan membagi-bagi spektrum yang tersedia kepada sejumlah channel diskrit yang tetap, meskipun masing - masing channel merepresentasikan time slot yang tetap daripada band frekunesi yang tetap. Sebagai contoh yang mengimplementasikan teknologi TDMA adalah GSM, yang membagi carriers berlebar 2300 KHz menjadi delapan time division channel. GSM ( Global Sistem for Mobile ) adalah teknologi yang berbasis TDMA.
Gambar 3.3 Traffic Channel TDMA
4) WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access ) merupakan akses yang dapat menyediakan fasilitas pengaksesan user ke jaringan PSTN. Teknologi WCDMA dalam mengakses data dilakukan secara terus menerus selebar bandwidth tertentu ( 5-15 MHz ). Sistem WCDMA dapat mereduksi fading karena sinyal WCDMA ditebar dalam bandwidth yang lebar ( 5-15 MHz ). Salah satu aplikasinya adalah UMTS ( Universal Mobile Telecomunication Access ) merupakan salah sistem generasi ketiga (3G) yang dikembangkan di Eropa. dirancang sehingga dapat menyediakan bandwith sebesar 2 Mbits/s. Layanan yang dapat diberikan UMTS diupayakan dapat memenuhi permintaan pemakai dimanapun berada, artinya UMTS diharapkan dapat melayani area yang seluas mungkin, jika tidak ada cell UMTS pada suatu daerah dapat di 3.3
route - kan melalui satelit.
Arsitektur Jaringan GSM Sama seperti jaringan komunikasi bergerak modern lainnya, GSM juga
menggunakan struktur seluler. Jaringan GSM terdiri dari beberapa elemen yaitu : mobile station (MS), subscriber identity module (SIM), base transceiver station
31
(BTS), base station controller (BSC), transcoding rate and adaptation unit (TRAU), mobile services switching center (MSC), home location register (HLR), visitor location register (VLR), dan equipment identity register (EIR). Bersama – sama elemen – elemen ini membentuk public land mobile network (PLMN). Pada Gambar 4.1 dapat dilihat arsitektur GSM.
Gambar 3.4 Arsitektur GSM
1.
Mobile Station (MS), merupakan alat komunikasi yang dibutuhkan
pelanggan untuk dapat mengakses layanan yang telah disediakan oleh operator GSM 2.
Base Station Subsystem (BSS), memiliki fungsi utama sebagai
pengirim dan penerima sinyal radio dari dan menuju Mobile Station (MS). 3.
Network and Switching Subsystem (NSS), berperan dalam
melakukan pengawalan dan control switch pada BSS. 4.
Operation and Maintenance Center (OMC), merupakan bagian
yang berfungsi untuk mengoperasikan dan menyediakan Operating System (OS) bagi keduanya (BSS dan NSS). 3.3.1 Mobile Station (MS)
32
Mobile Station (MS) adalah perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Secara umum sebuah Mobile System terdiri dari :
1.
Mobile Equipment (ME) atau Handset
Gambar 3.5 ME dan SIM
Mobile Equipment (ME) atau handset adalah perangkat GSM yang berada di sisi pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya. Secara international, ME diidentifikasi dengan IMEI (International Mobile Equipment Identity) dan data IMEI ini disimpan oleh EIR untuk keperluan authentikasi, apakah mobile equipment yang bersangkutan diijinkan untuk melakukan hubungan atau tidak. Gambar 2.3 menunjukkan format penomoran IMEI.
Gambar 3.6 Format penomoran IMEI
Keterangan : 1)
TAC (Type Approval Code), adalah kode yang diberikan
pada saat Mobile Equipment ditest sebelum ME tersebut dijual ke pasar.
33
2)
FAC
(Final
Assembly
Code),
menunjukan
kode
manufaktur/pabrik.
2.
3)
SNR (Serial Number)
4)
SP (Spare field)
Subscriber Identity Module (SIM) Subscriber Identity Module (SIM) adalah sebuah smart card yang
berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi layanan yang dimilikinya. Mobile Equipment (ME) tidak dapat digunakan tanpa ada SIM card di dalamnya, kecuali untuk panggilan emergency (SOS) dapat dilakukan tanpa menggunakan SIM card. Secara umum informasi/data yang disimpan di dalam SIM adalah sebagai berikut : 1)
IMSI (International Mobile Subscriber Identity) adalah
penomoran pelanggan yang akan selalu unik di seluruh dunia. Gambar di bawah ini menunjukan format penomoran IMSI.
Gambar 3.7 Format penomoran IMSI
- MCC (Mobile Country Code) - MNC (Mobile Network Code) - MSIN (Mobile Subscriber Identification Number) 2)
MSISDN (Mobile Subscriber ISDN)
Gambar 3.8 Format penomoran MSISDN
MSISDN adalah nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan. - CC (Country Code) - NDC (National Destination Code) - SN (Subscriber Number) Sebagai contoh:
34
MSISDN 62 811 970399 => CC= 62, NDC = 811, SN = 970399. 3)
Authentication Key (Ki), alogorithma authentikasi A3 dan
A8, PIN dan PUK (PIN Unblocking Key). 4)
Data network yang bersifat temporer/sementara, seperti :
TMSI (Temporary Mobile Subscriber Identity), LAI (Location Area Identity), Kc, Forbidden PLMN. 5)
Data yang terkait dengan service, seperti : SMS, setelan
bahasa, dan lain-lain. Secara functionality, sebuah MS mempunyai fungsi sebagai Radio Resource Management, Mobility Management, dan juga sebagai Communication Management. 3.3.2 Base Station Subsystem (BSS) Base Station Subsystem (BSS), atau yang biasa dikenal sebagai radio subsystem adalah penyedia dan pengatur transmisi radio dari system selular. Fungsi utama dari BSS adalah menghubungkan antara MS dengan NSS. Interface antara MS dengan subsistem lain dari GSM juga diatur melalui BSS. BSS terdiri dari 3 bagian utama, yaitu: 1. Base Transmission Station (BTS) BTS berfungsi untuk mengkoneksikan Mobile Station (MS) dengan Base Station Controller (BSC). Sebuah BTS terdiri dari pemancar dan penerima radio serta antena. BTS adalah perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS. BTS berhubungan dengan MS melalui air interface atau disebut juga Um Inteface. BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transceiver) sinyal komunikasi dari/ke MS yang menyediakan radio interface antara MS dan jaringan GSM. Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk fisik sebuah BTS adalah tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver. Sebuah BTS dapat meng-cover area sejauh 35 km. Area cakupan BTS ini disebut juga dengan cell. Sebuah cell dapat dibentuk oleh sebuah BTS atau lebih,
35
tergantung dari bentuk cell yang diinginkan. Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio Resource Management, yaitu melakukan fungsi-fungsi yang terkait dengan : 1)
Menentukan channel ke MS pada saat MS akan melakukan
pembangunan hubungan. 2)
Menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS,juga
mengirimkan/menerima sinyal dengan frekwensi yang berbeda-beda dengan hanya menggunakan satu antena yang sama. 3)
Mengontrol power yang di transmisikan ke MS.
4)
Mengontrol proses handover.
5)
Frequency hopping
2. Base Station Controller (BSC) BSC mengatur semua fungsi hubungan radio dari jaringan GSM. BSC adalah switch berkapasitas besar yang menyediakan fungsi, seperti handover HP, penyediaan chanel radio dan kumpulan dari konfigurasi data beberapa cell. Beberapa BSC dapat dikontrol oleh setiap MSC. Fungsi utama dari BSC antara lain : a.Radio Network Management Radio Network Management mempunyai tugas-tugas di bawah ini : 1)
Administrasi dari Data Jaringan Radio, yang
mempunyai fungsi sebagai berikut : a)
Deskripsi data cell (contoh: identitas cell, nomor
channel BCCH, kekuatan keluaran minimum dan maksimum pada cell, tipe RBS, dll). b)
Sistem informasi data (contoh: informasi apakah
suatu cell tidak dapat mengakses, power output maksimum dan minimum yang diijinkan dalam suatu cell, identitas channel BCCH dalam lingkungan cell) c)
Data
lokasi
(contoh:
tingkatan
cell
digunakan dalam situasi dimana trafik sedang tinggi)
yang
36
d)
Data yang memuat pembagian cell, termasuk
parameter untuk melakukan handover secara cepat dari cell yang padat. 2)
Trafik dan pengukuran : (contoh: jumlah panggilan,
kepadatan, level traffik untuk sebuah HP, jumlah handover, jumlah hubungan yang gagal, dll). 3)
Pengukuran
channel
yang
bebas
:
RBS
mengumpulkan statistik dari HP tentang kekuatan dan kualitas sinyal. Statistik ini digunakan selama proses alokasi channel, oleh karena itu channel yang interferensinya lemah dialokasikan untuk hubungan. b.
RBS Management Implementasi RBS Ericsson adalah orientasi penerima, jaminan
tambahan fitur yang bagus. Ini berarti kecil kemungkinan perangkat menggunakan beberapa transceiver secara bersama. Filosofi ini memungkinkan adanya hubungan utama antara BSC dan transceiver dalam RBS. Model logic dari RBS dapat dibangun dalam BSC dan perangkat RBS dapat dibatasi, disambung, dan tidak disambung. c.TRC Handling Walau TRAU dilokasikan dalam TRC, BSC, sebagai pengontrol persediaan sumber daya radio pada jaringan GSM, secara rutin mengkoordinasi keadaan TRAU untuk call. Selama call setup, BSC menginstruksikan TRC untuk mengalokasikan peralatan TRA untuk call. Jika satu memungkinkan TRC mengkonfirmasikan alokasi dari perangkat TRA. Dan BSC akan mengontrol perangkat TRA tersebut selama call berlangsung. d.
Transmission Network Management Transmission Network untuk BSC termasuk link-link untuk
dan dari MSC/VLR dan RBS, termasuk diantaranya adalah Transmission
Interface
Handling:
menyediakan
fungsi-fungsi
administrasi, supervisi, test dan lokalisasi kerusakan dari link RBS.
37
Konfigurasi BSC, alokasi dan supervisi sirkit 64 Kbps dari link PCM ke RBS. Ini juga secara langsung mengontrol remote switch dalam RBS yang memungkinkan penggunaan sirkit 64 Kbps secara efisien. e.Internal BSC Operation and Maintenance Tugas operasi dan pemeliharaan dapat dikerjakan di dalam BSC sendiri atau diremote dari OSS. 3. Transcoder and Adapter Unit (TRAU) Transcoder and Rate Adapter Unti (TRAU) merupakan bagian dari Base Station Subsystem. TRAU terletak antara BSC dan MSC dimana untuk berkomunikasi menggunakan A interface. TRAU berfungsi untuk melakukan transcoding sinyal suara dan data rate adaptation (mengadaptasi kecepatan data yang diakses). 3.3.3
Network Switching Subsystem (NSS) Network Switch Subsystem (NSS) berperan dalam mengkoneksikan antar
user dalam sebuah jaringan atau ke jaringan yang lain. NSS terdiri dari lima komponen jaringan di antaranya : 1. Mobile Switching Center (MSC) MSC merupakan inti dari network subsystem, yang berperan untuk interkoneksi hubungan antar BSS, antar MSC atau dengan jaringan telepon kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data. Pada umumnya, MSC memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut : a.Switching dan Call Routing : Sebuah MSC mengontrol proses pembangunan hubungan (call setup), mengontrol hubungan yang telah terbangun, dan me-release call apabila hubungan telah selesai. Dalam hal ini, MSC akan berkomunikasi dengan banyak network element lain seperti BSS, VAS, dan IN. MSC juga melakukan fungsi routing call ke PLMN lain (operator seluler lain ataupun jaringan PSTN). b.
Charging : Untuk pelanggan prepaid, MSC akan selalu
berkomunikasi dengan IN yang melakukan fungsi online charging.
38
Selain itu, MSC juga akan mencatat semua informasi tentang sebuah call dalam bentuk CDR (Call Detail Record). c.Berkomunikasi dengan network element lainnya (HRL,VLR, IN, network
element
VAS,
dan
MSC
lainnya)
:
MSC
akan
berkomunikasi dengan HLR dan VLR terutama dalam proses pembangungan hubungan (call setup), call routing (di HLR disimpan lokasi terakhir MS tujuan dan untuk merouting call tersebut ke MS yang sedang meng-cover MS tujuan, HLR akan meminta informasi routing ke MSC yang sedang meng-cover MS pemanggil) dan call release. MSC akan berhubungan dengan network element VAS seperti SMSC, MMSC, RBT server, dll, dalam rangka proses delivery content service VAS tersebut ke MS tujuan. MSC akan berhubungan dengan MSC lain dalam hal proces call setup (termasuk call routing), dan juga mengontrol proses handover antar cell yang terletak pada 2 MSC yang berbeda. d.
Mengontrol BSC yang terhubung dengannya : Sebuah MSC
dapat terhubung dengan 1 BSC atau lebih. MSC akan mengontrol dan berkomunikasi dengan BSC dalam hal call setup, location update, handover inter MSC (handover antara 2 cell yang terdapat pada 2 BSC yang berbeda tapi masih dalam 1 MSC yang sama). 2.
Home Location Register (HLR) HLR adalah network element yang berfungsi sebagai sebuah
database untuk penyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan yang tersimpan secara permanen, dalam arti tidak tergantung pada posisi pelanggan. HLR bertindak sebagai pusat informasi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan oleh VLR untuk merealisasi
terjadinya
komunikasi
pembicaraan.
VLR
selalu
berhubungan dengan HLR dan memberikan informasi posisi terakhir dimana pelanggan berada. Informasi lokasi ini akan diupdate apabila pelanggan berpindah dan memasuki coverage area suatu MSC yang baru. Informasi-informasi yang disimpan di HLR adalah :
39
1) Identitas pelanggan (IMSI, MSISDN) 2) Suplementary service pelanggan 3) Informasi lokasi terakhir pelanggan 4) Informasi Authentikasi pelanggan HLR secara fisik berhubungan dengan beberapa elemen jaringan, antara lain : a.
MSC/VLR adalah titik kontrol untuk meng-update lokasi
yang meminta data pelanggan dari HLR jika diperlukan. b.
Gateway MSC (GMSC) adalah titik di PLMN ketika
panggilan ke pelanggan masuk ke jaringan telepon bergerak. GMSC akan menanyai HLR untuk semua terminating call. c.
Short Message Service Center Gateway MSC (SMS-
GMSC) adalah titik yang dapat menerima pesan singkat dari SC (Service
Center),
kemudian
akan
menanyai
HLR
untuk
mengirimkan SMS (Short Message Service). d.
Short Message Service for Inter-Working MSC (SMS-
IWMSC) adalah sebuah MSC, yang mampu menerima pesan singkat dari PLMN dan meneruskan ke SC. e.
Flexible Numbering Register (FNR) adalah titik yang
mengatur hubungan MSISDN/IMSI dan MSISDN(S)/NPREFIX. FNR
menyediakan
kemampuan
mengalokasikan
beberapa
MSISDN ke suatu IMSI tanpa memperhatikan adanya perbedaan pada seri MSISDN dan IMSI. Pada kasus ini FNR akan menanyai HLR untuk semua terminating call. f.
GGSN (Gateway GPRS Support Node) adalah titik yang
diakses oleh jaringan paket data melalui perubahan alamat PDP. GGSN berisi informasi routing paket yang digunakan untuk SGSN. g.
GMLC (Gateway MLC) adalah
menghubungkan location
titik
PLMN yang
application yang meminta GSM
Location Service untuk pelanggan tertentu. GMLC dapat
40
menampilkan location application authorizations untuk mengecek keabsahan permintaan aplikasi. h.
Serving GPRS Support Node (SGSN) adalah titik yang
melayani MS untuk menggunakan layanan GPRS. SGSN menentukan manajemen mobilitas yang berisi informasi, seperti mobilitas dan keamanan MS. 3.
Visitor Location Register (VLR) VLR berfungsi untuk menyimpan data dan informasi pelanggan.
Adanya informasi mengenai pelanggan dalam VLR memungkinkan MSC untuk melakukan hubungan Incoming (panggilan masuk) maupun Outgoing (panggilan keluar). VLR bertindak sebagai database pelanggan yang bersifat dinamis karena selalu berubah setiap waktu, menyesuaikan dengan pelanggan yang memasuki atau berpindah naungan MSC. VLR adalah network element yang berfungsi sebagai sebuah database yang menyimpan data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat pelanggan memasuki suatu area yang termasuk dalam wilayah MSC VLR (setiap MSC akan memiliki 1 VLR sendiri) tersebut (melakukan Roaming). Informasi pelanggan yang ada di VLR ini pada dasarnya adalah data yang di copy dari informasi pelanggan yang ada di HLR-nya. Adanya informasi mengenai pelanggan dalam VLR memungkinkan MSC untuk melakukan hubungan baik Incoming (panggilan masuk) maupun Outgoing (panggilan keluar). VLR bertindak sebagai pusat data pelanggan yang bersifat dinamis, karena selalu berubah setiap waktu, menyesuaikan dengan pelanggan yang memasuki atau berpindah dalam suatu area cakupan suatu MSC. Data yang tersimpan dalam VLR secara otomatis akan selalu berubah mengikuti pergerakan pelanggan. Ketika pelanggan bergerak meninggalkan area suatu MSC dan menuju area MSC lainnya, maka informasinya akan dicatat di VLR MSC barunya dan dihapus dari VLR sebelumnya. Dengan demikian posisi pelanggan dapat dimonitor secara terus menerus dan hal ini memungkinkan MSC untuk melakukan penyambungan pembicaraan/SMS dari/ke pelanggan
41
ini dengan pelanggan lain. VLR selalu berhubungan secara intensif dengan HLR yang berfungsi sebagai sumber data pelanggan. Bila sebuah MS bergerak keluar coverage area suatu MSC menuju coverage MSC yang lain, maka yang terjadi adalah : 1) VLR MSC yang baru akan melakukan pemeriksaan pada pusat datanya apakah rekaman MS tersebut sudah ada atau belum. Proses pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan IMSI. 2) Jika rekamannya belum ada, maka VLR akan mengirimkan request ke HLR MS tersebut untuk mengirimkan copy data MS tersebut yang ada di HLR. 3) HLR akan mengirimkan informasi MS tersebut ke VLR tujuan dan juga meng-update informasi lokasi MS tersebut pada pusat datanya HLR. HLR kemudian akan mengintruksikan VLR sebelumnya (asal) untuk menghapus informasi MS tersebut pada pusat datanya. 4) VLR yang baru akan menyimpan informasi MS tersebut, termasuk lokasi terakhir dan statusnya. 4.
Authentication Center (AuC) AuC menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk
memeriksa keabsahan pelanggan, sehingga usaha untuk mencoba mengadakan hubungan pembicaraan bagi pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. Di samping itu, AuC berfungsi untuk menghindarkan adanya pihak ketiga yang secara tidak sah mencoba untuk menyadap pembicaraan. Tugas dan Fungsi AuC adalah sebagai berikut : 1)
Melaksanakan pemeriksaan IMSI,
2)
Memberikan perlindungan data seorang pelanggan terhadap
akses yang tidak sah, 3)
Menggunakan berbagai versi tentang enkripsi algoritma A3
dan A8, 4)
Akses IMSI dan Ki,
42
5.
5)
Menghasilkan triplets yang penting untuk authentikasi dan
6)
Menyediakan triplets untuk HLR.
Equipment Identity Register (EIR) EIR merupakan database yang berisi suatu daftar valid mobile
equipment pada jaringan. Setiap Mobile Station (MS) diidentifikasikan dengan International Mobile Equipment Identity (IMEI). Pada kasus tertentu sebuah IMEI ditandai/didaftarkan invalid bila ponsel dilaporkan dicuri/dirampas dari pemiliknya. 3.3.4 Operation Subsystem (OSS) OSS digunakan untuk melakukan remote monitoring dan manajemen jaringan. Pada OSS terdapat Operation and Monitoring Center (OMC) yang berfungsi melakukan monitoring unjuk kerja jaringan dan melakukan konfigurasi remote dan pengaturan aktivitas kesalahan seperti alarm dan monitoring. Operating and Support System
NMC
OMC
OMC
MIN MSC
HLR BSC
AUC /EIR
BTS
Gambar 3.9. Elemen Jaringan NMC dan OMC
OSS adalah produk Ericsson untuk GSM OMC (Operation and Maintenance Center). OSS menghubungkan jalur dari pendukung operasi pusat, regional dan lokal serta aktifitas yang diinginkan oleh jaringan seluler. OSS bertindak sebagai administrator sistem GSM dan mendukung operator dengan fungsi-fungsi seperti administrasi subscriber bergerak dan jaringan seluler serta penanganan alarm. OSS dapat dimonitor melalui 2 level fungsi pengaturan. Pusat kontrol jaringan melalui instalasi dari Network Management Center (NMC), dengan
43
subordinat Operation and Maintenance Center (OMC) sangat menguntungkan. Staf NMC dapat berkonsentrasi dalam system-wideissues; dimana perangkat lokal dalam setiap OMC dapat berkonsentrasi dalam jangka pendek (short term), regional issues.
OMC pada umumnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut : 1)
Fault Management : Memonitor keadaan/kondisi tiap-tiap network
element yang terhubung dengannya. Dalam hal ini, OMC akan selalu menerima alarm dari elemen jaringan yang menunjukkan kondisi pada elemen jaringan yang dimonitor, apakah ada masalah atau tidak. 2)
Configuration
Management
:
sebagai
interface
untuk
melakukan/merubah configurasi elemen jaringan yang terhubung dengannya. 3)
Performance Management : Beberapa OMC ada yang dilengkapi
juga dengan fungsi performance management, yaitu fungsi untuk memonitor
performance
dari
elemen
jaringan
yang
terhubung
dengannya. 4)
Inventory Management : OMC juga dapat berfungsi sebagai
inventory management, karena pada pusat data OMC terdapat informasi tentang aset yang berupa elemen jaringan, seperti jumlah dan konfigurasi seluruh elemen jaringan, dan juga kapasitas elemen jaringan. 3.3.5 Value Added Service ( VAS ) Layanan tambahannya antara lain berupa : a. CSD. b. VMS ( Voice Mail Service ). c. SMS ( Short Message Service ). SMS adalah salah satu tipe Instant Messaging yang memungkinkan user untuk bertukar pesan singkat kapanpun, walaupun user sedang melakukan call data/suara.
44
d. SMSC. SMS Service Centre ( SMSC ) memegang peran kunci dalam arsitektur SMS. Fungsi utama SMSC adalah menyampaikan pesan singkat antara Short Message Entity
( SME adalah elemen yang dapat
mengirim atau menerima pesan singkat ) dengan MS, juga menyimpan dan meneruskan pesan singkat ( menyimpan pesan jika penerima SME tidak tersedia ). SMSC dapat terintegrasi sebagai bagian dari mobile network ( contoh: terintegrasi dengan MSC) atau sebagai entitas network independen. e. RBT ( Ring Back Tones ). Ring Back Tones atau yang sekarang ini lebih dikenal dengan Nada Sambung Pribadi ( NSP ) / i-ring adalah nada sambung pada saat pihak penelepon sedang menghubungi pelanggan yang menggunakan fasilitas RBT tersebut. Jadi suara yang terdengar dalam telepon tidak nada masuk telepon lagi melainkan suara musik / lagu. 3.3.6 Billing System Billing System yang digunakan pada umumnya meliputi sistem prabayar dan pascabayar. Untuk prabayar biasanya menggunakan
IN ( Intelligent
Network ) dan untuk pasca bayar menggunakan Geneva. Fungsi IN adalah untuk charging baik content ( SMS, GPRS, download / non traffic ) maupun non content. Pada gambar terlihat bahwa VAS dan Billing System melekat di NSS. 3.4
Konsep Seluler Secara konsep, sel digambar dalam bentuk heksagonal, tetapi bentuk
seperti ini fiktif karena sebenarnya bentuk heksagonal itu merupakan penggambaran adanya daerah batas antar sel ( handover ). Dalam kenyataannya, area cakupan dalam satu sel tidak ideal seperti heksagonal, akan tetapi berbentuk sedikit tidak beraturan seperti terlihat pada gambar dibawah ini, Overlapping
Blank Spot
Fiktif
Ideal
Real
45
Gambar 3.10 Bentuk Sel
Keterangan pada gambar: 1.
Blank Spot adalah daerah yang tidak terjangkau oleh cakupan
pemancar radio seluler terdekat. 2.
Overlapping adalah daerah yang menerima cakupan pemancar
radio seluler lebih dari satu. Ketidakberaturan cakupan ini disebabkan adanya penghalang ( obstacle ) yang menghalangi sinyal. Contohnya rumah–rumah, gedung bertingkat, gunung, pepohonan, tiang listrik, dll. Sedangkan besar kecilnya cakupan setiap sel tergantung dari pengaturan kekuatan pemancar BTS karena satu BTS melayani tiga sel. 3.5
Manajemen Mobilitas Manajemen Mobilitas/Mobility management bertugas menyampaikan pesan
antara MS dan MSC yang dikirimkan melalui A-bis dan A-Interface. Fungsi utamanya adalah mendukung mobilitas pengguna sehingga informasi network untuk pemberian lokasi kanal dan menyediakan identitas yang dibutuhkan antara MS dan jaringan. Mobility management dibutuhkan untuk authentification, indentification, information procedure, location update, IMSI attact/detach, periodic updating, dan lain-lain. 1.
Location Update Location Update adalah proses pembaruan data di HLR dan
MSC/VLR mengenai keberadaan Mobile Station (MS) pada saat (MS) melakukan perpindahan dari area MSC/VLR yang satu ke MSC/VLR yang lain. Proses Location Update ini terbagi dalam 2 tahap. Tahap
46
Pertama othentikasi MS di area coverage yang baru. Tahap Kedua, proses pembaruan lokasi & penginisialisasi data-data MS untuk area coverage baru tersebut. Contoh.: Pelanggan GSM yang terdaftar sebagai pelanggan Jakarta (HLR Jakarta) melakukan location update di wilayah Surabaya.
Gambar 3.11 Proses Location Update Tahap I
Keterangan: 1.
MSC/VLR SBY akan mengirimkan parameter berupa old
LAI (Location Area Identity) dan TMSI (Temporary Mobile Subscriber Indentity) ke MSC/VLR yang lama (MSC/VLR yang sebelumnya). 2.
Dari MSC/VLR yang sebelumnya tersebut akan didapat no
IMSI dari MS yang bersangkutan dengan dasar TMSI yang dia terima. No IMSI akan dikirimkan ke MSC/VLR yang baru, dalam hal ini MSC/VLR Surabaya. 3.
Dengan diketahuinya IMSI oleh MSC/VLR SBY, maka
MSC/VLR SBY akan mengirim kan IMSI yang dia dapat tersebut ke HLR si pelanggan tadi (dalam hal ini HLR Jakarta). 4.
Oleh HLR Jakarta, akan mengirimkan triplet berupa
(Random, Kc, SRes) ke MSC/VLR Surabaya. Triplet yang
47
dikirimkan ini nanti akan digunakan sebagai othentifikasi MS pelanggan. 5.
Proses
Othentifikasi
pelanggan
berlangsung
antara
MSC/VLR Surabaya dengan BSC Surabaya yang bersangkutan. Demikian tahapan pertama berupa othentifikasi MS pelanggan. Berikutnya gambaran Location Update.
Gambar 3.12 Proses Location Update Tahap II
Setelah proses othentikasi berhasil selanjutnya MSC/VLR yang baru (dalam hal ini Surabaya) akan melakukan Location Update. Penjelasannya di bawah ini: Keterangan : 1.
MSC/VLR baru akan melakukan Update Location ke HLR
dengan mengirimkan IMSI dan nomor VLR yang baru. 2.
Sebelum HLR memproses permintaan dari MSC/VLR baru
tersebut, HLR akan meminta Cancel Location ke MSC/VLR yang lama dengan mengirimkan IMSI dan nomor VLR yang lama. 3.
MSC/VLR yang lama akan memproses cancel location
tersebut. Dan jika cancel location berhasil MSC/VLR lama akan memberi tahukan ke HLR bahwa Cancel Location telah berhasil dilakukan.
48
4.
Kemudian
HLR
akan
mengcopykan
data-data
dari
pelanggan yang bersangkutan ke MSC/VLR yang baru. Data-data ini dapat berupa feature-feature atapun yang lainnya. 5.
Jika peng-copyan telah selesai, MSC/VLR yang baru akan
melaporkannya kepada HLR. 6.
HLR akan memberikan info kepada MSC/VLR yang baru
bahwa proses Location Update telah dilaksanakan. Maksud dari pewarnaan arah panah dari proses kedua di atas, menandakan bahwa proses yang dilaksakana saling berpasangan (ada request, ada answer). Dengan demikian nantinya kalau ada MOC (Mobile Originating Call) atau MTC (Mobile Terminating Call), MS akan mengacu pada MSC/VLR yang baru tersebut. 2.
Handover Handover adalah proses pengalihan kanal traffic secara otomatis pada
MS yang sedang digunakan untuk berkomunikasi tanpa terjadinya pemutusan hubungan. Hal ini menjelaskan bahwa handover pada dasarnya adalah sebuah koneksi yang bergerak dari satu sel ke sel lainnya. Proses ini memerlukan alat pendeteksi untuk mengubah status dedicated node (persiapan handover) dan alat untuk men-switch komunikasi yang sedang berlangsung dari suatu kanal pada sel tertentu ke kanal yang lain pada sel yang lain. Keputusan untuk sebuah handover dibuat oleh BSC, yaitu dengan mengevaluasi secara permanent pengukuran yang diambil oleh BTS dan MS. Pengukuran rata-rata oleh BSC dibandingkan dengan nilai-nilai ambang batas (treshold), jika Px melebihi nilai treshold maka dimulai proses handover dengan mencari sebuah sel target yang cocok. Handover terjadi karena kualitas atau daya ratio turun di bawah nilai yang dispesifikasikan dalam BSC. Penurunan level sinyal ini dideteksi dari pengukuran yang dilakukan MS maupun BTS. Konsekuensinya handover ditujukan ke sel dengan sinyal lebih besar. Selain itu, handover dapat terjadi apabila traffic dari sel yang dituju sudah penuh. Saat MS melewati sel, dialihkan ke ‘neighbouring cell’ dengan beban traffic yang lebih kecil.
49
1)
Proses Handover Mobile Station (MS) bergerak menjauhi suatu sel maka daya
yang diterima oleh MS akan berkurang. Jika MS bergerak semakin menjauhi Base Station (sel) maka daya pancar akan semakin berkurang. Menjauhnya MS pada sel asal menjadikan MS mendekati sel lainya. Sel lainnya dikatakan sebagai sel kandidat yaitu sel yang akan menerima pelimpahan MS dari sel sebelumnya. MSC melalui sel kandidat akan memonitor pergerakan MS dan menangkap daya pancar MS. Diantara sel kandidat yang menerima daya pancar MS terbesar maka pelimpahan MS akan berada pada sel tersebut. Sel kandidat yang menerima pelimpahan MS akan melakukan monitoring. Proses monitoring dilakukan oleh MSC dan menginstruksikan pada sel kandidat tersebut. Pada saat Handover, supervisi dipersingkat. MSC melakukan prioritas pendudukan kanal pada MS yang akan mengalami Handover. Sel kandidat dibuat urutan prioritas. 2)
Permasalahan pada Handover Pada saat mobile station (MS) bergerak dari satu sel ke sel
lainnya , traffik pada sel sebelumnya harus diubah ke kanal dengan traffik dan kanal kontrol sel yang baru. Apabila terjadi kegagalan handover akan berakibat dropcall yaitu terputusnya hubungan saat percakapan sedang berlangsung. Faktor-faktor penyebab gagalnya handover antara lain : −
Interferensi yang tinggi
−
Setting parameter yang tidak baik
−
Kerusakan Hardware
−
Area cakupan radio jelek
−
Neighbouring cell relation yang tidak perlu
−
Masalah antena penerima atau hardware BTS
3)
Prioritas Handover
50
−
MSC melakukan pencarian kanal baru bagi MS yang akan melakukan Handover dan Internal Call.
−
Langkah terbaik adalah melakukan blocking MS yang baru akan aktif dari pada MS yang sedang aktif. Handover bisa terjadi untuk satu atau beberapa alasan. Misalnya
karena propagasi radio, distribusi trafik, aktivitas GSM, kegagalan peralatan. Pembagian ini juga bisa dilakukan berdasarkan bagian yag mengkontrol handover ,eksternal dan internal handover. Eksternal handover dikontrol oleh MS asal (inter-BSS & inter-MSC handover). Informasi pengukuran dilaporkan dari MS melalui kanal radio khusus dan diterima oleh BSS. Setelah dilakukan diproses pendahuluan hasilnya dikirim ke MSC. Internal handover diinisiasi dan dilakukan dalam BSS tanpa referensi ke MSC asal (controlling MSC). Disini MSC hanya diinformasikan bahwa sebuah proses handover internal otomatis telah selesai dilakukan. Handover internal hanya terjadi antar sel pada BSS yang sama ,BSS dengan multi sel /multi BTS. 3.
Routing Berbeda dengan routing pada fixed network, dimana sebuah
terminal terhubung ke central office, pelanggan GSM dapat melakukan roaming secara nasional maupun internasional. Nomor direktori yang didial untuk mencapai MS pelanggan disebut Mobile Subscriber ISDN (MSISDN). Nomor ini termasuk kode negara dan kode negara tujuan yang menunjukkan operator pelanggan. Informasi routing yang dikembalikan ke GMSC adalah Mobile Station Roaming Number (MSRN). MSRN terhubung ke geographical, numbering plan dan tidak diassign ke pelanggan dan ia tidak juga terlihat oleh pelanggan. Prosedur routing yang paling umum dimulai dengan GMSC meminta HLR pelanggan yang terhubung untuk sebuah MSRN. HLR harus meminta VLR terkini dari pelanggan yang akan mengalokasikan MSRN secara temporer dari pool-nya untuk panggilan. MSRN ini dikembaikan ke HLR dan kembali ke GMSC yang kemudian
51
dapat merutekan panggilan ke MSC yang baru. Pada MSC yang baru , IMSI (Internatioanal Mobile Subscriber Identity) yang mengacu MSRN dicari dan MS di-paging dalam area lokasi yang sekarang.
2.Check Type of Number
Wireless Prefix Table 3.Location Request/ Send Routing Inf.
1.Dial Mobile Number
GMSC
6.TLDN / MSRN 4.Routing Request/ Provide Roaming Number
Calling Mobile
HLR
7.Route To TLDN / MSRN 5.TLDN / MSRN 8.Connect to Mobile
Serving MSC
Called Mobile
Signaling data Voice & Signaling
Gambar 3.13 Proses Routing pada Jaringan GSM
3.6
Proses Call Setup Proses panggilan dalam GSM secara umum adalah berikut : a)
Mobile Station (MS) menekan
nomor
telepon b) c)
MS terdaftar sebagai pendatang Jaringan akan menganalisa pemanggil
sebagai berikut : −
Berhak atau tidak memakai jaringan
−
Aktivitas permintaan
−
Jalur panggilan
Permintaan panggilan akan diteruskan ke seluruh Base Station diseluruh lokasi area. Ketika MS yang dituju ditemukan, MS akan meminta sebuah
52
antarmuka kanal radio, dan BSC akan memberikannya. Ketika kanal aktif, MS akan mengirim PAG RESP sebagai tanda bisa dipanggil, dan siap untuk menjawab panggilan. MSC akan menanggapi authentikasi dari MS dan parameter harus dicek di HLR, dengan mengirim permintaan send parameter.
Proses
Encripsi diinisialisasi dengan sinyal CIPH MODE. Jika sukses, panggilan akan dikirim ke MS, yang merespon dengan CALL Conf untuk menandai MS dapat merespon semua jenis panggilan. Jika sukses, sebuah kanal trafik akan dialokasikan dengan sinyal ASS, terdengar alarm dan terjadi hubungan. Atau juga, MSC akan mengecek IMEI MS pada EIR (optional). Pada komunikasi bergerak ada beberapa macam proses call setup, diantaranya adalah : 1). Call Setup MS ke PSTN 1. MS menggunakan RACH (Random Access Channel) untuk meminta kanal signaling, SDDCH, untuk keperluan Call Setup. 2. BSC mengalokasikan kanal signaling, dengan menggunakan AGCH. 3. MS mengirimkan call setup request melalui SDCCH ke MSX/VLR. Diantaranya termasuk pemberian tanda pada MSX/VLR MS sibuk, prosedur authentifikasi, ciphering, pengiriman B number (nomor PSTN), dan pengecekan layanan yang dimiliki pelanggan PSTN (misa: outgoing call bearring). 4. MSC/VLR meminta BSC untuk mengalokasikan TCH diteruskan ke BTS dan MS. 5. MSC/VLR meneruskan B number” ke sentral PSTN 2). Call Setup PSTN ke MS 1.
Pelanggan PSTN dial MSISDN ke jaringan GSM.
2.
GMSC analisa MSISDN untuk HLR MS terdaftar.
3.
HLR merubah MSISDN menjadi MSRN lokasi MS (VLR).
4.
HLR minta MSRN dari MSC/VLR MSRN beri informasi
MSC/VLR. 5. GMSC.
MSC/VLR mengembalikan MSRN melalui HLR ke
53
6.
GMSC merouting ke MSC/VLR lewat PSTN.
7.
MSC mengetahui lokasi (LA) MS. Paging message
dikirimkan ke MSC yang mengontrol LA. 8.
BSC kearah BTS kemudian BTS menuju MS melalui air
interface. 9.
MS mendeteksi paging message dan menanggapi signaling
SDCCH. 10.
BSC memberikan SDDCH, dengan menggunakan AGCH.
11.
SDDCH digunakan utk call return MS originating call,
kemudian TCH dialokasikan, SDDCH direlease. SMG HLR 1
PRN 2 3
SMG
JKT
JKT
MSC 2
HLR 2
IAM 4 MSC 1
ACM 5
SRI 1
ANM 6 A
MS
REL
7
RLC 8
B MS
Gambar 3.14 Proses Panggilan pada Area yang Berbeda
Keterangan gambar : Pada saat nomor A (penelepon) melakukan panggilan maka akan diterima oleh MSC 1. MSC 1 meminta PRN (Provide Roaming Number) nomor B pada HLR 1. Karena pelanggan B merupakan bagian dari HLR 1 yang sedang berada di luar areanya. Dan HLR 1 memberikan informasi pelanggan ke MSC 1 yang disebut dengan SRI (Sent Routing Info). MSC 1 mengirimkan pesan alamat inisial atau IAM (Initial Address Message) pada MSC 2. Kemudian MSC 2 mengirimkan ACM (Acknowledgement Message) pada MSC 1. Sebagai balasannya MSC 1 mengirimkan ANM pada MSC 2. Apabila nomor A dan B telah selesai melakukan panggilan maka akan ada pesan REL (Release). Namun REL ini tergantung dari pihak mana yang memutus panggilan terlebih dahulu
54
(bisa nomor A atau nomor B). Setelah panggilan berakhir ada yang namanya RLC (Release Complete). 3.7
Jaringan Lain Jaringan Lain terdiri dari : a.
PLMN (Public Line Mobile Network).
PLMN merupakan jaringan untuk operator. Sebagai contoh yang masuk dalam PLMN yaitu seperti Indosat, Telkomsel, XL, Mobile-8, dll. b.
PSTN (Public Layanan Telephone Network).
PSTN merupakan jaringan pelayanan telepon PT. Telkom. c.
Interface pada Jaringan GSM Ada empat antar-muka (interface) utama yang ada pada jaringan
GSM yang digunakan untuk informasi trafik dan pensinyalan. Interface tersebut adalah A-Interface, A-ter Interface, A-bis Interface, dan Air Interface. A-Interface menghubungkan jalur informasi antara MSC / VLR dengan TRC, A-ter Interface antara TRC dengan BSC, A-bis Interface mengirim informasi antara BSC dan BTS, sementara Air Interface beroperasi antara BTS dan MS. 1.
A-Interface A-Interface menyediakan dua tipe informasi tersendiri,
pensinyalan dan trafik, antara MSC dengan BSS. Jalur bicara ditranskodekan di TRC (Transcoder Controller) dan pensinyalan SS7 yang terhubung langsung ke TRC atau pada jalur berbeda ke BSC.
Pada
A-Interface
semua
koneksi
terhubung
dengan
menggunakan fiber optik. 2.
A-Ter Interface A-ter Interface adalah jalur antara TRC dan BSC. Pada TRC
(Transcoder Controller) jalur bicara di transkodekan dari 64 Kbit/s menjadi 16 Kbps. 13 Kbps untuk jalur informasi dan 3 Kbps untuk informasi pensinyalan in-band. Sama Seperti A-Interface semua
55
koneksi pada A-Ter Interface terhubung dengan menggunakan fiber optik. 3.
A-Bis Interface A-bis Interface bertanggung jawab untuk pengiriman informasi
trafik dan pensinyalan antara BSC dengan BTS. Protokol transmisi yang digunakan untuk mengirim informasi pensinyalan pada A-bis Interface adalah Link Access Protocol on the D Saluran (LAPD). Layout fisik dari trafik dan pensinyalan ke tiap-tiap TRU (Transceiver Unit) pada A-bis Interface tergantung dari format yang terpilih untuk memfasilitasi transfer informasi.
4. Air Interface Air Interface menggunakan teknik Time Division Multiple Access
(TDMA) untuk jalur kirim dan terima dan pensinyalan
informasi antara BTS dan MS. Teknik TDMA digunakan untuk membagi tiap-tiap pembawa menjadi 8 slot waktu. slot waktu ini kemudian ditandai untuk pemakai tertentu, memungkinkan dapat menangani 8 pembicaraan secara bersamaan pada pembawa yang sama. Dengan lebar frame 4,616 ms dan lebar tiap slot waktu 0,577 ms. Kecepatan bit pada media udara adalah 270 kbps, 33,8 kbps tiap pembicaraan.
Gambar 3.15 Interface Jaringan GSM
3.8
Layanan GSM
56
Pembagian Layanan GSM dapat ditunjukkan pada bagan berikut ini :
Gambar 3.16 Bagan Layanan GSM
Ada tiga jenis pelayanan jaringan telepon selular yaitu : 1. Teleservices Menyediakan kemampuan yang lengkap termasuk fungsi peralatan terminal untuk komunikasi antara pengguna, menurut protokol yang dibentuk oleh persetujuan antar operator jaringan. 2. Bearer services Bearer services menyediakan kemampuan tentang signals (yaitu : data) transmisi antar titik akses. Titik akses inilah yang dalam istilah ISDN disebut dengan interfaces jaringan pengguna. Bearer services menyediakan fungsi transmisi dasar yaitu : a. Bearer services adalah layanan transport data basic yang mengizinkan untuk mengangkut data itu dari 300 bit/s sampai 14.4 Kbit/s per TS. b. General Packet Radio Layanans (GPRS) bergabung dengan TCHs untuk transmisi data tinggi sampai 160 Kbit/s per carrier ( 8 TS ). 3. Layanan Tambahan
57
Supplementary
services
adalah
data
pengaturan
untuk
Teleservices. Supplementary services menyediakan tambahan kepada teleservices pilihan berikut ini yaitu : a. Menyampaikan panggilan (telepon sellular pelanggan sibuk, telepon sellular tidak dapat dihubungi). b. Panggilan terkecuali (keluar, masuk, panggilan masuk ketika berada di luar negeri). c. Panggilan tunggu, menahan panggilan dan tiga layanan nomor telepon yang mau bicara. d. Panggilan conference. e. Call Line Identification Presentation (CLIP). Adapun macam-macam Layanan yaitu : 1.
Telephony GSM
mendukung
telephony
dengan
kemampuan
untuk
mengirimkan atau menerima panggilan di dunia manapun. 2.
Emergency Call GSM mengizinkan panggilan untuk disalurkan ke suatu Layanan
emergency. Emergency call mempunyai prioritas. Jika ada sumber daya radio tidak cukup, maka permintaan panggilan antri di prioritas paling tinggi. 3.
Data Calls
GSM mendukung transmisi data dan menawarkan suatu jarak tipe transmisi. 4.
Fax Kecepatan tinggi pesan telefax untuk dapat mengirim atau
menerima dari suatu mesin fax standard di dunia manapun. 5.
Short Message Service (SMS) Short Message Service mengizinkan transmisi pesan yang berisi
sampai 160 karakter alphanumeric untuk dikirim ke seorang pelanggan. SMS center sebagai interfaces dengan jaringan lain seperti pemberian nomor halaman, penanganan pesan, dan voice messaging.
58
6. Sel Broadcast Sel Broadcast adalah suatu layanan pesan singkat yang mengizinkan pesan singkat untuk dikirim ke semua telepon dalam suatu area geografis.
BAB IV HOME LOCATION REGISTER (HLR) 4.1 Home Location Register (HLR) HLR merupakan bagian database pada NSS (Network Switching Subsystem) yang berisi informasi subscriber yang berlokasi dan terdaftar dalam sistem GSM (Global System for Mobile Communication) di kota tempat MSC tersebut berada. Satu HLR mampu untuk mencakup beberapa MSC area. Ketika digunakan sebagai suatu daftar pusat, HLR bisa meliputi keseluruhan jaringan radio suatu negeri. Pada jaringan NSS, HLR dan AuC berperan sebagai penunjang MSC dan VLR. Antara HLR dan VLR tidak dapat dipisahkan karena HLR memberikan informasi dimana lokasi pelanggan tinggal sedangkan VLR memberikan informasi dimana location area pelanggan. Sehingga keduanya sangat berkaitan.
59
Perbedaan HLR dan VLR terletak pada databasenya. Pada VLR dilengkapi dengan LAI (Location Area ID) dan TMSI (Temporary Mobile Subscriber Identity) sedangkan HLR tidak. 4.2 Fungsi HLR Fungsi HLR secara umum adalah sebuah sistem database yang berfungsi untuk menyimpan data-data pelanggan. Data-data tersebut dapat berupa :
lokasi pelanggan
status aktivasi pelanggan
status layanan pelanggan Satu HLR mampu untuk mencakup beberapa MSC area. Ketika digunakan sebagai suatu sistem daftar pusat. Data yang disimpan dapat berupa data pelanggan utama dan data yang dapat diubah. Data pelanggan utama meliputi : MSISDN, IMSI, MSC dan nomor-nomor Ki. Tetapi yang akan dibahas dalam bagian ini hanya MSISDN dan IMSI. 1.
MSISDN (Mobile Station Integrated Services Digital Network) MSISDN adalah nomor yang biasanya muncul saat transaksi
komunikasi telepon selular. MSISDN bekerja bersama dengan IMSI. MSISDN mengikuti format penomoran yang didefinisikan dalam ITU-T yang direkomendasikan E.164. Format MSISDN : Sebuah MSISDN dibatasi hingga 15 digit, tidak termasuk awalan. Misalnya ; 00 awalan MSISDN internasional ketika panggilan dari Swedia. Dalam GSM Varian DCS 1800, MSISDN dibangun sebagai berikut : MSISDN = CC + NDC + SN CC Country Code NDC National Destination Code, mengidentifikasi satu atau bagian dari sebuah PLMN
60
SN
Subscriber Number
Dalam GSM Varian PCS 1900, MSISDN dibangun sebagai berikut : MSISDN = CC + NPA + SN CC Country Code NPA Jumlah Perencanaan Wilayah SN Subscriber Number Contoh MSISDN Rusia : MSISDN: 79261234567 CC NDC SN
7
Rusia
926
MegaFon
1234567 Nomor Pelanggan
Contoh MSISDN Indonesia : MSISDN : 6285640818393 CC NDC SN 2.
62
Indonesia
856
Indosat
40818393 Nomor pelanggan
IMSI (International Mobile Subscriber Identity) IMSI adalah sebuah nomor unik yang berhubungan dengan semua
GSM dan UMTS jaringan telepon selular. IMSI tersebut tersimpan di dalam Subscriber Identity Module atau sering dikenal dengan istilah SIM card. IMSI digunakan dalam jaringan selular yang interkoneksi dengan jaringan lain, khususnya CDMA dan EVDO jaringan serta jaringan GSM. Nomor ini ditetapkan di telepon atau dalam R-UIM card (CDMA analog setara dengan kartu SIM di GSM). Sebuah IMSI biasanya 15
61
digit lama, namun dapat lebih pendek (misalnya MTN Afrika Selatan, IMSI tua yang masih digunakan di pasar adalah 14 digit). 3 digit pertama adalah Mobile Country Code (MCC), dan diikuti oleh Mobile Network Code (MNC), baik 2 digit (European standard) atau 3 digit (Amerika Utara standard).
Sisanya adalah digit nomor identifikasi
stasiun selular (MSIN) dalam jaringan basis pelanggan. Format IMSI standar terdiri atas tiga bagian yaitu : •
MCC (Mobile country code)
: terdiri
atas tiga digit •
MNC (Mobile Network Code)
: terdiri
atas dua atau tiga digit •
MSIN (Mobile Subscriber Identity Number) : terdiri hingga 10 digit
IMSI sesuai dengan ITU penomoran E.212 standar : Contoh IMSI Bulgaria : IMSI: 359 888 1234567890 MCC
359
Bulgaria
MNC
888
Mobitel
MSIN 1234567890
Nomor pelanggan
Contoh IMSI Indonesia : IMSI : 510016500001827 MCC
510
Indonesia
MNC
01
Indosat
MSIN 500001827
Nomor pelanggan
Nomor IMSI tersebut diperlukan agar beberapa Public Land Mobile Network (PLMN) yaitu jaringan telekomunikasi yang digunakan dalam sistem seluler dapat mengidentifikasi adanya roaming dari sebuah mobile handset, terminal maupun user. Tujuan agar dapat menghubungi home network dari pelanggan yang bersangkutan untuk keperluan
62
informasi langganan maupun tagihan. Nomor IMSI ini digunakan oleh semua operator seluler di dunia untuk mengidentifikasi berbagai handset yang sedang bergabung dalam jaringan tersebut. Jadi IMSI digunakan sebagai nomor validitas seorang pengguna yang diakui di seluruh dunia. Namun, nomor IMSI ini bukanlah nomor publik yang anda kenal selama ini, akan tetapi sebenarnya nomor inilah yang merupakan alamat user yang sesungguhnya. Data pelanggan yang dapat diubah meliputi : LMSI (Local Mobile Station Identity), MSRN (Mobile Station Roaming Number) ; MSRN merupakan nomor temporer utk keperluan routing bagi MS yang sedang roaming di MSC/VLR tertentu, VLR (Visitor Location Register), nomor-nomor MSC, parameter authentikasi, pasword pelanggan, jasa yang diaktifkan, dan pembatasan roaming yang berlaku untuk para pelanggan telepon selular. 4.3 Posisi HLR Yang dimaksud posisi dalam hal ini adalah Posisi HLR dalam GSM atau UMTS Network. HLR terintegrasi dengan Authentication Center (AuC). Hal ini diaplikasikan oleh Circuit Switched (CS) domain dan Packet Pwitched (PS) domain pada jaringan GSM atau jaringan UMTS.
Gambar 4.1 Posisi HLR dalam jaringan
BSC : Base Station Controller
BTS : Base Transceiver Station
RNC : Radio Network Controller
MSC : Mobile Switching Center
SGSN: Serving GPRS Support
VLR : Visitor Location Register
63
SCP
: Service Control Point
GGSN : Gateway GPRS support Node
HLR :HomeLocation Register PSTN : Public Switched Telephone Network
GPRS : General Packet Radio Service Tabel 4.1 Fungsi dari NEs dalam jaringan NE BS
Fungsi BS mempunyai fungsi sebagai berikut : Mengimplementasikan radio access dari MS Mengimplementasikan transmisi wireless antara BS dan MS
BSC
serta related control functions BSC mempunyai fungsi sebagai berikut : Mengontrol dan memanage BTSs Setting up dan meloloskan koneksi panggilan Mengimplementasikan power control Memanage radio resources Mengimplementasikan handoffs untuk memastikan koneksi
RNC
radio reliabel RNC mempunyai fungsi sebagai berikut : Menghandle sistem broadcast pesan Mengimplementasikan handoffs Memanage radio resources
64
NE Fungsi MSC/VLR MSC mempunyai fungsi sebagai berikut : Setting up calls Selecting routes Allocating radio resources Implementing mobility management Implementing location update Switching channels within the switching area Generating bills Coordinating the services between the PLMN and the PSTN SS7 interface and network interface MSC terintregasi dengan Visitor Location Register (VLR). VLR menyimpan informasi data sementara pelanggan yang roaming ke SGSN
MSC area setempat. SGSN mempunyai fungsi sebagai berikut : Routing layanan data antara MS dan SGSN
GGSN
Mentransfer layanan data GGSN mempunyai fungsi sebagai berikut : Routing layanan data antara MS dan Internet
GMLC
Mentransfer layanan data GMLC mengimplementasikan layanan LCS. GMLC mempunyai fungsi sebagai berikut : Menerima permintaan legal location
SCP
Menjalankan location result atau balasan SCP mempunyai fungsi sebagai berikut : Menyimpan data pelanggan dan layanan logics
HLR
Menyediakan control functions for all services HLR mempunyai fungsi sebagai berikut : Memanage data pelanggan Menyimpan informasi pelanggan (layanan data pelanggan dan status pelanggan), lokasi, MSISDN dan IMSI pelanggan HLR terintegrasi dengan AuC. AuC memanage informasi autentikasi tertentu.
65
4.4 HLR9820 HUAWEI
Gambar 4.2 Perangkat HLR9820
4.4.1
Struktur Hardware HLR Berdasarkan platform yang digunakan di HLR Database Unit (HDU),
HLR9820 mempunyai beberapa solusi, diantaranya : 1.
Sun Netra240 solution Pada solusi ini HDU menggunakan dua SUN Netra240
minicomputer. HLR9820 pada solusi ini meliputi satu N68-22 cabinet, yang mana terdiri dari : a.
Satu Power Distribution Box (PDB)
b.
Dua LAN
c.
Satu Subrack server
d.
Satu Air deflector
e.
Dua PC server (BAM dan emergency Workstation)
f.
Dua tape drivers
g.
Satu KVMS
h.
Dua 3320 disk arrays
i.
Dua Netra240 minicomputer
66
Gambar 4.3 Struktur Hardware dari HLR9820 sun netra240
2.
Sun V490 solution Dalam solusi ini , HDU nya menggunakan dua SUN V490
minicomputer. HLR9820 pada solusi ini meliputi dua N68-22 cabinet, yang mana terdiri dari : a. Dua PDB b.
Dua LAN
c.Tiga service subrack d.
Dua air devlector
e.Frame penan udara f. A CPS1107 inverter g.
Dua PC server (BAM dan emergency worstation)
h.
Dua tape Driver
i. Dua 3230 disk array j. Dua V490 minicomputer k.
ATC
67
Gambar 4.4 Struktur Hardware HLR9820 Sun V490
3.
IBM P550/P55A solution Di dalam P550/P55A solution, HDU-nya mengguanakan dua
P550/P55A minicomputer. HLR9820 pada solusi ini meliputi satu cabinet N68-22 dan satu cabinet N610-22. Cabinet N68-22 terdiri dari : a.
A PBD
b.
Dua penghubung LAN
c.
Tiga service subrack
d.
Air deflector
e.
Frame penahan udara
f.
ATC
g.
A KVMS
h.
Dua PC server ( BAM dan emergency workstation )
Cabinet N610-22 terdiri dari : a.
Dua minicomputer IBM P550/P55A
68
c.
IBM 7133 disk array atau DS4300 disk array
d.
Dua CPS1107 inverter group
Gambar 4.5 Struktur HLR9820 IBM P550/P55A
4.
IBM P550Q solution Pada
solution
ini,
HDU-nya
menggunakan
dua
P550Q
minicomputer. HLR9820 pada solusi ini meliputi dua kabinet N68-22 dan sau cabinet N610-22.Kabinet dasar N68-22 terdiri dari : a. A PBD b. Dua LAN Penghubung c. Tiga service subrack d. Air deflector e. Frame penahan udara f. ATC g. A KVMS h. Dua PC server (BAM dan emergency workstation) Cabinet N68-22 terdiri dari : a. APBD b. Tiga service subrack
69
c. Aif deflector d. Frame penahan udara Cabinet N610-22 terdiri dari :
4.4.2
a.
Dua minicomputer IBM P5Q
b.
IBM DS4300 disk array
c.
Dua CPS1107 inverter group
Fungsi HLR9820 a.Managing Basic Data Pelanggan HLR9820 menyimpan data dasar berikut dari home pelanggan: Identitas pelanggan Layanan utama Layanan tambahan Operator Determined Barring (ODB) Pembatasan Roaming Customized applications for mobile network enhanced logic (CAMEL) General Packet Radio Service (GPRS) b.
Mengelola Data Otentikasi Di dalam proses Autentikasi, HLR9820 melakukan fungsi-fungsi
berikut: Mendapatkan parameter autentikasi yang dikirim dari AuC Menyediakan parameter autentikasi ke VLR atau SGSN berdasarkan permintaan Menghapus parameter yang relevan setelah mengirimkan parameter autentikasi ke VLR atau SGSN Mengubah UMTS autentikasi quintuplets ke GSM autentikasi triplets. HLR9820 dapat mengirim ke lima group dari autentikasi triplets atau quintuplets dalam satu waktu. c.Mengelola Mobilitas CS Domain
70
HLR9820 melakukan operasi manajemen mobilitas berikut untuk CS pelanggan untuk semua MAP interface : Location Update Pembatalan Lokasi d.
Mengelola Mobilitas PS Domain HLR9820 melakukan operasi manajemen mobilitas berikut untuk
PS pelanggan untuk semua MAP interface :
GPRS Routing Area (RA) update
Pembatalan RA
e.Mengelola Panggilan Dalam sebuah prosedur panggilan dari CS domain, HLR9820 melakukan fungsi :
Menanggapi kiriman permintaan SRI dari MSC
Menyediakan roaming number ke MSC saat pelanggan
terhapus
f. Mendukung ATI dengan SCP HLR9820 mendukung Any Time Interrogation (ATI) yang diprakarsai oleh Services Control Point (SCP). Melalui ATI, SCP dan HLR memperoleh lokasi dan status dari MS. 4.4.3
Fungsional Modul HLR9820 terdiri dari beberapa modul : a.Signalling Access Unit (SAU) b.
HLR Database Unit (HDU)
c.Subscriber Management Unit (SMU) d.
Back Administration Module (BAM)
71
Gambar 4.6 Struktur Fungsional Modul HLR9820
SAU : Signalling Access Unit
HDU : HLR Database Unit
BAM : Back Administration Module
SMU : Subscriber Management Unit
NMS : Network Management System A.
BNH : Bussiness Hall
SAU Pada sistem HLR9820, SAU merupakan sebuah switch yang sudah
memenuhi standar OSTA (Open Standard Telecom Architecture). Sehingga HLR9820 ini dapat berkomunikasi dengan sistem yang diproduksi oleh produsen lain. SAU berfungsi juga untuk menyediakan interface fisik untuk sinyal informasi yang berasal dari sistem berbasis IP, No.7, dan ATM. Kemudian sinyal tersebut diproses pada layer MAP dan kemudian ditransfer ke HDU.
Gambar 4.7 Struktur fisik SAU
Secara umum fungsi dari SAU adalah sebagai berikut :
72
•
Mengakses IP signaling, ATM 2Mbits/s signaling, atau
signaling •
Menerima informasi dari bagan fungsional yang lain
•
Mengirim informasi yang diterima dari HDU
•
Mengirim informasi dari HDU ke bagian fungsional yang
lain
Gambar 4.8 Struktur Fungsional SAU
PCI : Peripheral Component Intercionnect CPCI : Compact PCI HW : Highway SAU terdiri dari beberapa fungsional module : System Support Module System Support Module melakukan beberapa fungsi diantarnya :
Loading Software dan data
Mengatur dan merawat peralatan
Mengontrol Komunikasi inter-board
System Support Module tersusun dari beberapa board : 1.
WSMU (Wireless System Management Unit)
WSMU berfungsi sebagai sistem managemen unit :
73
a)
mengatur board-board yang ada pada frame(WSMU-
Shared Resource BUS) b)
mengontol kondisi board depan/front board (WSMU-
Ethernet BUS) dan board bagian belakang/back board (WSMU-Serial port BUS) c)
me-load dan mengatur program dan data dari system
Semua
infomasi
yang
diperoleh
WSMU
kemudian
dikirimkan ke BAM untuk diproses. 2.
WSIU Pada WSIU terdapat dip switch yang berfungsi saat kita ingin
mengonfigurasikan frame-frame yang ada dalam sebuah cabinet. Hubungan antara WSMU dan WSIU adalah WSMU sebagai pengaturnya dan WSIU berfungsi sebagai interfacenya. WSIU merupakan back board dari WSMU, melakukan beberapa fungsi diantaranya :
3.
Menyediakan port Ethernet untuk WSMU
Identifikasi frame numbers
WHSC Dengan adanya WHSC, memungkinkan terjadinya pengaturan
pada bagian frame kanan dan kiri oleh sebuah WSMU saja. Karena walaupun terdapat dua WSMU, tetapi metoda yang digunakan adalah master-slave. Oleh karena itu saat beroperasi hanya dapat menggunakan satu buah WSMU. WHSC melakukan beberapa fungsi diantaranya : a) Menjembatani antara shared-resourced bus bagian kanan dan kiri b) Mengontrol hotswap dari board c) Pergantian data diantara bus Ethernet di dalam subrack
74
WHSC tidak memiliki CPU. Oleh karena itu, WHSC mengkonfigurasi dan memelihara WHSC melalui shared-resources bus.Signaling Interface Module menyediakan beberapa interface fisik untuk jaringan system :
Delapan Interface EI / TI yang disediakan oleh
WEPI Di dalam jaringan TDM, WEPI menyediakan delapan interface E1 atau T1 untuk melakukan fungsi framing dan interface. WEPI berkomunikasi dengan module signalling lower layer processing module melalui kabel utama internal.
Satu interface broadband yang disediakan oleh
WIFM dan WBFI. Di dalam jaringan IP, WIFM menyediakan 100 Mbit/s port ethernet melalui subboard dan back board WBFI. WIFM mengumpulkan aliran sinyal broadband dan menyalurkannya ke WBSG berdasarkan aturan yang ditentukan. Kemudian WBSG memproses pesan.
Delapan ATM interface E1 yang disediakan oleh
WEAM dan WEPI Di dalam jaringan ATM, WEAM menyediakan delapan ATM interface E1 menuju backboard (WEPI). Ketika pemrosesan sinyal melalui ATM, subboard dari WEAM
yaitu AEB
berkomunikasi dengan WEAM melalui kabel internal utama. WEAM melakukan Segmentation and Ressembly (SAR) dari ATM signaling, kemudian mendistribusikan signaling. Signaling Lower Layer processing module Signaling Lower-Layer processing module terdiri dari beberapa komponen : 1)
CPC CPC adalah subboard dari WCSU. WCCU dihubungkan
dengan CPC disebut WCSU. CPC melakukan fungsinya pada lapisan
75
MTP 2 di dalam SS7.
CPC berkomunikasi dengan WCCU
menggunakan bus PCI internal. 2)
WBSG WBSG melakukan fungsinya pada tingkat yang lebih rendah
dari broadband signaling. WBSG menghandle signaling transfer protokols, seperti UDP, TCP, SIGTRAN, MTP3B, dan SAAL. WBSG berkomunikasi dengan WCCU menggunakan bus ethernet internal. Service processing Module terdiri dari WCCU dan WCSU. Module ini menjalankan fungsinya pada bagian seperti MTP3, SCCP, dan TCAP. B.
HDU HDU di desain dengan struktur dual-network dan dual plan. HDU
mempunyai beberapa fungsi, diantaranya : Storing system confiuration data
HDU menyimpan beberapa sistem configuration data, diantaranya : - signaling point code (SPC) - feature code - Analisis Informasi dari penerusan (forwarded) nomor Storing subscriber data
HDU menyimpan beberapa subscriber data, diantaranya : - Data identifikasi pelanggan o
IMSI
o
MDN atau MSISDN
- Data abonemen pelanggan o Telecom service o Layanan pembatasan pelanggan o Subscriber trigger service o Layanan tambahan o Layanan Pembatasan Roaming
76
o Layanan Intelligent Network (IN) - Autentikasi Data o Kemampuan Autentikasi o Autentikasi Algoritma o Subscriber Autentikasi Key - Moility Dinamic Data o
MSC ID : MSCID
o
VLR ID : ExtendMSCID
o
Location Area Identification (LAI)
o
Subscriber activity flag (MsInactive)
o
Subscriber lock flag : Lockflag Processing service
HDU melakukan beberapa fungsi processing service, diantaranya : -
Mengatur lokasi pelanggan dan status data o
Menerima paket Mobile Application part ( MAP )
dari SAU o
Update Database
o
Menyediakan lokasi dan Informasi status kepada SAU
berdasarkan permintaan -
Layanan Proses Autentikasi Mengenali dan memberikan respon pada spesifikasi operasi autentikasi
-
Pemrosesan Panggilan o
Merespon permintaan panggilan dari pelanggan
o
Menyediakan
informasi
lokasi
panggilan -
Pemrosesan layanan pelanggan
-
Pemrosesan layanan IN Aktifasi, querying, dan modifikasi layanan IN
dari
penerima
77
Gambar 4.9 Struktur fisik HDU
Gambar 4.10 Struktur Fungsional HDU
HDU dari UMTS HLR terdiri dari beberapa fungsional module : •
Manager Module
•
SMFAgent module
•
SCDF module
•
OAMAgent module
Manager Module Fungsi utama dari manager module adalah untuk meneruskan pesan misalnya pada HlR CDMA pesan dari SAU diteruskan ke SCDF dan sebaliknya, dari SMU ke SMFAgent dan sebaliknya. SMFAgent module
78
SMFAgent Module memproses pesan operasi dari SMU, yang berupa definisi pelanggan, penghapusan pelanggan,modifikasi data pelanggan dan reset sistem dari SMU. SCDF module Service Control Data Function ( SCDF ) module memproses pesan MAP ( Mobile Application Part). SCDF terdiri dari beberapa proses. Umumnya, jumlah proses SCDF dua kali dari CPU dalam HDU hardware platform. Jika HDU menggunakan high-end minicomputers, proses SCDF harus lebih besar dari dua kali proses pada CPU. OAMAgent module OAMAgent mengumpulkan dan meneruskan O&M dan pesan administrasi. OAMAgent melakukan beberapa fungsi diantaranya mengumpulkan pesan status spesific HDU dan meneruskannya ke BAM, serta menerima O&M dan administration commands messages dari BAM dan mengirimkannya ke bermacam-macam module di HDU. AuC module dikonfigurasi hanya di dalam HDU dari HLR UMTS, terdiri dari AuC server process dan multiple AuC process. Satu AuC proses berjalan pada active HDU ketika yang lainnya berjalan pada mode standby. Jumlah AuC process pada standby HDU sama dengan CPU process pada standby HDU minicomputer. C.
SMU Subscriber Management Unit (SMU) melakukan beberapa fungsi,
antara lain : • Mengatur data pelanggan • Menyediakan Business Hall (BNH), MML interface untuk mengakses program BNH. SMU mengatur data pelanggan di dalam HLR9820. Data pelanggan dapat diatur melalui user interface operation dan MML commands.
79
Gambar 4.11 Struktur fungsional SMU
SMU Server Module SMU Server Module melakukan beberapa fungsi diantaranya : • Menerima MML commands dari SMU client dan meneruskannya ke HDU setelah di analisis • Menerima MML commands dari BNH dan meneruskannya ke HDU setelah di analisis • Menerima respon balik oleh HDU dan meneruskannya ke SMU client • Menerima respon balik oleh HDU dan meneruskannya ke BNH • Melaporkan alarm messages dari SMU ke BAM • Menerima O&M commands dari BAM SMU Client SMU Client menyediakan interface interaktif. SMU melakukan beberapa fungsi diantaranya : • Menerima MML commands • Mengirim commands tersebut ke SMU server • Menampilkan query result SMU database SMU database berjalan pada sistem operasi SQL server 2000. SMU database menyimpan informasi operator dan log information. D.
Struktur dan fungsional dari sistem O&M 1.
Struktur Fungsional O&M system
80
Sistem O&M menyediakan O&M interface untuk management BAM, yang terdiri dari BAM dan Local maintenance Terminal (LMT).
Gambar 4.12 Struktur Fungsional dari O&M
2.
BAM BAM (Back Administration Module) merupakan server dari
HLR9820 O&M system, yang melakukan beberapa fungsi, diantaranya: ♦
Mengendalikan
SAU,HDU,
dan
SMU seperti alarm processing, performance management dan dan manajemen status perjalanan ♦
Menyediakan
atau
mengakses
Network Management System (NMS) interface ♦
Mengirim O&M commands dari
O&M terminal (local end atau remote end) ke SAU, HDU, dan SMU ♦
Mengirim respondari SAU, HDU
dan SMU ke terminal corresponding O&M ♦
Menyimpan
dan
meneruskan
alarminformation danperformance measurement data. BAM terdiri dari beberapa fungsional modules :
Database
81
Database BAM berjalan pada system operasi SQL server 2000. database menyimpan data-data layanan dan menyediakan pendukung database untuk services server.
MML server
MML server melayani beberapa fungsi diantaranya memproses perintah yang berasal dri terminal O&M tau NMS, meneruskan perintah ke corresponding services modules dan menerima respon balik dari services modules ke terminal O&M atau NMS.
Exchange server
Exchange server melakukan beberapa fungsi diantaranya menjaga komunikasi antara BAM, SAU, HDU dan SMU. Mengirim informasi hasil operasi O&M dari SAU, HDU, dan SMU ke corresponding service modules, serta loading program dan data ke SAU.
Service server
BAM mempunyai beberapa services servers, antara lain : stats server, maintain server, warn server, Ftpman server, dataman server, logman server, dan Xsman server
BAM manager
BAM manager meruopakan administration module dari software BAM, yang melakukan beberapa fungsi diantaranya mengatur services server, mengecek running status dari service processes, serta mensetting startup mode dari service processes.
BAM service
BAM services memonitor BAM manager. Ketika BAM manager berhenti bekerja atau mengalami gangguan, BAM service secara otomatis akan men-star PC yang terinstal dengan program BAM untuk menstart BAM manager. SMU server dan BAM server terinstall pada PC server yang sama.
82
4.4.4
Proses Kerja Sistem HLR9820 Dalam melakukan fungsinya sebagai database pelanggan maka HLR9820
mempunyai proses kerja mulai dari proses signaling dari suatu network element ke HLR9820 khususnya pada bagian SAU yang kemudian pesan yang terdapat di SAU akan dikirimkan ke HDU untuk diproses. Pesan yang dikirim ke HDU tidak hanya berasal dari SAU tetapi dapat berasal dari bagian HLR9820 yang lain seperti pesan dari SMU yang ingin melakukan pengaturan data pelanggan atau pesan dari O&M system yang bertugas memaintance HLR9820. Setelah semua pesan selesai diproses oleh HDU maka HDU akan mengembalikan pesan ke bagian - bagian yang sesuai. Adapun proses kerja sistem HLR9820 lebih detail dapat dijelaskan seperti gambar berikut :
Gambar 4.13 Proses kerja HLR9820
Keterangan :
83
: Proses 1 : Proses 2 : Proses 3 : Proses 4 •
Proses 1 ( Proses dari network element ke SAU ) Proses 1 merupakan prosedur pengolahan dari pensinyalan over IP.Adapun prosesnya adalah sebagai berikut : 1.
WBFI mengakses signaling message kemudian memprosesnya
dalam physical layer dan kemudian mengirimkan signaling message ke WIFM dalam fixed-connection mode. 2.
WIFM memproses signaling message dalam MAC ( Media Access
Control) dan mengirimkannya ke WBSG melalui ethernet bus. 3.
WBSG memproses paket SCTP ( IP sumber , port sumber , port
tujuan ) . Kemudian M3UA memproses paket berdasarkan paket dari SCTP lalu mengirimkannya ke WCCU melalui ethernet bus. 4.
WCCU mengolah pesan dalam SCCP dan TCAP dan kemudian
mengirimkan ke WHSC melalui ethernet bus. 5.
Kemudian WHSC mentransmisikan pesan tersebut ke LAN switch
dan LAN switch meneruskan pesan tersebut ke HDU untuk diproses. 6.
HDU memproses pesan dalam MAP. Setelah pesan tersebut
diproses oleh HDU , HDU
mengirimkannya kembali
ke WHSC
melalui LAN switch. 7.
WHSC mentransfer pesan ke WCCU melalui ethernet bus
.Kemudian WBSG memproses pesan dan menentukan IP sumber berdasarkan pesan yang sebelumnya dikirimkan ke SAU lalu mengirimkan paket tersebut ke WIFM melalui ethernet bus. 8.
WIFM memproses pesan dalam MAC layer dan kemudian
mengirimkannya ke WBFI. 9.
WBFI memproses IP message dan kemudian mengirimkan ke
network element melalui kabel UTP. •
Proses 2 ( Proses dari atau ke SAU - HDU )
84
Proses dari SAU- HDU dapat dilihat pada arah panah yang berwarna hijau.Dimana pesan yang berasal dari SAU dikirimkan ke HDU. Pesan ini dalam bentuk MAP . Pesan tersebut masuk ke bagian HDU yaitu manager module. Manager module kaitannya dengan SAU memiliki fungsi : 1. Menerima pesan dari SAU dan diteruskan ke SCDF module 2. Menerima pesan dari SCDF dan meneruskannya ke SAU SCDF (Service Control Data Function ) module berfungsi : 1. Menerima pesan MAP dari SAU dan memberikan hasil pesan ke SAU setelah diproses. 2. Menerima pesan seperti modifikasi data pelanggan dan reset sistem dari SMFAgent dan memberikan hasil pesan yang telah diproses ke SMU. 3. SCDF juga memproses pesan authentikasi yang berasal dari SAU dan meneruskannya ke AuC server dan mengembalikan pesan yang telah diproses oleh AuC server ke SAU. •
Proses 3 ( Proses dari atau ke SMU - HDU ) Proses dari SMU – HDU dapat dilihat pada arah panah yang berwarna merah.Dimana pesan dari SMU dikirim ke HDU. Pesan yang dikirim ke HDU yang berasal dari SMU ini dapat berupa definisi pelanggan, penghapusan data pelanggan , reset sistem ,dll. SMU sendiri memiliki beberapa bagian penting yaitu : -
SMU client SMU client mempunyai fungsi : 1. Menerima MML command 2. Mengirimkan MML command tersebut ke SMU server 3. Menampilkan hasil.
-
SMU server 1.
Menerima MML command dari SMU client dan dianalisis
kemudian menneruskannya ke HDU
85
2.
Menerima respon kembali dari HDU dan meneruskannya
ke SMU client 3.
Menerima MML command dari BNH dan meneruskannya
ke HDU setelah dianalisis 4.
Menerima respon kembali dari HDU dan meneruskannya
ke BNH 5. -
Menerima O&M command dari BAM
SMU database SMU database berjalan pada database server SQL server 2000. Database ini menyimpan SMU operator information dan log information. SMFAgent module Memproses pesan dari SMU ( dari SMU server ). Pesan tersebut sebelum masuk ke SMFAgent terlebih dahulu masuk ke manager module.Manager module disini berfungsi Menerima pesan dari SMU dan meneruskannya ke SMFAgent module dan menerima pesan dari SMFAgent dan meneruskannya ke SMU . SMFAgent mempunyai fungsi :
1.
Menerima
operation
message
seperti
definisi
pelanggan,
penghapusan data pelanggan ,dan reset sistem dari SMU 2. Modifikasi subscriber data dalam database berdasarkan operation message dari SMU. 3.
Mengirim pesan ke SCDF module setelah pemodifikasian subscriber data dalam database.
•
Proses 4 ( Proses dari atau ke BAM - HDU ) Proses dari O&M system ke HDU dapat dilihat pada arah panah yang berwarna
biru.OAMAgent
melakukan
beberapa
fungsi
diantaranya
mengumpulkan pesan status specific HDU dan meneruskannya ke BAM,serta menerima O&M dan administration commands messages dari BAM dan mengirimnya ke bermacam-macam module HDU 4.4.5
SubscriberManagement Database HLR9820 Home Location Register ( HLR ) menyimpan data seperti :
86
1. Data identifikasi pelanggan 2. Informasi layanan pelanggan 3. Infomasi supplementary service 4. Informasi General Packet Radio Service ( GPRS ) 5. Informasi roaming 6. Informasi layanan Operator Determined Barring ( ODB ) Subscriber management berarti mengatur data dari pelanggan yang berada dalam HLR. Subscriber Management Unit ( SMU )menyediakan dua fungsi : 1. Mengatur data pelanggan 2. Interace dengan BNH ( business hall )
Gambar 4.14 Struktur fungsional SMU
SMU bekerja pada mode client server. SMU server dan SMU client berkomunikasi melalui local area network ( LAN ) atau Wide Area Network (WAN ).Jadi kita dapat mengatur data pelanggan melalui SMU client.
87
(1) Status bar
(2) Navigation tree pane
(3) Toolbar
(4) Menu bar
(5) Result display pane
(6) Command line input pane
(7) Command and parameter input pane
Gambar 4.22 SMU client interface
Ada beberapa macam Subscriber Management database HLR9820 antara lain : 1. Menambah subscriber ( ADD SUB ) 2. Menghapus subscriber ( RMV SUB ) 3. Query data pelanggan utama ( LST SUB ) 4. Query data pelanggan yang dapat diubah ( LST DYNSUB ) 5. Modifikasi ,query VLR number ( MOD VLRNUM ) 6. Modifikasi , query MSC number ( MOD MSCNUM ) 7. Modifikasi GPRS ( MOD GPRS ) 4.4.6
Data Pelanggan dalam HLR HUAWEI •
Contoh data pelanggan di HLR Huawei :
%%LST SUB: ISDN="62816650293";%% SUCCESS0001: Operation is successful HLRSN
= 113
IMSI
= 510016500001827
ISDN
= 62816650293
CardType
= SIM
NAM
= BOTH
CATEGORY= COMMON Keterangan :
88
1.
HLRSN
(HLR
Serial
Number).
Angka
113
merupakan kode. Angka 1 menunjukkan index sedangkan angka 13 menunjukkan nomor identitas HLR Indosat. Penentuan kode HLR dilakukan oleh seorang planning. 2.
IMSI dan ISDN telah dijelaskan dalam pembahasan
sebelumnya. 3.
CardType menunjukkan jenis dari kartu yaitu SIM
(Subscriber Identity Number) atau U-SIM (UMTS SIM) 4.
NAM menunjukkan fasilitas dari SIM. Keterangan
dari NAM diatas adalah BOTH maksudnya SIM tersebut mempunyai fasilitas GPRS dan fasilitas SIM secara normal (umum). 5.
LST
SUB:
ISDN="62816650293"
merupakan
instruksi perintah pengoperasian database "Basic Service" Telephony (TS11) Emergency Call (TS12) Short Message MT_PP (TS21) Short Message MO_PP (TS22) AutomaticFacsimileGroup3 (TS62) General-DataCDS (BS30) DefaultCall = Telephony (TS11) Keterangan : 1.
Telephony (TS11) dan DefaultCall = Telephony
(TS11) tidak berbeda. Keduanya menunjukkan bahwa SIM tersebut dapat melakukan transaksi telepon baik incoming maupun outgoing. 2.
Emergency Call (TS12) : ???
3.
Short Message MT_PP (TS21) menunjukkan bahwa
SIM tersebut dapat menerima SMS (Sort Message Services) 4.
Short Message MO_PP (TS22) menunjukkan bahwa
SIM tersebut dapat menerima SMS
89
5.
AutomaticFacsimileGroup3
(TS62)
menunjukkan
bahwa SIM tersebut mempunyai fasilitas mengirim fax 6.
General-DataCDS (BS30) menunjukkan bahwa SIM
tersebut mempunyai fasilitas internet atau GPRS "SS Data" CFU
= PROV
CFB
= PROV
CFNRY
= PROV
CFNRC
= PROV
CFD
= PROV
BAOC
= PROV
BOIC
= PROV
BOICEXHC = PROV BAIC
= PROV
BICROAM
= PROV
CLIP
= PROV
CLIR
= PROV
CW
= PROV
MPTY = PROV Keterangan : 1.
Status PROV (Provider) maksudnya tersedia
2.
CLIP (Calling Line Identification Presentation) :
Feature ini untuk memunculkan MSISDN pada MS peneriama. 3.
CLIR (Calling Line Identification Restriction) :
Feature yang memungkinkan pelanggan untuk menyembunyikan MSISDN pada MS penerima. 4.
CW (Call Waiting) : saat fasilitas Call Waiting
diaktifkan, jika ada nomor yang menelpon maka panggilannya akan menunggu sampai percakapan nomor tujuan selesai tetapi kalau CW tidak diaktifkan maka nomor tersebut akan mendengar voice “network busy” dari operator
90
5.
MPTY (Multi Party : Fasilitas ini menunjukkan
bahwa SIM tersebut dapat melakukan percakapan dengan lebih dari satu orang. "GPRS Data"
•
CNTXID
= 14
APN
= indosat3g
CNTXID
=4
APN
= mms.satelindogprs.com
CNTXID
=2
APN
= indosatmms
CNTXID
=3
APN
= satelindogprs.com
CNTXID
=1
APN
= indosatgprs
SMDP
= MSC
RROption
= ALL_PLMNS
EMLPP
= PROV
Contoh Tabel MSISDN yang ditangani oleh HLR Huawei 113; CC = 62 NDC (Indosat) = 814, 815, 816, 855, 856, 857, 858 Locatio
NDC Log HLR HLRID (GT) n HLR 113 815-816 65, 66, 67, 68, 76, 78, 79 62816 081262 858 66, 76, 78, 79 • Contoh Jumlah nomor pelanggan yang berada di HLR 113 ; %%LST SUBDATA: RESULT=CountOfSub, COND=AllSub;%% Query for CountOfSub Count of sub 938070 •
Contoh jumlah pelanggan yang diservis oleh MSC/VLR dilihat dari HLR ;
91
%%LST SUBDATA: RESULT=CountOfSubRoamAtVLR, COND=RoamAtCSRangeByVLR, PARA1="6281600", PARA2="6281609";%% VLR NUMBER (VLR ID)
Count of Sub
628160160000
1
628160213000
1091
628160214000
1637
628160215000
945
628160216000
1660
628160217000
6
628160218000
995
628160219000
1536
dst… •
Contoh Jumlah AUC pelanggan yang berada di HLR 113 ; %%LST SUBDATA: RESULT=CountOfAuc, COND=AllAuc;%% Query for CountOfAuc Count of authentication data 2701152
•
Contoh data AUC yang ditangani oleh HLR Huawei 113 %%LST SUBDATA: RESULT=DataOfAuc, COND=RangeByHLRSN, PARA1="113", PARA2="113";%% Query for DataOfAuc within HLRSN range from 113 to 113 IMSI
ALGORITHM
510011710000021
COMP128_1
510011710000022
COMP128_1
510011710000023
COMP128_1
510011710000024
COMP128_1
510011710000025
COMP128_1
BAB V PENUTUP
92
5.1.
Kesimpulan Setelah melakukan kerja praktek di PT. Indosat,Tbk Semarang selama
kurang lebih, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut : 1. Pelaksanaan PKL (Praktek Kerja Lapangan) dapat membantu menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan produktif. 2. PT. Indosat,Tbk berperan penting dalam suatu perkembangan teknologi
terutama
dalam
bidang
telekomunikasi
sehingga
mempermudah kita dalam melakukan komuniksi dengan orang lain. 3. HLR (Home Location Register) adalah suatu database utama dan pusat dimana informasi data pelanggan telepon sellular yang diperlukan disimpan dan digunakan untuk suatu tujuan yang luas. 4. Fungsi utama HLR adalah Call Handling dan Database. Fungsi database HLR bertanggung jawab atas semua yang berhubungan dengan data pelanggan, termasuk status lokasi, status layanan tambahan dan data permanen pelanggan 5.2.
Saran Di akhir penulisan laporan ini penulis memberikan saran-saran agar
pelaksanaan PKL yang selanjutnya dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan dan dapat juga digunakan untuk pengembangan di masa mendatang. Adapun saran - saran penulis adalah sabagai berikut : 5.2.1. Kepada Pihak Industri 1. Sebaiknya perusahaan dapat melibatkan mahasiswa Praktik Kerja Lapangan dalam kegiatan perusahaan yang bersifat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa. Hal ini tentunya dengan disertai pengawasan dan bimbingan dari pihak perusahaan.
93
2. Memberikan materi yang lebih banyak, karena Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu kesempatan bagi mahasiswa untuk menambah ilmu di industri. 3. Menambah anggota tim pada saat bekerja, sehingga mempermudah dalam melakukan pekerjaan. 5.2.2. Kepada Pihak Jurusan 1. Menyediakan beberapa alternatif tempat Kerja Praktek Lapangan yang sesuai dan tepat, sehingga mahasiswa tidak kesulitan dalam mengembangkan ilmunya. 2. Memberikan materi kuliah yang lebih memadai, sehingga mahasiswa tidak begitu kesulitan dalam mengikuti Kerja Praktek Lapangan. 3. Menjalin hubungan yang lebih lanjut dengan pihak industri, sehingga antara pihak jurusan dan industri ada komunikasi yang baik.
DAFTAR ISTILAH
94
AUC
: Authentication Center
BSC
: Base Station Controller
BSS
: Base Station System
BTS
: Base Transceiver Station
CAMEL
: Customized Applications for Mobile network Enhanced Logic
CAS
: Customer Administration System
CCS
: Common Channel Signaling Subsystem
EIR
: Equipment Identity Register
FNR
: Flexible Number Register
GEM
: Generic Ericsson Megazine
GGSN
: Gateway GPRS Support Node
GMLC
: Gateway MLC
GMSC
: Gateway MSC
GPRS
: General Packet Radio Service
GSM
: Global Sistem for Mobile
gsmSCF
: GSM Service Control Function
gsmSSF
: GSM Service Switching Function
GSS
: Group Switch Subsystem
HLR
: Home Location Register
HRS
: Home location Register Subsystem
IMSI
: International Mobile Subscriber Identity
INAP
: Intelligent Network Application Protocol
MAP
: Mobile Application Part
MAS
: Maintenance Subsystem
MGW
: Media Gateway
MML
: Man Machine Languages
MS
: Mobile Subscriber
MSC
: Mobile Switching Center
MSISDN
: Mobile Station ISDN Number
NSS
: Network Switching Subsystem
PLMN
: Public Land Mobile Network
95
OMS
: Operation and Maintenance Subsystem
OSS
: Operation and Support System
SGSN
: Serving GPRS Support Node
SMS-GMSC : Short Message Service Center Gateway MSC SMS-IWMSC : Short Message Service for Inter-Working MSC SOG
: Service Order Gateway
STS
: Statistics and Traffic Measurement Subsystem
DAFTAR PUSTAKA
96
NSS Team,1998, Introduction to Netwurk Switching Subsystem Overview, PT. Indosat Tbk. http://www. ericsson. com http://www.mobilecomms-technology.com http://www.indosat.com http://mobileindonesia.net/wp-content/uploads/2007/06/sms_network2.JPG http://republikbm.blogspot.com Roddy Dennis, Coolen John, Idris Kamal. 1986. Komunikasi Elektronika. Surabaya : Erlangga