BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyamanan akustik merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan. Namun seseorang cenderung mengabaikan bising yang dihasilkannya sendiri bila bising itu wajar menyertai pekerjaan. Jika dibiarkan terlalu lama, akan berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Bising berfrekuensi tinggi lebih tinggi beresiko untuk merusak pendengaran seseorang dari pada bising dengan frekuensi rendah. Badan kesehatan dunia di PBB mengatur tentang kebisingan dan mengeluarkan pernyataan bahwa kebisingan dapat
mengganggu
kesehatan
seseorang
“furthermore,
noise
has
widespread
psychosocial effects including noice annoyance, reduse performance, and increased aggressive behavior” American Academy Of Pediatrics 1997; World Health Organitation (WHO) 2001. Berdasarkan skripsi Alex Justian yang berjudul Analisis Pengaruh Kebisingan Terhadap Performa Siswa Sekolah Dasar Di Ruang Kelas. (2012) mengungkapkan bahwa kebisingan bisa didefinisikan sebagai suara yang tidak diharapkan. Menurut World Health Organitation (WHO), kebisingan adalah suara apapun yang tidak diperlukan dan memiliki efek buruk pada kualitas kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan (Berglund & lindvall 1995). Jalur kereta dan mobil adalah dua tipe lalu lintas ramai dengan kendaraan dan menimbulkan bising yang dapat merusak telinga seperti yang ditulis dalam Architectural acostic oleh M. David Egan (1988,p.13) yaitu mencapai 100 dB, sedangkan kebisingan yang diperbolehkan dalam sekolah adalah 55 dB. Menurut Geffner et al (1996), ketenangan menghasilkan sebuah lingkungan yang meningkatkan daya pembelajaran siswa. Bradley (2nd) menyatakan bahwa kebisingan Nur Metawati, 2013 EVALUASI PEMENUHAN STANDAR TINGKAT KEBISINGAN RUANG KELAS DI SMPN 23 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
suatu kelas pasti mengganggu proses belajar. Hal ini akan menimbulkan kesulitan bagi siswa untuk mencerna informasi yang diperoleh. Beliau mengatakan bahwa belajar dalam lingkungan bising akan lebih sulit bagi siswa pada dasarnya sudah sulit untuk fokus dalam belajar. Beliau juga mengatakan bahwa tingkat kebisingan moderat pada suatu kelas juga dapat mengganggu pembelajaran dan meningkatkan ketegangan dalam nada bicara guru. Studi lain dari Shield dan Dockrell (2003a) membuktikan bahwa di London, kebisingan eksternal dapat memberikan dampak negatif pada standar penentuan skor dari ujian disekolah dasar di London. Studi ini menunjukan bahwa kebisingan eksternal mempengaruhi kecakapan berbicara didalam kelas dan memiliki dampak yang besar dalam nilai ujian. SMPN 23 Bandung yang berlokasi di Jalan Arjuna ini merupakan daerah padat, karena berada pada kawasan pasar tradisional Ciroyom. Selain jalan raya yang dapat membuat bising, dan terdapat nya pintu rel kereta api yang letaknya tidak berjauhan dengan lokasi sekolah. Setiap kelas mempunyai tingkat kebisingan yang berbeda-beda. Masalah lain yang terjadi adalah sumber bising dari lapangan jika terdapat aktifitas di lapangan tersebut. Suara-suara yang berasal dari lapangan akan terpantul kembali karena orientasi bangunan yang berbentuk huruf O sehingga suara terdengar bising yang akan mengganggu proses belajar didalam kelas. Bertitik tolak dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Evaluasi Pemenuhan Standar Tingkat Kebisingan Ruang Kelas Di SMPN 23 Bandung “ 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang diatas dapat teridentifikasi masalah sebagai berikut : Nur Metawati, 2013 EVALUASI PEMENUHAN STANDAR TINGKAT KEBISINGAN RUANG KELAS DI SMPN 23 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kebisingan ruang kelas yang terjadi di SMPN 23 Bandung diakibatkan karena kebisingan dari luar sekolah. 2. Orientasi bangunan gedung SMPN 23 terhadap tingkat kebisingan ruang kelas.
1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dari penulisan ini adalah : 1. Objek penelitian adalah SMPN 23 Bandung. 2. Subjek Penelitian adalah ruang kelas sampel di SMPN 23 Bandung.
1.4 Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan – pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lngkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah (menurut H.Bahdin Nur Tanjung, 2005:56). Terdapat beberapaa rumusan masalah sesuai identifikasi dan pembatasan masalah diatas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran umum tentang tingkat kebisingan di SMPN 23 Bandung? 2. Bagaimana solusi desain yang tepat ?
2.5 Penjelasan Istilah Dalam Judul Judul penelitian yang diangkat adalah Evaluasi Pemenuhan Standar Tingkat Kebisingan Ruang Kelas Di SMPN 23 Bandung Untuk tidak mengulangi terjadinya Nur Metawati, 2013 EVALUASI PEMENUHAN STANDAR TINGKAT KEBISINGAN RUANG KELAS DI SMPN 23 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesalah
pahaman definisi maka penulis akan menjabarkan istilah yang terdapat
dalam judul penelitian sebagai berikut ;
1. Kebisingan Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai, suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan. Berdasarkan Kepmenaker, kebisingan adalahsuara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat, proses produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan pendengaran. 2. Ruang kelas Ruang kelas adalah tempat dimana proses belajar mengajar berlangsung disebuah sekolah, dimana ruang kelas harus memenuhi tingkat kenyamana siswa agar siswa dapat berkonsentrasi dan kondisif saat proses belajar mengajar berlangsung.
2
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian.
isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. (menurut H.Bahdin Nur Tanjung, 2005:7). Adapun tujuan penelitian penulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat kebisingan ruang luar di SMPN 23 Bandung. 2. Untuk mengetahui sumber kebisingan ruang luar. 3. Untuk merekomendasikan solusi desain agar dapat meredam kebisingan.
1.1 Manfaat Penelitian Nur Metawati, 2013 EVALUASI PEMENUHAN STANDAR TINGKAT KEBISINGAN RUANG KELAS DI SMPN 23 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti yaitu : a. Untuk menambah pengetahuan, pengalaman penulis dalam bidang penelitian dari segi praktis maupun teoritis. b. Untuk tambahan wawasan dan pemahaman tentang kebisingan ruang luar 2. Bagi pembaca yaitu : Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh kebisingan lalu lintas terhadap konsentrasi belajar siswa.
Nur Metawati, 2013 EVALUASI PEMENUHAN STANDAR TINGKAT KEBISINGAN RUANG KELAS DI SMPN 23 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu