1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan desa diarahkan untuk mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya dari masyarakat perdesaaan agar mampu lebih berperan secara aktif dalam pembangunan desa. Wujud dari peran serta masyarakat di perdesaan itu antara lain dalam bentuk keterlibatan dalam penyusunan rencana hingga pengambilan keputusan dan proses eksekusi rencana tersebut. Dengan demikian masyarakat desa harus dapat ditingkatkan kemampuan dan menumbuhkan keinginan untuk berperan serta dalam meringankan beban yang harus ditanggung oleh pemerintah Desa Mekarsaluyu. Hal ini berarti fokus utama dalam pembangunan masyarakat desa bukan berada di masyarakatnya namun lebih berada pada kemampuan pemerintah daerah dalam menciptakan kesadaran masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan.
Di
lain
pihak
dalam
memecahkan
sejumlah
persoalan
pembangunan yang kian rumit dibutuhkan pelibatan aktif masyarakatnya. Dalam partisipasi masyarakat desa terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu gotong royong dan swadaya (Hamijoyo,1993), dan merupakan suatu prinsip kerjasama dan bentuk kerjasama yang spontan diantara warga desa serta pamong praja, yang mengandung beberapa unsur diantaranya: -
swa yang berarti ide atau inisiatif atau prakarsa sendiri,
-
daya yang berarti pengerahan kemampuan pikiran, tenaga, sosial, waktu serta harta benda;
-
gotong
yang
berarti
menanggung
pekerjaan
pembangunan
bagi
kepentingan bersama; -
royong yang berarti menjunjung tinggi semangat kebersamaan dan rasa keterikatan timbal balik dalam meraih dan menikmati suatu hasil karya.
2
Desa dianggap sebagai satuan masyarakat yang masih memiliki keterikatan anggota-anggotanya secara kekeluargaan dan bersifat homogen. Pada awalnya dimana masyarakat desa yang masih bersifat homogen baik dari segi sistem sosial, mata pencaharian dan tingkat pendapatan yang masih merata maka pembangunan desa dilaksanakan secara gotong royong. Namun seiring dengan perkembangan sosial budaya, kependudukan serta tingkat perekonomian warganya yang semakin beragam maka pembangunan desa memerlukan partisipasi kelompok-kelompok masyarakat yang ada di desa. Masyarakat dalam pembangunan desa tidak hanya dijadikan objek pembangunan tapi sekaligus menjadi subjek dari pembangunan perdesaan sehingga partisipasi masyarakat desa merupakan titik berat dalam proses pembangunan perdesaan. Keragaman komunitas masyarakat di desa merupakan potensi yang dimiliki suatu desa dalam program pembangunan desa selain potensi dari segi sumber daya keragaman keterampilan dan sumber dana pembangunan desa. Desa-desa yang terletak di pinggir kota besar sedang mengalami perubahan mendasar dari komunitas yang homogen menjadi komunitas yang heterogen dengan munculnya permukiman-permukiman baru yang disertai dengan pembentukan komunitas permukiman barunya. Kawasan Bandung Utara yang memiliki iklim sejuk, bentang alam perbukitan yang indah dengan pemandangan Kota Bandung merupakan potensi bagi pengembang untuk menciptakan permukiman baru bagi kelas menengah atas. Oleh karena itu sejak tahun 1990 perusahaan pengembang PT Bandung Pakar membeli lahan di Desa Mekarsaluyu untuk dijadikan Perumahan Resor Dago Pakar yang diperuntukkan bagi kalangan berpenghasilan tinggi atau golongan ekonomi atas. Perumahan Resor Dago Pakar yang kemudian terbentuk menjadi komunitas permukiman baru ditentukan oleh pemerintah desa sebagai RW baru saat pertama kali perumahan tersebut dihuni oleh warganya pada tahun 1998. Desa Mekarsaluyu yang memiliki komunitas permukiman baru yaitu RW 07 merupakan sebuah potensi baru yang dimiliki Desa Mekarsaluyu dalam mendorong pembangunan-pembangunan desa selain komunitas permukiman lama yang menetap di RW 01-06. Tingkat partisipasi yang tinggi dari komunitas
3
permukiman lama maupun komunitas permukiman baru sangat dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan program pembangunan desa. Komunitas permukiman baru tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan komunitas permukiman lama diantaranya dalam hal latar belakang pendidikan dan ekonomi.
1.2 Rumusan Persoalan
Seringkali ditemui fenomena pada kalangan masyarakat berpenghasilan tinggi atau golongan ekonomi atas yang cenderung individualis dan kurang memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam program pembangunan desa. Tingkat partisipasi komunitas permukiman baru yang kurang ini kemungkinan tidak terlepas dari kertersediaan fasilitas di lingkungan perumahan komunitas permukiman baru yang sudah cukup memadai sehingga mereka merasa tidak perlu berpartisipasi lagi dalam program pembanguan desa seperti proyek perbaikan jalan desa dan pemasangan lampu penerangan jalan. Berbeda halnya dengan masyarakat komunitas permukiman lama yang masih serba kekurangan dalam
pemenuhan
kebutuhan
fasilitas
lingkungan
yang
pengadaannya
mengandalkan pada kegiatan gotong royong seperti kerja bakti bulanan dan memiliki tingkat partisipasi yang tinggi. Maka dari itu persoalan yang kemungkinan timbul ke permukaan adalah terdapat perbedaan tingkat partisipasi antara komunitas permukiman lama dan komunitas permukiman baru yang tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi mereka untuk berpartisipasi dalam program pembangunan desa. Perbedaan tersebut perlu diidentifikasi agar dapat menghasilkan rekomendasi upaya pendekatan untuk meningkatkan partisipasi komunitas permukiman baru dan komunitas permukiman lama di Desa Mekarsaluyu. Oleh karena itu menarik untuk diteliti mengenai perbedaan partisipasi komunitas permukiman baru dan komunitas permukiman lama di Desa Mekarsaluyu dalam program pembangunan desa.
4
1.3 Tujuan
Dari pembahasan mengenai rumusan persoalan tersebut selanjutnya dapat diajukan tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat komunitas permukiman baru dan komunitas permukiman lama terhadap program pembangunan desa. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat komunitas permukiman baru dan komunitas permukiman lama terhadap program pembangunan desa. Dengan diketahuinya ketiga hal tersebut maka akan berguna bagi para perencana dalam memahami kondisi partisipasi masyarakat di Desa Mekarsaluyu sehingga dapat diupayakan peningkatan partisipasi masyarakat desa dalam program pembangunan.
1.4 Sasaran
Sasaran-sasaran studi yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Teridentifikasinya bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat komunitas permukiman baru dan komunitas permukiman lama dalam melaksanakan program pembangunan desa, 2. Teridentifikasinya karakteristik perbedaan tingkat partisipasi komunitas permukiman baru dan komunitas permukiman lama dalam program pembangunan; 3. Teridentifikasinya faktor yang mempengaruhi besarnya partisipasi masyarakat desa dalam kegiatan pembangunan di Desa Mekarsaluyu.
5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Pada pembahasan penelitian tingkat partisipasi masyarakat komunitas permukiman baru dan komunitas permukiman lama terhadap program pembangunan desa maka dilakukan pengamatan terhadap anggota masyarakat usia produktif di tingkat RW. Komunitas permukiman baru di Desa Mekarsaluyu adalah anggota masyarakat RW 07 sedangkan komunitas permukiman lama adalah anggota masyarakat RW 01-06. Identifikasi tingkat partisipasi masyarakat desa
dilakukan
dengan
mengamati
kegiatan
partisipasi
mereka
dalam
melaksanakan sejumlah proyek pembangunan desa. Dengan berdasarkan pada ruang lingkup penelitian tersebut maka akan diadakan penelitian lapangan untuk mendukung tercapainya tujuan studi. Program pembangunan di Desa Mekaraluyu yang diamati pada penelitian ini adalah proyek perbaikan jalan dan proyek pemasangan lampu penerangan jalan. Selama proses penelitian lapangan dilakukan, kedua proyek tersebut sebagian besar masih pada tahap pelaksanaan proyek, pemasangan lampu jalan dan perbaikan jalan yang baru diselesaikan di sekitar RW 04 dimana kantor perangkat desa terletak. Tingkat partisipasi masyarakat yang diamati mencakup tahap penyusunan rencana dan pelaksanaan proyek.
1.6 Metoda Penelitian 1.6.1
Observasi Lapangan Peneliti melakukan survey pendahuluan sebelum melakukan proses
pengumpulan data di lapangan untuk memperoleh gambaran umum tentang kondisi fisik, sosial budaya masyarakat maupun kegiatan-kegiatan yang banyak dilaksanakan oleh masyarakat setempat. Kondisi geografis RW 07 yang berbukitbukit namun ditunjang dengan sarana dan pra sarana transportasi yang baik seperti jaringan jalan yang sudah diaspal, tersedia ojek sebagai angkutan umum sehingga memudahkan pergerakan peniliti dalam mobilisasi. Kualitas seluruh bangunan tempat tinggal yang terbuat dari beton dan terdiri dari dua lantai menunjukkan kondisi perekonomian komunitas permukiman baru yang sudah mapan.
6
Sementara itu kondisi geografis RW 01-06 adalah perbukitan namun kondisi sarana dan prasarana transportasi masih dirasa kurang. Jalan masih berbatu dan lebar jalan hanya mampu dilalui satu kendaraan mobil saja. Kualitas bangunan tempat tinggal mayoritas terbuat dari setengah batu (semi permanen) dan ada yang terbuat dari kayu saja.
1.6.2
Pengumpulan Data
A. Data Sekunder Penentuan sampel dilakukan pertama kali dengan melakukan pendataan melalui survey ke beberapa instansi untuk memperoleh monografi desa dan datadata penunjang lainnya untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi permukiman lama dan permukiman baru. Selain itu diperlukan juga data mengenai populasi masyarakat di Desa Mekarsaluyu terutama populasi anggota masyarakat usia produktif yang dapat melihat populasi jumlah rumah tangga dalam ruang lingkup desa untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Jumlah populasi penduduk Desa Mekarsaluyu usia produktif berdasarkan data monografi desa tahun 2006 adalah 2838 jiwa, dengan perbandingan jumlah usia produktif komunitas permukiman baru sebanyak 361jiwa
sedangkan
komunitas
permukiman
lama
2477
jiwa.
Melalui
penghitungan rumus slovin jumlah responden yang diperoleh yaitu 98 responden dengan 14 responden berasal dari komunitas permukiman baru dan 84 responden dari komunitas permukiman lama.
B. Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan wawancara melalui kuesioner terhadap 98 responden yang diamati. Pengambilan data responden dilakukan teknik sistematic sampling dengan perhitungan jumlah kepala keluarga yaitu 715 KK dibagi jumlah 98 responden maka diperoleh tiap rumah ke tujuh dijadikan responden.
Pada komunitas pengambilan sampel
dilakukan di lingkungan tempat tinggal responden berada di sepanjang jalan utama yang menghubungkan dari utara hingga selatan desa yang terbagi menjadi
7
enam RW. Sementara pada komunitas permukiman baru pengambilan sampel dilakukan pada tiap cluster yaitu Grha Permai, Grha Nirwana dan Grha Kusuma.
1.6.3
Analisis
Pada tahap awal adalah hasil tabulasi dari data yang ada kemudian diverifikasi data mana yang memenuhi syarat untuk dianalisa secara statistik. Eliminasi sampel yang memberikan fasilitas analisa data mencakup pekerjaan responden, tempat tinggal, lama tinggal, usia responden dan tingkat pendidikan terakhir responden.
Metode analisa yang digunakan yaitu metode analisa
kuantitatif terhadap hasil kuesioner yang dilakukan peneliti terhadap responden mengenai program pembangunan perdesaan, partisipasi warga, kemampuan serta persepsi warga terhadap program pembangunan di Desa Mekarsaluyu. Untuk mengamati tingkat partisipasi responden terhadap program pembangunan desa dilakukan analisis data frekuensi. Hasil analisis ini akan diinterpretasikan dengan kajian teoritis yang diperoleh mengenai pembangunan desa, faktor yang mempengaruhi partisipasi dan tingkat partisipasi masyarakat komunitas permukiman baru dan komunitas permukiman lama terhadap program pembangunan desa di Desa Mekarsaluyu. Penetapan ukuran tingkat partisipasi komunitas permukiman lama dan komunitas permukiman baru diperoleh setelah dilakukan kajian teoritis mengenai konsep tingkat partisipasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang akan disarikan. Tingkat partisipasi yang tergolong rendah apabila tingkat partisipasi responden komunitas permukiman lama maupun komunitas permukiman baru dalam program pembangunan lebih rendah dari 30%, tergolong sedang apabila tingkat partisipasinya antara 31% - 60%, sementara tergolong tinggi jika tingkat partisipasinya lebih tinggi dari 60%.
8
1.7 Kerangka Pemikiran Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Muncul komunitas permukiman baru di Desa Mekarsaluyu melalui Perumahan mewah Resor Dago Pakar
Adanya program pembangunan desa di Desa Mekarsaluyu
Kemungkinan terdapat perbedaan tingkat partisipasi antara komunitas permukiman baru dan komunitas permukiman lama terhadap program pembangunan desa.
Faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat
Studi Literatur
Konsep tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembangunan
Identifikasi Partisipasi Masyarakat Desa Terhadap Program Pembangunan Desa Di Desa Mekarsaluyu, Kabupaten Bandung
-
Analisis faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat terhadap program pembangunan desa Analisis tingkat partisipasi masyarakat terhadap program pembangunan desa
Kesimpulan Kondisi nyata partisipasi masyarakat desa terhadap program pembangunan di Desa Mekarsaluyu
Rekomendasi Peningkatan partisipasi masyarakat terhadap program pembangunan di Desa Mekarsaluyu