BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi merupakan tanaman budidaya yang penting di beberapa negara. Padi yang telah diolah menghasilkan beras yang dapat dimasak menjadi nasi. Nasi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk di beberapa negara dan menjadi salah satu bahan makanan pokok yang ada. Lebih dari setengah populasi di dunia ini yaitu lebih dari 3,5 miliar jiwa menjadikan nasi sebagai makanan pokok dan 90%-nya adalah penduduk dari benua Asia, seperti Tiongkok, India, Indonesia, Jepang, Bangladesh, Vietnam, dan Thailand. Hal ini membuat beras menjadi salah satu komoditas yang terpenting di dunia ini. Menurut laporan dari FAO (Food and Agriculture Organization) yang dipublikasikan pada Juli 2015, jumlah produksi beras yang masih berbentuk padi adalah sebanyak 741,8 juta ton pada tahun 2014. Pada tahun itu, negara penghasil beras terbesar di dunia adalah Tiongkok yang memproduksi beras hingga 206,5 juta ton atau sekitar 27,8% dari total produksi di dunia. Sedangkan negara kedua penghasil beras terbesar di dunia adalah India dengan jumlah produksi sebanyak 153,9 juta ton. Sedangkan Indonesia berada di urutan nomor tiga sebagai negara penghasil beras terbesar di dunia dengan jumlah produksi hingga 75,6 juta ton. Meskipun Indonesia mampu memproduksi padi yang sangat berlimpah, namun belum mampu memenuhi kebutuhan penduduknya. Situasi ini disebabkan karena para petani menggunakan teknik-teknik pertanian yang tidak optimal ditambah dengan konsumsi per kapita beras yang besar (oleh populasi yang besar). Bahkan, Indonesia memiliki konsumsi beras per kapita terbesar di dunia. Setiap orang Indonesia mengkonsumsi sekitar 140 kilogram beras per tahun. Tingkat konsumsi tersebut melebihi konsumsi beras negara Asia, seperti Korea yang hanya 60 kg/kapita/tahun, Jepang 50 kg/kapita/tahun, Thailand 70 kg/kapita/tahun, dan
Malaysia sebesar 80 kg/kapita/tahun. Atas dasar ini, pemerintah melakukan impor beras demi memenuhi kebutuhan penduduk. Seharusnya pemerintah tidak perlu mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan. Yang sebaiknya dilakukan pemerintah yaitu meningkatkan jumlah produktifitas padi. Namun, ada satu masalah yang harus terlebih dahulu dilakukan oleh pemerintah. Yaitu meningkatkan kesejahteraan petani. Petani merupakan aktor penting dalam keberlangsungan hidup manusia. Petani berjasa dalam menjaga kestabilan pangan di dunia. Namun pada kenyataannya, tingkat kesejahteraan petani di Indonesia masih rendah. Pada 2 Januari 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa nilai tukar petani (NTP) tanaman pangan pada Desember 2014 hanya sebesar 100,07, atau sedikit mengalami peningkatan dibanding NTP pada Januari 2014 yang sebesar 99,88. Pendek kata, mayoritas petani tanaman pangan masih sulit mencapai kesejahteraan karena pendapatan yang masih di bawah rata-rata. Hal ini membuat jumlah petani dari tahun ke tahun semakin menurun. Padahal jika sudah tidak ada lagi petani, keberlangsungan hidup manusia akan sangat terganggu. Kebutuhan pangan tidak dapat terpenuhi. Jumlah petani di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang cukup mencengangkan. Dari data BPS (Badan Pusat Statistik) menyebutkan bahwa pada tahun 1983 jumlah petani di Indonesia sebanyak 19,5 juta, tahun 1993 sebanyak 20,5 juta, tahun 2003 sebanyak 24,4 juta, dan pada tahun 2013 sebanyak 19,3 juta. Dilihat dari data tersebut diperoleh informasi bahwa jumlah petani di survey terakhir mengalami penurunan sebanyak 5 juta. Hal ini sangat ditakutkan jika dari tahun ke tahun jumlah petani terus mengalami penurunan. Diprediksi pada tahun 2053 jumlah petani di Indonesia hanya sebanyak 0,2 juta. Jika hal ini benar terjadi, Indonesia akan mengalami krisis pangan dan Indonesia akan melakukan impor beras besar-besaran. Dari masalah di atas, penulis akan membuat film dokumenter nonverbal mengenai petani dan padi. Film ini memberikan pesan untuk lebih menghargai profesi petani. Penulis menyampaikan pesan dan informasi melalui media film dokumenter dengan memperhatikan teknik directing yang baik, membuat cerita yang dapat dengan mudah dimengerti penonton, memilih kualitas video yang ditampilkan
sesuai dengan teori cinematography agar penonton merasa terhibur dengan visual yang ada, melakukan penataan scoring musik yang ideal sehingga dapat mempengaruhi emosi penonton dalam memahami kesan dramatik dari scene yang ingin disampaikan, serta menambahkan grafis dan teknik manipulasi gambar yang dapat mempermudah penonton dalam memperoleh informasi mengenai jumlah petani yang ada di Indonesia. Setelah menonton film ini diharapkan penonton dapat lebih menghargai petani sebagai produsen. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menyutradarai film dokumenter nonverbal yang dapat memberikan pandangan untuk lebih menghargai pentingnya profesi petani di dalam kehidupan. 1.3 Batasan Masalah Agar pembahasan tidak meluas dari lingkup inti permasalahan, maka pembahasan akan dibatasi oleh hal-hal berikut: 1. Film ini tidak terdapat narasi dan juga narasumber yang menjelaskan sesuatu. 2. Film ini hanya menampilkan persawahan di sekitaran Yogyakarta dan Jawa Tengah. 3. Film ini tidak untuk memberikan informasi cara bercocok tanam. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menyutradarai film dokumenter nonverbal berjudul Padi sehingga penonton menyadari tentang pentingnya profesi petani sebagai produsen, dan lebih mampu menghargai serta memperhatikan kelayakan hidup petani. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh penonton dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Penonton dapat menyadari bahwa profesi petani merupakan suatu hal vital dalam keberlangsungan hidup manusia. 2. Penonton dapat lebih menghargai padi, nasi, dan juga petani. 3. Penonton dapat terhibur dan dimanjakan dengan alur cerita dan suguhan cinematography yang indah. 1.6 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan film dokumenter ini antara lain : 1. Pra produksi Tahapan pra produksi merupakan tahapan penelitian mengenai isu dan permasalahan yang ingin disajikan dalam film dokumenter ini meliputi, pencarian dan pengembangan ide, melakukan riset dan survey data, perancangan storyline, serta penentuaan storyboard. 2. Produksi Setelah menghasilkan sebuah storyline, maka masuklah dalam tahap produksi. Tahap produksi merupakan tahap pengambilan gambar yang akan ditampilkan pada film dokumenter ini. 3. Pasca Produksi Pasca produksi merupakan tahap terakhir dalam pembuatan film dokumenter ini. Pasca produksi merupakan tahap penggabungan dan penyempurnaan film dari segi audio serta video. 4. Implementasi Proses implementasi merupakan proses yang menampilkan hasil akhir berupa film dokumenter yang diproduksi. 5. Pelaporan dan dokumentasi Pelaporan
dan
dokumentasi
merupakan
proses
pencatatan
pendokumentasi semua tahapan pembuatan film dokumenter ini.
dan
1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini akan disusun dalam 6 bab, sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan latar belakang dalam pembuatan film dokumenter yang berjudul PADI, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi, dan sistematika penulisan laporan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi uraian sistematis tentang informasi hasil penelitian sebelumnya yang disajikan dalam pustaka dan menghubungkannya dengan film yang akan dibuat. BAB III LANDASAN TEORI Berisi uraian-uraian dasar teori yang digunakan untuk mendukung analisis dan rancangan pembuatan film dokumenter. BAB IV PROSES PENCIPTAAN Berisi tentang rancangan dan proses pembuatan film dokumenter dari tahap pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. BAB V PEMBAHASAN KARYA Berisi tentang ulasan-ulasan dari setiap sekuen yang ada dalam film dokumenter ini serta pembahasan hasil implementasi. BAB VI KESIMPULAN Kesimpulan dan saran tentang pembuatan karya film dokumenter ini.