1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di
SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Kemampuan berbahasa siswa yang diharapkan ini adalah kemampuan dalam menguasai empat keterampilan
berbahasa.
Keterampilan
berbahasa
yang
dimaksud
yaitu
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Di dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SD sering dijumpai berbagai permasalahan. (Hoesnaeni, 2009) Permasalahan-permasalahan dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di SD antara lain: a. Siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran, sehingga siswa menjadi pasif. Siswa mengikuti pembelajaran tidak ada niat, tidak ada gairah, dan keseriusan. Jika guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan, siswa hanya diam tidak ada yang menjawab atau merespon guru. b. Keterampilan berbicara siswa masih kurang, siswa belum terampil dalam mengemukakan pendapat, ide, dan pikiran. c. Siswa masih kurang terampil dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Khususnya saat pembelajaran Bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang menggunakan bahasa daerah sehari-hari. d. Dalam bahasa tulis masih banyak siswa yang belum memahami tentang ejaan, misalnya penggunaan paragraf. Belum lagi masalah bahasa tulis yang masih terbawa bahasa lisan yang merupakan bahasa daerah. Untuk mengatasi siswa yang tidak bersemangat saat pembelajaran Bahasa Indonesia, hal yang perlu diperhatikan ialah guru harus mengetahui apa penyebab siswa tidak bersemangat. Apakah pembelajaran yang monoton atau tidak
2
bervariasi, sehingga anak bosan dan jenuh mengikuti pembelajaran. Jika benar itu penyebabnya, maka guru harus memperbaiki diri dengan mengubah pola pembelajaran yang membosankan tersebut. Guru harus merancang kembali pembelajaran yang lebih menarik, membangkitkan rasa ingin tahu pada diri anak, mendorong anak menjadi lebih kreatif, dan meningkatkan kreativitas anak. Guru juga dapat menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu, menerapkan modelmodel pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai dengan karakteristik anak. Untuk mendukung hal tersebut, guru harus memperdalam atau menambah pengetahuannya dan memperluas wawasannya, baik tentang profesi keguruan maupun tentang pengetahuan lainnya. Untuk meningkatkan minat dan semangat siswa, guru memerlukan penggunaan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Media dapat mengkonkritkan sesuatu yang abstrak, karena tingkat atau tahap berpikir anak SD masih dalam tahap berpikir konkrit. Terlebih bagi siswa kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) anak belum dapat memahami sesuatu yang tidak ada di depan matanya (abstrak). Untuk meningkatkan keterampilan berbicara, siswa perlu diberi banyak latihan, misalnya diberi kesempatan bertanya, lebih sering disuruh maju ke depan kelas untuk membaca puisi, atau bermain drama. Hal tersebut dimaksudkan untuk melatih mental para siswa agar berani tampil di depan kelas. Kalau mental siswa sudah bagus tinggal membimbing dan membina kemampuan dan keterampilan siswa dalam berbicara. Pada umumnya, keterampilan berbicara seseorang didukung oleh pengetahuan dan wawasan yang ia miliki. Terkadang seseorang bingung apa yang harus ia ungkapkan dan bicarakan karena tidak adanya pengetahuan yang ia miliki. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan berbicara, siswa perlu menambah pengetahuan dan memperluas wawasan, sehingga siswa dapat berbicara dengan baik. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk diskusi juga turut membantu melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya, sanggahan, alasan, dan argumentasi secara lisan. Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan siswa masih kurang, khususnya pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan karena kurangnya kosakata Bahasa Indonesia yang dimiliki anak, kebiasaan siswa
3
menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari masih terbawa ke dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, siswa perlu dibiasakan untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar saat pembelajaran. Siswa harus lebih banyak membuka kamus Bahasa Indonesia untuk mempelajari kosakata Bahasa Indonesia agar dapat menggunakan pilihan kata yang tepat. Selain itu untuk melatih kemampuan dalam berbahasa Indonesia, alangkah lebih bagusnya kalau siswa banyak mendengarkan berita-berita dan pidato-pidato berbahasa Indonesia sehingga telinga anak terbiasa mendengar lafal-lafal yang tepat dalam Bahasa Indonesia. Hal lain yang tidak kalah penting, guru harus menegur anak yang melakukan kesalahan dalam berbahasa Indonesia. Jika tidak ditegur maka siswa akan terbiasa dengan kesalahan tersebut, tanpa disadari kalau apa yang ia ucapkan itu kurang tepat dalam berbahasa Indonesia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan tentang penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, seperti diksi, lafal, dan intonasi. Kesalahan dalam bahasa tulis, seperti penggunaan tanda baca, huruf besar, dan paragraf disebabkan siswa kurang mengetahui kaidah-kaidah yang benar. Oleh karena itu, penggunaan bahasa tulis yang benar perlu diajarkan pada siswa sejak dini selagi siswa masih kecil dan ingatannya masih bagus sehingga tertanam kemampuan menulis yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan pada diri anak dan menjadi kebiasaan yang baik hingga anak dewasa. Jangan sekali-kali guru membiarkan saja siswa yang melakukan kesalahan dalam bahasa tulis, guru perlu mengingatkan siswa dan menyuruh siswa memperbaikinya. Berdasarkan hasil pengamatan di kelas 4 SD Negeri Harjosari 01, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran Bahasa Indonesia, karena selama ini pelajaran tersebut dianggap sebagai pelajaran yang mudah yang kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa di sekolah. Kurangnya inovatif guru dalam memilih model pembelajaran dan alat peraga yang tepat, juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga hasil-hasil pembelajaran berbagai bidang studi khususnya bidang studi Bahasa Indonesia terbukti kurang memuaskan berbagai pihak terutama para
4
siswa. Nilai yang diperoleh siswa masih setara bahkan ada yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditentukan yaitu ≥65. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Example Non-Examples pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Harjosari 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013”. Penulis memilih menggunakan model pembelajaran Example Non-Examples karena model pembelajaran ini memiliki kelebihan daripada model-model pembelajaran yang lain yaitu: a. Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar. Karena dalam kegiatan pembelajaran akan menggunakan media gambar-gambar. b. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar. Jadi, dalam pembelajaran siswa tidak jenuh atau bosan karena hanya membaca tulisantulisan tetapi disini akan disiapkan media berupa gambar. Sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dan dapat mengingat materi pembelajaran dengan media berupa gambar tersebut. c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam pembelajaran, yang berperan aktif adalah siswa dan guru sebagai motivator. Siswa dituntut berperan aktif untuk mengemukakan pendapatnya berdasarkan analisis gambar. Harapan penulis dalam mengunakan model pembelajaran Example NonExamples adalah dapat mengatasi masalah yang terjadi pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya siswa kelas 4 agar dapat meningkatkan hasil belajar. 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan bahwa masalah-
masalah yang dihadapi siswa kelas 4 khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah: a. Prestasi belajar siswa rendah karena pada proses pembelajaran siswa kurang aktif atau pasif. b. Kurangnya konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran. c. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
5
1.3
Batasan Masalah Dalam penelitian ini, batasan masalahnya yaitu:
a. Objek yang diteliti hanya siswa kelas 4 SD Negeri Harjosari 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang semester genap tahun ajaran 2012/2013. b. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi karangan dan pengumuman. c. Model pembelajaran Example Non-Examples. 1.4
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan
sebagai berikut “Apakah penerapan model pembelajaran Example Non-Examples dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia (KD siklus I yaitu 8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan, sedangkan KD siklus II yaitu 8.2 Menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan) pada siswa kelas 4 SD Negeri Harjosari 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang semester genap tahun ajaran 2012/2013?” 1.5
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia (KD siklus I yaitu 8.1 Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan, sedangkan KD siklus II yaitu 8.2 Menulis pengumuman dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan) dengan menggunakan model pembelajaran Example Non-Examples pada siswa kelas 4 SD Negeri Harjosari 01 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang semester genap tahun ajaran 2012/2013. 1.6
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1.6.1 Manfaat Teoretis Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran tentang proses peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Example Non-Examples.
6
1.6.2 Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan kebijakan-kebijakan baru bagi instansi terkait. b. Bagi Guru Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar dan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. c. Bagi Siswa 1) Diharapkan siswa dapat belajar bersosialisasi yaitu dengan cara memahami perbedaan-perbedaan antar kelompok melalui kegiatan diskusi. 2) Diharapkan siswa dapat bertukar pikiran antar sesama anggota kelompok, dapat belajar untuk mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.