BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung adalah ibu kota dari provinsi Jawa Barat yang menjadi salah satu kota besar di Indonesia. Keadaan alam yang indah dan sejuk membuat Bandung mendapatkan julukan Paris Van Java oleh kolonial pada zaman penjajahan dulu. Banyak para wisatawan yang datang ke Bandung baik lokal maupun mancanegara, bukan hanya sekedar ingin melihat keindahan alamnya saja, tetapi juga ingin berbelanja di kota yang mendapat julukan sebagai kota belanja ini. Banyak tempat yang ditawarkan oleh Bandung salah satunya adalah Supermarket tempat berlanja bahan-bahan pokok makanan. Kondisi Supermarket yang bersih dan nyaman membuat pasar-pasar tradisional mulai ditinggalkan oleh masyarakat Bandung. Berdasarkan hasil wawancara okezone.com bersama Ridwan Kamil selaku Walikota Bandung bahwa Bandung memiliki pasar yang rata-rata terbengkalai, padahal memiliki potensi yang luar biasa. "Kondisi pasar tradisional yang ada di Bandung saat ini sudah tidak representatif, karena beberapa sarana dan prasarana sudah tidak layak," kata Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), Kabupaten Bandung, Popi Hopipah, seperti yang dibeitakan republika.co.id, Selasa 10 Februari 2015. Berdasarkan hal tersebut, jelas sekali dengan keadaan pasar tradisional yang seperti itu dapat menurunkan minat pembeli untuk berbelanja di pasar tradisional Bandung. KASUBBID Perancangan dan Pembangunan PD. Pasar Bermatabat Widya Gundara, ST., SE. juga mengatakan bahwa dengan kondisi pasar yang seperti itu membuat pengunjung pasar tradisional semakin menurun dari tahun ke tahun. Melihat hal itu Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung akan merevitalisasi pasarpasar tradisional menjadi pasar tematik. Yang dimaksud dengan pasar tematik adalah dengan pemberian tema pada pasar sehingga pasar memiliki konsep yang jelas dan akan tampak lebih modern. Dalam konsepnya setiap pasar tematik ini nantinya akan menjual barang-barang tertentu saja, misalnya hanya menjual batik saja atau burung saja. Menurut KASUBBID Perancangan dan Pembangunan PD. Pasar Bermatabat pemberian tema akan sangat menguntungkan bagi pasar, tidak hanya telihat lebih bersih dan rapih tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan pasar. Karena dengan adanya tema atau konsep pada pasar ini akan lebih memudahkan bagi orang-orang untuk mencari barang-barang yang di inginkannya dan
orang-orang akan merasa senang masuk pasar karena keaadaannya yang sudah lebih bersih dan nyaman. KASUBBID Perancangan dan Pembangunan PD. Pasar Bermatabat juga menjelaskan kelebihan pasar tematik ini adalah memberikan kemudahan kepada produsen untuk membeli suatu barang, contohnya jika orang ingin mencari sayuran organik cukup datang kepusatnya dipasar Sarijadi. Selain itu para pedagang pasar-pasar tematik ini tetap dari pasar tradisional jadi konsep tawar menawar juga tidak hilang. Beliau juga menambahkan nantinya pengunjung pasar tidak lagi masyarakat menengah kebawah tetapi diharapkan menengah keatas juga akan berbelanja kesini. Selain itu pengunjung bisa datang bersama keluarganya menikmati fasilitas-fasilitas yang ditawarkan. Dengan adanya pasar tematik ini, pemerintah kota Bandung berharap dapat menarik perhatian para wisatawan. Hal ini diharapkan akan menarik perhatian para wisatawan untuk masuk ke pasar-pasar tersebut. Ada beberapa pasar yang akan direvitalisasi menjadi pasar tematik, yaitu Pasar Sarijadi, Cijerah, Kosambi, Sederhana, Palasari, Wastukencana dan Cihaurgeulis. Pasar yang akan menjadi objek penelitian penulis adalah Pasar Sarijadi. Berdasarkan penjelasan KASUBBID tema yang akan diberikan untuk pasar Sarijadi adalah Sayuran Organik. Selain menjual produk-produk pasar tradisional pada umumnya, nantinya Pasar Sarijadi akan mempunyai satu produk unggulan yaitu sayuran organik. Pasar Sarijadi nantinya juga akan diberikan fasilitas-fasilitas tambahan seperti kafe, teman bermain, sarana olahraga dan residensial atau kos-kosan. Dalam pembangunan revitalisasi Pasar Sarijadi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan salah satunya adalah perancangan sign system. Pada saat sakarang ini perancangan sign system sering dilakukan pada saat pembangunan telah selesai. Padahal ada beberapa keuntungan kenapa perancangan sign system dilakukan bersamaan dengan perancangan pembangunan, diantaranya adalah penentuan lokasi, luas lahan yang diberikan untuk sign system, ukuran dan bentuk sign system. Selain itu Pasar Sarijadi memiliki banyak fasilitas yang ditawarkan, dibutuhkan sebuah informasi mengenai ruangan atau lokasi dari fasilitas-fasilitas tersebut. Supaya informasi tersebut dapat tersampaikan kepada pengunjung pasar maka digunakan sebuah media yang tepat yaitu sign system. Sign system dapat membantu pengunjung dalam menemukan lokasi yang mereka tuju tanpa perlu menanyakan kepada orang lain mengingat aktifitas di pasar yang sibuk. Selain itu dengan luas bangunan pasar Sarijadi mencapai 5200 m2 dengan gedung mencapai 4 lantai maka sign system dapat menjadi solusi bagi pengunjung untuk mengetahui lokasi yang dituju tanpa perlu menjelajahi pasar secara keseluruhan.
Untuk membedakan beberapa pasar tematik yang ada di Bandung perlu adanya sebuah identitas visual untuk Pasar Sarijadi. Identitas visual ini nantinya berfungsi sebagai informasi kepada masyarakat mengenai tema yang dimiliki oleh pasar Sarijadi. Identitas visual juga digunakan sebagai dasar dari perancangan sign system, hal tersebut bertujuan supaya tema pasar Sarijadi bisa lebih terealisasikan. Untuk menciptakan kondisi pasar yang bersih, rapi dan nyaman, maka perlu ditingkatkan infrastruktur, salah satunya dengan membuat sign system untuk Pasar Sarijadi. Sehingga untuk kedepan Pasar Sarijadi tidak akan kalah dengan pasar-pasar modern yang ada.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut: a. Belum ada perancangan sign system dalam pembangunan Pasar Sarijadi. b. Banyaknya fasilitas yang ditawarkan dan luas bangunan Pasar Sarijadi yang besar, maka perlu diberikan sebuah informasi mengenai lokasi dari fasilitas-fasilitas tersebut. c. Perlu adanya sebuah identitas visual Pasar Tematik Sarijadi sebagai pembeda dengan pasar-pasar tematik yang ada di Bandung.
1.3 Rumusan Masalah Bagaimana perancangan tampilan visual dan sign system yang representatif dan kumunikatif sesuai dengan temanya untuk Pasar Tematik Sarijadi Bandung ?
1.4 Fokus Fokus dibuat berdasarkan pendekatan 5W + 1H. a. What ? (Apa) Pemerintah Bandung akan merevitalisasi beberapa pasar tradisional menjadi pasar tematik. Untuk itu infrasrtuktur pasar juga perlu ditingkatkan salah satunya pemberian identitas visual dan sign system b. Who ? (Siapa) Target dari pasar tematik ini adalah masyarakat Bandung baik itu bagi penjual maupun pembeli, selain itu hal ini juga bertujuan untuk menarik wisatawan lokal
maupun mancanegara. Selain itu keluarga juga dapat datang menikmati fasilitasfasilitas yang disediakan. c. Where ? (Dimana) Beberapa pasar yang akan di renovasi yaitu pasar Sarijadi, Cijerah, Kosambi, Sederhana, Palasari, Wastukencana, dan Cihaurgeulis. Namun dalam hal ini penulis hanya memilih Pasar Sarijadi sebagai objek. d. Why ? (Kenapa) Dalam pembangunan Pasar Sarijadi, perlu adanya perancangan sign system bersamaan dengan perancangan pembangunan, hal ini dapat membantu dalan penentuan lokasi, luas lahan yang diberikan untuk sign system, ukuran dan bentuk sign system. Selain itu juga sebagai informasi kepada masyarakat mengenai tema pasar Sarijadi. Karena luas bangunan pasar Sarijadi mencapai 5200 m2 dan memiliki 4 lantai maka diperlukan sign system untuk memberikan informasi mengenai lokasi dari fasilitasfasilitas yang ada di Pasar Sarijadi. Identitas visual berfungsi sebagai pembeda Pasar Sarijadi dengan pasar tematik lainnya.
e. How ? (Bagaimana) Desain identitas visual dan sign system Pasar Sarijadi dibuat representatif dan komunikatif sesuai dengan temanya, yaitu sayuran organik.
1.5 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan identitas visual dan sign system Pasar Tematik Sarijadi adalah merancang tampilan visual dan sign system yang representatif dan kumunikatif sesuai dengan temanya untuk pasar tematik Sarijadi Bandung.
1.6 Metode Pengumpulan Data Dan Analisa Berikut adalah metode pengumpulan data. a. Studi Pustaka Studi pustaka adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literature, pencatatan dan laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988: 111). Peneliti akan melakukan studi pustaka dari beberapa buku yang berkaitan dengan masalah yang
terkait di perpustakaan. Studi pustaka dilakukan di perpustakaan Universitas Telkom, perpustakaan ITB dan Bapuspida b. Metode Observasi Observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung suatu hal atau situasi secara tajam dan terperinci, kemudian mencatatnya secara akurat dalam beberapa cara. Kegiatan ini dilakukan unutk memperoleh gambaran sistematis mengenai peristiwa kesenian, tingkah laku dan hal lainnya pada tempat yang dipilih untuk diteliti (Rohidi, 2011: 182). Peneliti melakukan observasi ke PD. Pasar Bermatabat kota Bandung. c. Wawancara Wawancara adalah instrumen penelitian. Kekuatan wawancara adalah penggalian pemikiran, konsep, dan pengalaman pribadi, pendirian atau pandangan dari individu yang diwawancara. Mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari narasumber dengan bercakap-cakap dan berhadapan muka (Koetjaraningrat, 1980: 165 dalam buku Soewardikoen, 2013:20). Penulis melakukan wawancara kepada ahli Sign System yaitu Bapak Drs. Oki Hamka Suyatna, M.Ds, selaku dosen DKV di ITB. Berikut adalah metode analisis data a. Analisis Matrik Matriks membantu mengidentifikasi bentuk penyajian lebih seimbang, dengan cara mensejajarkan informasi baik berupa gambar maupun tulisan (Soewardikoen, 2013:51). Ada pun yang menjadi objek analisis matrik pada perancangan ini yaitu Blckburn Market di Inggris, Pasar Modern BSD dan Carrefour.
1.7 Kerangka Perancangan Latar Belakang: Revitalisasi pasar tradisional di Bandung menjadi pasar tematik salah satunya adalah pasar Sarijadi. Dalam pembangun pasar Sarijadi perlu adanya perancngan sign system bersamaan dengan perancangan pembangunan. Selain itu pasar Sarijadi memiliki banyak fasilitas yang ditawarkan dan bangunan pasar yang luas sehingga dibutuhkan informasi mengenai lokasi dari fasilitas-fasilitas tersebut.
Ide: Media sign system digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Selain itu perlu adanya sebuah identitas visual sebagai pembeda dengan pasar-pasar tematik lainnya.
Data :
Teori :
Studi pustaka, observasi,
Teori komunikasi,
dan wawancara,
identitas visual, logo, tagline, signage, tipografi, ilustrasi, warna, dan layout
KONSEP PERANCANGAN
Identitas Visual dan sign system Pasar Sarijadi Bandung
1.8 Pembabakan a. BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini menjelaskan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode pengumpulan data, metode analisi perancangan, kerangka perancangan, dan sistematika penulisan perancangan tugas akhir yang akan membahas tentang tampilan visual pasar di kota Bandung. b. BAB II : Dasar Pemikiran Bab ini berisikan dasar pemikiran yang akan menjabarkan tentang teori-teori dasar mengenai teori perancangan visual yang terdiri dari identitas visual, logo, tagline, tipografi, ilustrasi, warna, layout, signage dan wayfinding dan piktogram. c. BAB III : Data dan Analisis Masalah Bab ini memaparkan hasil survey menggunakan semua metodologi yang sudah disebutkan diatas. Pemaparan hasil survey akan dijabarkan berdasarkan teori yang sudah didapatkan d. BAB IV : Konsep dan Hasil Perancangan Bab ini memaparkan konsep perancangan mengenai tampilan visual pasar Sarijadi di Bandung. Konsep perancangan berupa konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media, konsep visual dan konsep bisnis atau konsep marketing. Dalam bab ini juga dipaparkan hasil dari perancangan mulai dari sketsa hingga penerapan perancangan pada media. e. BAB V : Penutup Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang perlu diberikan dari hasil perancangan. Penarikan kesimpulan dari perancangan tugas akhir ini berdasarkan pembahasan yang terdapat pada laporan seminar ini.