BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas pembelajaran di kelas dapat mempengaruhi kualitas hasil pendidikan. Fenomena yang sering dijumpai adalah bagaimana proses dan penerapan di dalam kelas. Kebanyakan dalam proses pembelajaran guru memegang peran yang dominan, sehingga guru berfungsi sebagai sumber belajar dan pemegang otoritas tertinggi keilmuan (teacher centered). Penggunaan metode konvensional tersebut menyebabkan siswa cenderung pasif. Siswa kurang mandiri dan cenderung bergantung pada guru untuk mendapatkan materi pelajaran. Proses pembelajaran konvensional secara umum juga didominasi oleh beberapa siswa, sedangkan siswa yang lain cenderung banyak diam. Permasalahan pada pembelajaran konvensional dapat diatasi dengan penerapan model pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa melalui pelibatan aktif siswa yang bersangkutan. Pembelajaran inovatif mampu membawa perubahan dalam proses belajar siswa karena siswa cenderung senang dengan pembelajaran yang memanfaatkan informasi dan teknologi yang terus berkembang. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dirancang suatu kegiatan belajar yang menarik bagi siswa (Isjoni, 2008: 7). Melalui pembelajaran inovatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas peserta didik. Kualitas peserta didik yang dihasilkan menunjukan keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Keberhasilan dalam proses belajar salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar siswa mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu. Faktor eksternal meliputi lingkungan, metode ataupun strategi pembelajaran yang digunakan. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2006: 126). Menurut Isjoni (2009) menambahkan strategi diartikan sebagai pola dan urutan 1
2
umum perbuatan guru-murid dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran mempunyai efek secara langsung terhadap tujuan dan pencapaian prestasi belajar siswa (Age Diseth, 2010: 671) Salah satu strategi pembelajaran yang inovatif yaitu strategi pembelajaran Think Talk Write. Think Talk Write adalah salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa (Mohammad,2010). Strategi yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis (Yamin dan Ansari 2009). Penggunaan metode TTW dalam proses pembalajaran dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, objek-objek tersebut dapat berupa kejadian atau peristiwa, gambar maupun benda. Selain itu siswa dapat memperoleh kemudahan dalam memperoleh informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Sehingga dapat mendukung untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan strategi pembelajaran think talk write (berpikir, berbicara dan menulis) dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Strategi Pembelajaran TTW ini dapat diterapkan dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonsia di Kelas 4 SDN Japerejo sebab siswa belum berani belajar ecara efektif dengan indikator nilai tes formatif rendah. Disampng itu, siswa kurang tertib mengikuti pelajaran karena perhatian siswa terhadap pelajaran kurang. Siswa juga kurang aktif dan kreatif (ketika diskusi banyak siswa yang berman sendiri dan kurang berani mengajukan pertanyaan) dan kemampuan berpikirnya kurang (banyak yang salah dalam mengerjakan soal latihan). Penulis sebagai guru merasa terdorong untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK terhadap permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4 SDN Japerejo. Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang. Adapun permasalahannya adalah hasil evaluasi melalui tes tertulis pada kompetensi mengidentifikasi penggunaan intonasi yang sesuai dalam teks bacaan. Dengan KKM 70 yang tuntas 3 siswa (25 %) yang belum tuntas 9 siswa (75%)
3
1.2 Identifikas Masalah. Berdasarkan latar belakang yang di alami saat ini adalalah: 1. Sebagian besar siswa nilainya belum mencapai KKM.Sedangkan KKM pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam membaca beragam teks bacaan dengan intonasi yang tepat 70. 2. Dari 12 siswa yang tuntas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam membaca beragam teks bacaan dengan intonasi yang tepat 3 siswa (25%). 3. 75% (9 siswa) dari jumlah seluruh siswa (12 siswa ) tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru. 4. Hasil belajar dari 12 siswa kelas 4 SDN Japerejo Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang dengan KKM 70 yang belum memenuhi KKM sebesar 75% ( 9 siswa) dari jumlah seluruh siswa (12 siswa) 1.3.Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1.3.1.Rumusan Masalah Berasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam membaca beragam teks dengan intonasi yang sesuai ?.” 1.3.2.Pemecahan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi dan analisa permasalahan yang diuraikan sebelumnya maka dirumuskan permasalahan yang dihadapi penulis selaku guru kelas 4 SDN Japerejo, kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang untuk ditemukan jawaban pemecahannya melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Guru hendaknya lebih aktiff dan kreatif agar hasil belajarnya siswa dapat meningkat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khusunya dalam membaca beragam teks dengan intonasi yang tepat. Guru menggunakan bahasa yang komunikatif ,sederhana,melalui penerapan metode TTW dalam pembelajaran bahasa indonesia dalam membaca beragam teks dengan intonasi yang tepat.
4
1.4.Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tujuan yang ingin dicapai melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam membaca beragam teks dengan intonasi yang sesuai pada siswa kelas 4 SDN Japerejo,Pamotan,Rembang semester I Tahun 2012/2013. 1.5.Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada peneliti untuk mengembangkan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan menerapkan metode TTW (Think Talk Write) dalam pembelajaran disekolah dasar. 1.5.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapankan memberi manfaat dalam rangka menunjang Keputusan Mendikbud No.064/4/1993 tentang Kurikulum Pendidikan Dasar diharapkan bermanfaat juga: 1. Bagi siswa a. Lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran belajar b. Dapat meningkatkan prestasi belajar c. Dapat meningkatkan motivasi belajar 2. Bagi Guru a. Memperoleh pengalaman profesional dalam mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan kompetensi Penggunaan intonasi yang sesuai. b. Memperoleh pengalaman profesional dalam Penerapan metode TTW pada pelajaran bahasa indonesia dengan kompetensi penggunaan intonasi yang sesuai. 3. Teman Sejawat a. Dapat termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas pada kesempatan lain. b. Menambah wawasan dan pengalaman untuk meningkatkan pembelajaran. 4. Sekolah
5
a. Dapat menghasilkan lulusan ( output) yang berkualitas untuk memasuki tingkat sekolah yang lebih tinggi. b. Dapat disajikan bahan kajianmenentukan kebijakan pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya.