1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bahasa untuk menggambarkan peristiwa umum dalam kehidupan sehari-hari dan acara umum dalam bisnis, pengetahuan
dan
teknologi.
memecahkan
masalah.
Pada
Matematika abad
adalah
ke-21,
alat
anak-anak
dan
bahasa
akan
ilmu dalam
membutuhkan
matematika untuk aplikasi yang sifatnya kompleks dan umum. Tentu kita harus menyiapkan peserta didik dalam menghadapi abad ke 21 terutama pada pelajaran matematika. Untuk menghadapi berbagai tantangan pada abad ke 21 ini, tentu matematika diarahkan pada pembelajaran yang selalu menekankan pada aspek consep matematis dan kemampuan berpikir, memperluas konsep lama ke tugas baru dan ide-ide yang ada ke dalam ide-ide baru, serta mengaplikasikan konsep matematis dalam pemecahan masalah. Guru ditantang untuk mengubah pola ajar pada pembelajaran matematika sebelumnya yang cendrung tidak memperhatikan aspek penanaman konsep dan proses serta tidak kontekstual terhadap lingkungan anak. Oleh karena itu aspek konstruktuvisme anak tentu menjadi tantangan yang harus dilaksanakan guru agar dapat membangun konsep matematis anak. Menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) 2000 (dalam Killpatric, Swafort dan Findell 2001, hlm. 88), salah satu dari 6 prinsip dalam matematika yaitu, “Students must learn mathematics with understanding, actively building new knowledge from experience
and
prior
knowledge”.
Jadi seorang guru di tuntut untuk
membelajarkan matematika yang menekankan pada konsep yang dibangun dari pengalaman dan pengetahuan anak sebelumnya. Menurut NCTM 2000 (dalam Killpatric, Swafort dan Findell 2001, hlm.89), kemampuan
pemahaman
konsep
(conceptual
understanding)
merupakan
kemampuan yang sangat penting dalam mencapai hasil belajar matematika secara optimal. “Conceptual understanding reflects a student's ability to reason in
Pranita Yuliana, 2014 Peningkatan Kemampuan pemahaman Konsep dan Sikap Matematis Menggunakan Model Scientific dalam pendekatan tematik Integratif di Kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
settings involving the careful application of concept definitions, relations, or representations of either”. Walle (1998, hlm. 27) menjelaskan bahwa, “Learning with understanding is essential to enable students to solve the new kinds of problems they will inevitably face in the future.”. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketika siswa memiliki pemahaman konseptual matematika yang baik maka mereka dapat menghindari banyak kesalahan kritis dalam memecahkan masalah, khususnya kesalahan dalam menghitung. Membimbing siswa untuk melihat hubungan antara matematika yang mereka pelajari dan apa yang
mereka
konseptual.
sudah
Oleh
ketahui juga
karena
itu,
membantu
pemahaman
mereka
dalam pemahaman
konseptual dalam pembelajaran
matematika ini sangat penting, karena seperti yang telah dipaparkan pada permasalahan yang sering di terlihat oleh peneliti yaitu siswa sulit dalam menyelesaikan soal cerita sedangkan pada soal soal umumnya mereka dapat mudah menyelesaikannya ini tentu siswa belum memahami konsep dengan benar. Ruseffendi (2006, hlm. 156) menyatakan bahwa, “masih banyak peserta didik setelah belajar matematika, tidak mampu memahami bahkan pada bagian yang paling sederhana sekalipun, banyak konsep yang dipahami secara keliru sehingga matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan sulit”. Padahal, pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran matematika seperti yang dinyatakan Zulkardi, (2003, hlm. 7) bahwa “mata
pelajaran
matematika
menekankan
pada
konsep”.
Artinya
dalam
mempelajari matematika, peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran
tersebut
di dunia
nyata.
Konsep-konsep
dalam matematika
terorganisasikan secara sistematis, logis, dan hirarkis dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Pemahaman terhadap konsep-konsep matematika merupakan dasar untuk belajar matematika secara bermakna. Oleh karena itu, pemahaman konsep matematika anak perlu ditingkatkan agar anak dapat mudah dalam belajar matematika terutama pada aplikasi pemecahan masalah dan mengkoneksikan konsep itu pada materi lainnya.
Pranita Yuliana, 2014 Peningkatan Kemampuan pemahaman Konsep dan Sikap Matematis Menggunakan Model Scientific dalam pendekatan tematik Integratif di Kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi peneliti, peneliti mengajukan beberapa soal matematika kepada siswa SD kelas tinggi, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan pada konsep pecahan yang berbentuk soal cerita, sebagai contoh
Gambar 1.1. Soal Cerita dan Jawaban Siswa Pada Materi Pecahan Jawaban dari soal di atas telah dilakukan oleh sebagian siswa yang diberikan soal tersebut. Pada persoalan pecahan di atas, jelas bahwa siswa belum dapat memahami masalah yang terdapat dalam soal dan siswa tidak memahami konsep matematis pada contoh di atas terlihat kurannya konsep matematis pada materi pecahan. Kurangnya penanaman konsep awal tentang perkalian pecahan membuat siswa merepresentasikan soal tersebut pada konsep pengurangan. Kurangnya pemahaman konsep matematis siswa tentang pecahan seperti pada contoh diatas, merupakan suatu faktor yang berkontribusi pada penguasaan konsep matematika yang tidak memadai. Menurut Wilde (2011, hlm. 260), “Fraction have often been a diffcult learning experience, since student maybe pushed into manipulating symbols and solving before they understand what they are doing”. Jadi kesulitan anak dalam memecahkan masalah menurut Wilde yaitu ketika mereka tidak
mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk
memecahkan masalah ketika mereka berhadapan dengan simbol simbol obstrak, tanpa disertai dengan lingkungan belajar yang kontekstual untuk memahami masalah persoalan dalam penyelesaian soal-soal dalam matematika. Untuk
Pranita Yuliana, 2014 Peningkatan Kemampuan pemahaman Konsep dan Sikap Matematis Menggunakan Model Scientific dalam pendekatan tematik Integratif di Kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
memecahkan permasalahan matematika tentu perlu sebuah pemahaman konsep yang baik dimiliki oleh peserta didik agar tidak terdapat kesalahan dalam memecahkan dan memahami konsep dan konten dari soal. Dari hasil wawancara dan observasi peneliti di SD terutama pada kelas IV SD, sikap siswa dalam mengapresiasi pembelajaran matematika pada dirinya masih kurang maksimal. Dari hasil wawancara di kelas IV SD, peneliti menemukan
bahwa
masih
sebagian
besar
anak
kurang
memiliki sebuah
penghargaan yang positif terhadap pelajaran matematika. Masih banyak anak yang beranggapan bahwa materi pelajaran matematika itu sulit, menurut sebagian besar anak matematika kurang menarik, hampir sebagian besar anak juga kurang mengetahui kebermanfaatan dari belajar matematika, serta kurang percaya diri untuk dapat menyelesaikan soal matematika yang sulit. Padahal, sikap matematis ini penting ditanamkan kepada setiap peserta didik, karena sikap positif terhadap pelajaran matematika merupakan sebuah dorongan afektif dari dalam dirinya untuk belajar matematika lebih efektif. Ketika anak sudah menyenangi pelajaran matematika kemampuan
maka
akan
matematika
mudah siswa
bagi pada
seorang aspek
guru
lainnya
untuk
meningkatkan
seperti
menanamkan
kemampuan pemahaman konsep matematis anak. Pentingnya menanamkan sikap matematis ini sejalan dengan pendapat menurut Hariwijaya (2009, hlm.
67) yang menyatakan bahwa, “anak yang mahir
bermatematika memiliki beberapa potensi yaitu menguasai konsep matematika dan kemampuan penalaran yang logis”. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Suydam dan Weaver 1975, (dalam Turmudi, 2009, hlm. 87), menyatakan bahwa, “Guru dan pendidik matematika lainnya, umumnya mempercayai bahwa siswa belajar lebih efektif manakala mereka tertarik dengan apa yang mereka pelajari dan mereka berprestasi baik kalau mereka menyukai matematika”. Oleh karena itu,
perhatian
yang
terus
menerus
hendaknya
diarahkan
penciptaan,
pengembangan, pemeliharaan, dan dorongan untuk bersikap fositif terhadap matematika.
Pranita Yuliana, 2014 Peningkatan Kemampuan pemahaman Konsep dan Sikap Matematis Menggunakan Model Scientific dalam pendekatan tematik Integratif di Kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sangat penting menanamkan sikap matematis yang positif kepada peserta didik, karena sikap positif tersebut akan membawa pengaruh positif kepada aspek kemampuan yang lainnya pada prestasi belajar matematika, ketika anak memiliki sikap positif dalam belajar
matematika
akan
lebih
mudah
bagi seorang
guru dalam
mengeksplolasi kemampuan matematis yang lainnya. Dalam meningkatkan sikap matematis yang positif terhadap pelajaran matematika, Turmudi (2009, hlm. 89) berpendapat bahwa sikap siswa harus dibentuk oleh pengalaman belajar mereka, membuat suatu proses belajar matematika yang menyenangkan, bermakna dan relevan untuk menanamkan sikap positif terhadap peserta didik. Jadi untuk meningkatkan sikap matematis siswa, seorang guru harus dapat menghadirkan sebuah proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yang sesuai dengan lingkungan dan karakter anak didik terutama pada karaktristik anak usia SD. Untuk mehadapi tantangan abad ke 21 ini, pemerintah Indonesia terutama pada
aspek
pendidikan
mengadakan
perubahan
kurikulum 2013,
sebagai
kebijakan dimana kurikulum ini diorientasikan khusus untuk meningkatkan aspek proses, kontekstual dan lebih konstruktuvis terhadap penanaman konsep. Untuk memperoleh melaksanakan
kemampuan kurikulum
tersebut 2013
dengan
dengan
maksimal,
menggunakan
maka model
pemerintah pembelajaran
scientific. Model pembelajaran scientific ini merupakan model pembelajaran yang prosesnya mengikuti langkah kerja ilmiah. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian
emas
perkembangan
dan
pengembangan
sikap,
keterampilan,
dan
pengetahuan peserta didik. Matematika sebagai mata pelajaran yang harus diimplementasikan dengan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran scientific dengan menggunakan pendekatan tematik integratif. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive pendekatan
yang
reasoning). berbasis
Jadi pendekatan
konstruktuvisme,
yang
scientific dapat
ini merupakan membuat
siswa
membangun pengetahuan dari proses ilmiah sehingga kemampuan berpikir kritis
Pranita Yuliana, 2014 Peningkatan Kemampuan pemahaman Konsep dan Sikap Matematis Menggunakan Model Scientific dalam pendekatan tematik Integratif di Kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
dan kreatif anak dapat terkonstruksi pada setiap anak. Jadi pada aplikasi pembelajaran matematika di SD, anak diharapkan dapat belajar menemukan sendiri pengetahuannya
dengan menggunakan proses-proses ilmiah sehingga
aspek kemampuan berpikir matematis dan pemahaman konseptual anak terhadap matematika dapat dibangun dan dikembangkan oleh anak. Pada aplikasi kurikulum 2013, kurikulum diharapkan dapat membuat anak belajar lebih kontekstual dengan lingkungan anak, oleh karena itu model pembelajaran scientific dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik integratif ini merupakan kegiatan belajar mengajar yang memadukan materi secara utuh pada satu tema, Depdikbud (2013). Pada tujuan kurikulum, diharapkan dengan adanya pendekatan ini maka pembelajaran dapat terlaksana dengan prinsip belajar kontekstual yang dekat dengan lingkungan anak sehingga dapat belajar lebih bermakna. Melalui pembelajaran tematik, pemahaman konsep selalu diperkuat karena ada sinergi pemahaman antara konsep yang dikemas dengan tema. Berdasarkan dari uraian permasalahan diatas, peneliti ingin mengetahui apakah model pembelajaran scientific dalam pendekatan tematik integratif dapat meningkatkan aspek pemahaman konsep matematis dan sikap matematis siswa di kelas IV SD dan peneliti juga ingin mengetahui apakah ada huhungan antara pemahaman matematis dan sikap matematis. Untuk mengetahui hal tersebut sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Sikap Matematis menggunakan Model Scientific dalam Pendekatan Tematik Integratif di Kelas IV SD”.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1.
Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran scientific dalam
Pranita Yuliana, 2014 Peningkatan Kemampuan pemahaman Konsep dan Sikap Matematis Menggunakan Model Scientific dalam pendekatan tematik Integratif di Kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
pendekatan tematik integratif dengan peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa yang mendapatkan pendekatan konvensional? 2.
Apakah terdapat perbedaan sikap matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran peningkatan
scientific sikap
dalam
matematis
pendekatan siswa
yang
tematik
integratif
mendapatkan
dengan
pendekatan
konvensional? 3.
Apakah ada korelasi antara kemampuan pemahaman konsep dan sikap matematis siswa pada penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran scientific dalam pendekatan tematik integratif?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui
dan
mendeskripsikan
perbedaan
peningkatan
kemampuan
pemahaman konsep siswa yang mendapatkan model pembelajaran scientific dalam
pendekatan
tematik
integratif
dengan
peningkatan
kemampuan
pemahaman konsep siswa yang mendapatkan pendekatan konvensional 2.
Mengetahui dan mendeskripsikan perbedaan peningkatan sikap matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran scientific dalam pendekatan tematik
integratif
dengan
peningkatan
sikap
matematis
siswa
yang
mendapatkan pendekatan konvensional 3.
Mengetahui dan mendeskripsikan korelasi antara kemampuan pemahaman konsep dengan peningkatan sikap matematis siswa pada pembelajaran dengan model pembelajaran scientific dalam pendekatan tematik integratif
1.4 Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat: 1.
Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sarana belajar dalam menyusun langkah
dalam membuat sebuah karya ilmiah yang baik dan melatih diri
dalam membuat suatu penelitian.
Pranita Yuliana, 2014 Peningkatan Kemampuan pemahaman Konsep dan Sikap Matematis Menggunakan Model Scientific dalam pendekatan tematik Integratif di Kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
2.
Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat membantu meningkatkan pembinaan profesional secara lebih efektif dan efisien tentang pembelajaran matematika
3.
Bagi
para
guru,
dengan
melaksanakan
pendekatan
scientific
pada
pembelajaran tematik dapat memberian acuan pedoman para guru dalam pelaksanaannya pada kurikulum 2013. 4.
Sebagai masukan bagi para pembaca untuk melihat bagaimana prosedur penelitian ini dan sebagai referensi yang digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
1.5 Definisi Operasional Terdapat beberapa istilah dalam penelitian ini yang didefinisikan sebagai berikut: 1.
Pemahaman Konsep Pemahaman
konsep
yang
dimaksud
dalam
penelitian
ini
adalah
kemampuan siswa untuk menjawab soal-soal matematika yang diberikan peneliti yang berbentuk soal pemahaman instrumental dan soal pemahaman relasional. Soal pemahaman
instrumental merupakan
soal matematika yang menuntut
kemampuan siswa untuk melakukan perhitungan sederhana dan soal konsep secara tersendiri tanpa ada kaitannya dengan konsep lainnya. Soal pemahaman relasional yaitu jenis soal yang mengaitkan suatu konsep matematika yang dipelajarinya dengan konsep matematika lainnya. 2.
Sikap matematis Sikap matematis dalam penelitian ini adalah respon anak terhadap
pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan kesadaran dan kecenderungan anak dalam berbuat dan berpikir matematis yang terdapat di dalam kuesioner skala sikap matematis yang disusun peneliti berdasarkan 5 indikator sikap matematis yaitu 1) keyakinan tentang matematika dan kegunaannya, 2) minat dan kesenangan dalam belajar matematika, 3) apresiasi keindahan dan kekuatan
Pranita Yuliana, 2014 Peningkatan Kemampuan pemahaman Konsep dan Sikap Matematis Menggunakan Model Scientific dalam pendekatan tematik Integratif di Kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
matematika,
4) kepercayaan diri dalam menggunakan matematika dan 5)
ketekunan dalam memecahkan suatu masalah. 3.
Model pembelajaran scientific Model pembelajaran scientific kegiatan pembelajaran yang berupa latihan
penelitian sederhana
dengan menggunakan tahap-tahap proses pembelajaran
scientific sesuai dengan tahapan pada kurikulum 2013 yaitu melalui 5 tahapan yaitu, (1) mengamati,
(2) menanya,
(3) menalar,
(4) mencoba, (5) membuat
jejaring. 4.
Pendekatan Tematik Integratif Pendekatan tematik dalam penelitian ini adalah pendekatan tematik yang
menggunakan integrated model (model terpadu). Integrated model merupakan sebuah kegiatan pembelajaran yang menggabungkann beberapa indikator dari beberapa mata pelajaran di kelas IV SD dalam satu tema dan dalam satu aktivitas belajar.
Pranita Yuliana, 2014 Peningkatan Kemampuan pemahaman Konsep dan Sikap Matematis Menggunakan Model Scientific dalam pendekatan tematik Integratif di Kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
Pranita Yuliana, 2014 Peningkatan Kemampuan pemahaman Konsep dan Sikap Matematis Menggunakan Model Scientific dalam pendekatan tematik Integratif di Kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
Pranita Yuliana, 2014 Peningkatan Kemampuan pemahaman Konsep dan Sikap Matematis Menggunakan Model Scientific dalam pendekatan tematik Integratif di Kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12
Pranita Yuliana, 2014 Peningkatan Kemampuan pemahaman Konsep dan Sikap Matematis Menggunakan Model Scientific dalam pendekatan tematik Integratif di Kelas IV SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu