BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Jalan sebagai prasarana transportasi memiliki kedudukan yang sangat strategis untuk mencapai sasaran-sasaran pokok pembangunan nasional, terutama apabila prasarana jalan telah mampu melayani arus lalulintas barang dan jasa secara meluas diseluruh daerah di Indonesia. Konstruksi jalan terdiri atas tanah dasar (subgrade), lapisan fondasi bawah (subbase), lapis fondasi atas (base) dan lapis permukaan (surface). Komponenkomponen perkerasan tersebut haruslah memenuhi persyaratan yang ditentukan dan disesuaikan dengan tingkat pelayanannya terhadap beban lalulintas, maka daya dukung dan kualitas dari material perkerasan adalah merupakan hal yang sangat penting dalam merencanakan suatu konstruksi jalan. Kerusakan jalan dapat mengakibatkan kerugian finansial serta dapat mengganggu kenyamanan bagi masyarakat setempat yang secara langsung pada ruas jalan tersebut maupun bagi pengguna jalan lainnya. Sepanjang jalan di daerah Enarotali – Paniai mengalami kerusakan jalan yang cukup parah karena kerusakan yang terjadi diduga akibat tanah dasar (subgrade) tidak mampu mendukung beban kendaraan diatasnya. Dari hasil pengamatan peneliti sebelumnya, tanah dasar daerah Enarotali Paniai merupakan jenis tanah lempung yang mempunyai kembang-susut yang sangat tinggi bila terjadi perubahan kadar air. Akibat kembang-susut yang tinggi mengakibatkan ruas jalan yang bergelombang dan retak/pecah pada setiap perubahan musim kemarau ke musim hujan (Puslitbang PU Papua,2009). Dari uraian keja maka melatar belakangi penelitian ini mengenai perbaikan lapisan subgrade ruas jalan Enarotali Madi Paniai dengan menggunakan stabilisasi campuran bahan seperti pasir dan kapur sehingga diharapkan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah yang efisien dan ekonomis. 1
2
Penetapan nilai campuran kapur sebesar 2% - 8% didasarkan pada percobaan Claire (1957) dalam Fera Yuniati (2007) dengan tipe tanah lempung yang menyatakan kapur optimal 6% - 8% dan Prosedur (SNI 03-3437-1994) kadar kapur yang digunakan dalam campuran tanah-kapur adalah 2 – 5%. Penambahan pasir dan kapur yang digunakan yaitu dihitung berdasarkan berat pasir dan kapur terhadap berat kering tanah (Hardiyatmo,2010). 1.2. Perumusan Masalah Daya dukung lapisan subgrade pada ruas jalan Enarotali – Madi - Paniai tidak dapat mendukung beban lalulintas di atasnya karena jenis tanah pada ruas Jalan Enarotali – Madi - Paniai merupakan tanah lunak, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk meneliti tanah tersebut apabila distabilisasi dengan menggunakan pasir dan kapur.
1.3. Keaslian Penelitian mengenai stabilisasi tanah lempung telah banyak dilakukan. Beberapa peneliti terdahulu antara lain: a. Supriyono (1997) melakukan penelitian stabilisasi tanah lempung ekspansif dengan kapur. b. Tri Utomo (1996) melaksanakan percobaan stabilisasi tanah lempung dengan menggunakan campuran abu terbang dan geosta. c. Cokea, 1999 melakukan percobaan efek fly ash pada tekanan pengembangan tanah ekspansif. d. Senol (2002) Meneliti bahwa fly ash klas C dapatmeningkatkan nilai kuat gese rdan CBR tanah pada subbase jalanraya. e. Damoerin dan Virisdiyanto (1999) meneliti stabilisasi tanah lempung ekspansif dan pasir dengan penambahan semen atau kapur untuk lapisan badan jalan.
3
f. Suryolelono (1999) melakukan penelitian tentang potensi variasi campuran abu sekam padi (ASP) dan kapur untuk meningkatkan karasteristik mekanis tanah lempung. g. Wiqoyah (2002) demikian pula melakukan penelitian campuran kapur dan tras sebagai bahan stabilisasi tanah lempung hitam untuk lapisan jalan. h. Surjandari (2001) meninjau efektifitas kapur sebagai campuran limbah electroplating dan fly ash terhadap kuat tekan bebas pada lempung Bandung. i. Kuswaya (1997) mengadakan penelitian pengaruh campuran limbah logam Pindad dan fly ash terhadap kekuatan tras . Dari penelitian-penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai stabilisasi tanah lempung dengan menggunakan pasir dan kapur dimana tanah lempung dan pasir yang berasal dari Paniai-Papua sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan di lingkungan Universitas Gadjah MadaYogyakarta.
1.4. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh penambahan pasir dan kapur terhadap tanah lempung pada ruas jalan di Enarotali-Madi-Kabupaten-Paniai sehingga diperoleh gambaran terhadap perubahan sifat fisis dan mekanis tanah asli yang berpengaruh terhadap nilai CBR dan nilai kuat Tekan Bebas tanah. b. Untuk mengetahui komposisi terbaik antara pasir, kapur dan tanah lempung sebagai bahan stabilisasi. c. Menaikan kekuatan daya dukung tanah lempung yang distabilisasi dengan pasir dan kapur sebagai bahan stabilisasi tanah dasar (subgrade) pada pemeliharaan dan pembangunan jalan raya.
4
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain: a. Memperoleh gambaran dan membuktikan hasil analisis dari penambahan pasir dan kapur terhadap nilai CBR dan nilai kuat Tekan Bebas. b. Memperkaya peneliti sebagai ilmu pengetahuan dibidang geoteknik dimana merupakan bagian dari cabang geologi, sebagai tindak lanjut dari para peneliti sebelumnya, bahkan sebagai bahan bagi para peneliti yang akan melanjutkan penelitian lebih lanjut tentang kapur sebagai bahan alam yang tersedia didaerah tertentu yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi dibidang teknik sipil serta sebagai bahan pertimbangan bagi pengguna, khususnya Pemerintah Kabupaten Paniai sehingga dijadikan sebagai acuan dalam desain yang efisien dan ekonomis.
1.6. Batasan Masalah Mengingat luasnya lingkup permasalahan dan keterbatasan waktu maupun kemampuan penelitian maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut: a. Tanah dan pasir yang diteliti adalah jenis tanah yang diambil dari ruas jalan Enarotali-Madi ± km 05 pusat ibukota Kabupaten Paniai dan tanah dasar (subgrade) timbunan fondasi jalan arah Ujung Bandara Enarotali kearah Darauto. b. Kapur dari pasaran yang ada di Yogyakarta. c. Kondisi tanah terganggu. d. Bahan stabilisasi tanah adalah dengan penambahan pasir (5,10,15,20,25 %) dan kapur (2,4,6,8 %). e. Uji properties dilakukan dilaboratotium meliputi uji kimia tanah, mineralogy, specific gravity, distribusi ukuran butir, batas-batas cair (atterberg limit) dan uji pemadatan. Pengujian utama ialah uji California Bearing Ratio (CBR) dan uji Tekan Bebas (Compressible Tes).
5
f. Kadar air yang digunakan pada saat pengujian CBR dan tekan bebas ialah kadar air yang diperkirakan dapat terjadi di lapangan dengan memperhatikan nilai kadar air dari hasil uji properties (pemadatan) sebelumnya. g. Bahan stabilisasi tanah adalah dengan penambahan pasir dan kapur dengan masa pemeraman selama 7 hari sebelum dilakukan pengujian nilai CBR dan nilai kuat tekan bebas. h. Penelitian ini sebatas pengaruh tanah lempung Enarotali Paniai yang distabilisasi dengan pasir dan kapur terhadap nilai CBR dan nilai tekan bebas.