BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu tentang permasalahan lingkungan di perkotaan semakin merebak. Oleh karena itu salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan dibutuhkan pembangunan kota berkelanjutan. Kota memiliki permasalahan permukiman seperti menurunnya kualitas lingkungan, kesehatan, sampah, limbah, pencemaran air dan udara, lalu lintas, kebisingan perumahan, tata bangunan, drainase, serta penyediaan air bersih (Yunus, 2011). Masalah perkotaan sebenarnya terletak pada bagaimana ruang kota ditata sedemikian rupa dengan tetap memperhatikan urbanisasi sebagai faktor yang menjadi kendala dalam perkembangan kota (Hall dan Pfeifer, 2000). Maka untuk mewujudkan kota yang berkelanjutan harus didukung dengan pembangunan yang mementingkan permukiman yang sehat. Kesehatan permukiman sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia yang tinggal di lingkungan permukiman tersebut. Masyarakat yang tinggal di lingkungan permukiman yang sehat umumnya akan sehat pula dan sebaliknya masyarakat yang tinggal di lingkungan permukiman yang kumuh akan sering menderita berbagai macam penyakit. Kesehatan lingkungan pemukiman salah satunya
meliputi
kondisi
fisik
di
lingkungan
permukiman
sehingga
memungkinkan masyarakat mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Maka dari itu kawasan permukiman harus memiliki sarana dan prasarana umum yang sehat. Sehingga terciptalah lingkungan permukiman yang sehat yang layak huni bagi masyarakat. Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat adalah dengan cara membuat program kota sehat yang diadakan disetiap kota. Tujuan dari pelaksanaan konsep Kota Sehat adalah untuk keberlanjutan kota dengan menciptakan kota yang bersih, nyaman, aman dan layak di huni. Pengertian Kota Sehat menurut Hancock and Duhl dalam Barton and Tsouros (2000) adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kesehatan 1
masyarakat dengan mendorong terciptanya kualitas lingkungan, fisik, sosial, budaya dan produktivitas serta perekonomian yang sesuai dengan kebutuhan wilayah perkotaan. Organisasi dunia yang memperkenalkan Konsep Kota sehat adalah WHO (World Health Organization), dengan cara mensosialisasikan pengaplikasian konsep kota sehat dalam setiap program pembangunan kota di dunia. Menurut WHO European Health for All strategy and the Health21 targets (2012), pendekatan dalam pelaksanaan kota sehat berusaha untuk menjadikan kesehatan merupakan faktor penting dalam pembangunan masyarakat kota. Indonesia mulai menerapakan Konsep Kota Sehat menurut peraturan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2005 dan
Nomor
1138/MENKES/PB/VIII/2000
tentang
Penyelenggaraan
Kabupaten/Kota Sehat. Pendekatan Konsep Kota Sehat yang digunakan sebagai sebagai salah satu program untuk pembangunan kota menekankan pada 8 tatanan, salah satunya Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana sehat (yang nantinya akan dijadikan sebagai fokus dalam penelitian). Jakarta Barat merupakan salah satu kota di Indonesia yang mengadopsi kebijakan tersebut dan mewujudkannya dengan mengeluarkan Surat Keputusan Walikota nomor: 1623/2010 tentang Forum Kota Sehat. Kota Jakarta Barat memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dengan tingkat kepadatan penduduk 17.663 Jiwa/km2 (Hasil Sensus Penduduk BPS Jakarta Barat, 2010). Hal ini mempengaruhi terhadap jumlah sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga, sehingga memicu pada timbulnya permukiman kumuh yang ada di Ibu Kota Jakarta ini. Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2008, tercatat ada 416 RW kumuh di Ibu Kota dan pada tahun permukiman kumuh berkurang menjadi 392 RW. Untuk mengatasi permasalah tersebut PEMKOT Jakarta Barat dalam penataan Kawasan Permukiman yang ada Jakarta Barat menggunakan pendekatan berbasis pada Konsep Kota Sehat dengan cara memperbaiki
lingkungan
permukiman.
Tujuannya
adalah
agar
seluruh
permukiman yang ada di Jakarta Barat menjadi bersih, nyaman, aman dan layak huni.
2
Permukiman di Kampung Duri Kosambi RW 03 terletak di pingiran kota dan menjadi kawasan yang padat penduduk. Dalam menjalankan Konsep Kota Sehat di Jakarta Barat pemerintah kota menjadikan Kampung Duri Kosambi sebagai salah satu kampung percontohan untuk mewujudkan lingkungan permukiman sehat sebagai bagian dari Program Kota Sehat. Kampung Duri Kosambi RW 03 terletak di Kecamatan Cengkareng. Walaupun kepadatan penduduk tinggi, Kampung Duri Kosambi RW 03 dapat mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat. Hal itu dibuktikan dengan dipilihnya RW 03 menjadi perwakilan tatanan permukiman, sarana dan prasarana umum dalam pemilihan Kota Sehat di Kota Jakarta pada tahun 2011-2013 dan dijadikan sebagai kampung/kawasan percontohan. Dengan terpilihnya Kampung Duri Kosambi RW 03 sebagai perwakilan pada tatanan permukiman, sarana dan prasarana umum dalam penilaian Kota Sehat di Kota Jakarta, hal ini menunjukkan bahwa kawasan tersebut mampu mewujudkan visi Indonesian Sehat 2010. Keberhasilan dalam mewujudkan permukiman sehat di Kampung Duri Kosambi dapat di adopsi oleh kawasan lain yang sedang dikembangkan menjadi kawasan sehat. Untuk itu perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait Konsep Kota Sehat dibalik cerita sukses Kampung Duri Kosambi RW 03. 1.2 Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pemaparan pada bagian sebelumnya, terlihat jelas bahwa aspek kesehatan dari kawasan merupakan salah satu poin penting yang wajib disoroti, agar kedepannya dapat ditemukan suatu konsep khas dari karakter kota sehat pada kota-kota di Indonesia. Terpilihnya Kampung Duri Kosambi RW 03 sebagai model percontohan Kota Sehat menjadikan kawasan tersebut menjadi menarik untuk diamati dan diteliti proses, hasil, bahkan inti konsep sehat yang coba disajikan oleh kawasan tersebut. Analisis
dalam
penelitian
ini
lebih
menekankan
pada
proses
Penyelenggaraan Program Kota Sehat di Kampung Duri Kosambi, serta mengidentifikasi elemen penting apa saja yang terdapat dalam proses
3
penyelenggaraan program, menjelaskan proses perkembangan permukiman sehat di Kampung Duri Kosambi, kajian-kajian teoritis, serta mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan Penyelenggaraan Program Kota Sehat di Kampung Duri Kosambi. Berikut ini adalah pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini: 1. Bagaimana Proses Penyelenggaraan Program Kota Sehat di Kampung Duri Kosambi? 2. Elemen penting apa saja yang terdapat dalam proses Penyelenggaraan Program Kota Sehat di Kampung Duri Kosambi? 3. Bagaimana Proses Perkembangan Kampung Duri Kosambi menjadi Permukiman Sehat? 4. Faktor apa yang mempengaruhi Penyelenggaraan Program Kota Sehat di Kampung Duri Kosambi berjalan sukses? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan Proses Penyelenggaraan Program Kota Sehat di Kampung Duri Kosambi. 2. Mengidentifikasi
elemen
penting
yang
terdapat
dalam
proses
Penyelenggaraan Program Kota Sehat di Kampung Duri Kosambi. 3. Menjelaskan Proses Perkembangan Kampung Duri Kosambi menjadi Permukiman Sehat. 4. Mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan
Penyelenggaraan Program Kota Sehat di Kampung Duri Kosambi. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai model percontohan bagi kampung lainnya agar kampung lainnya dapat menjadi permukiman yang sehat dengan mengikuti proses Penyelenggraan Program Kota Sehat yang dilakukan di Kampung Duri Kosambi.
4
2. Sebagai referensi bagi akademisi pemahaman tentang Program Kota Sehat di Indonesia. 1.5 Batasan Penelitian 1.5.1 Fokus Adapun fokus penelitian ini menekankan proses Penyelenggaraan Program Kota Sehat di Kampung Duri Kosambi, serta mengidentifikasi elemen penting apa saja yang terdapat dalam proses penyelenggaraan program, menjelaskan proses perkembangan permukiman sehat di Kampung Duri Kosambi, kajian-kajian teoritis, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Penyelenggaraan Program Kota Sehat di Kampung Duri Kosambi. 1.5.2
Lokus Lokus penelitian ini adalah Kampung Duri Kosambi RW 03, Kelurahan
Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, dimana kampung ini terpilih sebagai Kampung Percontohan Kota Sehat tatanan permukiman, sarana dan prasarana umum dalam ajang pemilihan Kota Sehat di Kota Jakarta pada tahun 2011 dan 2013. 1.6 Keaslian Penelitian Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dalam mencari judul penelitian, belum ada penelitian yang memiliki fokus dan lokus sama dengan penelitian yang berjudul “Penyelenggaraan Program Kota Sehat di Kampung Duri Kosambi”. Namun terdapat beberapa penelitian yang secara sekilas memiliki kemiripan berdasarkan judul yang diambil untuk diteliti. Walaupun memiliki kesamaan, tetapi terdapat perbedaan yang membatasi kesamaan dalam penelitian. Perbedaan tersebut terdapat pada fokus yang diambil. Biasanya penelitian yang lainnya memiliki fokus pada strategi, sedangkan pada penelitian ini berfokus pada proses penyelenggaraan program, menjelaskan proses perkembangan permukiman sehat di Kampung Duri Kosambi, kajian-kajian teoritis, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
5
Penyelenggaraan Program Kota Sehat di Kampung Duri Kosambi.. Berikut ini adalah contoh penelitian terdahulu yang hampir memiliki kesamaan judul, yaitu: No Penulis 1
2
Feri Edi Sunantyo, SKM.
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Judul Fokus
Koordinasi kerja lintas sektoral Tim Pembina Kota Sehat pada Program Kota Sehat Kota Yogyakarta Rachmad Konsep Mulyana Permukiman Sehat dan Berwawasan Lingkungan Sumber: Analisis Peneliti, 2014
Koordinasi dan meningkatkan strategi Program Kota Sehat pada Tim Pembina Kota Sehat
Jenis
Tahun
Tesis
2012
Rumusan kriteria Disertasi permukiman sehat dan berwawasan lingkungan
2009
6