BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia yang dikelilingi beberapa wilayah di sekitarnya sebagai kota penyangga yang terdiri dari Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dimana sebagian masyarakat yang bekerja di Jakarta berasal dan berdomisili di kota-kota penyangga tersebut. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Sensus Penduduk yang dilakukan pada tahun 2010 wilayah Jabodetabek memiliki jumlah penduduk lebih dari 28 juta jiwa. Sedangkan untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta memiliki jumlah penduduk lebih dari sembilan juta jiwa dan memiliki kepadatan penduduk mencapai 14.694,55 jiwa per km2. Padatnya penduduk Jakarta tidak terlepas dari kedudukan Jakarta sebagai pusat bisnis, politik dan kebudayan di Indonesia sehingga masyarakat dari berbagai wilayah berdatangan ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Jika kita melihat ke kota Jakarta, sangat banyak masalah yang bisa ditemui seperti permasalahan banjir, kemiskinan, kriminalitas hingga kemacetan arus lalu lintas yang sebagian besar diantaranya berhubungan dengan padatnya jumlah penduduk. Pada awal tahun 2015 Jakarta dinobatkan sebagai kota termacet di dunia berdasarkan hasil survei data indeks Stop-Start yang dibuat oleh Castrol Magnatec dengan angka Stop-Start sebanyak 33.240 kali dalam setahun. Hal ini semakin mempertegas bahwa permasalahan kemacetan merupakan permasalahan yang sangat serius di Jakarta yang menimbulkan banyak dampak buruk. Tidak hanya berupa kerugian dari segi waktu yang terbuang, akan tetapi juga memberikan dampak lain berupa pemborosan bahan bakar minyak (BBM) dan polusi udara dari gas buang kendaraan yang memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan. Padatnya penduduk membuat Jakarta menjadi kota yang memiliki mobilitas yang sangat tinggi sehingga kebutuhan akan transportasi pun menjadi semakin tinggi untuk menunjang aktivitas sehari-hari warga. Berdasarkan data dari Ditlantas Polda Metro Jaya pertumbuhan kendaraan di Jakarta mencapai 12 persen dan tidak 1
didukung oleh perkembangan ruas jalan yang hanya tumbuh 0,01 persen setiap tahunnya sehingga alat transportasi pribadi seperti mobil dan motor mendominasi setiap ruas jalan. Ditlantas Polda Metro Jaya juga mencatat bahwa terdapat sebanyak 13.084.327 unit sepeda motor dan 3.226.009 unit mobil pribadi di Jakarta hingga akhir 2014 lalu dimana jumlah tersebut tentunya akan terus mengalami peningkatan. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang menggunakan kendaraan pribadi membuat arus lalu lintas menjadi semakin padat karena ruas jalan yang ada saat ini tidak mendukung besaran volume kendaraan yang melintas sehingga menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kemacetan di Jakarta. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemprov DKI Jakarta melalui program dan kebijakan untuk mengatasi kemacetan seperti pemberlakuan sistem three in one di beberapa jalan protokol dan menerapkan sistem jalan berbayar yang dikenal dengan sebutan ERP (Electronic Road Pricing). Selain itu sanksi tegas berupa denda yang sangat tinggi juga disediakan bagi pengendara yang melanggar aturan dengan melintas di jalur busway. Banyak program dan kebijakan lain yang telah diterapkan oleh pemerintah akan tetapi hal tersebut sejauh ini belum mampu mengatasi masalah kemacetan di Jakarta. Satu-satunya cara yang bisa digunakan untuk mengatasi kemacetan tersebut tentunya dengan mengurangi volume kendaraan yang melintas di jalan. Saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang membangun dan membenahi alat transportasi umum dengan menyediakan fasilitas yang lebih baik sehingga diharapkan masyarakat mau menggunakan angkutan umum dan dapat mengurangi volume arus kendaraan yang melintas di jalan. Alat transportasi baru yaitu MRT (Mass Rapid Transit) sedang dalam tahap pembangunan disamping penambahan armada bus Transjakarta dan juga peremajaan angkutan umum lain serta Commuter Line yang sudah beroperasi dengan baik. Untuk saat ini kualitas angkutan umum di Jakarta memang belum tergolong baik bila dibandingkan dengan kualitas angkutan umum di negara lain, namun masyarakat diharapkan untuk mulai beralih supaya bisa mengurangi volume kendaraan bermotor di Jakarta. Akan tetapi sampai sejauh ini 2
masyarakat masih lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada menggunakan angkutan umum. Masyarakat tetap menggunakan kendaraan pribadi karena mereka masih memiliki persepsi bahwa lebih baik terjebak macet daripada kehilangan kenyamanan karena naik angkutan umum yang berdesak-desakan. Kualitas angkutan umum di Jakarta memang belum baik, tetapi masyarakat harus menyadari apabila mereka ingin Jakarta bebas macet, mereka harus mulai meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan alat transportasi umum sehingga dalam hal ini dibutuhkan kampanye untuk mengajak masyarakat supaya menggunakan angkutan umum demi mengurangi kemacetan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Balai Pustaka, kampanye berarti gerakan atau tindakan serentak untuk melawan, mengadakan aksi, mengubah keadaan, mengubah perilaku dan lain-lain. Karena itu untuk mengingatkan dan menyadarkan masyarakat dirasa perlu dilakukan kampanye sosial supaya bisa mengubah keadaan dan prilaku masyarakat supaya mau untuk beralih menggunakan angkutan umum yang telah disediakan pemerintah. Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengkaji dan melakukan perancangan media kampanye tersebut dalam perancangan Tugas Akhir. Tujuannya adalah untuk membantu pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyampaikan himbauannya kepada masyarakat sebagai upaya untuk memberikan penyadaran terhadap pola piker dan perilaku masyarakat akan pentingnya menggunakan alat transportasi umum demi mengurangi permasalahan kemacetan lalu lintas di Jakarta.
3
1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi permasalahannya sebagai berikut: a) Kepadatan penduduk di kota Jakarta dan sekitarnya berimbas pada banyaknya kepemilikan kendaraan pribadi yang melintas di ruas jalan kota Jakarta b) Volume kendaraan bermotor yang melintas tidak lagi seimbang dengan ruas jalan yang tersedia di Jakarta sehingga hal ini menjadi penyebab utama kemacetan. c) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah berupaya mengatasi kemacetan melalui berbagai program dan kebijakan namun belum memberikan hasil yang baik. d) Masyarakat belum menyadari pentingnya menggunakan alat transportasi umum, padahal salah satu cara terbaik untuk mengurangi volume kendaraan adalah dengan meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke alat transportasi umum. e) Belum ada langkah nyata atau upaya pemerintah untuk mengajak masyarakat supaya lebih memilih menggunakan transportasi umum. Saat ini upaya yang ada hanya sebatas himbauan. 1.2.2 Rumusan Masalah Dari beberapa permasalahan diatas Penulis dapat menyimpulkan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana merancang kampanye sosial untuk mengajak pengguna kendaraan bermotor supaya beralih menggunakan angkutan umum di kota Jakarta?
4
1.3 Ruang Lingkup Untuk memberikan arah yang jelas mengenai masalah dalam perancangan, maka fokus Perancangan Tugas Akhir ini adalah: a. Objek yang dikaji dalam Perancangan Tugas Akhir ini adalah alat transportasi yang berkaitan dengan kemacetan lalu lintas di kota Jakarta. b. Penulis akan merancang media komunikasi visual untuk kampanye sosial yang digunakan untuk mengajak masyarakat menggunakan alat transportasi umum. c. Waktu perancangan tugas akhir ini dilakukan sejak bulan Februari hingga Juni tahun 2015 dan kampanye dilaksanakan pada bulan Januari hingga Desember tahun 2016. d. Lokasi perancangan kampanye sosial ini adalah di Kota Jakarta. e. Target audience dari perancangan kampanye sosial ini adalah masyarakat pengguna kendaraan bermotor selain angkutan umum, baik roda dua ataupun roda empat dalam melakukan aktifitas sehari-hari di kota Jakarta. 1.4 Tujuan Perancangan Merancang media kampanye sosial untuk mengajak masyarakat pengguna kendaraan bermotor supaya beralih menggunakan alat transportasi umum di kota Jakarta. I.5 Cara Pengumpulan Data dan Analisis 1.5.1 Cara pengumpulan Data Penulis menggunakan beberapa cara pengumpulan data, yaitu : a.
Pengamatan Obyek (Observasi Langsung) Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:171), Metode observasi adalah proses pencatatan pola prilaku subyek (orang), objek (benda), atau kejadian yang 5
sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Pengamatan secara langsung dilakukan terhadap objek penelitian mulai dari angkutan umum, sistem tranportasi, kebiasaan pengguna kendaraan pribadi hingga situasi kemacetan di kota Jakarta. b. Wawancara Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:171), Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survey yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Dalam Perancangan Tugas Akhir ini Penulis melakukan wawancara dengan Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta. c. Studi Pustaka Menurut Nazir (1998 : 112), Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data melalui buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll) yang berkaitan dengan Perancangan Kampanye Sosial d.
Kuisioner Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:171), Pengumpulan data penelitian pada kondisi tertentu kemungkinan tidak memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat dikemukaan secara tertulis melalui suatu kuisioner. Kuisioner disebar ke target audience untuk dapat menentukan perancangan media kampanye yang tepat.
I.5.2 Metode Analisis Data Dalam menganalisis data dalam perancangan tugas akhir ini penulis menggunakan metode analisis matriks pembanding. Analisis
matriks
pembanding
adalah metode analisis yang membandingkan data dengan menjajarkan objek visual yang diuraikan dalam kolom dan baris dan dinilai dengan menggunakan satu tolok ukur yang sama sehingga akan terlihat perbedaanya. (Soewardikoen, 2013: 50). 6
2
1
3
1
2
3
Kinder Joy
Golden Ginger
Double Mint
Layout
simetri
simetri
simetri
Focal Point
merek
Merek dan produk
Merek
Hirarki
Merek, ilustrasi, info produk
Merek,
foto
produk, Merek, elemen grafis,
info produk Tipografi
Custom fonts, sans serif, bold
Custom
fonts,
info produk sans Custom
serif, bold
serif, bold
fonts,
sans
Foto/Ilustrasi
Ilustrasi elemen grafis
Foto produk
Ilustrasi elemen grafis
Warna
Putih & oranye dominan
Kuning dominan
Hijau dominan
Tabel 1. 1 Contoh Analisis Matriks Pembanding (Sumber: Soewardikoen, 2013, halaman 5)0
I.6 Kerangka Perancangan Dalam perancangan Tugas Akhir ini, Penulis melihat permasalahan terdapat pada kebiasaan sebagian besar masyarakat Jakarta yang lebih memilih menggunakan alat transportasi pribadi daripada menggunakan alat transportasi umum. Hal itu terjadi karena masyarakat pengguna alat transportasi pribadi tersebut belum sadar bahwa dengan menggunakan angkutan umum kemacetan bisa dikurangi. Untuk itu dibutuhkan gerakan penyadaran masyarakat melalui kampanye sosial supaya pola pikir dan kebiasaan mereka berubah. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat supaya beralih dari alat transportasi pribadi ke alat transportasi umum. Berikut kerangka penelitian dari perancangan Tugas Akhir ini.
7
FENOMENA Kemacetan lalu lintas di Jakarta
Masyarakat belum menyadari pentingnya
MASALAH
menggunakan alat transportasi umumsebagai solusi untuk mengatasi kemacetan arus lalu lintas
DATA a.
TEORI
Observasi Kondisi lalu lintas dan transportasi di
Kampanye, Komunikasi, Media,
Jakarta b.
Layout, Periklanan,Tipografi,
Wawancara dengan dewan Transportasi Kota
Warna,Ilustrasi
Jakarta c.
Menyebar
kuesioner
kepada
pengguna
kendaraan pribadi dan angkutan umum
ANALISIS Menganalisis data dan teori menggunakan metode analisis matriks pembanding
SOLUSI Merancang media untuk kampanye sosial
HASIL Masyarakat menjadi sadar akan pentingnya transportasi umum sehingga beralih dari alat transportasi pribadi ke alat transportasi umum Gambar 1.1 Kerangka Perancangan
8
1.7 Pembabakan Guna memudahkan memahami Tugas Akhir, maka penulisan dibagi dalam pembabakan sebagai berikut : 1. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, cara pengumpulan data dan analisis kerangka perancangan serta pembabakan dari perancangan Tugas Akhir ini. 2. BAB II DASAR PEMIKIRAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai uraian studi pustaka, dan teori-teori dasar yang berkaitan langsung dengan objek pada perancangan Tugas Akhir, yakni mengenai media promosi. 3. BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH Pada bab ini akan diuraikan hasil pencarian data secara terstruktur dan siap diuraikan, seperti data instansi terkait dengan judul tugas akhir ini dan media-media promosi yang pernah dilakukan serta analisis yang akan digunakan misalnya dengan matriks atau table, analisis SWOT, analisis sebab akibat, analisis pembandingan, atau cara yang lainnya untuk menghasilkan konsep perancangan. 4. BAB IV KONSEP DAN HASIL PERANCANGAN Berisikan keseluruhan konsep yang dilakukan dalam menjawab tujuan dari perancangan Tugas Akhir ini. Mulai dari konsep ide, konsep kreatif, konsep media, konsep visual, konsep bisnis, dan sketsa hingga penerapan visualisasi pada media. 5. BAB V PENUTUP Berupa kesimpulan akhir mengenai hasil dari perancangan dan analisis data yang telah dilakukan, serta ditampilkan pula saran-saran yang berkaitan dengan perancangan Tugas Akhir ini.
9