BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi masa depan bangsa. Pedidikan anak adalah sesuatu hal penting yang tidak bisa diabaikan. Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh pendidikan yang diberikan oleh orang tua sejak usia dini. Pendidikan dilakukan sejak usia dini karena pada masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh pendidikan. Kesibukan orang tua yang mempengaruhi kurangnya komunikasi antara anak dan orang tua, memiliki dampak negative pada proses pendidikan anak. Untuk mencegah kurangnya kominikasi, bisa dilakukan dengan membacakan sebuah cerita atau dongeng sebelum tidur kepada anak. Namun membacakan sebuah cerita di mata anak-anak sekarang sudah tidak popular lagi. Sejak bangun hingga tidur, mereka dihadapkan pada televisi yang menyajikan beragam acara mulai dari film kartun, kuis, hingga sinetron yang seharusnya bukan tontonan yang cocok untuk anak. Membaca merupakan salah satu upaya terbaik untuk membantu perkembangan otak anak. Membaca juga merupakan salah satu fungsi penting dalam hidup. Dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Sebuah cerita yang dibaca anak mempunyai manfaat tersendiri yaitu manfaat intelektual, dan emosional. Cerita atau dongeng yang mendididk akan mempengaruhi prestasi sebuah bangsa. Namun tidak semua cerita atau dongeng memiliki pesan moral yang baik. Penelitian salah satu guru besar fakultas budaya Universitas Indonesia, Ismail Marahaimin, mengungkapkan hasil penelitian dongeng Si Kancil Mencuri Mentimun. Dongeng Si Kancil Mencuri Mentimun yang sangat populer di Indonesia bisa jadi adalah salah satu penyebab buruknya mental pemimpin bangsa. Kancil mencerminkan tokoh yang
cerdas tapi licik. Secara tidak disadari cerita ini akan melekat dalam alam bawah sadar anak-anak bahwa mental tokoh seperti kancil patut ditiru. Hal ini menunjukkan betapa dongeng anak-anak, memiliki pengaruh yang sangat besar bagi pertumbuhan mental mereka. Dongeng bisa menjadi metode yang sangat efektif guna mendidik anak. Disamping sangat digemari anak, melalui dongeng para pendidik bisa menyuguhkan berbagai nasihat, petuah, tauladan atau hikmah melalui sosok tokoh cerita. Apalagi jika teknik mendongeng pendidik dilengkapi dengan berbagai alat peraga, anak-anak terangsang untuk terus mengikuti alur cerita hingga tuntas. Kelebihan metode dongeng yang lain adalah dongeng melatih anak untuk peka dan mengasah daya ingat mereka. Dari hal tersebut saya ingin mengangkat kembali cerita rakyat dari negeri sendiri yaitu Si Pitung. Legenda atau cerita rakyat itu sendiri adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masingmasing bangsa. Legenda Si Pitung berasal dari betawi, kisahnya menceritakan seseorang yang membela rakyat kecil yang ditindas oleh penjajah. Disebutkan dalam kisah Si Pitung merampok harta para penjajah. Merampoknya Si Pitung adalah mengambil kembali harta rakyat kecil yang telah diambil paksa oleh penjajah. Yang dirampok adalah penjajah kaya yang mengambil harta dari penduduk. Dalam kisah ini memiliki pesan moral yang baik untuk anak yaitu, sejak kecil Si Pitung rajin mengaji dan selalu membela yang benar serta memberikan rasa nasionalisme. Cerita Si Pitung sekarang jarang dijumpai dibeberapa toko buku yang ada di Jakarta. Cerita rakyat negeri sendiri kalah bersaing dengan cerita rakyat dari Negara lain. Dengan masuknya budaya luar akan mempengaruhi pola pikir orang tua untuk memberikan pendidikan kepada anak. Dari hal tersebut penulis ingin membuat buku interaktif dari Legenda Si Pitung. Interaktif yang akan penulis buat yaitu dalam bentuk Pop-up, Paper angineering,dan stiker. Alasan pemilihan media buku karena buku bersifat komunikatif, sedangkan gambar atau ilustrasi di dalamnya dapat memperkuat cerita dan menciptakan imajinasi
sehingga mudah dipahami anak. Buku memiliki kemampuan untuk membuka pikiran, pemahaman baru mengenai apa yang dipaparkan di dalamnya, orang tua sebagai pendidik juga bisa memberitau nilai-nilai pada cerita sambil mempelajari budaya bangsa Indonesia.
1.2 State of The Art Buku interaktif adalah buku yang tidak hanya dibaca dan membuat anak mendengarkan saja tetapi anak ikut aktif dalam isi cerita atau gambar.
Gambar 1. Buku Pop-up Junior diterbitkan oleh Erlangga (Sumber : http://www.eurekabookhouse.com/product_info.php?products_id=28918, 2012)
Dari pengamatan penulis buku interaktif yang banyak beredar di Indonesai adalah terjemahan dari buku asing. Gambar 1 adalah salah satu buku Pop-up terjemahan dari buku asing, dan diterbitkan oleh penerbit Erlangga. Dari hal tersebut penulis ingin membuat buku interaktif dengan pembahasan cerita legenda Si Pitung.
Gambar 2. Buku Si PItung Karya Marina Asril Reza (Sumber : Refro Yanti, 2012)
Gambar 2 adalah gambar dari salah satu buku cerita yang memuat cerita Si pitung. Di dalam buku terrsebut visualisasi menggunakan warna hitam putih.Isi buku Si Pitung diceritakan secara singkat, serta berisi pesan moral dari cerita yang disisipkan pada akhir cerita. Dengan perancangan Buku interaktif Si Pitung penulis akan membuat sesuatu yang berbeda dari cerita Si Pitung sebelumnya. Buku interaktif ini dibuat supaya anak tidak hanya membaca isi cerita tetapi juga berinteraksi dengan media yang ada pada buku.Visual yang menggunakan unsur betawi dimaksudkan untuk mengenalkan budaya dari negeri sendiri.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana membuat anak mau membaca sebuah buku cerita?
Bagaimana cara memperkenalkan kembali cerita Si Pitung?
Bagaimana menemukan unsur rupa yang menarik untuk anak-anak?
Bagaimana menstilisasi obyek atau tokoh dalam dongeng?
Bagaimana
menerapkan unsur rupa dan
teknik pop-up dalam
Perancangan Buku Interaktif Si Pitung?
1.4 Peluang dan Tantangan di Masa Datang Buku interaktif akhir-akhir ini menjadi alternatif bagi orang tua untuk memberikan pendidikan kepada anak. Dengan buku ini anak tidak hanya membaca isi cerita tetapi juga dapat berinteraksi dengan buku tersebut. Pembaca seperti menjadi bagian dari hal yang menakjubkan dari interaktif yang ada didalamnya, karena mereka memiliki andil ketika mereka membuka halaman-halaman buku tersebut. Penggunaan Cerita Legenda Si Pitung pada buku interaktif ini dikarenakan cerita Si Pitung memiliki pesan moral yang baik untuk anak. Pesan moral tersebut adalah membela kebenaran, menolong yang lemah, rasa nasionalisme, mengajarkan untuk mengaji sejak kecil (untuk umat muslim). Pada zaman serba canggih seperti sekarang kegiatan bercerita atau mendongeng dimata anak-anak tidak popular lagi. Anak-anak lebih menyukai menonton televisi dan bermain game dari pada membaca sebuah buku. Cerita anak yang beredar dipasaran sebagian besar adalah cerita impor atau cerita dari luar negeri. Cerita-cerita tersebut tidak hanya ditampilkan dalam bentuk buku, tetapi juga difilmkan. Hal ini yang memberikan dampak kurang diminatinya cerita-cerita local.
1.5 Maksud dan Tujuan a. Maksud Kegiatan mendongeng pada masa kini sudah tidak popular lagi, anakanak cenderung lebih suka menonton Tv, dan bermain game. Hali ini di kawatirkan akan membuat menurunnya minat anak untuk membaca. Oleh sebab itu penulis akan membuat buku interaktif Si Pitung. Buku interaktif ini di buat untuk menarik minat anak untuk membaca dongeng dari negeri
sendiri, dengan unsur rupa yang ditampilkan dan isi cerita yang dibuat interaktif.
a. Tujuan
Tujuan Umum Menceritakan kembali legenda Si Pitung. Melestarikan kebudayaan betawi. Menanamkan pesan-pesan positif sehingga dapat dicontoh.
Tujuan Khusus Membuat buku cerita legenda Si Pitung dalam versi baru. Mengeksplorasi bentukan buku cerita secara interaktif.
1.6 Manfaat Perancangan a. Bagi Pengembangan Ilmu Adapun manfaat dari Perancangan Buku Interaktif Si Pitung adalah Desainer akan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai unsur rupa dan mengasah kemampuan dalam merancang sebuah buku interaktif yang menggunakan teknik Pop-up.
b. Bagi Anak Adapun manfaat dari Perancangan Buku Interaktif Si Pitung adalah mengajak anak untuk membaca buku dan berinteraksi dengan buku yang dibacanya. Sehingga meningkatkan kreatifitas dan mengetahui pesan moral yang terkandung dalam cerita Si Pitung.
c. Bagi Desainer Adapun manfaat dari Perancangan Buku Interaktif Si Pitung adalah menambah pengetahuan tentang cerita rakyat Si Pitung, dan dapat mengembangkan kemampuan penulis dalam membuat buku interaktif dengan teknik Pop-up.