BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah uang atau
dana yang dilakukan pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005). Seorang investor dapat menginvestasikan sejumlah uang atau dananya pada aset real maupun aset financial dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga atas aset real maupun aset financial di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi aset tersebut (Tandelilin, 2010). Dalam
dunia
bisnis,
sebenarnya hampir dari semua investasi mengandung ketidakpastian atau risiko. Investor tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang telah dilakukan. Dalam berinvestasi, investor bisa memilih menginvestasikan dananya pada berbagai aset baik aset yang berisiko, aset yang bebas risiko maupun kombinasi dari kedua aset tersebut. Pilihan investor atas aset-aset tersebut akan tergantung dari sejauh mana preferensi investor terhadap risiko. Semakin enggan seorang investor terhadap risiko (risk averse), maka pilihan investasinya akan cenderung lebih banyak pada aset-aset yang bebas risiko (Tandelilin, 2010). Sehingga dalam berinvestasi, ada tiga landasan yang menjadi dasar keputusan investor yaitu return yang diharapkan, tingkat risiko dan hubungan antara return dan risiko. Investor dapat mengurangi risiko investasi dengan cara melakukan diversifikasi (menggabungkan beberapa aset) dalam suatu portofolio (Markowitz, 1952). Institusi keuangan dan juga para investor berusaha agar risiko dapat diukur. Pada metode pengukuran risiko secara tradisional, pengukuran risiko hanya digunakan pada aset-aset individual sehingga setiap aset memiliki metode pengukuran risiko yang berbeda (Sartono, 2006). Masalah kemudian akan timbul jika masing-masing aset tersebut digabungkan ke dalam suatu portofolio, karena banyaknya metode yang dipergunakan untuk masing-masing aset tersebut sehingga menyebabkan pengukuran risiko menjadi sulit. 1
2
Untuk
menjawab
masalah
tersebut
maka
JP
Morgan
(1994)
mengembangkan metode Value at Risk (VaR) yang kemudian penggunaannya sangat luas untuk mengukur berbagai jenis risiko karena selain untuk mengukur risiko atas aset tunggal juga bisa digunakan untuk mengukur risiko atas suatu portofolio. Menurut Best (1999), metode Value at Risk (VaR) merupakan suatu metode pengukuran risiko yang secara statistik mengestimasi kerugian maksimum yang mungkin terjadi atas suatu portofolio pada tingkat kepercayaan (confidence level) tertentu. Value at Risk (VaR) juga dapat didefinisikan sebagai estimasi kerugian maksimum yang akan didapat selama periode waktu (time period) tertentu dalam kondisi pasar normal pada tingkat kepercayaan (confidence level) tertentu (Jorion, 2007). Aspek terpenting dalam pengukuran Value at Risk (VaR) adalah menentukan pendekatan melalui jenis metode dan asumsi yang sesuai dengan distribusi dari data. Hal ini dikarenakan penerapan melalui pendekatan metode dan asumsi yang sesuai dengan distribusi dari data akan menghasilkan pengukuran Value at Risk (VaR) yang akurat untuk digunakan sebagai ukuran risiko. Secara umum pendekatan metode yang sering digunakan dalam pengukuran Value at Risk (VaR) adalah pendekatan metode parametrik (sering disebut juga dengan metode variansi-kovariansi/ variance-covariance method), pendekatan metode simulasi historis (historical simulation method) dan pendekatan metode simulasi Monte Carlo (Monte Carlo simulation method). Pengukuran Value at Risk (VaR) melalui pendekatan metode variansi-kovariansi/ (variance-covariance method) mengasumsikan bahwa return atas aset tunggal maupun portofolio berdistribusi normal, pendekatan metode simulasi historis (historical simulation method) mengasumsikan bahwa return atas aset tunggal maupun portofolio berdistribusi tidak normal dan pendekatan simulasi Monte Carlo (Monte Carlo simulation method) mengasumsikan bahwa return tidak berdistribusi normal. Profil risiko dari suatu organisasi, perusahaan atau individu tidak konstan dari waktu ke waktu. Berbagai peristiwa yang sistematis dan tidak sistematis dapat mengubah risiko keuangan organisasi, perusahaan atau individu tersebut
3
secara signifikan. Perubahan risiko tersebut dapat digambarkan sebagai pergerakan yang terus menerus (discountinuous volatility). Pergerakan ini menganggap bahwa risiko tidak dapat diprediksi atau risiko dianggap sebagai peristiwa acak (random). Selain itu juga efek dari pergerakan ini harus diperhitungkan oleh manajer risiko dalam melakukan pengukuran risiko dan alokasi modal. Permasalahan pergerakan investasi dari suatu aset merupakan contoh proses stokastik yaitu permasalahan yang terkait dengan peluang suatu kejadian pada waktu yang akan datang dipengaruhi oleh kondisi kejadian waktu sekarang. Pergerakan yang bergerak seiring dengan berjalannya waktu dapat dimodelkan secara matematis yaitu dengan model rantai Markov. Investor dalam melakukan kegiatan investasinya melihat dua faktor yaitu faktor tingkat pengembalian saham (return) dan faktor risiko (volatilitas). Return adalah harapan keuntungan di masa akan datang dan merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Volatilitas adalah besarnya return fluktuasi dari sebuat aset relatif terhadap waktu. Semakin besar volatilitas dari masing-masing suatu aset maka semakin besar kemungkinan mengalami keuntungan atau kerugian dari masing-masing suatu aset tersebut. Karena jika nilai volatilitasnya tinggi maka menunjukkan bahwa return dari masing-masing aset berubah sangat cepat. Dan jika nilai volatilitasnya rendah maka menunjukkan bahwa return dari masing-masing aset cenderung konstan. Sehingga untuk mengurangi risiko tersebut maka dibentuklah portofolio investasi. Model Markov regime-switching memiliki keunggulan dalam menentukan perubahan status tingkat return dari volatilitas kecil ke volatilitas besar maupun sebaliknya untuk periode tertentu dari aset tunggal maupun portofolio investasi. Model ini merupakan jenis pendekatan yang relatif sederhana dan mampu menangkap sifat dari distribusi return yang tidak bersifat normal serta pergeseran discountinuous risiko yang terjadi. Namun untuk pengukuran risiko dengan Value at Risk (VaR) melalui model Markov regime-switching menggunakan pendekatan distribusi normal dari data return. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas pengukuran risiko portofolio investasi dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan model Markov regime-switching.
4
1.2.
Perumusan Masalah Dari latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan beberapa
permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana mengukur risiko dan hasil dari pengukuran risiko dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan metode variansi-kovariansi dan simulasi historis atas portofolio investasi? 2. Bagaimana mengukur risiko dan hasil dari pengukuran risiko dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan model Markov regime-switching atas portofolio investasi? 3. Bagaimana uji validitas pengukuran risiko portofolio investasi dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan metode variansi-kovariansi, simulasi historis dan model Markov regime-switching setelah dilakukan pengujian? 4. Bagaimana perbandingan hasil dari pengukuran risiko dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan metode variansi-kovariansi, simulasi historis dan model Markov regime-switching atas portofolio investasi?
1.3.
Pembatasan Masalah Dalam penulisan ini, pembatasan masalah sangat diperlukan untuk
menjamin keabsahan dalam kesimpulan yang diperoleh. Dalam penelitian ini, pengukuran risiko portofolio investasi dengan Value at Risk (VaR) hanya difokuskan pada pendekatan metode variansi-kovariansi, simulasi historis dan model Markov regime-switching, uji validitas pengukuran risiko dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan metode variansi-kovariansi, simulasi historis dan model Markov regime-switching dilakukan menggunakan backtesting dengan uji Kupiec test dan untuk pengukuran risiko dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan model Markov regime-switching digunakan state (K) = 2 untuk pergerakan return dari suatu portofolio investasi.
5
1.4.
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1. Mengkontruksi pengukuran risiko dan mengetahui besarnya risiko yang dihasilkan dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan metode variansi-kovariansi dan simulasi historis atas portofolio investasi. 2. Mengkontruksi pengukuran risiko dan mengetahui besarnya risiko yang dihasilkan dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan model Markov regime-switching atas portofolio investasi. 3. Mengetahui apakah uji validitas pengukuran risiko dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan metode variansi-kovariansi, simulasi historis dan model Markov regime-switching sudah valid atau belum setelah dilakukan pengujian atas portofolio investasi. 4. Mengetahui perbandingan hasil dari pengukuran risiko dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan metode variansi-kovariansi, simulasi historis dan model Markov regime-switching atas portofolio investasi apakah pendekatan model Markov regime-switching merupakan perbaikan untuk pendekatan metode variansi-kovariansi dan simulasi historis dalam hal pengukuran risiko dengan Value at Risk (VaR) atas portofolio investasi.
1.5.
Metodologi Penelitian Penelitian tentang pengukuran risiko portofolio investasi dengan Value at
Risk (VaR) melalui pendekatan model Markov regime-switching ini dilakukan dengan studi kepustakaan dan bimbingan langsung dari dosen pembimbing. Penelitian ini dimulai dengan mengkontruksi pengukuran risiko dan mengetahui besarnya risiko yang dihasilkan dengan Value at Risk (VaR) yang secara umum sering digunakan dan dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan model Markov regime-switching atas portofolio investasi. Setelah mengetahui besarnya risiko dengan Value at Risk (VaR) yang secara umum sering digunakan dan dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan model Markov regime-switching
6
atas portofolio investasi maka langkah selanjutnya melakukan uji validitas. Selanjutnya dari uji validitas maka akan diperoleh apakah Value at Risk (VaR) melalui pendekatan yang secara umum sering digunakan dan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan model Markov regime-switching merupakan pendekatan yang baik untuk pengukuran risiko dengan Value at Risk (VaR) atas portofolio investasi. Selain itu hasil dari pengukuran risiko maka akan diperoleh juga apakah Value at Risk (VaR) melalui pendekatan model Markov regime-switching merupakan perbaikan dari Value at Risk (VaR) melalui pendekatan yang secara umum sering digunakan dalam hal pengukuran risiko dengan Value at Risk (VaR) atas portofolio investasi. Bagian terakhir dari penelitian ini adalah membuat contoh kasus dengan menggunakan lima nama data saham yang mewakili sembilan sektor yang selama kurun waktu 3 tahun terakhir tetap menjadi anggota dari indeks dengan likuiditas/ LiQuid tinggi 45 saham (LQ45) yang diperoleh dari internet (www.idx.co.id dan www.yahoofinance.com) sebagai portofolio investasi.
1.6.
Tinjauan Pustaka Model regime-switching pertama kali diperkenalkan oleh Goldfeld dan
Quandt (1973). Ide tersebut bermula dari probabilitas switching pada model runtun waktu oleh Tong (1983). Hamilton (1989) memperkenalkan dan mempopulerkan model runtun waktu regime-switching pada literature bidang ekonomi dan ekonometrika. Dasar dari penggunaan model regime-switching adalah bahwa volatilitas mungkin beralih dari waktu ke waktu antara keadaan volatilitas yang rendah dan volatilitas lebih tinggi. Dalam bidang ekonomi model regime-switching sering digunakan untuk penilaian risiko atas suatu portofolio misalnya, Billio dan Pelizzon (2000) yang mengembangkan sebuah model regime-switching untuk memperkirakan portofolio VaR. Pendekatan ini relatif sederhana dan mampu menangkap non-normalitas return dan pergeseran discountinuous risiko yang relatif jarang terjadi. Selain Billio dan Pelizzon (2000), Kawata dan Kijima (2005) juga mengembangkan model regime-switching untuk memperkirakan portofolio Value at Risk (VaR) dan menunjukkan bahwa model
7
regime-switching mampu untuk memperbaiki masalah di bawah estimasi risiko yang telah dilaporkan dalam beberapa literatur Value at Risk (VaR). Artinya, dengan memperkenalkan faktor penyesuaian untuk state (keadaan) probabilitas maka portofolio Value at Risk (VaR) dapat dihitung dengan regime-switching.
1.7.
Sistematika Penulisan Tesis ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang distribusi normal, distribusi lognormal, proses stokastik dan proses Markov, rantai Markov dan matriks probabilitas transisi, manajemen risiko investasi, konsep Value at Risk (VaR), metode variansi-kovariansi (variance-covariance method), metode simulasi historis (historical simulation method) dan pengujian model.
BAB III
PENGUKURAN RISIKO PORTOFOLIO DENGAN VALUE AT RISK (VaR) MELALUI PENDEKATAN MODEL MARKOV REGIME-SWITCHING Bab ini membahas tentang pembatasan masalah yaitu pengukuran risiko dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan model Markov regime-switching menggunakan state (K) = 2 untuk pergerakan return dari suatu portofolio investasi.
BAB IV
STUDI KASUS Bab ini membahas tentang aplikasi pengukuran risiko portofolio investasi dengan Value at Risk (VaR) melalui pendekatan model
8
Markov regime-switching berdasarkan data saham. Data studi kasus yang digunakan adalah lima nama data saham yang mewakili sembilan sektor yang selama kurun waktu 3 tahun terakhir tetap menjadi anggota dari indeks dengan likuiditas/ LiQuid tinggi 45 saham (LQ45) yang diperoleh dari internet (www.idx.co.id dan www.yahoofinance.com) sebagai portofolio investasi.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pembahasan dan studi kasus yang dilakukan. Selain itu, disampaikan pula saran-saran yang muncul akibat dari kekurangan dan kendala yang ditemui selama proses pemecahan masalah.