BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkotaan merupakan daerah pusat bisnis terutama aktivitas logistik. Sebagai daerah pusat bisnis, perkotaan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada daerah perkotaan menyebabkan terjadinya permasalahan baik pada kepadatan lalu lintas maupun dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya mengurangi kualitas kehidupan masyarakat perkotaan, namun juga mengurangi tingkat kompetisi perekonomian suatu daerah perkotaan. Oleh karena itu, sebuah daerah perkotaan harus mampu menyelesaikan permasalahan tersebut sehingga tercipta keseimbangan. City logistics merupakan suatu konsep yang dapat menyelesaikan permasalahan kompleks yang terjadi pada daerah perkotaan tersebut. Konsep city logistics dikembangkan sehingga terjadi integrasi antarsumber daya untuk menyelesaikan permasalahan akibat peningkatan populasi dan kepadatan lalu lintas dalam area perkotaan (Tseng dkk, 2005). Penerapan city logistics pada area dengan tingkat populasi yang tinggi dapat menjadi solusi efektif pada permasalahan sistem logistik. City logistics memiliki elemen-elemen penyusun yang masing-masing elemen tersebut memiliki tujuan dan perilaku yang berbeda-beda. Selain itu, antarelemen memiliki hubungan satu sama lain. Hubungan antar-elemen pada city logistics digambarkan pada Gambar 1.1.
1
2
Gambar 1.1 Hubungan antar-elemen City logistics (Taniguchi dkk, 2001a)
Sebuah aktivitas logistik dimulai dari shippers hingga customers dengan kegiatan pengantaran dilakukan oleh freight carriers dan administrator. Rendahnya efisiensi dari freight carrier akan berdampak pada kualitas pelayanan dan secara tidak langsung mempersulit pengaturan bagi administrator (Tseng dkk, 2005). Salah satu frieght carriers yang menjadi bagian penting dalam suatu sistem logistik adalah pusat distribusi. Pusat distribusi merupakan salah satu infrastruktur logistik yang berperan penting dalam sistem logistik yaitu menjadi penghubung antara upstream dan downstream atau pengguna. Pusat distribusi merupakan pusat aliran bisnis, logistik dan informasi dalam suatu rantai pasok. Proses pada pusat distribusi sangat kompleks dan terdiri dari beberapa elemen yang mempengaruhi efisiensi secara rantai pasok secara keseluruhan. Oleh karena itu, perancangan pusat distribusi seperti evaluasi lokasi pusat distribusi penting dilakukan. Evaluasi lokasi pusat distribusi ditentukan berdasarkan jumlah titik pasokan dan permintaan. Apabila pusat distribusi diletakkan dekat dengan lokasi konsumen, maka akan mempengaruhi tingkat kemacetan pada wilayah perkotaan, namun apabila lokasi pusat distribusi jauh dari lokasi konsumen, maka biaya distribusi akan semakin besar. Evaluasi lokasi pusat distribusi yang tepat berdampak pada efektivitas biaya dan tercapainya keseimbangan sistem logistik seperti mengurangi kepadatan lalu lintas dan mengurangi polusi (Awasthi dkk, 2011). Evaluasi lokasi pusat distribusi yang optimal akan berdampak juga dalam peningkatan performa kerja, kapasitas kompetisi dan profitabilitas perusahaan (Thai dkk, 2005). Selain itu, ketepatan evaluasi lokasi pusat distribusi tidak hanya berdampak pada efisiensi namun juga kualitas pelayanan sistem secara keseluruhan.
3
Proses evaluasi lokasi pusat distribusi dibagi menjadi dua tahap yaitu evaluasi kandidat daerah dengan analisis kualitatif dengan metode analisis spasial dan evaluasi daerah optimal dari beberapa kandidat lokasi secara kuantitatif dengan model matematis (Liang dkk, 2008). Evaluasi pusat distribusi sangat tergantung pada informasi ruang geografis. GIS (Geographic Information System) merupakan salah satu alat yang dapat membantu dalam mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis data ruang (spatial data) dan membantu dalam pengambilan keputusan (Chen dkk, 2000). Selain itu, GIS dapat memvisualisasikan sistem logistik secara real time. Perancangan pusat distribusi, salah satunya evaluasi lokasi pusat distribusi meliputi banyak elemen yang memiliki perilaku tertentu dan mempengaruhi perilaku sistem logistik secara keseluruhan. Agent-based model (ABM) merupakan suatu metode dimana agen individu seperti organisme, manusia atau institusi beserta perilakunya direpresentasikan secara eksplisit. ABM digunakan saat satu atau lebih aspek individu berpengaruh penting terhadap perilaku suatu sistem. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pada evaluasi lokasi pusat distribusi cocok dilakukan dengan menggunakan agent-based modeling. Salah satu software yang dapat mengimplementasikan ABM adalah Netlogo. Netlogo merupakan suatu alat (tools) yang digunakan untuk menganalisis ABM. Netlogo memiliki fitur yang simpel dan mudah dalam pembuatan pemrograman. Netlogo dapat melakukan pengujian model dan melakukan pemrograman dengan analisis yang interaktif. Pada pembuatan perancangan lokasi pusat distribusi, perancangan sistem pada Netlogo dapat dibantu oleh GIS dalam menganalisis data spasial yang dibutuhkan untuk penyajian peta dan data-data atribut yang dibutuhkan. Pada penelitian ini, penulis berfokus pada pengembangan decision support system (DSS) yang dapat melakukan integrasi antara metode geographic information system (GIS) dengan agent-based modeling (ABM) dengan menggunakan tools ArcGIS dan Netlogo. Decision support system ini diharapkan dapat melakukan evaluasi solusi optimal pada pengolahan data spasial lebih cepat dan sesuai dengan kondisi real-time.
4
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka diperlukan pengembangan
Decision Support System (DSS) untuk melakukan pengambilan keputusan terkait evaluasi lokasi pusat distribusi yang mengintegrasikan antara metode geographic information system (GIS) dengan agent-based modeling (ABM) menggunakan tools ArcGIS dan Netlogo.
1.3
Asumsi dan Batasan Masalah
1.3.1
Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Studi kasus pada penelitian ini dilakukan pada proses distribusi komoditas beras dengan titik retail berupa pasar induk dan pasar modern di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Konfigurasi rantai pasok adalah antara retailer dan pusat distribusi.
1.3.2
Asumsi Asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Perubahan yang terjadi pada daerah penelitian di masa mendatang dianggap tidak berpengaruh terhadap hasil akhir penelitian ini. 2. Moda transportasi yang disimulasikan berupa truk dengan kapasitas tidak terbatas. 3. Jalan dalam kondisi normal atau tidak terjadi kemacetan.
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan decision support system
untuk mengevaluasi lokasi pusat distribusi yang mengintegrasikan geographic information system (GIS) dengan agent-based modeling (ABM) dengan menggunakan tools ArcGIS dan Netlogo.
5
1.5
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat mempercepat dan mempermudah
pengambilan keputusan dalam hal evaluasi lokasi pusat distribusi serta dapat mensimulasikan perencaraan lokasi pusat distribusi secara real-time.