Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi. Melalui bahasa manusia menyampaikan perasaan, ide, pendapat maupun pikiran. Oleh sebab itu tanpa adanya bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Manusia memerlukan bahasa untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Manusia memerlukan bahasa dalam pendidikan maupun pekerjaannya. Bahkan pada zaman sekarang bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam dunia kerja. Orang yang menguasai lebih dari satu bahasa memiliki peluang kerja yang lebih besar daripada orang yang hanya menguasai satu bahasa saja. Dua bahasa yang merupakan bahasa internasional adalah bahasa Inggris dan bahasa Cina. Sekarang bahasa Jepang juga banyak dipelajari oleh orang-orang dari berbagai negara.
Ciri khas bahasa Jepang dapat kita lihat dalam tulisan yang dipakai. Bahasa Jepang menggunakan tiga tulisan yaitu hiragana, katakana dan kanji. Bahasa Jepang adalah bahasa yang unik, apabila kita melihat para penuturnya, tidak ada masyarakat negara lain yang memakai bahasa Jepang sebagai bahasa nasionalnya (Sudjianto, 2004: 11). Sudjianto juga mengungkapkan, bahasa Jepang hanya dipakai oleh bangsa Jepang sebagai bahasa nasionalnya. Kita dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang hanya dengan orang Jepang atau dengan orang lain yang pernah mempelajarinya (2004: 12). Jumlah orang asing yang belajar bahasa Jepang dari tahun ke tahun pada umumnya terus meningkat sebagaimana dilaporkan di dalam Nihongo Kyouiku Nenkan (Sudjianto, 2004: 5). Menurut buku Sintaksis Jepang, bahasa Jepang memiliki satuan gramatikal yang terdiri dari kata (go), bunsetsu (bunsetsu), frasa (ku), klausa (setsu) dan kalimat (bun). Go merupakan satuan gramatikal terkecil pembentuk kalimat. Setiap bahasa memiliki jumlah kata yang tidak terhitung banyaknya, begitu juga dengan bahasa Jepang.
1
2
Dalam bahasa Jepang go dapat disebut dengan tango. Menurut Sudjianto (2004 : 148) tango dibagi menjadi dua bagian besar yakni jiritsugo dan fuzokugo. Kelas kata yang dengan sendirinya dapat menjadi bunsetsu seperti meishi ‘nomina’, dooshi ‘verba’, keiyooshi atau ada juga yang menyebutnya i-keiyooshi ‘ajektiva-i’, keiyoodooshi atau ada juga yang menyebutnya na-keiyooshi ‘ajektiva-na’, fukushi ‘adverbia’, rentaishi ‘prenomina’, setsuzokushi ‘konjungsi’, dan kandooshi ‘interjeksi’ termasuk kelompok jiritsugo, sedangkan kelas kata yang dengan sendirinya tidak dapat menjadi bunsetsu seperti kelas kata joshi ‘partikel’, dan jodooshi ‘verba bantu’ termasuk kelompok fuzokugo. Dalam penelitian ini jenis kata yang akan diteliti adalah meishi atau biasa diesbut dengan nomina. Menurut Chaer (2002) dari banyaknya Jumlah kata, ada beberapa kata yang memiliki hubungan satu sama lain. Hubungan tersebut disebut dengan relasi makna. Relasi makna adalah hubungan makna antar kata. Relasi makna terbagi menjadi relasi makna sintagmatik dan relasi makna paradigmatik. Relasi makna sinagmatik adalah hubungan makna antarkata yang berbentuk horizontal dan gramatikal dan outputnya leksikal. Relasi makna paradigmatik terdiri dari kata majemuk, kata kompleks, kontinuum, idiom dan metafora. Sedangkan relasi makna paradigmatik adalah relasi makna yang bersifat vertikal dan ditemukan dalam kata-kata yang memiliki medan makna yang sama. relasi makna paradigmatik terdiri dari sinonim, antonim, hiponim, hipernim, homonim, homofon, homograf dan polisemi. Dari relasi makna di atas penulis ingin memilih satu relasi makna untuk diteliti. Relasi makna yang penulis pilih adalah sinonim. Chaer (2002) menjelaskan bahwa sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang mirip. Sinonim terbagi menjadi dua yaitu sinonim mutlak dan sinonim sebagian. Sinonim mutlak adalah sinonim yang tidak memiliki perbedaan. sedangkan sinonim sebagian adalah sinonim yang sebagian kecil maknanya berbeda. Kata dalam bahasa Jepang banyak yang memiliki relasi makna sinonim. Penulis memilih empat kata yang memiliki relasi makna sinonim yaitu nakama, tomodachi, shinyuu dan yuujin Keempat kata tersebut jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki makna yang sama yaitu teman. Tetapi selain persamaan, keempat kata tersebut juga memiliki perbedaan dalam makna dan penggunaannya. Untuk menganalisa makna
3
dan penggunaan keempat kata tersebut penulis akan menggunakan satu komik yang berjudul One Piece.
1.1.1 Latar Belakang Komik One Piece One Piece adalah komik jepang karya Eiichiro Oda yang dimuat pada majalah Shuukan Shonen Jump. Komik tankoubon pertama diterbitkan pada tanggal 24 Desember 1997 di Jepang. Komik One piece masih terus berlanjut sampai skripsi ini dibuat. Sampai saat ini komik One piece di Jepang terdiri dari 77 jilid. Di tahun 1999 One Piece direalisasikan menjadi anime dan ditayangkan di Fuji Terebi. Anime One Piece sampai saat ini juga masih berlanjut. Menurut data survei penjualan komik yang diadakan Oricon Style setiap tahun, sejak tahun 2008 One Piece selalu menduduki posisi nomor satu baik dalam kategori penjualan setiap jilid maupun total penjualan perjudul selama tujuh tahun berturut-turut. Pada tanggal 15 Juni 2015 komik One Piece menjadi komik pertama yang masuk ke dalam Guiness World Records dalam rekor “penjualan komik terbanyak oleh seorang penulis”. Penjualan komik One Piece di Jepang pada akihr bulan Desember tahun 2014 tercatat sebanyak 320 juta jilid. Dari penjelasan di atas kita dapat mengetahui bahwa One Piece merupakan komik yang sudah berjalan lebih dari 15 tahun. Tetapi untuk komik yang sudah berjalan lebih dari 15 tahun, kepopuleran One Piece tidak menurun bahkan terus meningkat dari tahun ke tahun.
1.1.2 Kisah Komik One Piece secara Garis Besar Kisah One Piece berlatar belakang pada zaman bajak laut. Karakter utama dalam kisah One Piece adalah seorang anak muda bernama Monkey D Luffy. Luffy memiliki impian untuk menemukan harta karun yang bernama “One Piece” dan menjadi raja bajak laut. Untuk mewujudkan impiannya Luffy berlayar menjadi bajak laut dan mengumpulkan kru untuk bergabung bersama Luffy dalam kelompok bajak laut topi jerami. Sampai saat ini anggota bajak laut topi jerami terdiri dari sembilan orang yaitu Luffy sebagai kapten, Zoro sebagai pendekar pedang, Nami sebagai navigator, Usopp sebagai penembak, Sanji sebagai koki, Chopper sebagai dokter, Robin sebagai arkeolog, Franky sebagai perawat kapal dan Brook sebagai musisi. Semua anggota topi jerami
4
memiliki impian dan masa lalu yang melatarbelakangi impian mereka. Tidak seperti bajak laut pada umumnya, Luffy memanggil para kru nya dengan sebutan nakama (仲 間) yang dapat diartikan sebagai teman. Luffy tidak pernah menganggap para krunya sebagai anak buah ataupun bawahan. Alasan penulis memilih komik One Piece sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah karena komik One Piece dikenal sebagai komik yang memiliki tema persahabatan yang dalam. Persahabatan dalam kisah One Piece berpusat pada Luffy dan para krunya. Tetapi selain itu One Piece juga mengisahkan persahabatan karakterkarakter lain. komik One Piece merupakan komik yang sudah berjalan lebih dari 15 tahun, tetapi One Piece masih dapat mempertahankan kepopulerannnya.
1.2 Masalah Pokok Bahasa jepang yang digunakan Luffy untuk menyebut kedelapan krunya adalah nakama, bukan tomodachi, shinyuu ataupun yuujin yang juga memiliki arti teman. Oleh sebab itu permasalahan pada komik One Piece jilid 1 sampai 60 yang penulis temukan adalah makna dan penggunaan kata nakama, tomodachi, shinyuu dan yuujin.
1.3 Formulasi Masalah Penelitian ini terbatas pada penelitian kalimat-kalimat yang mengandung kata nakama, tomodachi, shinyuu dan yuujin yang terdapat dalam komik One Piece dari jilid 1 – 60 karya Eichiro Oda.
1.4 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan penelitian ini adalah kalimat berikut situasi pemakaian di dalam komik One Piece dari jilid 1 – 60 mengenai empat kata yaitu kata nakama, tomodachi, shinyuu dan yuujin.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian Kata nakama, tomodachi, shinyuu dan yuujin memiliki makna yang hampir sama. penelitian ini bertujuan untuk memahami makna yang terkandung dalam kata nakama, tomodachi, shinyuu dan yuujin.
5
Manfaat penelitian ini adalah dapat memahami makna yang terkandung dalam kata nakama, tomodachi, shinyuu dan yuujin
1.6 Tinjauan Pustaka Untuk menulis skripsi ini penulis membaca penelitian terdahulu yang ditulis oleh Sentosa (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Semantik Sinonim Tomodachi, Yuujin dan Nakama dalam Kalimat Bahasa Jepang. Dalam penelitian tersebut penulis mendapatkan pengertian mengenai kata tomodachi, yuujin dan nakama. hanya saja dalam penelitian tersebut korpus data yang digunakan adalah kalimat-kalimat dalam bahasa Jepang. Tema yang sama juga dipilih oleh Fatriyah (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Makna Kata Tomodachi, Yuujin dan Nakama dalam Bahasa Jepang (Ditinjau dari Segi Semantik). Dalam penelitian tersebut korpus data yang digunakan juga berupa kalimat dalam bahasa Jepang. Kedua penelitian tersebut menganalisa tiga kata yaitu tomodachi, yuujin dan nakama. Dalam penelitian ini penulis menambahkan satu kata lagi yaitu shinyuu. Selain itu berbeda dengan kedua penelitian di atas yang menggunakan kalimat dalam bahasa Jepang, dalam skripsi ini penulis ingin menggunakan naskah tertulis yang berupa komik untuk lebih memahami makna keempat kata tersebut.
6