BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi
manusia dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupannya, mulai dari aktivitas rumah
tangga,
pendidikan,
perkantoran,
hingga
aktivitas
perindustrian.
Ketersediaan suplai energi listrik yang dibutuhkan masyarakat Indonesia menjadi
tanggung jawab sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kelistrikan untuk
menyediakan dan mendistribusikan energi listrik kepada masyarakat/pelanggan yakni PT PLN (PERSERO). Dalam proses mendistribusikan energi listrik, PT. PLN harus mengetahui besarnya energi yang digunakan pelanggannya. Oleh karena itu, dipasang suatu alat ukur energi listrik yakni kWh meter pada masingmasing pelanggannya. PLN dan pelanggan listrik mempunyai hak dan kewajibannya masingmasing, sebagai pelanggan listrik tentunya kita mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan jumlah energi listrik yang terukur oleh kWh meter. Akan menjadi permasalahan jika jumlah energi yang dibayar tidak sesuai dengan energi yang terpakai di karenakan kesalahan pengukuran kWh meter, tentu hal tersebut harus dihindari karena dapat merugikan PLN atau pelanggan listrik. Terdapat 2 jenis kWh meter yakni kWh meter 3 fasa dan kWh meter 1 fasa. Kedua kWh meter tersebut memiliki perbedaan pada kemampuan daya terpasang untuk masing-masing pelanggan. Pada kWh meter 3 fasa terdapat 2 jenis pengukuran yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung. Sebelum dipasang pada masing-masing pelanggan, kWh meter terlebih dahulu diuji kelayakannya di lab khusus (kamar tera) dan dinyatakan sesuai dengan kelasnya. Akan tetapi kemungkinannya terjadi kesalahan ukur masih ada, jika pemasangan dan pengawatannya tidak sesuai dengan Standard Operational and Procedure (SOP). Kesalahan pada pengawatan kWh meter sering terjadi pada kWh meter 3 fasa 4 kawat dengan menggunakan sistem pengukuran tidak langsung. Hal ini 1
2
dikarenakan terdapat CT atau PT pada rangkaian pengukuran sehingga timbulnya kemungkinan adanya kesalahan pengawatan pada kumparan arus atau kumparan
tegangan fasa, sebagai contoh polaritas arus yang tertukar atau tegangan fasa yang sesuai. tidak
1.2
Tujuan Tujuan dari pembuatan alat ini adalah :
1. Mengetahui besaranya energi yang terukur jika sambungan normal pada
pengawatan kWh meter 3 fasa pengukuran tidak langsung tegangan rendah.
2. Mengetahui besarnya energi yang terukur jika polaritas arus pada phasa R terbalik pada pengawatan kWh meter 3 fasa pengukuran tidak langsung tegangan rendah. 3. Mengetahui besarnya energi yang terukur jika tegangan phasa R tertukar dengan tegangan phasa S pada pengawatan kWh meter 3 fasa pengukuran tidak langsung tegangan rendah. . 4. Mengetahui berapa % kesalahan yang dimiliki kWh meter dengan kondisi rangkaian normal sesuai SOP. 5. Mengetahui berapa % kesalahan yang dimiliki kWh meter dengan kondisi polaritas rangkaian arus pada phasa R terbalik . 6. Mengetahui berapa % kesalahan yang dimiliki kWh meter dengan kondisi rangkaian tegangan phasa R dan S tertukar .
1.3
Perumusan Masalah Masalah yang akan dibahas antara lain: 1. Bagaimana besaranya energi yang terukur jika sambungan normal pada pengawatan kWh meter 3 fasa pengukuran tidak langsung tegangan rendah. 2. Bagaimana besaranya energi yang terukur apabila polaritas arus pada phasa R terbalik pada pengawatan kWh meter 3 fasa pengukuran tidak langsung tegangan rendah.
3
3. Bagaimana besarnya energi yang terukur apabila tegangan phasa R
tertukar dengan phasa S pada pengawatan kWh meter 3 fasa pengukuran
tidak langsung tegangan rendah.
4. Berapa % kesalahan yang dimiliki kWh meter dengan kondisi rangkaian
normal sesuai SOP .
5. Berapa % kesalahan yang dimiliki kWh meter dengan kondisi polaritas
rangkaian arus pada phasa R terbalik .
6. Berapa % kesalahan yang dimiliki kWh meter dengan kondisi rangkaian
tegangan phasa R dan S tertukar .
1.4
Pembatasan Masalah Pada proyek akhir ini pembahasan masalah mengenai pengaruh dari
kesalahan pengawatan pada kWh meter 3 fasa pengukuran tidak langsung tegangan rendah. Kesalahan pengawatan kWh meter 3 fasa yang akan dianalisis diantaranya : 1. Terbaliknya polaritas arus pada rangkaian 2. Tertukarnya kumparan tegangan fasa pada rangkaian
1.5
Metodologi Pengerjaan Proyek Akhir a. Identifikasi Masalah Merupakan langkah awal dalam kegiatan proyek akhir yang merupakan
proses
munculnya
ide.
Sehingga
langkah-langkah
selanjutnya dapat ditentukan. b. Studi Literatur Dalam pembuatan proyek akhir ini digunakan metode studi pustaka atau literatur, yakni dengan mengumpulkan data secara tertulis dan data diperoleh dari buku atau dokumen yang telah tersedia. c. Pembuatan Alat Tahap ini dilakukan untuk melakukan percobaan rangkaian dan pembuatan rangkaian hardware. Sehingga dapat melihat hasil akhir dari rangkaian ataupun data teori yang di dapat.
4
d. Analisis dan Evaluasi
Analisa diperoleh dari hasil pengamatan terhadap proses kerja alat.
Jadi benar dan salahnya analisa tergantung benar salahnya proses kerja alat. Pada saat terjadi kesalahan barulah dilakukan evaluasi. e. Pembuatan Jobsheet
Pada tahap ini dilakukan pembuatan jobsheet guna melengkapi data-
data yang diperoleh dari hasil analisa serta mengetahui cara kerja dari
alat yang kemudian dilampirkan ke dalam jobsheet. f. Penyusunan Laporan Proyek Akhir Tahap ini dapat dikatakan tahap utama karena merupakan tujuan utama
dari kegiatan proyek akhir, karena pada laporan terdapat data-data yang berhubungan dengan modul praktikum tersebut. g. Perbaikan dan Penyempurnaan Perbaikan dilakukan pada saat terjadi kesalahan dan penyempurnaan dilakukan pada akhir kegiatan ketika proyek akhir telah terselesaikan. h. Bimbingan Bimbingan dilakukan penulis untuk konsultasi langsung dengan pembimbing mengenai permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan proyek akhir.
1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang diterapkan pada laporan kerja praktek adalah
sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan proyek akhir, pembatasan masalah, metode pengumpulan data, sistematika penulisan laporan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini menjelaskan dasar-dasar teori mengenai kWh meter dan pengukuran tidak langsung pada tegangan rendah.
5
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI
Pada bab ini berisi penjelasan mengenai proses perancangan dan
pembuatan alat. Seperti membuat design alat, pembuatan layout, pembuatan wiring, penentuan spesifikasi komponen, hingga alat tersebut selesai.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini berisi mengenai hasil pengujian serta hasil evaluasi/analisis
dari modul praktikum. BAB V PENUTUP Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN